BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Air bagi kehidupan manusia merupakan unsur yang sangat vital. Semua orang tidak dapat hidup tanpa air.

dokumen-dokumen yang mirip
NERACA DAN NILAI KEKRITISAN AIRTANAH UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN DOMESTIK DESA GEDAREN DAN DESA KAYUMAS, KECAMATAN JATINOM, KABUPATEN KLATEN, JAWA

BAB I PENDAHULUAN. ini. Terdapat kira-kira sejumlah 1,3-1,4 milyard Km 3 air dengan persentase 97,5%

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. ini, ketidakseimbangan antara kondisi ketersediaan air di alam dengan kebutuhan

1. Alur Siklus Geohidrologi. dari struktur bahasa Inggris, maka tulisan hydrogeology dapat diurai menjadi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Daerah penelitian termasuk dalam lembar Kotaagung yang terletak di ujung

Pengaruh Pencemaran Sampah Terhadap Kualitas Air Tanah Dangkal Di TPA Mojosongo Surakarta 1

DAFTAR ISI. Halaman Judul... Halaman Persetujuan... Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Gambar... Daftar Peta... Daftar Lampiran...

BAB I PENDAHULUAN. Muka bumi yang luasnya ± juta Km 2 ditutupi oleh daratan seluas

BAB I PENDAHULUAN. besar dari tekanan atmosfer. Dari seluruh air tawar yang terdapat di bumi,

Air Tanah. Air Tanah adalah

HIDROSFER I. Tujuan Pembelajaran

KATA PENGANTAR BAB I

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. KATA PENGANTAR... ii. DAFTAR ISI... iii. DAFTAR TABEL... vi. DAFTAR GAMBAR... xi BAB I PENDAHULUAN... 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

POTENSI AIRTANAH DI CEKUNGAN AIRTANAH (CAT) PALU BERDASARKAN SATUAN HIDROMORFOLOGI DAN HIDROGEOLOGI. Zeffitni *)

dan penggunaan sumber daya alam secara tidak efisien.

BAB IV KONDISI HIDROGEOLOGI

BAB 3 GEOLOGI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. pembangkit tenaga listrik. Secara kuantitas, jumlah air yang ada di bumi relatif

Jurnal APLIKASI ISSN X

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. KATA PENGANTAR... ii. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR TABEL... vii. DAFTAR GAMBAR... ix. A Latar Belakang...1

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB II DASAR TEORI DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Air adalah sebutan untuk senyawa yang memiliki rumus kimia H 2 O. Air. Conference on Water and the Environment)

1. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

GEOHIDROLOGI PENGUATAN KOMPETENSI GURU PEMBINA OSN SE-ACEH 2014 BIDANG ILMU KEBUMIAN

2014 KAJIAN KUALITAS AIR TANAH DI SEKITAR KAWASAN BUDIDAYA IKAN PADA KERAMBA JARING APUNG DI WADUK JATILUHUR KABUPATEN PURWAKARTA

BAB 4 PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR TANAH KASUS WILAYAH JABODETABEK

Cyclus hydrogeology

Universitas Gadjah Mada

STUDI KETERSEDIAAN AIRTANAH BEBAS UNTUK PROYEKSI KEBUTUHAN AIR DOMESTIK DI KECAMATAN NGEMPLAK KABUPATEN SLEMAN

PENYELIDIKAN HIDROGEOLOGI CEKUNGAN AIRTANAH BALIKPAPAN, KALIMANTAN TIMUR

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. air terjadi pada sumber-sumber air seperti danau, sungai, laut dan airtanah. Air

mengakibatkan Kabupaten Gunungkidul dikatakan sebagai daerah miskin air dan bencana kekeringan menjadi permasalahan yang sering dihadapi oleh

KAJIAN POTENSI DAN ARAHAN PENGGUNAAN AIRTANAH UNTUK KEBUTUHAN DOMESTIK DI KECAMATAN DEPOK KABUPATEN SLEMAN. Andri Yudistira

PENGGUNAAN AIR TANAH UNTUK LAHAN PERTANIAN KECAMATAN PEDAN KABUPATEN KLATEN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

HIDROGEOLOGI MATA AIR

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Air merupakan sumberdaya alam yang terbarukan dan memiliki peranan

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Dimas Aditia Tjahyo Nugroho Adji Keywords: spatial analysis, water quality, nitrate, nitrite, ammonia

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... x

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Yuliyanti,2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia terletak di daerah tropis merupakan negara yang mempunyai ketersediaan air yang cukup.

TINJAUAN PUSTAKA. akuifer di daratan atau daerah pantai. Dengan pengertian lain, yaitu proses

BAB I PENDAHULUAN. makhluk hidup di muka bumi. Makhluk hidup khususnya manusia melakukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Air merupakan kebutuhan utama seluruh makhluk hidup. Bagi manusia selain

BAB I PENDAHULUAN. Sumberdaya air bersifat dinamis dalam kualitas dan kuantitas, serta dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDUGAAN PARAMETER UPTAKE ROOT MENGGUNAKAN MODEL TANGKI. Oleh : FIRDAUS NURHAYATI F

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan terhadap barang ini pun kian meningkat seiring bertambahnya jumlah

DINAMIKA ALIRAN AIR TANAH PADA LAHAN RAWA PASANG SURUT

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terus berkembang bukan hanya dalam hal kuantitas, namun juga terkait kualitas

BAB II KAJIAN PUSTAKA. yang berarti tulisan atau lukisan. Menurut Erasthotenes, geo graphika

KUALITAS AIR TANAH UNTUK IRIGASI DI DTA RAWA PENING

BAB III KONDISI EKSISTING DKI JAKARTA

PAPER KARAKTERISTIK HIDROLOGI PADA BENTUK LAHAN VULKANIK

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Berdasarkan perhitungan dan dibantu dengan data-data sekunder dari

3,28x10 11, 7,10x10 12, 5,19x10 12, 4,95x10 12, 3,10x xviii

BAB III TEORI DASAR. Hidrogeologi adalah bagian dari hidrologi (sub-surface hydrology) yang

DAFTAR ISI. BAB III TEORI DASAR Lereng repository.unisba.ac.id. Halaman

BAB I PENDAHULUAN. bersifat komersial seperti kegiatan industri, pertanian, perkantoran, perhotelan,

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

IDENTIFIKASI AIR TANAH DAN PEMANFAATANYA UNTUK PERTANIAN. Hendri Sosiawan. Identifikasi Air Tanah dan Pemanfaatannya untuk Pertanian

Studi Hidrogeologi dan Identifikasi Intrusi Air asin pada Airtanah di Daerah Samas, Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i. Daftar Isi... ii. Daftar Tabel... vii. Daftar Gambar... ix. Daftar Lampiran... xiv. Intisari... xv. Abstract...

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DAFTAR ISI. BAB II. GEOLOGI REGIONAL...12 II.1. Geomorfologi Regional...12 II.2. Geologi Regional...13 II.3. Hidrogeologi Regional...16.

Sub Kompetensi. Pengenalan dan pemahaman pengembangan sumberdaya air tanah terkait dalam perencanaan dalam teknik sipil.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Tinjauan Umum

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Air merupakan kebutuhan vital setiap makhluk hidup. Dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan kimia airtanah dipengaruhi oleh faktor geologi dan faktor antropogen.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Air sangat dibutuhkan oleh semua mahkluk hidup tanpa terkecuali

JUDUL HALAMAN PENGESAHAN KATA PENGANTAR PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN DAFTAR ISI DAFTAR TABEL

MAKALAH. PENGELOLAAN SUMBERDAYA AIR MELALUI PENDEKATAN DAERAH TANGKAPAN AIR ( Suatu Pemikiran Untuk Wilayah Jabotabek ) Oleh S o b i r i n

PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR (PSDA) Dosen : Fani Yayuk Supomo, ST., MT ATA 2011/2012

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang I.2 Perumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Pengantar Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. modern ini, baik untuk kebutuhan sehari-hari yang bersifat individu maupun

BAB I PENDAHULUAN. air bersih semakin meningkat dan sumber-sumber air konvensional yang berupa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan air tersebut dapat diperoleh dari berbagai macam sumber,

BAB I PENDAHULUAN. pertemuan antara air tawar dan air laut. Wilayah ini memiliki keunggulan berupa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Barat, Jalan Jhoni Anwar No. 85 Lapai, Padang 25142, Telp : (0751)

IDENTIFIKASI AIR TANAH DAN PEMANFAATANYA UNTUK PERTANIAN

STUDI KARAKTERISTIK AKUIFER BEBAS DAN HASIL AMAN PENURAPAN AIRTANAH KECAMATAN TRUCUK KABUPATEN KLATEN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Air bagi kehidupan manusia merupakan unsur yang sangat vital. Semua orang tidak dapat hidup tanpa air. Ketersediaan sumberdaya ir di Indonesia sangat melimpah, namun hanya sedikit yang dapat dikonsumsi untuk keperluan air minum. Air yang dapat dimanfaatkan sebagai air minum hanya 5% saja dari total jumlah air yang ada, sisanya merupakan air yang tidak dapat dikonsumsi sebelum dilakukan pengolahan lebih lanjut (Triadmojo,2008). Jumlah air di Bumi secara keseluruhan relatif tetap dari masa ke masa (Suripin,2002). Ketersediaan air mengandung berbagai unsur variabilitas ruang (spatial variability) dan variabilitas waktu (temporal variability) yang sangat tinggi. Hal itu mengakibatkan ketersediaan air menjadi bagian dari fenomena alam yang sulit diatur dan diprediksi dengan akurat. Perkembangan wilayah pada suatu daerah akan menyebabkan kebutuhan air terus meningkat seiring dengan laju pertumbuhan penduduk. Pemenuhan kebutuhan pangan dan aktivitas penduduk selalu erat kaitannya dengan kebutuhan akan air. Tuntutan tersebut tidak dapat dihindari, tetapi haruslah diprediksi dan direncanakan pemanfaatan sebaik mungkin. Airtanah merupakan sumber air utama yang digunakan masyarakat untuk memenuhi berbagai kebutuhan. Penggunaan airtanah umumnya masih terbatas untuk keperluan rumah tangga, sedangkan penggunaan airtanah lainnya adalah untuk keperluan industri serta usaha pertanian pada musim-musim tertentu. Sumberdaya air tersebut merupakan sumberdaya yang terbaharui, namun demikian ketersediaannya tidak selalu sesuai dengan waktu, ruang, jumlah, dan mutu yang dibutuhkan. Ketersediaan airtanah dan potensi airtanah berbeda-beda antara satu daerah dengan daerah lainnya. Hal tersebut dapat dipengaruhi oleh iklim, tanah, vegetasi, bentuklahan, struktur geologi, dan mineral batuan. Kondisi geologi dan geomorfologi merupakan salah satu aspek penting yang termasuk dalam bidang 1

kajian sistem airtanah. Faktor-faktor tersebut akan berpengaruh terhadap karakteristik airtanah (Tood, 2005). Potensi airtanah pada dasarnya merupakan jumlah air perkapita yang ada dalam kurun waktu tahunan (Todd, 1980). Penentuan potensi airtanah selalu mengacu pada kuantitas ketersediaan airtanah dan kualitas airtanah (Hidayat, 2008). Jumlah penduduk yang semakin meningkat setiap tahunnya menyebabkan kebutuhan air domestik meningkat. Kebutuhan air yang semakin meningkat tanpa memperhatikan ketersediaan air yang ada, maka akan menimbulkan permasalahan seperti adanya krisis air bersih. Kecenderungan yang sering terjadi adalah adanya ketidakseimbangan antara ketersediaan dan kebutuhan air. Untuk mencapai keseimbangan antara kebutuhan air dan ketersediaan air diperlukan upaya pengkajian mengenai kebutuhan air domestik. Selain pengkajian mengenai kebutuhan air domestik upaya yang dilakukan untuk mencapai keseimbangan neraca airtanah adalah dengan cara efisiensi penggunaan air. Pertambahan penduduk danpertumbuhan ekonomi telah meningkatkan kebutuhan air baik jumlahnya maupun kualitasnya. Peran airtanah sebagai sumberdaya yang melengkapi air permukaan untuk pasokan air cenderung meningkat. Terdapat beberapa keuntungan dalam penggunaan sumberdaya airtanah yakni kualitas airtanah umumnya baik, biaya investasi relative rendah, dan dapat dimanfaatkan ditempat yang membutuhkannya (Bapenas, 2003). Sumber airtanah di Klaten terdiri dari air tanah bebas, air tanah tertekan, dan mata air (spring) (Suharjo, 2005).Terdapat 3 sumber mata air yang terdapat di Kecamatan Jatinom yaitu mata air Jalatundo, Susuhan, dan Gedaren. Kondisi airtanah di Kecamatan Jatinom volumenya sangat bervariasi karena terletak di antara volcanic food plain dan volcanic foot pada unit geomorfologi Gunungapi Merapi (Bronto, et al, 2006). Meskipun demikian, dari 18 desa yang ada di Kecamatan Jatinom, ada beberapa desa yang kondisi airtanahnya mempunyai muka airtanah yang sangat dalam yaitu Desa Kayumas, Desa Bandungan, Desa Bengking, dan Desa Temuireng, sehinggga untuk memenuhi kebutuhan air setiap harinya menggunakan air hujan dan air PDAM. 2

Gambar 1.1 Peta Administrasi Kecamatan Jatinom 3

Jumlah penduduk 1.2.Perumusan Masalah Daerah penelitian di Desa Kayumas dan Desa Gedaren berada di Kecamatan Jatinom. Kecamatan Jatinom terletak di antara volcanic food plain dan volcanic foot pada unit geomorfologi Gunungapi Merapi (Bronto, et al, 2006) yang memiliki airtanah dengan volume yang bervariasi. Sebagian penduduk di beberapa tempat seperti di Desa Kayumas, Bandungan, Bengking, dan Temuireng membuat tampungan air hujan serta mengambil airtanah bukan dari daerahnya sendiri dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari akibat ketersediaan airtanah yang terbatas serta kedalaman airtanah yang sangat dalam. Kurangnya teknologi mengakibatkan kondisi airtanah di Desa Kayumas, Bandungan, Bengking, dan Temuireng menjadi kritis air bersih. Kecamatan Jatinom merupakan wilayah dengan kondisi fisik yang beragam. Kondisi fisik yang beragam mempengaruhi ketersediaan air di Kecamatan Jatinom. Ketersediaan airtanah dipengaruhi oleh musim serta batuan penyusunnya. Ketersediaan airtanah akan berpengaruh terhadap pemanfaatannya baik untuk mencukupi kebutuhan air domestik maupun untuk keperluan lain. Kebutuhan air domestik dipengaruhi oleh perkembangan jumlah penduduk, perkembangan jumlah penduduk yang tidak terkontrol dapat meningkatkan kebutuhan air domestik. Perkembangan jumlah penduduk dapat dilihat pada Gambar 1.2 dan laju pembangunan di Desa Kayumas dan Desa Gedaren mempengaruhi ketersediaan serta kebutuhan air untuk kegiatan domestik setiap harinya. JUMLAH PENDUDUK TAHUN 2010--2013 52338 58509 58593 58621 2010 2011 2012 2013 tahun Gambar 1.2. Grafik Jumlah Penduduk Kecamatan Jatinom Tahun 2010 2013, Kecamatan Jatinom Dalam Angka 2014 4

Permasalahan kondisi airtanah di daerah penelitian terkait dengan jumlah airtanah yang dapat tertampung pada akuifer. Berdasarkan kondisi tersebut, sangat menarik untuk dilakukan pengkajian tentang seberapa besar debit airtanah di Desa Gedaren dan Desa Kayumas untuk penentuan pengambilan airtanah dan evaluasi ketersediaan airtanah untuk penyediaan air bagi kebutuhan rumah tangga. Berdasarkan permasalahan di daerah penelitian tersebut, maka dapat dirumuskan hal-hal berikut: 1. Berapa kapasitas airtanah di Desa Kayumas dan Desa Gedaren? 2. Seperti apa kemampuan airtanah di Desa Kayumas dan Desa Gedaren dalam memenuhi kebutuhan air domestik? 1.3.Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian terkait dengan neraca dan nilai kekritisan airtanah untuk kebutuhan air domestik yaitu: 1. Mengidentifikasi dengan membandingkan nilai ketersediaan serta kebutuhan airtanah di Desa Kayumas dan Desa Gedaren. 2. Mengidentifikasi dengan membandingkan nilai kekritisan airtanah di Desa Kayumas dan Desa Gedaren. 1.4.Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan memiliki manfaat dalam beberapa aspek yang meliputi: 1. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan tambahan informasi mengenai ketersediaan airtanah untuk kebutuhan air domestik di Desa Gedaren dan Desa Kayumas, Kecamatan Jatinom. 2. Aspek penyedia data bagi pemerintah daerah atau instansi-instansi yang memerlukan data yang berkaitan dengan kodisi airtanah dalam pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya airtanah di Desa Kayumas dan Desa Gedaren, Kecamatan Jatinom. 1.5. Tinjuan Pustaka 1.5.1. Geologi dan Geomorfologi Kondisi geologi dan geomorfologi merupakan salah satu aspek penting yang termasuk dalam bidang kajian sistem airtanah. Faktor-faktor tersebut nantinya 5

akan berpengaruh terhadap karakteristik dan agihan airtanah (arah gerakan airtanh, kedalaman muka airtanah, kualitas dan tipe hidrokimia airtanah), dan karakteristik akuifer (tipe atau jenis, tebal, kedalaman, sifat kelulusan, dan keseragaman akuifer) (Santoso, 2000 dalam Yulianto, 2005). Menurut Pannekoek (1949) tubuh Gunungapi Merapi dibagi menjadi enam satuan morfologi, yaitu kepundan, satuan morfologi kerucut gununapi, satuan morfologi lereng gunungapi, satuan morfologi kaki gunungapi, satuan morfologi dataran kaki gunungapi dan satuan dataran aluvial gunungapi. Ilustrasi Profil penampang melintang topigrafi Kecamatan Jatinom ditunjukkan pada Gambar 1.3. Masing-masing bagian tersebut, pembentukan dan penyebaran airtanah mempunyai sifat dan karakteristik tertentu. Keberadaan airtanah umumnya berada pada batuan yang sangat berpori dan tidak kompak, berselang-seling dengan lapisan-lapisan aliran lava yang umumnya kedap air. Hal ini menyebabkan terakumulasinya airtanah yang cukup besar dan muncul sebagai mataair-mataair dengan debit yang bervariasi, pada tekuk lereng (break of slope) mataair memiliki debit yang sangat besar. PROFIL KECAMATAN JATINOM Gambar 1.3. Gambar Profil Penampang Melintang Topografi Kecamatan Jatinom (Susanti, 2016) 6

1.5.2. Pengertian Hidrologi Hidrologi adalah ilmu yang berkaitan dengan air di Bumi, terjadinya peredaran dan agihannya, sifat-sifat kimia dan fisikanya, dan reaksi dengan lingkungannya termasuk hubungannya dengan makhluk hidup (International Glossary of Hydrology, 1974 dalam Seyhan 1995). Salah satu bagian dari hidrologi yakni hidrologi kualitas air yang secara khusus mengkaji mengenai kondisi alami air yang ditinjau dari sifat fisik, sifat kimia, dan sifat biologi. Adanya sifat fisik, kimia, dan biologi tersebut, maka dapat diketahui karakteristik air yang akan digunakan, apakah sesuai dengan syarat baku mutu air yang telah ditentukan. Terlebih air yang digunakan untuk air minum, akan berdampak negatif bagi kesehatan apabila parameter-parameter kualitas air yang terkandung di dalamnya melebihi dari baku mutu yang telah ditentukan. Oleh karena itu penting untuk dilakukan penelitian terhadap air yang digunakan sebagai sumber air minum. Air merupakan salah satu senyawa kimia yang terdapat di alam secara berlimpah-limpah, sehingga ketersediaan air yang memenuhi syarat bagi keperluan manusia relatif sedikit karena dibatasi oleh berbagai faktor. Tabel 1.1 menunjukkan bahwa lebih dari 97% air di muka bumi ini merupakan air laut yang tidak dapat digunakan oleh manusia secara langsung. 3% dari air yang tersisa, 2% di antaranya tersimpan sebagai gunung es (glacier) di kutub dan uap air, yang juga tidak dapat dimanfaatkan secara langsung. Air yang benar-benar tersedia bagi keperluan manusia hanya 0.62%, meliputi air yang terdapat di danau, sungai, dan air tanah, sehingga,manusia harus menggunakan air sebaik mungkin. jika ditinjau dari segi kualitas, air yang memadai bagi konsumsi manusia hanya 0.003% dari seluruh air yang ada dari 0.62%. Airtanah terdapat pada beberapa tipe lapisan batuan. Keberadaan sumber airtanah yang potensial biasanya dikontrol oleh sebuah atau sekumpulan lingkungan yang geologinya kondusif. Keterdapatan airtanah sangat dipengaruhi banyak faktor namun yang paling dominan adalah curah hujan, morfologi, geologi, serta penggunaan lahannya. 7

Tabel 1.1. Tabel Distribusi Air di Bumi Lokasi Volume (x 10 3 km 3 ) Presentase (%) 1. Laut 2. Air Tawar: a. Gunung es (glacier) b. Uap air di atmosfer c. Air tanah hingga kedalaman 4.000 m d. Uap air di tanah e. Sungai f. Danau asin g. Danau air tawar 1.320.000 1.370.000 24.000 29.000 13 14 4.000 8.000 60 80 1.2 104 125 97.3 2.1 0.001 0.6 0.006 0.00009 0.007 0.009 Sumber: Jeffries and Mills, 1996 dalam Telaah Kualitas Air, 2003 1.5.3. Airtanah Airtanah dalam siklus hidrologi adalah suatu aliran air yang berada di zona jenuh air (saturated zone) yang bergerak ke bawah mengikuti topografi regional permukaan dan juga struktur tanah akibat gaya gravitasi, air tanah tersebut akan berhenti apabila air tersebut mencapai muara tubuh air atau suatu genangan air. Karena dinamika airtanah dipengaruhi oleh topografi maka karakteristik airtanah dari masing-masing satuan lahan berbeda (Rao, 1991 dalam Telaah Kualitas Air, 2003). Menurut (Fetter, 1988) airtanah (groundwater)merupakan air yang menempati rongga-rongga dalam lapisan geologi, yang ketersediaannya sangat tergantung pada lapisan batuan yang dapat mengandung dan menyimpan air dalam jumlah yang cukup. Keberadaan sumber airtanah yang potensial biasanya dikontrol 8

oleh sebuah atau sekumpulan lingkungan yang geologinya kondusif. Airtanah terdapat pada formasi geologi yang dapat menyimpan dan melalukan air dalam jumlah yang besar, yang dikenal sebagai akuifer (Todd, 1980). Menurut (Fetter, 1988) Lapisan tanah kaitannya dengan kemampuan menyimpan dan meloloskan air dibedakan atas empat lapisan, yaitu: 1. Aquifer, adalah lapisan yag dapat menyimpan dan mengalirkan air dalam jumlah besar. Lapisan batuan ini bersifat permeabel, seperti kerikil dan pasir. 2. Aquiclude, adalah lapisan yang dapat menyimpan air, tetapi tidak dapat mengalirkan air dalam jumlah besar, seperti lempung, tuff halus, dan silt. 3. Aquifuge, adalah lapisan yang tidak dapat menyimpan dan mengalirkan air. Contohnya batuan granit dan batuan yang kompak. 4. Aquitard, adalah lapisan atau formasi batuan yang dapat menyimpan air, tetapi hanya dapat meloloskan air dalam jumlah yang terbatas. Berdasarkan kedudukan lapisan batuan, Seyhan (1995) membagi akuifer menjadi 4 tipe yaitu: 1. Akuifer Tidak Tertekan (Unconfined Aquifer) Akuifer ini disebut juga akuifer bebas, freaktik, atau non-artesis) batas atasnya adalah muka airtanah. Kelengkungan dan kedalaman muka airtanah beragam bergantung pada kondisi permukaan, luas pengisian kembali, debit pemompaan sumur, dan permeabilitas. 2. Akuifer Tertekan (Confined Aquifer) Akuifer ini juga disebut akuifer artesis atau akuifer tekanan yaitu airtanah dibatasi oleh 2 strata yang relative kedap air. Airnya berada di bawah tekanan dan bagian atasnya dibatasi oleh permukaan piezometrik yaitu suatu permukaan imajiner serupa dengan arah tekanan hidrostatis pada akuifer. 3. Akuifer Menggantung (Pearched Aquifer) Akuifer ini merupakan akuifer yang dipisahkan dari tubuh utama airtanah oleh lapisan yang relatif kedap air dengan luas yang sempit. Terjadinya akibat sisipan melensa dari lapisan batuan yang kedap air. 4. Akuifer Semi-Tertekan (Semi-Confined Aquifer) 9

Akuifer ini merupakan akuifer yang dibatasi oleh lapisan-lapisan semipermeabel. Menurut Todd (1980) ada empat parameter yang dapat menentukan karakteristik suatu akuifer, keempat parameter tersebut yaitu koefisien timbunan (storage coefficient), Porositas (porosity), kelulusan (permeability), dan keturusan (transmisivity). Selain karakteristik akuifer, kondisi airtanah dapat digunakan sebagai parameter penentu ketersediaan airtanah di suatu wilayah, yaitu melalui pengukuran muka airtanah. Muka airtanah mengalami perubahan ketinggian karena adanya perubahan tekanan pada airtanah, dan sering disebut fluktuasi airtanah. Faktor yang mempengaruhi fluktuasi airtanah yaitu adanya perbedaan pengisian dan pengambilan airtanah, variasi aliran, perubahan cuaca, pasang surut, urbanisasi, gempa bumi, pembebanan dari luar serta penurunan airtanah (Todd, 1980). 1.5.4. Ketersediaan dan Potensi Airtanah Potensi airtanah meliputi kualitas dan kuantitas airtanah pada suatu akuifer. Istilah yang berkaitan dengan parameter akuifer meliputi airtanah, gerakan airtanah, fluktuasi muka airtanah, specific yield, tebal akuifer, luas penampang akuifer, peta kontur airtanah, dan arah aliran airtanah (Todd,1980). Kesamaan iklim dan kondisi geologi di suatu daerah akan memberikan kesamaan kondisi airtanah. Kondisi ini akan berpengaruh terhadap kuantitas dan kualitas airtanah yang meliputi karakter fisika dan kimia airtanah pada sistem akuifer tersebut. Airtanah memiliki potensi yang berbeda-beda menurut ruang dan waktu tertentu. Perbedaan sifat airtanah tergantung dari sistem akuifer yang dilaluinya. Hal ini menandakan bahwa suatu tempat dengan kondisi fisik tertentu memiliki karakteristik akuifer yang berbeda pula (Arsyad, 2006). Airtanah adalah bagian air yang berada pada lapisan tanah. Kedalaman airtanah tidak sama pada setiap tempat tergantung pada ketebalannya lapisan permukaan di atasnya dan kedudukan lapisan airtanah tersebut. Permukaan yang merupakan bagian atas dari tubuh air disebut permukaan preatik. Volume air yang meresap ke dalam tanah tergantung pada jenis lapisan batuannya. Terdapat dua jenis lapisan dalam tanah yaitu lapisan kedap air (impermeable) dan lapisan tak kedap air (permeable) (Fetter, 1988). 10

Konduktivitas hidrolik atau permeabilitas adalah sebuah koefisien perbandingan yang menjelaskan tingkatan dimana air dapat bergerak melalui media permeable (Fetter, 1988). Sebuah koefisien yang secara proporsional menggambarkan kecepatan air yang dapat melaju melalui media permeable dalam unit waktu dan unit gradient hidrolik. Untuk menentukan ketersediaan airtanah dapat menggunakan metode Darcy. Ada banyak faktor yang mempengaruhi besar kecilnya penggunaan air untuk memenuhi kebutuhan air disuatu daerah(mc Ghee, 1991 dalam Linsley, 1976 dalam Suhartoni, 1999). Faktor-faktor tersebut adalah : a. Iklim Kebutuhan air untuk mandi, mencuci, penyiraman tanaman, pendinginan udara dan lain-lainnya akan lebih besar pada daerah yang beriklim panas dan kering dari pada di iklim dinginn. Pada daerah beriklim dingin air banyak digunakan di keran-keran untuk mencegah bekunya pipapipa saluran. b. Karakteristik penduduk Penggunaan air dipengaruhi oleh status sosial ekonomi dari pemakai. Pemakai air per kapita pada daerah-daerah miskin jauh lebih rendah dibandingkan dengan kondisi daerah yang ekonominya lebih baik, apalagi di daerah-daerah tanpa pembuangan limbah, konsumsi akan lebih rendah sehingga hanya sebesar 40 liter per kapita per hari. c. Masalah lingkungan hidup Semakin meningkatnya kepedulian masyarakat terhadap berlebihnya pemakaian sumberdaya alam, menyebabkan berkembangnya alat-alat yang dapat digunakan untuk menghitung jumlah penggunaan air. Ketersediaan airtanah di daerah penelitian berkaitan erat dengan pertumbuhan penduduk yang meningkat. Ini dikarenakan penduduk membutuhkan air untuk memenuhi kebutuhan domestik. Adanya pertumbuhan penduduk yang meningkat dari tahun ketahun menyebabkan kebutuhan akan airtanah meningkat. penduduk memanfaatkan airtanah dikarenakan memiliki beberapa kelebihan yaitu 11

kualitasnya relatif lebih baik dibandingkan air permukaan dan tidak terpengaruh musim serta cadangan airtanah lebih besar dan mudah diperoleh. 1.5.5. Penggunaan Airtanah Kebutuhan air domestik adalah penggunaan air untuk kebutuhan perorangan, apartemen-apartemen, rumah-rumah, dan keperluan sehari-hari seperti minum, masak, mandi, mencuci, menyiram tanaman, dan keperluan sanitasi (Sutikno, 1981 dalam Syahreza, 2010). Kebutuhan airtanah pada suatu daerah yang penduduknya mayoritas tidak terdapat industri besar, dan bertumpu dibidang pertanian, maka yang diperhitungkan hanya kebutuhan air untuk rumah tangga dan kebutuhan air untuk irigasi. Kualitas airtanah yang baik berpengaruh terhadap jumlah air yang dibutuhkan penduduk untuk keperluan domestik. Pemanfaatan airtanah bertambah besar seiring kemajuan masyarakat, oleh karena itu pemanfaatan airtanah dapat dijadikan tolak ukur kemajuan masyarakat (Simoen dalam Syahputra, 2003). Berdasarkan UU No. II Tahun 1974 dalam Syahputra, 2003), kebutuhan air diberbagai sektor dibagi menjadi tiga kategori: 1. Kategori A, yaitu air minum, air untuk rumah tangga, untuk hankmnas, untuk peribadatan, dan untuk perkotaan. 2. Kategori B, yaitu untuk pertanian, pertanian rakyat, air peternakan, air perkebunan, dan air perikanan. 3. Kategori C, yaitu air ketenagaan, air industri, air pertambangan, air untuk lalu lintas, air untuk rekreasi. Air untuk kebutuhan domestik bisa dikenal juga dengan air kategori A. Menurut Sasongko (1985) dalam memenuhi kebutuhan air, banyaknya penggunaan air setiap orang berbeda-beda. Perbedaan tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor, yaitu: iklim, penduduk, masalah lingkungan hidup, industry, perdagangan, iuran air dan meteran, ukuran kuota, dan kebutuhan konversi air. 12

1.5.6. Keaslian Penelitian Keaslian penelitian ini dapat ditunjukkan dengan tabel, secara sistematis beberapa penelitian sebelumnya sebagai acuan sekaligus pembanding, baik dari segi obyek kajiannya, tujuan dan metode, seperti pada Tabel 1.2 berikut: Tabel 1.2. Tabel Perbandingan dengan Beberapa Penelitian Terdahulu Peneliti Judul Bentang/ Tujuan Metode bentuklahan Langgeng Wahyu Santosa (1999) Model Hidrostratigrafi dan Hidrokimia untuk Penelusuran Genesis Airtanah dan Tipe Akuifer di Lembah Rawa Jombor, Bayat, Klaten Rawa Jombor/Rawa 1. Mengetahui karakteristik dan tipe akuifer, serta tipe hidrokimia airtanah 2. Mengetahui faktorfaktor variasi kondisi airtanah dan proses pembentukan airtanah payau 3. Menentukan lokasi kedalaman sumur untuk memperoleh airtanah tawar 1. Analisis hidrostratigrafi (uji resistivitas batuan dengan metode geolistrik Schlumberger o neill) 2. Analisis tipe hidrogeokimia airtanah dengan square piper diagram 3. Analisis diskriptifkomparatif hidrostratigrafi airtanah dengan keterdapatan airtanah payau maupun airtawar 13

Sutikno, Potensi Sumberdaya Alam Gunungapi 1. Mengetahui karakteristik Analisis kuantitatif, kualitatif, dkk (2002) Gunungapi Merapi untuk Merapi/Volkani bentanglahan wilayah dan spasial sumberdaya alam Mendukung Kehidupan k Gunungapi Merapi di wilayah Gunungapi Merapi Masyarakat Sekitar 2. Menganalisis persebaran penduduk 3. Mengevaluasi potensi sumberdaya alam Yuhdiyanto Ketersediaan Airtanah Gunung Merapi 1. Menganalisis 1. Gambaran tentang keadaan (2007) Bebas untuk Kebutuhan Volkan karakteristik akuifer fisik akuifer airtanah Domestik dan Irigasi di 2. Menghitung dangkal, kondisi airtanah Dataran Kaki Volkan ketersediaan airtanah yang meliputi gerak Merapi Muda dan Lereng dan hasil aman airtanahnya, perhitungan Kaki Perbukitan penurapan airtanah ketersediaan airtanah, hasil Baturagung Kecamatan 3. Menganalisis kebutuhan aman penurapan airtanah, Imogiri, Kabupaten airtanah untuk kebutuhan airtanah untuk Bantul, Daerah Istimewa kebutuhan domestik dan kebutuhan air domestik dan Yogyakarta irigasi irigasi. 14

Ratih Ketersediaan Airtanah Dataran Kaki 1. Mengetahui 1. Analisis hidrostratigrafi (uji Primaningty Untuk Kebutuhan Gunungapi karakteristik akuifer di resistivitas batuan dengan as (2008) Domestik Pada Dataran Merapi Bagian Kecamatan metode geolistrik Kaki Gunungapi Merapi Tenggara/ Karangnongko. Schlumberger o neill). Bagian Tenggara Volkanik 2. Mengetahui kondisi 2. Analisis kuantitatif Kecamatan Karangnongko airtanah di Kecamatan ketersediaan airtanah untuk Kabupaten Klaten Jawa Karangnong-ko. kebutuhan domestik. Tengah 3. Mengetahui ketersediaan airtanah untuk kebutuhan domestik di Kecamatan Karangnongko Mariana Neraca dan Nilai Dataran Kaki 1. Mengetahui nilai Susanti Kekritisan Airtanah untuk Gunungapi ketersediaan serta (2015) Memenuhi Kebutuhan Air Merapi kebutuhan airtanah di Domestik Kecamatan Kecamatan Jatinom. Jatinom Kabupaten Klaten Jawa Tengahs 15

2. Mengetahui tingkat kekritisan airtanah di Kecamatan Jatinom. 16

1.5.7. Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran penelitian disajikan pada gambar berikut: Desa Kayumas dan Desa Gedaren Jumlah penduduk Karakteristik akuifer: 1. Jenis material 2. Tebal akuifer 3. Tipe akuifer 4. Specific yield 5. Fluktuasi muka airtanah Kondisi airtanah: 1. Debit airtanah 2. Kualitas airtanah (rasa, warna, dan bau) Pemanfaatan airtanah untuk keperluan domestik Ketersediaan airtanah Penurapan airtanah Dampak yang terjadi: 1. Penurunan muka airtanah 2. Kekeringan 3. Kuantitas airtanah menurun Kemampuan airtanah menyediakan air untuk kebutuhan domestik Evaluasi ketersediaan airtanah untuk kebutuhan domestik Gambar 1.4. Kerangka Pikir Penelitian 17