BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah eksperimen di bidang Ilmu Teknologi Pangan.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE A. Tempat dan Waktu Penelitian B. Bahan dan Alat

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Jenis pelitian ini adalah jenis penelitian eksperimen di bidang Ilmu Teknologi Pangan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tempat penelitian dilakukan di Laboratorium kimia Analis Kesehatan,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. JENIS PENELITIAN Penelitian ini termasuk penelitian jenis eksperimen dibidang Ilmu Teknologi Pangan.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk penelitian jenis eksperimen di bidang Ilmu Teknologi pangan.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian melalui eksperimen di bidang Ilmu Teknologi Pangan.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen di Bidang Teknologi Pangan

METODE. Materi. Rancangan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah jenis penelitian eksperimen di bidang Ilmu Teknologi Pangan.

C. Prosedur Penelitian 1. Penelitian Pendahuluan Penelitian pendahuluan dimaksudkan untuk mendapatkan yield nata de cassava yang optimal.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. putus, derajat kecerahan, kadar serat kasar dan sifat organoleptik dilaksanakan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Balai Riset dan Standardisasi Industri

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan selama bulan Mei hingga Agustus 2015 dan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan prosedur analisa besi, baik secara kualitatif maupun. kuantitatif, maka yang menjadi kerangka konsep adalah:

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Balai Riset dan Standardisasi Industri

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. labu ukur, gelas ukur, labu erlenmeyer, alat UV-Vis Auto UV-2600,

METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian Penelitian Pendahuluan

MATERI DAN METOD E Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Penelitian Tahap Pertama

III. METODE PENELITIAN. laboraturium Nutrisi Peternakan, Fakultas Pertanian Peternakan, Universitas

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PENGGUNAAN PEWARNA ALAMI, WAKTU PENGUKUSAN DAN SUHU TERHADAP PEMBUATAN SNACK MIE KERING RAINBOW

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian pendahuluan dilaksanakan pada bulan Februari 2017 dan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 5-6 bulan di Laboratorium Ilmu dan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Universitas Muhammadiyah Malang mulai bulan April 2014 sampai Januari 2015.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan Juli 2014 di

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari Maret 2017 di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2014 di Laboratorium Rekayasa

METODE. Bahan dan Alat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

TEHNIK PEMBUATAN MIE SEHAT. Dr. Sri Handayani

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan yaitu pengering kabinet, corong saring, beaker glass,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2016 hingga Februari tahun

BAB III METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pangan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Termasuk

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Industri Rumah Tangga Produksi Kelanting MT,

III. METODE PENELITIAN. Biomedik Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang. Kegiatan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Politeknik

BAB III METODE PENELITIAN. A. JENIS PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian eksperimen di bidang teknologi pangan.

BAB III MATERI DAN METODE. super merah dilaksanakan pada bulan Februari - Maret 2017, pengujian overrun,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

3.1. Tempat dan Waktu Bahan dan Aiat Metode Penelitian

3. MATERI DAN METODE. Gambar 2. Alat Penggilingan Gabah Beras Merah. Gambar 3. Alat Penyosohan Beras Merah

BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk -

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Pangan Jurusan Teknologi

METODE PENELITIAN A. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN B. BAHAN DAN ALAT 1. BAHAN 2. ALAT C. TAHAPAN PENELITIAN 1. PENELITIAN PENDAHULUAN III.

METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Tahapan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juli 2013 di

MATERI DAN METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

METODOLOGI Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Tahapan Penelitian Tahap Awal

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari 2017 Februari 2017 di

METODE. Waktu dan Tempat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari hingga April Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini kerangka konsep yang digunakan yaitu:

BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Rekayasa Proses Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian,

III. METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah eksperimen di bidang Ilmu Teknologi Pangan. B. Tempat dan Waktu Tempat pembuatan produk mie basah dan pengujian sifat fisik mie basah dilakukan di Laboratorium Gizi, sedangkan analisa kadar zat besi di Laboratorium Kimia dan uji sifat organoleptik mie di Laboratorium Organoleptik Fakultas Ilmu Kesehatan dan Keperawatan Universitas Muhammadiyah Semarang. Waktu pengambilan data pada bulan Juni 2008, sedangkan waktu yang diperlukan untuk penelitian dari awal pembuatan proposal pada bulan Februari 2008 sampai Juli 2008. C. Bahan dan Alat 1. Pembuatan mie basah Bahan : Bahan yang digunakan dalam pembuatan mie basah adalah, tepung terigu merk cakra, bayam hijau, soda abu/air qi dan garam dapur. Alat : Peralatan yang digunakan dalam pembuatan mie basah adalah, timbangan, baskom, cetakan mie, blender, gelas ukur dan panci, kompor gas. 2. Uji kadar zat besi Bahan : Bahan yang digunakan untuk analisa Fe adalah, kalium ferro sulfat Fe (SO4)2, larutan Tyocyanat ( KSCN ), larutan standar Fe ( 0,1 mg Fe/MI ), larutan asam sulfat (H2SO4) pekat, kalium persulfat (K2S2O8) jenuh, Alat : Peralatan yang digunakan analisa, timbangan analitik, spektrofotometer, kuvet, buret, tabung reaksi dan rak, labu seukuran, gelas kimia, corong, batang pengaduk, pipet volume karet pompa, gelas arloji.

3. Uji Sifat Fisik a. Rehidrasi Bahan : Mie basah berdasarkan proporsi bayam dengan tepung terigu. Alat : Timbangan digital, baskom, oven, pengukur waktu ( timer). b. Elastisitas Bahan : Mie basah berdasarkan proporsi bayam dengan tepung terigu. Alat : Timbangan digital, baskom dan meteran. c. Rendeman Bahan : Mie basah berdasarkan proporsi bayam dengan tepung terigu. Alat : Timbangan, baskom, cetakan mie, blender, gelas ukur dan panci, alat hitung. 4. Uji Organoleptik ( Hedonic scale scoring ) Bahan : Mie basah berdasarkan proporsi bayam dengan tepung terigu. Alat : Piring kecil diberi kode, gelas berisi air minum dan formulir daya terima panelis ini tergolong agak terlatih yang terdiri dari 20 orang dari mahasiswa Progsus D III Gizi Universitas Muhammadiyah Semarang. D. Prosedur Penelitian 1. Penelitian Pendahuluan Dilakukan penelitian pendahuluan pembuatan mie basah dengan proporsi bayam terhadap tepung terigu 0% (control), 10%, 20% dan 30%. Penelitian pendahuluan dimaksudkan untuk mengetahui konsentrasi penambahan bayam yang dapat diterima oleh panelis. Hasil penilaian panelis digunakan untuk penelitian utama. Hasil penelitiaan pendahuluan diperoleh bahwa, sampai dengan konsentrasi 30% masih dapat diterima. Dengan demikian semua perlakuan pendahuluan ditetapkan menjadi penelitian utama. Rancangan penelitian dapat dilihat pada tabel 5.

TABEL 5 RANCANGAN PENELITIAN Variasi produk mie Tepung terigu (gr) 100 90 80 70 Bayam (gr) 0 10 20 30 2. Penelitian Utama a. Persiapan bahan Pembuatan bubur bayam : bayam diblanching kurang lebih 3 menit pada suhu 85 0 C, kemudian diblender dengan penambahan air 15 % dari berat bahan. b. Formulasi Formulasi bahan utama yaitu tepung terigu dengan bayam yang telah dihancurkan sebagaimana perlakuan dalam tabel 5, total bahan adalah 250 gr. c. Pembuatan mie Proses pembuatan mie basah sebagai berikut: Tepung terigu sebagai bahan pokok ditambahkan bubur bayam, penambahan garam dapur 10 % dan soda abu 0,5 % dari jumlah berat bahan. Dengan sedikit bantuan air diaduk sampai terbentuk adonan yang homogen. Pengulenen juga bertujuan untuk mengembangkan gluten. Waktu pengadukan 15 menit dan diistirahatkan 15-30 menit, adonan mie yang telah terbentuk dimasukan kedalam alat pembuat lembaran secara bartahap. Penggilingan dilakukan beberapa kali sampai diperoleh lembaran yang kalis/merata. Alat pembentuk lembaran diatur hingga diperoleh lembaran yang lebih tipis ketebalan + 1 mm, kemudian pencetakan atau pemotongan 20-30 cm, dilanjutkan perebusan selama 2 menit

sambil diaduk dan dilanjutkan pendinginan dengan air mengalir, pendinginan Garam dapur 10% Soda abu 0,5% bertujuan mencegah mie lewat masak dan mencegah agar mie tidak lengket satu sama lain. Setelah itu di tiriskan, sehingga dihasilkan mie basah. Diagram pembuatan mie bisa dilihat pada gambar 1. GAMBAR 1 DIAGRAM PEMBUATAN MIE BASAH Tepung terigu merk cakra Pengadukan dan diistirahatkan 15-30 menit Bayam hijau Blanching + 85 o C Selama 3 menit Penghancuran+Air15% Pembentukan Lembaran ketebalan + 1 mm Bubur bayam 10%, 20%, 30% Pencetakan Pemotongan 20-30cm Perebusan 2 menit Pendinginan Penirisan Mie basah Sumber :Suyanti dan modifikasi penulis, 2008.

3. Prinsip uji kadar Fe ( Apriyantono, 1989) Pengujian Fe diawali dengan pengabuan sampel. Pengabuan dilakukan dengan cara menimbang sejumlah sampel 50 gr kemudian dimasukan dalam cawan porselin lalu di bakar dalam tanur dengan suhu 550 600 o C selama 6 jam. Setelah di abukan selanjutnya diuji Fe dengan prosedur sebagai berikut: Pipet tepat 1 ml larutan sampel dimasukan ke dalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan 1 ml asam sulfat 30%, lalu ditambah 1 ml larutan K2S2O8 jenuh, ditambah 1.5 ml larutan KSCN 40%, setelah itu ditambah aquades sampai volume 10 ml. Buat blangko dengan prosedur yang sama tetapi tanpa larutan bahan, larutan bahan diganti dengan aquades. Buat kurva standar dengan prosedur yang sama tanpa larutan bahan, larutan bahan diganti dengan berbagai konsentrasi larutan WS. Baca warna yang terbentuk pada spektronik dengan panjang gelombang 540 mm. Tanpa kurva standar absorbamsi sampel x konsentrasi standar x F.pengencer x100/b contoh (gr) x 1/1000 mg% Fe (mg/ %g) Absorbansi standar. Sumber : (Dewi SS, 1990). 4. Prosedur analisa sifat fisik ( Aksan, 2000 ) a. Rehidrasi Kecepatan rehidrasi diketahui berdasarkan waktu yang diperlukan mie kering untuk menjadi basah kembali setelah perebusan. Proses pengeringan dengan metode oven selama 100 detik dengan suhu 150 o C. Mie kering ditimbang sebanyak 50 gr, kemudian mie dimasukkan ke dalam air mendidih dan dicatat waktunya yang dibutuhkan sampai menjadi kembali seperti mie basah (sebelum dioven). b. Elastisitas Untuk mengetahui elastisitas mie basah, dalam hal ini beban dibuat dengan daya tarik tangan sampai mie putus. Hasil pengukuran didapat dari panjang akhir mie basah putus dikurangi panjang awal mie basah sebelum

ditarik. Hasil pengukuran, bila rata-rata putusnya panjang 4 cm elastisitasnya baik, sedangkan rata-rata putusnya pendek 2 cm elastisitasnya kurang. c. Rendemen Randemen diukur dengan penimbangan berat produk dan dibandingkan dengan berat bersih bahan. Rumusnya adalah : berat produk berat bahan x 100% = rendemen 5. Prosedur uji organoleptik ( Soekarto, 1985) Bahwa uji organoleptik dilakukan untuk mengetahui kesukaan konsumen terhadap mie, meliputi rasa, aroma, warna dengan tingkat kesukaan, yaitu sangat suka, suka, tidak suka, sangat tidak suka. Sebagai penelis yaitu orang yang sudah mendapat pengetahuan dan praktek uji organoleptik dibutuhkan 20 orang panelis. Yang dapat dikategorikan sebagai panelis yang agak terlatih. Panelis diambil dari mahasiswa Progsus D III Gizi Muhammadiyah Semarang. Penyajian organoleptik, untuk rasa disajikan dalam bentuk matang, dibuat dalam bentuk hidangan dalam bentuk mie dengan bumbu dalam jenis dan jumlah yang sama untuk masing masing perlakuan, sedangkan untuk warna, aroma, dan tekstur disajikan dalam bentuk mentah. E. Pengolahan Data dan Analisa 1. Kadar besi (Fe) Dari hasil penelitian, diedit dan dianalisis dengan uji statistik ANOVA One- Way dengan bantuan program SPSS 12. Hasil analisis disajikan secara diskriptif. 2. Organoleptik Mie Basah Data yang diperoleh dari hasil analisa kadar zat besi selanjunya dideskripsikan untuk mengetahui pengaruh penambahan bayam pada berbagai variasi terhadap kadar besi dan sifat organoleptik mie basah. Uji statistik yang dipakai untuk mengetahui adanya pengaruh penambahan bayam adalah Uji friedman yaitu:

12 RJ2 XR = 3n ( k + 1 ) nk ( k + 1 ) Keterangan : n : Banyak sampel k : Banyak perlakuan RJ: Jumlah pangkat atau rangking masing-masing perlakuan. Dari uji Friedman bila ada beda kemudian dilanjutkan dengan uji Wilcoxon yang menggunakan bantuan komputer program SPSS. 3. Sifat Fisik a. Rehidrasi Data yang diperoleh dari hasil rehidrasi selanjutnya dideskripsikan untuk mengetahui pengaruh penambahan bayam pada berbagai variasi terhadap kecepatan rehidrasi. Uji statistik yang dipakai untuk mengetahui adanya pengaruh penambahan bayam adalah Uji friedman. Dari uji Friedman bila ada beda kemudian dilanjutkan dengan uji Wilcoxon yang menggunakan bantuan komputer program SPSS. b. Elastisitas Data yang diperoleh dari hasil elastisitas selanjunya dideskripsikan untuk mengetahui pengaruh penambahan bayam pada berbagai variasi terhadap elastisitas. Uji statistik yang dipakai untuk mengetahui adanya pengaruh penambahan bayam adalah Uji friedman. Dari uji Friedman bila ada beda kemudian dilanjutkan dengan uji Wilcoxon yang menggunakan bantuan komputer program SPSS. c. Rendemen Data yang diperoleh dari hasil rendemen selanjunya dideskripsikan untuk mengetahui pengaruh penambahan bayam pada berbagai variasi terhadap perhitungan rendemen.

Uji statistik yang dipakai untuk mengetahui adanya pengaruh penambahan bayam adalah Uji friedman. Dari uji Friedman bila ada beda kemudian dilanjutkan dengan uji Wilcoxon yang menggunakan bantuan komputer program SPS F. Definisi Operasional Bayam : Salah satu jenis sayuran sumber Fe dalam hal ini bayam hijau dengan ciri berdaun lebar dan tangkai daun berwarna kemerahan, bayam ini dapat dibeli dipasar-pasar tradisional. Bayam tersebut diblancing kemudian dihancurkan dengan cara diblender dan ditambahkan dalam pembuatan mie basah. Mie basah : Produk olahan dari tepung terigu dengan penambahan bayam melalui proses pembuatan adonan, dibentuk lembaran, dicetak bentuk mie, kemudian perebusan, pendinginan, dan ditiriskan. Kadar Fe : Kandungan besi (Fe) dalam mie basah dengan penambahan bayam, kemudian dianalisa menggunakan metode spektrofotometri dinyatakan dalam mg%. Sifat fisik : Sifat yang dimiliki oleh mie basah dengan penambahan bayam dan diukur secara obyektif, meliputi elastisitas, rehidrasi dan rendemen. - Sifat fisik elastisitas dapat diketahui dengan cara mie basah diukur (cm) kemudian ditarik menggunakan tangan sampai mie basah putus lalu di ukur panjang keseluruhan dan didapatkan hasil (elastisitas) panjang mie basah keseluruhan dikurangi panjang awal mie basah diukur. - Untuk mengetahui kecepatan rehidrasi, mie basah dimasukan kedalam oven selama 100 detik dengan suhu 150 o C. Mie kering ditimbang kemudian mie dimasukkan ke dalam air mendidih dan dicatat waktunya sampai kembali seperti mie basah (sebelum dioven).

- Randemen dapat diketahui dengan cara ditimbang berat produk dan dibandingkan dengan berat bersih bahan. Sifat organoleptik : Dilakukan oleh para panelis agak terlatih terdiri dari 20 orang yang meliputi ; tekstur, aroma, warna dan rasa dari masingmasing mie basah yang dibuat dengan metode hedonic.