BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan mempunyai tanggung jawab bukan hanya kepada pemegang saham atau pihak-pihak yang mempunyai kepentingan keuangan tetapi juga kepada lingkungan dan sosial. Perwujudan dari tanggung jawab sosial-lingkungan perusahaan demi pembangunan berkelanjutan (sustainable development) secara implisit tercermin melalui praktik Corporate Social Responsibility atau yang biasa disebut dengan CSR. Prinsip triple bottom line yang dicetuskan oleh Elkington (1997) menjadi dasar pemikiran dari program CSR, yaitu perusahaan yang menjalankan usaha tidak hanya mengejar keuntungan (profit), tetapi juga harus terlibat pada pemenuhan kesejahteraan masyarakat (people), dan berpartisipasi aktif dalam menjaga kelestarian lingkungan (planet). Ketiga elemen inilah yang kemudian bersinergi membentuk konsep pembangunan berkelanjutan. Haryati (2013) memaparkan praktik CSR bukan lagi dilihat sebagai sarana biaya (cost centre) melainkan sebagai sarana meraih keuntungan (profit centre). Maka dari itu, implikasi dan manfaat dari investasi di kegiatan CSR merupakan hal penting untuk dipertimbangkan khususnya dalam bentuk kinerja keuangan. Sesuai dengan pendapat Inoue dan Lee (2011), jika investasi CSR tidak meningkatkan bottom line perusahaan, investasi tersebut tidak dapat dianggap berkelanjutan dalam jangka panjang. 1
Pada dasarnya setiap aktivitas perusahaan termasuk praktik CSR mempunyai tujuan utama yaitu untuk meningkatkan kinerja keuangan demi keberlanjutan perusahaan. Namun, Daniri (2008) menjelaskan bahwa saat ini belum tersedia formula yang dapat memperlihatkan hubungan praktik CSR terhadap keuntungan perusahaan sehingga banyak kalangan dunia usaha yang bersikap skeptis dan menganggap CSR tidak memberi dampak atas prestasi usaha, karena mereka memandang bahwa CSR hanya merupakan komponen biaya yang mengurangi keuntungan. Selain itu, menurut Saeidi et al. (2014) hubungan CSR dengan kinerja keuangan merupakan hubungan yang fully mediated. Praktik CSR sejauh ini merupakan aktivitas yang bukan terkait langsung dengan peningkatan profitabilitas melainkan upaya perusahaan untuk mempertahankan keadaan kondusif perusahaan agar dapat terus beroperasi, sehingga ada indikasi intervensi variabel lain yang mempengaruhi hubungan CSR dengan kinerja keuangan. Maden et al. (2012) menjelaskan reputasi perusahaan memainkan peran yang sangat spesifik terhadap kinerja keuangan perusahaan karena para pemangku kepentingan membuat keputusan mereka berdasarkan status reputasi dari perusahaan yang bersangkutan. Reputasi tersebut diperoleh melalui kinerja yang berlandaskan perilaku etis dan tanggung jawab. Dengan kata lain, perusahaan yang mempunyai komitmen tinggi dalam melaksanakan CSR akan mendapatkan apresiasi dari masyarakat, seperti peningkatan citra positif perusahaan dan loyalitas masyarakat. Citra perusahaan dan loyalitas masyarakat inilah yang menjadi manfaat sosial untuk menunjang dan meningkatkan kinerja keuangan perusahaan. 2
Hubungan antara CSR dengan kinerja keuangan sudah banyak diminati dalam penelitian sebelumnya dengan hasil yang beragam, seperti hasil penelitian Inoue dan Lee (2011) yang meneliti pengaruh dimensi-dimensi CSR terhadap kinerja keuangan perusahaan pada sektor industri pariwisata di Amerika Serikat. Mereka menemukan bahwa setiap dimensi CSR memiliki pengaruh positif berbeda terhadap kedua indikator kinerja keuangan perusahaan yaitu profitabilitas jangka pendek dan profitabilitas masa depan. Oeyono et al. (2011) melakukan penelitian di Indonesia menemukan hasil bahwa CSR yang diukur sesuai GRI berhubungan positif dengan profitabilitas (EBITDA dan EPS). Kemudian, Kang Wang et al. (2014) juga menunjukkan hasil penelitian peringkat indeks sosial berpengaruh signifikan dan berhubungan positif dengan kinerja perusahaan. Sementara Aras et al. (2010), Lioui dan Sharma (2012), Tunggal dan Fachrurrozie (2014), dan Marina (2014), tidak menemukan ada pengaruh yang signifikan antara CSR dengan kinerja keuangan. Ketidakkonsistenan hasil penelitian mengenai hubungan CSR dengan kinerja keuangan diduga karena penggunaan dana yang tidak tepat sasaran membuat praktik CSR kurang efektif. CSR tidak diimplementasikan pada hal-hal produktif yang dapat memberi nilai tambah bagi perusahaan. Misalnya, CSR dilakukan hanya sebagai pencitraan tetapi tidak pada tindakan yang bermanfaat bagi stakeholder secara luas, sehingga bukannya mengurangi biaya operasional atau meningkatkan citra perusahaan (mendapat dukungan dan kepercayaan stakeholder), tetapi hanya mengeluarkan biaya-biaya yang mengurangi keuntungan perusahaan. Padahal jika CSR dilakukan dengan tepat, konsisten, 3
tulus dan dengan pengawasan yang baik maka CSR akan merubah beban menjadi keuntungan di kemudian hari. Ketidakkonsistenan hasil juga karena strategi perusahaan dalam bentuk CSR diduga masih belum cukup untuk meningkatkan kinerja keuangan perusahaan. Strategi perusahaan sebaiknya juga dilihat dari sisi kebijakan manajemen. Kebijakan tersebut termasuk keputusan manajemen dalam rangka memperoleh sumber pendanaan perusahaan yang terkait dengan rasio leverage. Tingkat leverage dapat berdampak positif atau negatif terhadap kinerja keuangan perusahaan. Peran utang yang dominan dapat menjadi mekanisme yang memaksa keputusan efisien oleh manajemen yang dapat meningkatkan nilai perusahaan (Gonzales, 2013). Namun, disatu sisi utang dapat meningkatkan risiko (Brigham dan Houston, 2001). Bila perusahaan dalam kondisi buruk, pendapatan operasi menjadi rendah dan tidak cukup untuk menutup biaya bunga sehingga kekayaan pemilik berkurang dan menurunnya kinerja keuangan perusahaan. Strategi perusahaan untuk mencapai visi misi (sustainable development) merupakan kebijakan dari manajemen perusahaan sehingga memerlukan pengawasan melalui sistem tata kelola yang baik. Pengawasan yang efektif dapat berasal dari pihak independen, disini peran dewan komisaris independen menjadi penting. Menurut Banks (2004) tata kelola perusahaan dapat memecahkan konflik kepentingan, menanamkan etika yang baik dan pengendalian, serta transparansi, sehingga membantu memberikan keyakinan bagi investor untuk menanamkan modal di sebuah perusahaan dan akhirnya dapat meningkatkan kinerja keuangan perusahaan. Sebagai bagian tata kelola, komisaris independen dapat melakukan 4
tugas pengawasan dan pemberian nasihat kepada direksi secara lebih efektif dan independen dalam rangka mengelola sumber daya perusahaan. Komisaris independen diperlukan untuk meningkatkan independensi dewan komisaris terhadap kepentingan pemegang saham dan benar-benar menempatkan kepentingan perusahaan di atas kepentingan lainnya (Muntoro, 2006). Dengan adanya komisaris independen diharapkan monitoring terhadap manajer perusahaan dapat lebih efektif. Komisaris independen lebih berperan dalam pengambilan keputusan yang selalu memperhatikan kepentingan perusahaan, pemegang saham (terutama pemegang saham minoritas), dan stakeholder lainnya, termasuk masyarakat luas sehingga diharapkan dapat meningkatkan kinerja keuangan perusahaan. Berdasarkan uraian di atas, kinerja keuangan perusahaan selain dipengaruhi oleh faktor keuangan juga sebaiknya diteliti dari sisi non keuangan. Mengingat keunggulan CSR dalam lingkungan bisnis saat ini yang menjadi cara mencapai sustainable development, serta ketidakkonsistenan hasil dari penelitianpenelitian terdahulu, dirasa perlu untuk menguji kembali hubungan CSR dengan kinerja keuangan dalam dua perspektif yaitu profitabilitas jangka pendek dan profitabilitas jangka panjang, karena CSR bertujuan untuk meraup keuntungan yang berkelanjutan dengan tidak mengabaikan keuntungan jangka pendek. Penelitian ini juga menggunakan variabel leverage dan proporsi komisaris independen sebagai faktor keuangan dan non keuangan lain yang mempengaruhi profitabilitas jangka pendek dan profitabilitas jangka panjang. 5
Leverage dan proporsi komisaris independen termasuk variabel independen dalam penelitian ini karena pentingnya pengawasan yang efektif dalam aktivitas perusahaan dan perlu pertimbangan yang matang bagi manajemen perusahaan dalam menentukan tingkat leverage agar menjadi struktur modal optimal yang dapat meningkatkan kinerja keuangan perusahaan. Dengan berbagai pertimbangan tersebut variabel leverage dan proporsi komisaris independen diduga sangat berperan mempengaruhi tinggi rendahnya kinerja keuangan perusahaan. 1.2 Rumusan Masalah Untuk terus bertahan dalam persaingan bisnis, keuntungan tidak lagi menjadi fokus utama perusahaan. Dalam hal ini, stakeholder (investor, kreditor, pemasok, pelanggan, karyawan, masyarakat, dan lainnya) berperan penting untuk keberlanjutan perusahaan, karena semakin banyak pesaing semakin besar kemungkinan stakeholder lebih memilih perusahaan yang sesuai dengan pengharapan mereka. Jadi, strategi perusahaan untuk mendapatkan keuntungan saat ini dan keuntungan akan datang dimulai dengan memupuk dukungan dan kepercayaan stakeholder terhadap perusahaan, yang dapat diperoleh melalui praktik CSR. Namun, strategi perusahaan tersebut belum cukup valid dilihat dari hasil penelitian yang tidak konsisten. Oleh karena itu, perlu diteliti juga pengaruh dari sisi leverage dan tata kelola perusahaan terhadap kinerja keuangan. Dengan demikian, rumusan masalah penelitian ini adalah: 1. Apakah CSR memiliki pengaruh terhadap profitabilitas jangka pendek dan profitabilitas jangka panjang? 6
2. Apakah leverage memiliki pengaruh terhadap profitabilitas jangka pendek dan profitabilitas jangka panjang? 3. Apakah proporsi komisaris independen memiliki pengaruh terhadap profitabilitas jangka pendek dan profitabilitas jangka panjang? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk: 1. Menguji pengaruh CSR terhadap profitabilitas jangka pendek dan profitabilitas jangka panjang perusahaan. 2. Menguji pengaruh leverage terhadap profitabilitas jangka pendek dan profitabilitas jangka panjang perusahaan. 3. Menguji pengaruh proporsi komisaris independen terhadap profitabilitas jangka pendek dan profitabilitas jangka panjang perusahaan. 1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini nantinya diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut: 1. Bagi akademisi, dapat digunakan sebagai referensi dalam penelitian selanjutnya dan sebagai sarana untuk memperkaya wawasan ilmu pengetahuan dalam bidang manajemen dan keuangan perusahaan. 2. Bagi perusahaan, dapat memberikan sumbangan pemikiran mengenai pentingnya mematuhi peraturan lingkungan serta terlibat aktif dalam praktik 7
CSR, dengan pengawasan dan kebijakan manajemen yang efektif sebagai penunjang kinerja keuangan perusahaan demi sustainable development. 3. Bagi investor, penelitian ini diharapkan berguna untuk tambahan informasi yaitu bukan hanya dari financial saja tetapi juga dari nilai nonfinancial untuk pengambilan keputusan. 4. Bagi pemerintah, dapat memberikan pandangan dan masukan mengenai pentingnya pengolahan lingkungan dan pelaporannya ke masyarakat untuk ekonomi bisnis yang lebih maju. Selain itu hasil penelitian ini dapat menjadi pertimbangan untuk penyusunan peraturan terkait dengan pengelolaan lingkungan. 1.5 Sistematika Penulisan Untuk memperoleh gambaran secara umum bagian-bagian yang akan dibahas dalam penelitian ini, akan diuraikan secara ringkas isi masing-masing bab dengan sistematika sebagai berikut: BAB I: PENDAHULUAN Bab ini menguraikan tentang latar belakang penelitian yang menjadi dasar untuk merumuskan masalah penelitian, manfaat penelitian, tujuan penelitian, dan diakhiri dengan sistematika penulisan penelitian. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Bab ini menguraikan tentang tinjauan pustaka yang menjadi acuan pemahaman teoritis yang berkaitan dengan topik penelitian ini, 8
pendekatan penelitian dan bukti-bukti empiris dari penelitian terdahulu yang dijadikan sebagai dasar untuk pengembangan hipotesis penelitian. BAB III: METODOLOGI PENELITIAN Bab ini menguraikan tentang metode yang digunakan dalam penelitian ini, termasuk sumber dan jenis data, identifikasi variabel dan pengukurannya serta metode dan teknik analisis yang digunakan untuk pengujian hipotesis. BAB IV: ANALISIS HASIL PENELITIAN Bab ini menguraikan analisis penelitian dan pembahasan yang meliputi gambaran umum hasil penelitian, pengujian asumsi klasik, model regresi, pengujian terhadap hipotesis dan penjelasan untuk menyusun kesimpulan. BAB V: PENUTUP Bab ini menguraikan tentang kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan, keterbatasan penelitian, dan memberikan saran untuk penelitian selanjutnya dengan harapan dapat lebih melengkapi penelitian-penelitian terdahulu. 9