I. PENDAHULUAN. Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia

dokumen-dokumen yang mirip
PERUBAHAN TRADISI KEJAWEN PADA MASYARAKAT JAWA DI KAMPUNG BANJAR AGUNG LAMPUNG TENGAH

TINJAUAN PUSTAKA. manusia senantiasa mengalami suatu perubahan-perubahan pada kehidupan. tak terbatas (Muhammad Basrowi dan Soenyono, 2004: 193).

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki keanekaragaman suku bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. masyarakatnya. Salah satu adat budaya yang ada di Indonesia adalah adat budaya

I. PENDAHULUAN. diakibatkan karena kepadatan penduduk yang semakin tinggi. mulai memperkenalkan kebijakan baru yang disebut dengan Politik Etis..

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. untuk menunjukkan tingkat peradaban masyarakat itu sendiri. Semakin maju dan

I. PENDAHULUAN. sebelumnya. Tercermin pada pasal 26, ayat 2 UU No.15 tahun 1997 tentang

I. PENDAHULUAN. yang lainnya. Banyaknya suku bangsa dengan adat istiadat yang berbeda-beda ini

I. PENDAHULUAN. dengan istilah Kolonisasi. Pelaksanaan kolonisasi pada waktu itu adalah dengan tujuan untuk

SEJARAH SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT TRANSMIGRASI RANTAU RASAU TAHUN SKRIPSI

I.PENDAHULUAN. Jawa memiliki jumlah penduduk terbanyak dibandingkan dengan Pulau-pulau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. budaya sebagai warisan dari nenek moyang. Kehidupan manusia di manapun

I. PENDAHULUAN. kepercayaan, keyakinan dan kebiasaan yang berbeda-beda,karena kebudayaan

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara majemuk yang memiliki beragam suku bangsa,

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Berdasarkan data yang ada penduduk Kabupaten Lampung Selatan secara garis

I. PENDAHULUAN. masyarakat yang mendiami daerah tertentu mempunyai suku dan adat istiadat

BAB I PENDAHULUAN. Utara yang berjarak ± 160 Km dari Ibu Kota Provinsi Sumatera Utara (Medan). Kota

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dengan karakter, budaya, dan tradisi yang berbeda beda. Ada suku Jawa

I. PENDAHULUAN. penduduknya untuk mendapatkan pekerjaan atau mata pencaharian di daerah yang

BAB I PENDAHULUAN. dan luas daratan sebesar km 2, memiliki potensi sumberdaya alam

BAB I PENDAHULUAN. Kota Medan merupakan salah satu kota terbesar yang terdapat di Indonesia,

I. PENDAHULUAN. seperti halnya suku-suku lain. Di dalam pergaulan-pergaulan hidup maupun

II. TINJAUAN PUSTAKA. Istilah yang paling lazim dipakai untuk menyebut kesatuan kesatuan hidup

I. PENDAHULUAN. Pemerintah Kolonial Belanda. Kolonisasi yang dijalankan di Indonesia pada awal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Kraton Surakarta merupakan bekas istana kerajaan Kasunanan Surakarta

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang multi culture yang berarti didalamnya

BAB 1 PENDAHULUAN. dari pulau Jawa, Bali, Sulawesi, Kalimantan dan daerah lainnya. Hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. dari beragamnya kebudayaan yang ada di Indonesia. Menurut ilmu. antropologi, (dalam Koentjaraningrat, 2000: 180) kebudayaan adalah

INTERAKSI antar etnis di DESA ARGAKENCANA. Skripsi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia penuh dengan keberagaman atau kemajemukan. Majemuk memiliki

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMUPENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT Alamat: Jl. Gunung Pangilun Padang

BAB I PENDAHULUAN. Semboyan Bhinneka Tunggal Ika secara de facto mencerminkan multi budaya

beragam adat budaya dan hukum adatnya. Suku-suku tersebut memiliki corak tersendiri

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan teknologi komunikasi dan media massa, mengakibatkan munculnya New

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara yang terdiri dari beraneka ragam Suku. Salah

BAB I PENDAHULUAN. memiliki adat istiadat (kebiasaan hidup) dan kebudayaan masing-masing,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumatera Utara pada umumnya dan Kota Medan khususnya adalah salah

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Bangsa yang majemuk, artinya Bangsa yang terdiri dari beberapa suku

II. Tinjauan Pustaka. masyarakat (Johanes Mardimin, 1994:12). Menurut Soerjono Soekanto, tradisi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang mempunyai beragam suku, agama dan budaya, ada

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kemajuan komunikasi dan pola pikir pada zaman sekarang ini

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat merupakan suatu perwujudan kehidupan bersama manusia sebagai makhluk

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan, dan dari kebiasaan itu yang nantinya akan menjadi kebudayaan.

STUDI PENENTUAN KAWASAN KONSERVASI KOTA TEGAL MELALUI PENDEKATAN MORFOLOGI KOTA TUGAS AKHIR. Oleh : PRIMA AMALIA L2D

I. PENDAHULUAN. Transmigrasi penduduk sudah dikenal sejak tahun 1905, yaitu pada masa

BAB I PENDAHULUAN. Struktur karya sastra dibedakan menjadi dua jenis yaitu struktur dalam

II. TINJAUAN PUSTAKA. Penyusun KBBI, 1997: 6). Menurut Eko A. Meinarno dkk, adaptasi adalah proses

1. PENDAHULUAN. bangsa yang kaya akan kebudayaan dan Adat Istiadat yang berbeda satu sama lain

I. PENDAHULUAN. maupun dilestarikan. Kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks yang

I. PENDAHULUAN. penting dalam kehidupan manusia. Kebudayaan memiliki unsur-unsur yang

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini sedang dikembangkan oleh pemerintah Indonesia. Selain bertujuan

MIGRASI DARI JAWA TENGAH KE JAWA TIMUR MASA KOLONIAL. Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Indonesia Masa Kolonial

SILABUS DAN PENILAIAN

BAB I PENDAHULUAN. Setiap suku di dunia pasti memiliki kebudayaan. Sebagai hasil cipta

I. PENDAHULUAN. Secara umum, kebudayaan memiliki tiga wujud, yakni kebudayaan secara ideal

BAB I PENDAHULUAN. zaman itu masyarakat memiliki sistem nilai. Nilai nilai budaya yang termasuk

BAB I PENDAHULUAN. dalamnya tumbuh berbagai Suku, Agama, dan bahasa daerah berbeda sehingga

I. PENDAHULUAN. masing-masing sukunya memiliki adat-istiadat, bahasa, kepercayaan,

JURNAL SKRIPSI. MAKNA RITUAL DALAM PEMENTASAN SENI TRADISI REOG PONOROGO (Studi Kasus di Desa Wagir Lor, Kecamatan Ngebel, Kabupaten Ponorogo)

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu kebanggaan nasional (national pride) bangsa Indonesia adalah

I. PENDAHULUAN. Indonesia adalah sebuah bangsa yang besar dan majemuk yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. budaya sebagai warisan dari nenek moyang. Sebagaimana disebutkan dalam pasal

I. PENDAHULUAN. Kehidupan manusia sebagai makhluk sosial dihadapkan kepada masalah sosial

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang majemuk, salah satu akibat

I. PENDAHULUAN. Kebudayaan terjadi melalui proses belajar dari lingkungan alam maupun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan bangsa yang majemuk, dimana banyak memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Interaksi itu terjadi kalau satu individu dalam masyarakat berbuat sedemikian rupa,

I. PENDAHULUAN. utama bagi pengambil kebijakan pembangunan. Laut hanya dijadikan sarana lalu

BAB I PENDAHULUAN. sampai merauke, menyebabkan Indonesia memiliki banyak pulau. dijadikan modal bagi pengembang budaya secara keseluruhan.

BAB I PENDAHULUAN. Transmigrasi adalah perpindahan penduduk dari satu pulau ke pulau lain

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. demikian ini daerah Kabupaten Lampung Selatan seperti halnya daerah-daerah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini mobilitas penduduk di berbagai wilayah Indonesia sering terjadi bahkan di

II. TINJAUAN PUSTAKA. dalam kehidupan sehari hari, hal itu terbukti manusia sebagai individu ternyata

BAB 1 PENDAHULUAN. kebudayaan daerah harus dilestarikan dan dipertahankan. 1 Salah satu usaha dalam

BAB I PENDAHULUAN. nenek moyang untuk memberikan salah satu rasa syukur kepada sang kuasa atas

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Trimulyo Mataram telah terbentuk sejak tanggal 21 Juni Penduduk

I. PENDAHULUAN. merupakan suatu hal yang dapat memperlambat lajunya pembangunan, walaupun

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa ada di dalamnya dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda-beda.

BAB II PENGETAHUAN TRADISIONAL DALAM PENGATURAN HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL. Harmonisasi antara pengetahuan modern dan pengetahuan tradisional

DAFTAR ISI HALAMAN DEPAN HALAMAN DALAM PERNYATAAN KEASLIAN PERSETUJUAN PERNYATAAN KESEDIAAN PERBAIKAN DISERTASI UCAPAN TERIMA KASIH TRANSLITERASI

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari orang Jawa. Keyakinan adanya tuhan, dewa-dewa, utusan, malaikat, setan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebudayaan merupakan corak kehidupan di dalam masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini dapat dilihat dari kondisi sosio-kultural, agama maupun geografis yang

2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS

BAB 1. PENDAHULUAN. jumlah penduduk Indonesia menetap diperkotaan. Jumlah Desa di Indonesia. lebih 375 buah ( Rahardjo Adisasmita, 2006:1 ).

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Lampung, Indonesia. Sejak diundangkannya Undang-undang Nomor 12 tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Sebagian besar wilayah Indonesia merupakan pedesaan yang kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi. Perkembangan teknologi mengakibatkan terjadinya

I. PENDAHULUAN. pengangguran, diperkirakan dapat membahayakan keamanan, di samping itu

NILAI-NILAI SOSIAL DAN BUDAYA DALAM MITOS KIAI KALADETE TENTANG ANAK BERAMBUT GEMBEL DI DATARAN TINGGI DIENG KABUPATEN WONOSOBO SKRIPSI

I. PENDAHULUAN. tanda bukti kepemilikan. Tanah adat tersebut hanya ditandai dengan ciri-ciri fisik

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai macam suku, adat istiadat dan

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk yang. terdiri dari ribuan pulau-pulau dimana masing-masing penduduk dan suku

penelitian ini akan diuraikan beberapa konsep yang dijadikan landasan teori penelitian. Adapun tinjauan pustaka dalam penelitian adalah.

1. PENDAHULUAN. Kebudayaan adalah keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang

BAB I PENGANTAR Latar Belakang Masalah. kekayaan budaya yang amat sangat melimpah. Budaya warisan leluhur merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian. Kehidupan manusia baik sebagai pribadi maupun sebagai anggota

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masyarakat manusia dan kebudayaan yang dihasilkannya adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Keberadaan kebudayaan adalah hasil dari karya manusia. Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar (Koentjaraningrat, 2009: 144). Kebudayaan pun memiliki banyak unsur di dalamnya. Ada tujuh unsur kebudayaan yang dapat ditemukan pada semua bangsa di dunia. Ketujuh unsur yang dapat kita sebut sebagai isi pokok dari tiap kebudayaan di dunia itu adalah: 1) Bahasa; 2) Sistem pengetahuan; 3) Organisasi sosial; 4) Sistem peralatan hidup dan teknologi; 5) Sistem mata pencaharian hidup; 6) Sistem religi; 7) Kesenian (Koentjaraningrat, 2009: 165). Kebudayaan merupakan hasil karya manusia dan masyarakatnya yang selalu berproses. Hal ini terjadi karena suatu kebudayaan merupakan integrasi, maka yang dimaksud adalah bahwa unsur-unsur atau sifat-sifat yang terpadu menjadi suatu kebudayaan bukanlah sekumpulan kebiasaan-kebiasaan yang terkumpul secara acak-acakan saja (T.O Ihromi, 2006: 30).

2 Suku Jawa sebagai salah satu dari sekian banyak suku bangsa masyarakat Indonesia, tentu saja tidak lepas dari proses perubahan kebudayaan di atas. Sama seperti suku bangsa-suku bangsa lain di Indonesia, suku Jawa juga memiliki kekayaan dan keragaman dalam tradisi, adat, budayanya. Mulai dari bahasa sampai dengan sistem religinya. Bentuk dari hasil kebudayaan masyarakat Jawa tidaklah sama di seluruh wilayah komunitas masyarakat Jawa. Menurut letak geografis dan mata pencaharian masyarakat Jawa yang kemudian sangat membentuk diferensiasi budaya masyarakat Jawa, kebudayaan Jawa dapat dibedakan menjadi dua kebudayaan besar yaitu kebudayaan masyarakat Jawa pesisir (pasisiran) dan kebudayaan masyarakat Jawa pedalaman (kejawen). Daerah kebudayaan Jawa itu luas, yaitu meliputi seluruh bagian tengah dan timur dari pulau Jawa. Sungguhpun demikian ada daerah-daerah yang secara kolektif sering disebut daerah Kejawen. Sebelum terjadi perubahan-perubahan status wilayah seperti sekarang ini, daerah itu ialah Banyumas, Kedu, Yogyakarta, Surakarta, Madiun, Malang, dan Kediri. Daerah di luar itu dinamakan Pesisir dan Ujung Timur (Kodiran dalam Koentjaraningrat, 2004: 329). Program transmigrasi yang dilakukan baik oleh Pemerintah Kolonial Belanda maupun Pemerintah Republik Indonesia di kemudian hari sangat berpengaruh dalam mobilisasi masyarakat Jawa dan bahkan dinamisitas budayanya. Kolonisasi pertama berlangsung di tahun 1905, dengan ditandai oleh peristiwa pengiriman sebanyak 115 keluarga petani dari Kedu (Jawa Tengah) yang dipindahkan ke desa baru yang didirikan dekat Gedong Tataan, sebelah selatan dari Way Sekampung di Lampung Selatan, tidak jauh dari onderneming Way Lima di

3 Sumatera Selatan (Ramadhan, Hamid Jabbar, Rofiq Ahmad, 1993 : 7). Sedangkan program transmigrasi yang dilaksanakan pemerintah Indonesia pertama kali dilakukan pada tahun 1950. Pelaksanaan transmigrasi yang pertama di masa Indonesia merdeka adalah di penghujung tahun 1950, dalam pemerintahan Kabinet Natsir (1950-1951), tepatnya tanggal 12 desember dengan diberangkatkannya 23 KK (77 jiwa) ke Lampung (Ramadhan, Hamid Jabbar, Rofiq Ahmad, 1993: 68). Program transmigrasi penduduk Jawa yang dilakukan baik oleh pemerintah Kolonial Belanda maupun pemerintah Republik Indonesia ke berbagai daerah di Nusantara memberikan dampak pada masyarakat Jawa transmigran tersebut. Daya cipta individu dalam mengubah aturan-aturan untuk menyelaraskannya dengan lingkungannya. Budaya tidak dengan sendirinya beradaptasi dengan lingkungan tetapi adalah sarana melalui mana para individu beradaptasi dengan lingkungan mereka. Budaya berkembang, melengkapi diri, atau mengalami stagnasi dalam proses pembaruan budaya perorangan. Kebanyakan dari pembaruan-pembaruan, seperti mutasi genetik kecil-kecilan, tidaklah bertalian dengan kelestarian hidup, baik oleh para individu maupun budaya. Tetapi kekayaan jumlah pembaruan-pembaruan membawa kemungkinan bahwa beberapa perilaku yang mungkin akan lestari muncul (Salisbury dalam Roger M. Keesing, 1999: 167). Kebudayaan dan tradisi Jawa yang sudah mapan di daerah asalnya kemudian mengalami proses perubahan menyesuaikan dengan kondisi dan situasi baru yang mereka hadapi.

4 Program transmigrasi Pemerintah Republik Indonesia di tahun 1964 mengupayakan sebagian masyarakat di Pulau Jawa untuk ditransmigrasikan ke daerah di luar Pulau Jawa, khususnya di wilayah Lampung. Pada tahun 1964 pemerintah Republik Indonesia mentransmigrasikan Masyarakat Jawa ke wilayah Lampung Tengah, antara lain yang ditempatkan di wilayah yang sekarang bernama Kampung Banjar Agung Kecamatan Seputih Mataram. Masyarakat Jawa yang ditransmigrasikan ke Kampung Banjar Agung adalah masyarakat yang berasal dari beberapa daerah di Pulau Jawa, seperti daerah Wonosari dan kota Yogyakarta (DI Yogyakarta), Wonogiri (Jawa Tengah). Masyarakat Jawa yang ditempatkan di wilayah yang sekarang merupakan Kampung Banjar Agung ini awalnya berjumlah 300 kepala keluarga/kk. Masyarakat Jawa ini ditransmigrasikan pada wilayah yang awalnya masih merupakan hutan belantara. Masyarakat Jawa transmigran ini kemudian membuka lahan untuk pembangunan tempat tinggal dan lahan pertanian. Beberapa dekade kemudian, masyarakat sudah dapat membangun komunitas pedesaan mereka. Komunitas pedesaan masyarakat Jawa yang tetap melaksanakan segala aspek sosio-kultural kehidupannya. Seiring berjalannya waktu, pembangunan yang dicanangkan oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah, maupun inisiatif masyarakat sendiri mulai dilaksanakan di Kampung Banjar Agung. Pembangunan dilaksanakan mulai dari pembangunan akses jalan yang lebih baik, pembangunan jaringan listrik, pembangunan rintisan jaringan telekomunikasi, pembangunan sarana seperti pasar, masjid, posyandu dan

5 sekolah sampai pada strukturisasi dan reformasi dalam bidang pemerintahan kampung. Dampak yang terjadi di dalam masyarakat kemudian adalah masuknya berbagai arus distribusi barang dan jasa yang lebih baik, peningkatan interaksi sosial masyarakat dengan masyarakat lain, peningkatan sosial ekonomi pertanian masyarakat, masuknya arus informasi, teknologi serta meningkatnya pendidikan di dalam masyarakat Kampung Banjar Agung. Karena kebudayaan mewujudkan suatu integrasi, maka perubahan pada satu unsur sering menimbulkan pantulan yang dahsyat dan kadang-kadang pantulan itu terjadi pada bidang-bidang yang sama sekali tidak disangka semula (T.O Ihromi, 2006: 31). Keadaan yang demikian juga terjadi dalam kehidupan masyarakat Kampung Banjar Agung dalam aspek tradisi religious dalam masyarakat. Masyarakat Jawa yang memiliki tradisi kejawen dengan ritus slametan sebagai ritual tradisi keagamaan masyarakat juga ikut mengalami perubahan. Pelaksanaan tradisi slametan dengan penggunaan berbagai macam peralatan (ubo rampe) dalam setiap pelaksanaan berbagai tradisi masyarakat seperti pembakaran kemenyan, beberapa sesaji, mulai tidak dilaksanakan oleh masyarakat. Pergeseran ini juga tidak terlepas dari banyak unsur yang juga berubah di dalam masyarakat Jawa Kampung Banjar Agung. Perkembangan lingkungan yang terus berkembang, populasi sekaligus kemajemukan yang juga makin berkembang. Setiap masyarakat yang telah mampu mempertahankan dirinya dalam jangka waktu lama di tengah-tengah peperangan-peperangan dan kemelut-kemelut yang

6 terjadi berbarengan dengan kehidupan berkelompok mereka, telah mampu mengembangkan sejumlah interpretasi moral terhadap pandangan hidupnya sendiri (sebagai) penjelasan tentang persoalan makna masyarakat (Elizabeth K. Nottingham, 1997: 110). Masyarakat Kampung Banjar Agung yang awalnya memaknai dirinya sebagai komunitas tradisi religi agraris kemudian hari berubah menjadi masyarakat Jawa yang memaknai dirinya sebagai komunitas tradisi religi massa. Masyarakat Kampung Banjar Agung berawal di tahun 1997 mulai menjadi bagian dari komunitas keagamaan dan tradisi Nahdlatul Ulama (NU).Pada gilirannya, ritual slametan sebagai ritus inti masyarakat Jawa tergeser dan diubah menjadi tradisi yasinan. Hanya beberapa tradisi slametan yang masih dilaksanakan pada beberapa momen tertentu, seperti saat Megengan (slametan menjelang Bulan Ramadhan), Suroan (slametan menjelang tanggal 1 Sura/Muharram) dan sebagai ritual adat masyarakat. Tradisi yasinan kemudian mengambil peran dan menjadi dominan yang sebelumnya merupakan sifat pada ritus slametan. Berkenaan dengan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti perubahan tradisi kejawen yang terjadi pada masyarakat Jawa di Kampung Banjar Agung Kecamatan Seputih Mataram Kabupaten Lampung Tengah pada tahun 1982-2012.

7 B. Analisis Masalah 1. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan secara singkat di atas, maka penulis melakukan pengidentifikasikan masalah sebagai berikut: 1. Faktor-faktor penyebab perubahan tradisi kejawen pada masyarakat Jawa di Kampung Banjar Agung Kecamatan Seputih Mataram Kabupaten Lampung Tengah (1982-2012). 2. Proses perubahan tradisi kejawen pada masyarakat Jawa di Kampung Banjar Agung Kecamatan Seputih Mataram Kabupaten Lampung Tengah (1982-2012). 3. Dampak perubahan tradisi kejawen pada masyarakat Jawa di Kampung Banjar Agung Kecamatan Seputih Mataram Kabupaten Lampung Tengah (1982-2012). 2. Pembatasan Masalah Agar penelitian tidak terlalu meluas, maka penelitian ini difokuskan pada faktorfaktor penyebab perubahan tradisi kejawen pada Masyarakat Jawa di Kampung Banjar Agung Kecamatan Seputih Mataram Kabupaten Lampung Tengah dari tahun 1982-2012. 3. Rumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apa sajakah faktor penyebab perubahan tradisi kejawen pada masyarakat

8 Jawa di Kampung Banjar Agung Kecamatan Seputih Mataram Kabupaten Lampung Tengah dari tahun 1982-2012? C. Tujuan, Kegunaan dan Ruang Lingkup Penelitian 1. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui faktor-faktor yang melatarbelakangi terjadinya perubahan tradisi kejawen pada masyarakat Jawa di Kampung Banjar Agung Kecamatan Seputih Mataram Kabupaten Lampung Tengah. 2. Kegunaan Penelitian Setiap penelitian tentunya akan dapat memberikan berbagai manfaat bagi semua orang yang membutuhkan informasi tentang masalah yang penulis teliti, adapun kegunaan dari penelitian ini adalah: a. Secara teoritis, adalah menjadi bahan sumbangan pengetahuan dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan khususnya ilmu-ilmu sosial dan budaya mengenai perubahan tradisi kejawen. b. Secara praktis, dapat menjadi masukan bagi pemerintah daerah maupun pemerintah pusat dalam rangka pengambilan kebijakan dan penyusunan program pembangunan pedesaan khususnya pada wilayah-wilayah transmigrasi di daerah Lampung, yang nantinya dapat menghasilkan suatu kebijakan yang lebih berdaya guna dan mendukung pelestarian kebudayaan masyarakat lokal.

9 3. Ruang Lingkup Penelitian Subjek penelitian ini adalah masyarakat Jawa di Kampung Banjar Agung Kecamatan Seputih Mataram Kabupaten Lampung Tengah. Kemudian yang menjadi objek dalam penelitian adalah perubahan tradisi kejawen di dalam kehidupan masyarakat Jawa Kampung Banjar Agung antara tahun 1982-2012. Penelitian ini dilaksanakan di Kampung Banjar Agung Mataram Kabupaten Lampung Tengahpada tahun 2013. Kecamatan Seputih Bidang ilmu dalam penelitian ini masuk ke dalam ilmu Antropologi Budaya.

10 REFERENSI Koentjaraningrat. 2009. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta : Rineka Cipta. 300 Halaman 144. Ibid. halaman 165. T.O Ihromi. 2006. Pokok-Pokok Antropologi Budaya. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia. Halaman 30. Koentjaraningrat. 2004. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta : Djambatan. Halaman 329. Ramadhan, Hamid Jabbar, Rofiq Ahmad. 1993. Transmigrasi, Harapan, dan Tantangan. Jakarta : Karya Jaya Bhakti. Halaman 7. Ibid. Halaman 68. Roger M. Keesing. 1999. Antropologi Budaya: Suatu Perspektif Kontemporer. Jakarta : Erlangga. Halaman 167. T.O Ihromi. Op cit. Halaman 31. Elizabeth K. Nottingham. 1997. Agama dan Masyarakat :Suatu Pengantar Sosiologi Agama (Terjemahan). Jakarta : Raja Grafindo Persada. Halaman 110.