PENGGUNAAN ANAFORA DAN KATAFORA DALAM RUBRIK BERITA UTAMA HARIAN KOMPAS EDISI JUNI-JULI 2015 JURNAL ILMIAH NOVI TRI WAHYUNI NPM 11080250 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG 2015
PENGGUNAAN ANAFORA DAN KATAFORA DALAM RUBRIK BERITA UTAMA HARIAN KOMPAS EDISI JUNI-JULI 2015 Oleh Novi Tri Wahyuni 1, Dra. Asmawati, M.Pd 2, Zulfitriyani, S.S., M.Pd. 3 1) Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat 2) 3) Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (STKIP) PGRI Sumatera Barat ABSTRAK Penelitian ini dilatar belakangi pada penggunaan anafora dan katafora pada wacana berita utama. Melihat pentingnya berita sebagai salah satu contoh wacana dalam masyarakat mengharuskan wacana tersebut memiliki ciri khusus yaitu kohesi, salah satunya penggunaan anafora dan katafora. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan adakah terdapat penggunaan anafora dan katafora dalam rubrik berita utama harian Kompas edisi Juni-Juli 2015. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan mengunakan metode deskriptif. Data peneltian ini adalah penggunaan anafora dan katafora yang terdapat dalam rubrik berita utama harian Kompas edisi Juni-Juli 2015. Subjek penelitian ini adalah harian Kompas edisi Juni-Juli 2015. Berdasarkan temuan penelitian, dapat diketahui bahwa terdapat pengunaan anafora dan katafora dalam rubrik berita utama utama harian Kompas edisi Juni- Juli 2015 sebanyak 218. Penggunaan yang paling banyak adalah anafora sebanyak 194, dan penggunaan katafora sebanyak 24. Upaya rujuk silang anafora dan katafora yang paling dominan adalah pronomina. Pronomina cenderung mengganti antesenden dalam fungsinya sebagai referensi sehingga hal yang diacu pun jelas. Jadi penggunaan anafora dan katafora ini sangat berpengaruh terhadap kekohesifan suatu wacana khususnya berita utama. Kata kunci: Anafora, katafora, berita utama.
THE USE OF ANAPHORA AND KATAFORA IN THE MAIN NEWS SECTION DAILY KOMPAS JUNE EDITION OF JULY 2015 by Novi Tri Wahyuni 1, Dra. Asmawati, M.Pd 2, Zulfitriyani, S.S., M.Pd. 3 1 ) Students STKIP PGRI West Sumatra 2 ) 3 ) Lecturer Language Study Program and Literature Indonesia ( STKIP ) PGRI West Sumatra ABSTRACT The background of this research on the use of anaphora and discourse katafora headlines. See the importance of the news as one example of discorse in society requires that the has a special feature, namely cohesion, one use of anaphora and katafora. The purpose of this study was to describe the use of anaphora and are katafora in the main news section daily Kompas June edition of July 2015. This type of study is a qualitative study using descriptive methods. The research data is the ue of anaphora and katafora contained in the main news section daily Kompas June edition of July 2015. This research subject is the daily Kompas June edition of July 2015. Based on the research findings, it is known that there is the use of anaphora and katafora in the main news section daily Kompas June edition of July 2015 as many as 218. Use the ost is anaphora as many as 194, and use as much as 24 katafora. Efforts of cross-references and katafora anaphora is the most dominant pronoun. Pronoun tend to replace antesenden in this function as a references that it reffered was clear. So the use of anaphora and katafora this effects the cohesiveness of a particular discourse headlines. Keywords: anaphora, katafora, headlines.
PENDAHULUAN Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia karena manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berkomunikasi. Bahasa sebagai salah satu cara untuk berkomunikasi tentu tidak lepas dari peran wacana yang berfungsi sebagai pembentuk bahasa yang efektif dan efisien. Wacana adalah satuan bahasa terlengkap, dalam hierarki gramatikal merupakan satuan gramatikal tertinggi atau terbesar. Wacana dapat berwujud tulis dan lisan. Wacana tulis adalah wacana yang menggunakan bahasa sebagai media penyampaiannya. Bentuk dari wacana tulis ini berupa teks atau bahan tertulis yang dibentuk oleh sejumlah paragraf (buku, teks, novel, cerpen, narasi, eksposisi, dan sebagainya) yang diungkapkan secara lengkap, utuh, sistematis, dan padat. Salah satu teks yang termasuk wacana tulis adalah berita utama. Sedangkan wacana lisan adalah wacana yang dihasilkan melalui media lisan yang melibatkan pembicara dan pendengar. Berita utama berisi tentang kejadian atau informasi yang baru terjadi atau masih hangat menjadi topik perbincangan. Bahasa yang digunakan dalam penulisan berita utama harus padat, terdiri dari gagasan yang jelas dan pikiran yang tersusun secara logis. Agar pembaca dapat memahami berita utama, maka kalimat-kalimat di dalamnya harus kohesi yaitu adanya keserasian hubungan antarkalimat yang ada dalam wacana tersebut. Sebagai salah satu media massa, wacana pada berita utama surat kabar harian Kompas sudah mengaplikasikan bentuk pemarkah kohesi dalam tulisannya. Berdasarkan hasil pengamatan penulis, jenis pemarkah kohesi yang dominan digunakan adalah pemarkah kohesi gramatikal salah satunya anafora dan katafora. Anafora merupakan hubungan yang terjadi apabila unsur yang diacu terdapat sebelum unsur yang mengacu. Sedangkan katafora merupakan hubungan yang terjadi apabila unsur yang mengacu terdapat lebih dahulu dari unsur yang diacu (Zaimar, 2009:121). Kohesi sangat berperan dalam membentuk keutuhan serta kepaduan dalam wacana. Kohesi pada harian Kompas patut diteliti karena pada rubrik berita utama banyak ditemukan variasi penggunaan penanda kohesi yang fungsinya sebagai alat penghubung antar kalimat yang satu dengan yang lain sehingga membentuk keterkaitan. Variasi-variasi tersebut salah satunya terdapat beberapa pengacuan berupa anafora dan katafora yang terdapat pada berita tersebut. Oleh karena itu, perlu dilaksanakan penelitian tentang penggunaan anafora dan katafora dalam rubrik berita utama surat kabar harian Kompas. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Moleong (2010:6) menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan prosedur analisis yang tidak menggunakan prosedur analisis statistik atau cara kuantifikasi lainnya, maksudnya untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain. Metode deskriptif dalam penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penggunaan anafora dan katafora dalam sebuah rubrik surat kabar Kompas, yaitu rubrik berita utama. Data penelitian ini adalah penggunaan anafora dan katafora yang terdapat dalam rubrik berita utama surat kabar Kompas. Sumber data penelitian ini adalah surat kabar Kompas edisi Juni-Juli 2015. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Anafora lebih berupa upaya dalam bahasa untuk membuat rujuk silang dengan kata (unsur) yang disebutkan terdahulu (sebelumnya). Upaya yang digunakan dapat berupa nomina, pronomina, konjungsi, nomina temporal, alat dan cara. Penggunaan anafora terjadi apabila unsur yang diacu terdapat sebelum unsur yang mengacu. Katafora merupakan rujuk silang terhadap antensenden yang ada di belakangnya. Katafora dipahami sebagai upaya untuk membuat rujukan dengan hal atau kalimat (unsur) yang akan dinyatakan. Unsur yang disebutkan terdahulu akan merujuk silang pada unsur yang
akan disebutkan kemudian. Katafora terjadi apabila unsur yang mengacu terdapat lebih dahulu dari unsur yang diacu. Pada teks anafora dan katafora di atas dominan ditandai dengan upaya rujuk silang pronomina. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Idat (1994: 52) bahwa sebagai salah satu alat wacana yang dominan adalah pronomina. Kehadiran pronomina di dalam wacana dapat ditentukan oleh wacana itu sendiri atau faktor-faktor di luar wacana. Pronomina cenderung mengganti antesenden dalam fungsinya sebagai referensi, baik yang bersifat anafora maupun katafora. Penggunaan anafora ditemukan sebanyak 194, dan penggunaan katafora sebanyak 24. PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa penggunaan anafora dan katofora dalam wacana berita utama harian Kompas edisi Juni-Juli 2015 berjumlah masing-masingnya 194 dan 24. Upaya rujuk silang atau hal yang mengacu dan diacu pada anafora dan katafora dapat ditandai dengan adanya penggunaan nomina, pronomina, konjungsi, nomina temporal, alat, dan cara. Upaya rujuk silang yang paling banyak digunakan adalah nomina dan pronomina persona. Dari hasil temuan tersebut, penggunaan yang paling banyak ditemukan adalah penggunaan anafora. Meskipun seperti itu, anafora dan katafora tidak bisa terlepas dari penggunaan nomina, pronomina, konjungsi, nomina temporal, alat dan cara yang menjadikannya kohesi. Karena pada dasarnya sebuah wacana yang baik harus memiliki kohesi. Salah satu sifat kekohesian dapat ditentukan dengan penggunaan anafora dan katafora, yaitu unsur yang diacunya jelas. Adapun saran yang dapat penulis berikan sehubungan dengan hasil penelitian ini adalah; pertama, bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian selanjutnya, semoga dapat melakukan pembaharuan dan meneliti lebih dalam lagi. Kedua, bagi mahasiswa pendidikan bahasa dan sastra indonesia dapat menggunakan penelitian ini sebagai bahan ajar.. KEPUSTAKAAN Eryanto. 2001. Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media. Jakarta: LKiS Jogyakarta. Idat, T. Fatimah DJ. 1994. Wacana: Pemahaman dan Hubungan Antarunsur. Bandung: PT. Eresco. Zaimar, Okke Kusuma Sumantri dan Ayu Basuki Harahap. 2009. Telaah Wacana. Jakarta: The Intercultural Intitute.