PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE INDEX CARD MATCH DISERTAI MATCHING TEST TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMPN 10 SIJUNJUNG Olga Erman*), Zulfaneti, M.Si**), Radhya Yusri**) *) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI SUMBAR **) Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI SUMBAR ABSTRACT Background of the research was that the student s mathematical concept understanding was low and teacher had not facilitated the students to review the lesson materials. The purpose was to find out whether student s mathematical concept understanding by applying active learning strategy of index card match completed with matching test is better than conventional learning at VIII class SMPN 10 Sijunjung. The population was all students at VIII class SMPN 10 Sijunjung. The instrument used was final test. Technique of data analysis used was one party t test. Result of hypothesis testing shows that the score t table = 1,67 and t count = 3,26. Hypothesis is accpeted because t count > t table hypothesis is accepted with the significance level α = 0,05. It can be concluded that student s mathematical concept understanding by applying active learning strategy of index card match completed with matching test is better than conventional learning at VIII class SMPN 10 Sijunjung. Keywords: Active Learning, Index Card Match, Matching Test, Mathematical Concept Understanding PENDAHULUAN Matematika merupakan salah satu ilmu dasar yang memegang peranan penting dalam pembentukan pola pikir siswa. Hal ini dikarenakan matematika memiliki struktur dan keterkaitan yang kuat dan jelas antara konsepnya sehingga memungkinkan siswa terampil berfikir logis, kritis, dan sistematis. Oleh karena itu, matematika dijadikan mata pelajaran wajib yang dipelajarai disetiap satuan jenjang pendidikan. Berdasarkan observasi di kelas VIII SMPN 10 Sijunjung pada tanggal 11 Agustus sampai tanggal 13 Agustus 2016, terlihat bahwa pembelajaran masih cenderung terpusat kepada guru, dimana guru menjelaskan materi pelajaran di depan dan siswa hanya mencatat dan menyalin contoh soal di papan tulis. terbiasa menerima materi yang diberikan oleh guru, mereka tidak dibiasakan belajar mandiri, hal ini mengakibatkan siswa hanya menerima konsep yang diberikan oleh guru tanpa tahu bagaimana konsep tersebut dirumuskan dan bagaimana keterkaitan antar konsep. Pemahaman konsep yang rendah akan berdampak terhadap hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari persentase nilai ketuntasan matematika siswa pada UH I semester I siswa kelas VIII SMPN 10 Sijunjung Kabupaten Sijunjung yang dapat dilihat pada Tabel 1 berikut.
Tabel 1. Persentase Ketuntasan Pada UH I Matematika kelas VIII SMPN 10 Sijunjung Kabupaten Sijunjung Tahun Pelajaran 2016/2017 Kelas Jumlah Tuntas Tidak Tuntas Juml % Juml % ah ah VIII.1 32 5 15,63 27 84,37 VIII.2 31 7 22,58 24 91,18 VIII.3 30 4 13,33 26 96,97 VIII.4 31 4 12,90 27 90,91 Sumber: Guru matematika SMP Negeri 10 Sijunjung Dari data Tabel 1 dapat dilihat bahwa persentase ketuntasan siswa masih rendah, yaitu jumlah siswa yang tuntas dengan nilai KKM 80 lebih sedikit daripada siswa yang tidak tuntas. Ini berarti bahwa sebagian besar siswa belum memahami materi. Solusi untuk mengatasi permasalahan di atas perlu dilakukan pembaharuan dalam pembelajaran matematika agar kemampuan pemahaman konsep matematis siswa meningkat. Salah satu cara yang dapat dilakukan guru adalah menerapkan strategi pembelajaran aktif tipe Index Card Match (ICM). Strategi ini adalah salah satu strategi pembelajaran aktif yang termasuk bagian reviewing strategis (strategi pengulangan). Strategi ini berhubungan dengan cara meninjau kembali apa yang telah dipelajari sebelumnya, jadi semakin sering pelajaran diulang siswa akan mudah memahami konsep matematis. Agar siswa bersungguh sungguh dalam mengikuti pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe Index Card Match pada akhir pembelajaran diberikan Matching Test. Matching Test dapat diartikan sebagai tes menjodohkan atau mencocokan. Matching Test memiliki manfaat yaitu dapat menjadi tempat menyimpan informasi dan merupakan cara yang objektif untuk menilai beberapa tujuan pembelajaran yang sangat penting seperti kemampuan siswa untuk mengidentifikasi pemahaman siswa terhadap konsep, prinsip, atau skema untuk mengklasifikasikan objek, ide, atau peristiwa. Berdasarkan uraian di atas, maka dilakukan penelitian dengan judul Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Index Card Match disertai Matching Test Terhadap Pemahaman Matematis Kelas VIII SMPN 10 Sijunjung. Langkah- langkah strategi pembelajarn Silberman (200 9:240) mengemukakan langkah-langkah pembelajaran dengan ICM ini adalah : 1) Pada kartu indeks yang terpisah, tulislah pertanyaan tentang apapun yang diajarkan di kelas. Buatlah kartu pertanyaan dengan jumlah yang sama dengan setengah jumlah siswa. 2) Pada kartu yang terpisah, tulislah jawaban atau masing-masing pertanyaan itu. 3) Campurkan dua kumpulan kartu itu dan kocoklah beberapa kali agar benar-benar tercampur aduk. 4) Berikan satu kartu untuk setiap peserta didik. Jelaskan bahwa ini merupakan latihan permainan. Sebagian memegang pertanyaan review dan sebagian lainnya memegang jawaban 5) Perintahkan kepada peserta didik untuk menemukan kartu permainannya. Ketika permainan dibentuk, perintahkan peserta didik yang bermain untuk mencari tempat duduk bersama (beritahu mereka jangan menyatakan kepada peserta didik lain apa yang ada pada kartunya). 6) Ketika semua pasangan permainan telah menempati tempatnya, perintahkan setiap pasangan menguji paserta didik yang lain dengan membaca keras pertanyaannya dan
menantang teman sekelas untuk menginformasi jawaban kepadanya. Dalam penelitian ini untuk mengefektifkan waktu dan mengontrol siswa, maka siswa yang mendapatkan kartu pertanyaan mencari pasangan jawaban yang cocok, sedangkan siswa yang mendapatkan jawaban tetap duduk di bangkunya. Setiap pasangan yang bertemu akan mendiskusikan apakakah kartu yang dimiliki mereka cocok. Matching Test atau tes menjodohkan adalah bagian dari tes yang bersifat obyektif. Matching Tes berbentuk butir soal atau tugas yang jawabannya dijodohkan atau dicocokan dengan seri jawaban. Widyoko (2009:57) mengemukakan prinsip penyusunan Matching Test: a. Kelompok pernyataan di sebelah kiri dan kelompok jawaban disebelah kanan masing- masing haruslah terdiri dari kelompok yang homogen. b. Kelompok jawaban (kanan) harus lebih banyak dari kelompok pernyataan (kiri). c. Cara mengolah skor tipe tes menjodohkan dengan rumus skor yang diperoleh peserta tes sama dengan jumlah jawaban yang benar. Jadi yang dihitung jawaban benarnya saja, sedangkan jawaban yang salah tidak mempengaruhi skor. Index Card Match disertai Matching Test merupakan gabungan dari strategi pembelajaran aktif yaitu strategi pengulangan dengan salah satu jenis tes berbentuk tes menjodohkan. Penggabungan ini bertujuan untuk melatih siswa agar lebih cermat dan lebih kuat pemahamannya terhadap suatu materi pokok. Dalam penggabungan in Index Card Match dilakukan terlebih dahulu lalu Matching Test dilaksanakan pada akhir pembelajaran sebagai kuis. Materi yang dijadikan pada soal Matching Test adalah materi yang telah dipelajari pada hari itu. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan rancangan penelitian Random terhadap subjek. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMPN 10 Sijunjung tahun pelajaran 2016/2017, dan terpilih sampel VIII.3 sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII.1 sebagai kelas kontrol. Instrument penelitian ini adalah yang tes akhir berupa soal esai yang mengandung indikator pemahaman konsep matematis yaitu menyatakan ulang sebuah konsep, ke pemecahan masalah, dan menyajikan kondep dalam berbagai bentuk representasi matematis. Soal tes akhir diuji coba di SMPN 11 Sijunjung pada tanggal 18 November 2016. Hasil uji coba diperoleh daya pembeda semua soal diterima, tingkat kesukaran soal tergolong sedang dan reliabilitasnya 0.66,maka instrumen tersebut reliabel. Hipotesis diuji menggunakan uji t dikarenakan kedua sampel berdistribusi normal dan mempunyai variansi homogen. HASIL DAN PEMBAHASAN Eksperimen yang dilakukan dari tanggal 08 November s/d 26 November 2016 ini diikuti oleh 30 orang siswa kelas eksperimen dan 32 orang siswa kelas kontrol. Hasil analisis data diperoleh pemahaman konsep matematis siswa kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol.
Tabel 2: Nilai Rata-rata ( ), Simpangan Baku (S), Nilai Tertinggi (X maks ) dannilai Terendah (X min ) Tes Akhir Kelas Sampel Kelas X S X ma Sampel ks X min Eksperim 69.23 20.80 98 27 en Kontrol 50.97 24.81 93 9 Pada Tabel 2 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata siswa pada kelas eksperimen lebih besar dari nilai rata-rata kelas kontrol, dengan simpangan yang lebih kecil dari kelas kontrol. Berarti nilai tes akhir siswa kelas kontrol lebih beragam dari pada nilai siswa kelas eksperimen. Dimana pada kelas eksperimen yaitu kelas VIII.3 diterapkan strategi Index Card Match disertai Matching Test, sedangkan pada kelas kontrol yaitu kelas VIII.1 menggunakan pembelajaran konvensional. Hal ini disebabkan pembelajaran dengan strategi Index Card Match disertai Matching Test lebih melibatkan siswa untuk turut aktif selama proses belajar mengajar dan mengingat konsep- konsep materi yang dipelajari, sedangkan pembelajaran konvensional siswa hanya menerima penjelasan materi yang telah dicatakan oleh guru tanpa melibatkan siswa untuk turut aktif dalam proses belajar mengajar. Adapun gambaran penelitian pada kelas eksperimen dimulai dari guru mengambil absen, apersepsi dan motivasi, kemudian menjelaskan indikator dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai oleh siswa, mengulang materi dan menjelaskan strategi pembelajaran yang akan digunakan yaitu Index Card Match dan pemberian kuis pada akhir pembelajaran berbentuk Matching Test. Setelah guru menjelaskan indikator dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai oleh siswa, selanjutnya, guru menjelaskan materi dan membagi siswa menjadi dua bagian yang sama banyak, kemudian guru membagikan kartu pertanyaan dan jawaban pada masingmasing siswa. yang mendapatkan kartu pertanyaan mencari pasangan jawaban yang cocok, sedangkan siswa yang mendapatkan jawaban tetap duduk di bangkunya. Setiap pasangan yang bertemu mendiskusikan apakah kartu mereka cocok. Bagi siswa yang telah menemukan pasangan diminta mengangkat tangan agar guru bisa memastikan apakah pasangan kartu tersebut benar cocok. Jika kartu pertanyaan dan kartu jawaban telah cocok, maka siswa duduk bersama. Jika kartu tidak cocok, guru menyuruh siswa untuk mencari pasangan kembali. Jika ada siswa yang kesulitan, guru atau siswa lain memberikan bantuan. Jika ada siswa yang tidak menemukan pasangan maka kartu tersebut akan dibahas terlebih dahulu. Setelah semua pasangan duduk guru memilih secara acak menggunakan loting anggota pasangan untuk menuliskan jawaban di papan tulis. Setiap siswa kembali ketempat duduk masing-masing. Penutup dari pembelajaran ini adalah guru dan siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari dan pemberian kuis yang berbentuk soal Matching Test. Pemahaman konsep matematika siswa dapat dilihat dari hasil tes dengan indikator pemahaman konsep yaitu menyatakan ulang sebuah konsep, menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis dan kepemecahan masalah. Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan di kelas eksperimen bahwa secara keseluruhan siswa mampu memenuhi ketiga indikator dalam pemahaman konsep. Indikator menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis dan kepemecahan masalah pada kelas
eksperimen dilihat pada lembar jawaban siswa nomor 3. algoritma kepemecahan masalah pada kelas kontrol. Indikator menyatakan ulang sebuah konsep dapat dilihat pada soal no 1 Gambar 1. Contoh Hasil Pemahaman Kemampuan tinggi Kelas Eksperimen Berdasarkan gambar1 pada soal nomor 3. Terlihat bahwa siswa sudah dapat menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis dan kepemecahan masalah pada suatu system persamaan linear dua variabel. berkemampuan tinggi pada kelas eksperimen telah mampu menyatakan ulang konsep. Sedangkan hasil tes pemahaman konsep matematika pada soal nomor 3 siswa berkemampuan tinggi pada kelas kontrol sudah bisa menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis dan kepemecahan masalah. Gambar 3. Contoh Hasil Pemahaman Kemampuan Sedang Kelas Eksperimen Berdasarkan Gambar terlihat jawaban siswa kelas eksperimen sudah mampu menyatakan ulang sebuah konsep, namun siswa kurang teliti dalam menjawab pertanyaan. Jawaban yang seharusnya ditulis oleh siswa adalah PLDV adalah persamaan yang mengandung dua variable dan masingmasing variable berpangkat satu Hasil tes pemahaman konsep matematika siswa berkemampuan sedang pada kelas kontrol dapat dilihat dari Gambar 4. Gambar 4. Contoh Hasil Pemahaman Kemampuan Sedang Kelas kontrol Gambar 2. Contoh Hasil Pemahaman Kemampuan tinggi Kelas Kontrol Gambar 2.menjelaskan siswa sudah dapat menjawab soal yang diberikan dengan benar, sehingga siswa sudah dapat memenuhi indikator pemahaman konsep yang diharapkan pada soal no 3 tersebut. Dimana indikator yang harus dipenuhi yaitu indikator menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis dan mengaplikasikan konsep atau Berdasarkan Gambar 4 dapat dilihat bahwa siswa berkemampuan sedang sudah mampu menyatakan sebuah konsep namun siswa kurang teliti dalam menjawab soal. Contoh jawaban hasil tes akhir pemahaman konsep matematika pada siswa berkemampuan rendah pada kelas eksperimen pada indikator kepemecahan masalah. Hal ini dapat dilihat dari Gambar 5 pada soal no 4.b.
Gambar 5. Contoh Hasil Pemahaman Kemampuan Rendah Kelas Eksperimen Gambar 5, terlihat bahwa siswa sudah dapat memahami soal no 4.b pada indikator mengaplikasikan konsep atau algoritma kepemecahan masalah namun siswa kurang teliti dalam perkalian dan penjumlahan. Gambar 6. Contoh Hasil Pemahaman Kemampuan Rendah Kelas Kontrol Gambar 6, terlihat bahwa siswa belum bisa dengan baik mengaplikasikan konsep atau algoritma kedalam pemecahan masalah pada soal no 4.b. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan pemahaman konsep matematis siswa yang diajarkan dengan menerapkan strategi pembelajaran aktif tipe Index Card Match disertai Matching Test lebih baik daripada pemahaman konsep matematis siswa dengan menerapkan pembelajaran konvensional pada kelas VIII SMPN 10 Sijunjung. DAFTAR RUJUKAN Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta. Rineka Cipta. Fanesa, Dira Yuni. (2013). P engaruh penerapan strategi pembelajaran aktif Tipe Index Card Match terhadap pemahaman konsep matematis siswa kelas VIII SMPN 2 Lengayang Shadiq, Fadjar. (2009). Kemahiran Matematika. Yogyakarta : Depdiknas Silberman, Melvi L. (2009). Aktif Learning. Bandung : Penerbit Nusamedia.. Suherman, Erman dkk. (2003). Strategi Pembelajaran Kontemporer. Bandung : JICA- Universitas Pendidikan Indonesia. Tim Penulis. (2012). Panduan Penulisan Skripsi. Padang : STKIP PGRI Sumatera Barat. Widoyoko, Eko Putro. (2009). Evaluasi Program Pembelajaran. Yogyakarta : Pustaka Pelajar