BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebutuhan dapat dibedakan menjadi Tiga bagian, yakni kebutuhan pimer, sekunder, dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. strategi yang efektif dan efisien.hal tersebut tentunya bisa dicapai dengan

BAB I PENDAHULUAN. penampilan bagi manusia. Pakaian juga mencerminkan pribadi orang yang

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Di negara indonesia dirugikan mencapai hingga triliunan karena banyaknya

BAB I PENDAHULUAN. berlomba untuk merebut dan mempertahankan pangsa pasarnya. Berbagai jenis

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kehidupan sehari-hari. Dari tahun ke tahun pakaian telah berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan kebudayaan, perubahan dalam

BAB I PENDAHULUAN. jaman sekarang yang dimana telah mengalami perkembangan dalam dunia usaha

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan. Tidak hanya dikalangan remaja, namun ibu-ibu juga

BAB I PENDAHULUAN. adalah kebutuhan primer, sekunder dan tersier, kebutuhan yang pertama yang harus dipenuhi

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN

BAB VI PENUTUP. namun memiliki keuangan yang terbatas. Saat berbelanja di Boutique

BAB I PENDAHULUAN. penutup atau pelindung anggota tubuh. Pakaian digunakan sebagai pelindung

BAB I PENDAHULUAN. terus menciptakan sesuatu yang akan membantu dan menunjang kehidupannya,

BAB I PENDAHULUAN. segi kebutuhan primer, sekunder, maupun tersier merupakan suatu kebutuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semakin berkembangnya zaman di era modern kebutuhan akan dunia fashion

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

Bab 2. Data dan Analisa. Data dan informasi yang digunakan untuk analisa dan konsep proyek ini didapat dari

BAB 1 PENDAHULUAN. Pakaian merupakan salah satu kebutuhan pokok yang tidak terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat dipungkiri. Selama ini masyarakat memenuhi berbagai kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam memprediksikan perilaku pembelian konsumen terhadap suatu

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah Ringkas Butik Dorayaky Shop. menuangkan hobi nya di bidang fashion tersebut dia berkeinginan

BAB I PENDAHULUAN. luaskan budaya mereka ke dunia Internasional. Melalui banyak media Korea

BAB I PENDAHULUAN. Di tengah bergulirnya ekonomi global sekarang ini mengakibatkan persaingan dalam

BAB I PENDAHULUAN. pakaian tidak hanya berguna sebagai alat yang digunakan manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. Termasuk dalam bidang ritel yang saat ini tumbuh dan berkembang pesat seiring

BAB I PENDAHULUAN. diferensiasi social yang tercipta dari relasi konsumsi. 1 Konsumsi pada era ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masa peralihan perkembangan dari masa anak-anak menuju masa dewasa

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan diri menjadi negara Industrialisasi menuju modernis,

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam alat teknologi seperti televisi, koran, majalah, dan telepon.

BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan ekonomi melibatkan produksi, distribusi, pertukaran dan

I. PENDAHULUAN. Era globalisasi dan pasar bebas membuat kemajuan teknologi berkembang cepat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ini. Globalisasi adalah ketergantungan dan keterkaitan antar manusia dan antar bangsa

BAB I PENDAHULUAN. ancaman bagi para pelaku usaha agar dapat memenangkan persaingan dan

BAB I PENDAHULUAN. terpisahkan dari kemajuan peradapan suatu masyarakat. Hal itu dikarenakan

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan di daerah tersebut. Tinggi-rendahnya aktivitas perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hingga tersier. Feist, Jess (2010) mengatakan bahwa salah satu kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. : Merupakan kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Pusat pemerintahan. Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta di selatan dan barat¹.

Seiring dengan perkembangan zaman, desain kebaya

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia mode pakaian di Indonesia beberapa dekade ini mengalami

BAB I PENDAHULUAN. akibat eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan. Eksploitasi ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. bentuk kebutuhan sandang. Kehidupan sehari hari manusia tidaklah pernah terlepas

BAB I PENDAHULUAN. yaitu kecantikan ragawi dan juga inner beauty atau kecantikan dari dalam.

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul, atau dengan

BABI PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sekarang ini selain bidang teknologi manusia juga

BAB I PENDAHULUAN. Hongkong, dan Australia. Selama periode Januari-November 2012, data

BAB I PENDAHULUAN. I 2015 menjadi 4,67% pada kuartal II Hal ini disebabkan oleh

BAB III GAMBARAN UMUM BUTIK ALAM BENING

BAB I PENDAHULUAN. adalah adanya pasar sebagai sarana pendukungnya. Pasar merupakan kegiatan

I. PENDAHULUAN. itu dibagi menjadi dua macam. Pertama, kebutuhan primer, yaitu kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. disebut juga dengan Batik Girli (Pinggir Kali) 1980-an. Sebab, pionir kerajinan batik di Sregen umunya pernah bekerja

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dengan persoalan akses informasi dan dunia internet. Online shopping merupakan

BAB I PENDAHULUAN. selera konsumen dan perubahan yang terjadi pada lingkungan sekitarnya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Intensitas persaingan yang semakin meningkat menuntut suatu perusahaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. secara tidak langsung mempengaruhi tingkat globalisasi yang terus berkembang.

KARYA ILMIAH BAGAIMANA MEMULAI DAN MENJALANKAN BISNIS DISTRO

BAB I PENDAHULUAN. yang akan dipasarkan. Dalam era teknologi informasi, keberhasilan suatu

Bisnis Plan Distro BAB I RINGKASAN Distro berasal dari singkatan distribution store. Berfungsi menerima titipan dari berbagai merek dari clothing

1.PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. besar terhadap kehidupan manusia, Bagi manusia, busana merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan jaman pula. Usaha harus terus berlomba dan berharap bahwa

BAB I PENDAHULUAN. dari waktu ke waktu pasar mengalami evolusi bentuk tempat dan cara

Bab 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan ritel modern saat ini semakin pesat dan mulai

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan cara pandang dan persepsi konsumen Indonesia tentang

Makalah. Analisis Studi Kelayakan Bisnis-Usaha Distro. DI Susun oleh : Joko Purnomo

BAB I PENDAHULUAN. sekunder dan tersier. Semua kebutuhan tersebut dipenuhi melalui aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. jaman sekarang yang dimana telah mengalami perkembangan dalam dunia usaha

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis ritel tersebut antara lain hypermart, supermarket, specialty store,

ANALISIS KEPUTUSAN PEMBELIAN DITINJAU DARI FAKTOR PSIKOGRAFIS KONSUMEN MATAHARI DEPARTMENT STORE SOLO SQUARE SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Setiap perempuan pada dasarnya mempunyai keinginan untuk dikatakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.

BAB I PENDAHULUAN. Ini adalah tingkat pertumbuhan ritel tertinggi yang pernah dicapai Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. meninggalkan kebiasaan, pandangan, teknologi dan hal - hal lainnya yang

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini menjelaskan mengenai rencana model bisnis Distro balita

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. begitu juga dengan rakyatnya. Pengaruh dari pemerintah kolonial Belanda masih

BAB I PENDAHULUAN. akan berusaha memenuhi kebutuhan rumah daripada kebutuhan lain yang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan dua hal yang tidak terpisahkan antara satu dengan yang lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan perekonomian yang pesat di indonesia dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. daerah terkaya jika di bandingkan dengan negeri-negeri muslim lainya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. up, dan lainnya. Selain model dan warna yang menarik, harga produk fashion

BAB I RINGKASAN EKSEKUTIF. Kebutuhan manusia dapat dibagi sesuai tingkat kepentingan atau prioritas

BAB V PENUTUP. jeli dalam mengatur pengeluaran agar tidak berlebih. Kebutuhan atas pakaian sering

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ini sangat mudah sekali mencari barang-barang yang diinginkan.

BAB I PENDAHULUAN. baik unit usaha yang bergerak dalam penjualan barang maupun jasa, tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Keputusan pembelian merupakan kesimpulan terbaik konsumen untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. produknya. Produk tekstil pada umumnya ditujukan untuk mendukung industri mode. Artinya

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS. Judul : Kreatifitas Desain Kaos dan Baju

Gaya hidup secara luas didefenisikan sebagai cara hidup yang. diidentifikasikan oleh bagaimana seseorang menghabiskan waktu mereka

BAB I PENDAHULUAN. Zaman globalisasi sekarang ini, ilmu pengetahuan dan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat di dunia tertarik pada jaringan modernisasi, baik itu yang

BAB I PENDAHULUAN. yang secara signifikan berlangsung dengan cepat khususnya teknologi internet.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan dapat dibedakan menjadi Tiga bagian, yakni kebutuhan pimer, sekunder, dan tersier. Kebutuhan primer adalah kebutuhan yang mendasar dan harus dipenuhi. Hakikatnya, kebutuhan primer terdiri dari kebutuhan pangan, papan, dan sandang. Pemaparan mengenai bagian dari kebutuhan primer diatas, masing-masing memiliki arti yaitu pangan yang mencakup dari makanan dan minumansebagai pemberi nutisi untuk pertumbuhan manusia. Sedangkan papan berarti tempat tinggal ataupun rumah fungsinya sebagai tempat berlindung. Begitu pula dengan sandang yang lebih dikaitkan dengan pakaian fungsinya sebagai pelindung tubuh dan juga sebagai penutup aurat. Berbicara mengenai pakaian, pada zaman pra-sejarah manusia belum mengenal pakaian maupun busana seperti saat ini. Zaman dahulu manusia memakai kulit binatang, tumbuhtumbuhan untuk menutupi kulit mereka. Manusia purba yang hidup di daerah dingin, menutupi tubuhnya dengan kulit binatang misalnya kulit domba yang berbulu tebal sedangkan manusia purba yang hidup di daerah panas melindungi tubuh mereka dengan memanfaatkan kulit pepohonan yang direndam terlebih dahulu dan dipukul-pukul lalu dikeringkan, sedangkan para prajurit pada masanya menggunakan bahan baju dari logam. Studi di Universitas Florida, Amerika Serikat menghasilkan sebuah riset bahwa manusia mulai berpakaian sekitar 170.000 tahun lalu sedangkan manusia modern mulai berpakaian sekitar 70.000 tahun sebelum bermigrasi ke daerah yang lebih tinggi. Berpengaruhnya perkembangan jaman, maka lambat laun pakaian dapat diciptakan oleh manusia dan menurut para anthropolog,

psychologmenyatakan bahwa dewasa ini pakaian mengandung arti sangat kompleks. (http://www.pusatkonveksi.com/sejarah-pakaian.html). Secara universal orang setuju berpakaian adalah alat pelindung tubuh yang paling utama dandemi kesopanan diri, karena itu mengapa demikian pakaian jelas di nyatakan sebagai kebutuhan primer manusia. Ketika mendengar sebuah pernyataan yang muncul kita ingin mengenai pakaian pasti sudah membayangkan ketiga hal yang utama yaitu selera, kualitas, dan kenyamanan untuk memakai pakaian tersebut. tetapi pada dewasa iniselera, kualitas, dan kenyamanan seimbang dengan adanya tuntutan trend dan mode. Begitu juga dengan lingkungan dapat mempengaruhikebudayaan manusia terkhususnya pada segi berpakaian dan pakaian juga sudah termasuk gaya hidup semenjak awal yang diperkenalkan di Indonesia pada abad ke-15. Pemaparan mengenai trend, kualitas dan kenyamanan dalam memilih suatu pakaian, pasti dibarengi dengan faktor ekonomi seseorang. Pemaparan logisnya,ketika menginginkan sebuah kualitas terbaik (original) maka harus dibayar pula dengan harga yang cukup mahal, dan sebaliknya ketika menginginkan sebuah kualitas yang biasa-biasa saja atau tidak bermerk, maka dibayar pula dengan harga yang sangat murah. Pemaparan logis ini di tentang oleh perdagangan pakaian bekas di seluruh Indonesia terkhususnya perdagangan Monza di pasar tradisional (Pajak) Melati kota Medan. Istilah monza yang terkenal sampai saat ini berasal dari singkatan Mongonsidi Plaza, karena pada era 1990an daerah Mongonsidilah yang menjadi pusat perbelanjaan pakaian bekas terbesar di kota Medan, bahkan sampai saat ini kalimat Monza sudah menjadi membudaya akan pengertiannya sebagai pakaian bekas dikalangan masyarakat dan bukan lagi sebagai pengertian Mongonsidi Plaza. Namun dalam satu dekade kemudian, penjualan pakaian bekas di Mongonsidi

Plaza mulai surut dan perlahan-lahan mulai bergeser ke Pajak Melati, sehingga banyak masyarakat kota Medan memburu pakaian bekas di Pajak Melati. Selain kalangan dewasa, baju bekas juga tercatat sebagai membentuk gaya subkultur anak muda yang khusus dan unik. Merefleksikan posisi keuangan anak-anak muda yang terbatas, ia juga menggambarkan gairah akan gaya pakaian-pakaian retro yang otentik dan tidak ada kembarannya. Jenis baju yang dijual di toko-toko baju bekas biasanya berjumlah terbatas atau malah hanya tersedia sebanyak satu buah saja sehingga terkesan lebih personal. Efek personalitas ini yang tidak bisa didapat jika kita membeli baju di mall atau supermarket karena baju-baju yang dijual di sana rata-rata dibuat secara massal. Pengguna (konsumen) pakaian bekas mengaku tidak ada masalah dalam memakainya.pakaian bekas itu rata-rata masih layak pakai, seringkali barang illegal tersebut berasal dari negara Singapura, Korea dan Malaysia. Jenis barang yang dijual produk ini pun bermacam-macam bukan hanya pakaian saja melainkan seperti sepatu, sendal, kaos, jaket, ikat pinggang, celana panjang, sampai selimut-selimut tebal dan bed cover dan bahkan underware (pakaian dalam). Barang-barang bekas berkualitas yang didatangkan langsung dari luar negeri membuat seluruh lapisan masyarakatlebih memlih untuk menggunakannya, dan dipasar Melati pula para pembeli seakan terbius oleh keunikan dan keragaman pakaian-pakaian yang terkadang di Indonesia saja model pakaiannya belum ada. Hingga dewasa ini, baju bekas sudah menjadi andalan pada berbagai kalangan masyarakat. Mereka memilih barang-barang dengan berbagai alasan yang beragam, ada yang menganggap barang import tersebut memiliki kualitas yang lebih bagus dibanding dengan kualitas pembuat pakaian dari negara sendiri, ada juga yang ingin memilikinya karena harga

barang-barang tersebut lebih terjangkau bagi masyarakat kalangan menengah ke bawah, ataupun karena pakaian-pakaian bekas yang bermutu juga dapat mempengaruhi identitas sosial masyarakat kalangan menengah ke atas. Bagi seluruh lapisan kalangan masyarakat terutama masyarakat menengah ke atas yang banyak dijumpai, membeli sebuah pakaian bekas cenderung bersifat gengsi ketika teman maupun kerabatnya mengetahui bahwa pakaian yang dibeli dan dipakai dominan dianggap bermutu bagus ternyata berbahan Monza. Sedangkan bagi kalangan menengah kebawah, bagi mereka ini adalah sebuah peluang untuk memenuhi kebutuhan akan pakaian bekas yang bermutu luar negeri. 1.1 Identifikasi Masalah Berdasarkan pemaparan latar belakang, maka identifikasi masalahnya yaitu: 1. Monza merupakan salah satu istilah pasar pakaian bekas 2. Pasar Melati merupakan salah satu lokasi penjualan pakaian bekas kota Medan. 3. Banyaknya minat masyarakat kota medan dalam membeli pakaian bekas 4. Berbagai alasan-alasan konsumen dalam membeli pakaian bekas 5. Kriteria-kriteria pakaian bekas yang dicari konsumen. 6. Strategi-strategi konsumen untuk membeli pakaian bekas Hal ini adalah sebuah fenomena yang cocok dikaji maupun dianalisa sebagai suatu permasalahan sosial yang ada pada masyarakat dan membuat penulis tertarik untuk menjadikan fenomena ini menjadi sebuah penelitian dengan judul Image Pembeli Pakaian Bekas di Pasar Melati, Kecamatan Medan Tuntungan, Provinsi Sumatera Utara.

1.3 Pembatasan Masalah Pembatasan masalah, penentuan ruang lingkup salah satu langkah penting yang harus dilakukan. Bila hal ini tidak dilakukan maka peneliti kemungkinan besar akan tergoda untuk terus menggali data-data yang sebenarnya kurang berkaitan dengan masalah inti. Niscaya ia tidak akan sadar dengan kesukaran-kesukaran yang dihadapinya. menentukan ruang lingkup, kegiatan peneliti tidak akan melebar dan melantur kesana kemari tanpa kontrol, untuk kemudian kehilangan fokus (Bagong,2007:20) Membatasi permasalahan agar topik menjadi terfokus dan menjaga agar pembahasan tidak melebar, maka penulis menetapkan pembatasan masalah penelitian tersebut adalah kepada konsumenyang membeli pakaian bekas. Penelitian ini hanya dilakukan dipajak Melati kota Medan dikarenakan pasar Melati adalah pusat pasar pakaian bekas terbesar se-kota Medan, sehingga dapat mempermudah mencari data yang akurat untuk diteliti. 1.4 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah maka permasalahan penelitian ini dirumuskan sebagai : 1. Apa saja yang menjadi motivasi pembeli dalam mencari pakaian bekas? 2. Kriteria-kriteria apa saja yang dicari konsumen dalam membeli pakaian bekas? 3. Apa strategi konsumen untuk melakukan transaksi tawar-menawar dalam membeli pakaian bekas? 1.5 Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui dan mendeskipsikan hal-hal yang tekait dengan latar belakang konsumen membeli pakaian bekas di Pasar Melati. 2. Untuk mengetahui dan mendeskipsikan tentang kriteria apa yang dicari konsumen dalam membeli pakaian bekas. 3. Untuk mengetahui dan menambah wawasan tentang bagaimana konsumen melakukan strategi penawaran barang pakaian bekas. 1.6 Manfaat Penelitian 1.6.1 Manfaat Teoritis 1. Memberikan dan memperluas pengetahuan kepada peneliti dan juga pembaca tentang motivasi pembeli mengonsumsi pakaian bekas. 2. Memberikan pengalaman dan wawasan kepada peneliti tentang pemahaman kriteria konsumen dalam membeli pakaian bekas. 1.6.2 Manfaat Praktis Manfaat praktis dari penelitian ini adalah diharapkan hasil penelitian dapat menambah refrensi penelitian dan bisa dijadikan sebagai sumber informasi bagi peneliti lain yang ingin membuat penelitian berkaitan dengan permasalahan yang diangkat peneliti ini.