1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
Dosen Pembimbing : 1.Dr. Muhammad Rivai, ST, MT 2.Ir. Totok Mujiono M.I. Kom

Brilianda Adi WIcaksono Bidang Studi Elektronika Jurusan Teknik Elektro FTI Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

PERCOBAAN 3a MULTIVIBRATOR

BAB III KONSEP DASAR PERANCANGAN

Perancangan Sistem Pengenalan Jenis Odor Menggunakan 20 Mhz Quartz Crystal Microbalance Dan Field Programmable Gate Array

III. METODE PENELITIAN. Elektronika Dasar Jurusan Fisika Fakultas MIPA Universitas Lampung.

DAFTAR ISI. Abstrak i Abstract ii Kata Pengantar.. iii Daftar Isi.. v Daftar Tabel.. viii Daftar Gambar.. ix Daftar Singkatan. xi

IDENTIFIKASI GAS AMONIA MENGGUNAKAN QUARTZ CRISTAL MICROBALANCE DENGAN NEURAL NETWORK YANG DIIMPLEMENTASIKAN PADA MIKROKONTROLER

BABI PENDAHULUAN. Pada dunia elektronika dibutuhkan berbagai macam alat ukur dan analisa.

Pertemuan ke-5 Sensor : Bagian 1. Afif Rakhman, S.Si., M.T. Drs. Suparwoto, M.Si. Geofisika - UGM

TEORI ADC (ANALOG TO DIGITAL CONVERTER)

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI. Blok diagram carrier recovery dengan metode costas loop yang

BAB I PENDAHULUAN. Frekuensi identik dengan banyaknya jumlah gelombang per satu perioda waktu.

BAB IV ANALISIS RANGKAIAN ELEKTRONIK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS ODOR URINE UNTUK MENDETEKSI INFEKSI SALURAN KEMIH DENGAN MENGGUNAKAN SENSOR QUARTZ CRYSTAL MICROBALANCE DAN SELF ORGANIZING MAP (SOM)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dwi Harjono, 2014 Universitas Pendidikan Indonesia Repository.upi.edu Perpustakaan.upi.

Rancang Bangun Sistem Pencacah Frekuensi Untuk Sensor Gas Quartz Crystal Microbalance

ADC (Analog to Digital Converter)

Rancang Bangun Sistem Pencacah Frekuensi Untuk Sensor Gas Quartz Crystal Microbalance

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Gambar 2.1 Perangkat UniTrain-I dan MCLS-modular yang digunakan dalam Digital Signal Processing (Lucas-Nulle, 2012)

BAB I PENDAHULUAN. resistor, kapasitor ataupun op-amp untuk menghasilkan rangkaian filter. Filter analog

BAB I PENDAHULUAN. untuk pembangkitan energi listrik. Upaya-upaya eksplorasi untuk. mengatasi krisis energi listrik yang sedang melanda negara kita.

BAB 1 PENDAHULUAN. paling populer adalah mikroprosesor. Pada prinsipnya mikroprosesor adalah pusat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. terhadap alkohol yang dikonsumsinya. Apabila orang tersebut. penyakit kanker, keracunan, bahkan kematian. Selain berdampak buruk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

BAB VI INSTRUMEN PENGKONDISI SINYAL

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA DATA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Aditya Ciptadi Dosen Pembimbing 1 : Dr. Muhammad Rivai, ST., MT. Dosen Pembimbing 2 : Suwito, ST., MT.

BAB III PERANCANGAN ALAT. Gambar 3.1 Diagram Blok Pengukur Kecepatan

Pembuatan Pola Data Bahan Bakar Solar Yang Dicampur Minyak Tanah Menggunakan Sensor Gas Dengan Metode Fast Fourier Transform

1.2 Tujuan Penelitian 1. Penelitian ini bertujuan untuk merancang bangun sirkit sebagai pembangkit gelombang sinus synthesizer berbasis mikrokontroler

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN

LAB #4 RANGKAIAN LOGIKA SEKUENSIAL

BAB II KAJIAN PUSTAKA. otomatis masih belum menggunakan filter. Dari hasil penelitian yang dilakukan,

IMPLEMENTAS I KONVERTER FREKUENS I KE TEGANGAN DALAM SISTEM IDENTIFIKAS I AROMA MENGGUNAKAN QUARTZ CRYSTAL MICROBALANCE. Muhammad Farih

3 SENSOR SUHU BERBASIS BAHAN FERROELEKTRIK FILM Ba 0,55 Sr 0,45 TiO 3 (BST) BERBANTUKAN MIKROKONTROLER ATMEGA8535. Pendahuluan

SIMULASI CONVERTER DAYA FREKUENSI TINGGI DENGAN TEKNOLOGI PLD BERBASIS SISTEM MIKROKONTROLLER

BAB III PERANCANGAN SISTEM

RANCANG BANGUN MINI SYSTEM SPIN COATING UNTUK PELAPISAN SENSOR QCM (QUARTZ CRYSTAL MICROBALANCE)

BAB II LANDASAN TEORI. ACS712 dengan menggunakan Arduino Nano serta cara kerjanya.

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERSETUJUAN... PERNYATAAN KEASLIAN... ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI...

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA Bagian II

BAB III DASAR PEMILIHAN KOMPONEN. 3.1 Pemilihan Komponen Komparator (pembanding) Rangkaian komparator pada umumnya menggunakan sebuah komponen

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: ( Print) F-7

Thermometer digital dengan DST-R8C dan OP-01 sebagai rangkaian pengkondisi

BAB 1 PENDAHULUAN. Melakukan pengukuran besaran fisik di dalam penelitian, mutlak

RANCANG BANGUN DATA AKUISISI TEMPERATUR 10 KANAL BERBASIS MIKROKONTROLLER AVR ATMEGA16

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun metode penelitian tersebut meliputi akuisisi data, memproses. data, dan interpretasi data seismik.

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III DESKRIPSI MASALAH

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

RANCANG BANGUN SISTEM PASTEURISASI SUSU MENTAH BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 TUGAS AKHIR

BAB II KONSEP DASAR SISTEM MONITORING TEKANAN BAN

Gambar 3.1. Diagram alir metodologi perancangan

DAC - ADC Digital to Analog Converter Analog to Digital Converter

DAFTAR ISI. Abstrak... Abstract... Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Gambar... Daftar Tabel... BAB I Pendahuluan Latar Belakang...

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2014 sampai November

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2014 sampai dengan Januari 2015.

Jurnal Teknologi Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN: Sistem Logger Suhu dengan Menggunakan Komunikasi Gelombang Radio

BAB I PENDAHULUAN. Bidang elektronik saat ini memegang peranan penting di berbagai sektor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara produsen minyak dunia. Meskipun

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PROTOTIPE BAND PASS FILTER UNTUK OPTIMASI TRANSFER DAYA PADA SINYAL FREKUENSI RENDAH; STUDI KASUS : SINYAL EEG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA MEMS RESONATOR UNTUK APLIKASI OSILATOR

SISTEM MONITORING KONDISI AIR CONDITIONING BERDASARKAN PENGGUNAAN ENERGI DAN SUHU RUANG

Robotika. Teknologi Sensor

Perancangan dan Pembuatan Tahap RF Downlink 436,9 Mhz untuk Portable Transceiver Ground Station Satelit Iinusat-01

BAB III PERANCANGAN SISTEM. perancangan mekanik alat dan modul elektronik sedangkan perancangan perangkat

Gambar 3. 1 Diagram blok system digital

BAB I PENDAHULUAN. energi listrik yang memanfaatkan suatu kumparan arus untuk mengindra arus serta

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA. Bab ini membahas tentang pengujian alat yang dibuat, adapun tujuan

12-9 Pengaruh dari Kapasitor Pintas Emiter pada Tanggapan Frekuensi-Rendah

LABORATORIUM SISTEM TRANSMISI

Perancangan Prototipe Anemometer Berbasis Gelombang Suara Ultrasonik Frekuensi Rendah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. ketepatan masing-masing bagian komponen dari rangkaian modul tugas akhir

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. perangkat yang dibangun. Pengujian dilakukan pada masing-masing subsistem

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB III PERANCANGAN SISTEM

ANALOG SIGNAL PROCESSING USING OPERASIONAL AMPLIFIERS

Beberapa istilah dalam ADC

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi data telah menjadi layanan utama pada sistem telekomunikasi.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Rumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mempermudah suatu pekerjaan, misalnya ; Thermometer Suhu Badan. terdiri dari beberapa komponen yaitu sensor, modul suara, dan LCD.

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM

LAMPIRAN A MICROMACHINING

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei Adapun tempat

BAB 3 PERANCANGAN DAN REALISASI

FISIKA 1 PENGUKURAN :: BESARAN DAN SATUAN

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kuarsa kristal yang dikenal dengan Quartz Crystal Microbalance (QCM) telah lama digunakan sebagai teknik pengindraan elektronik dengan mengamati perubahan frekuensi (f), dikarenakan pelapisan lapisan tipis pada kristal piezoelektrik, memungkinkan untuk menghitung massa lapisan dalam kondisi vakum, gas, dan fase cairan. Tekanan, suhu, dan tegangan permukaan juga dapat mempengaruhi pegeseran frekuensi dari resonator kuarsa (Ishay et al. 2015). Selain itu perkembangan dari teknologi QCM dapat digunakan untuk untuk mendeteksi sifat viskoelastik partikel kimia yang menempel pada sensor (Ishay et al. 2015). Perkembangan lebih lanjut khususnya pada pengukuran fase cair, telah membuatnya menjadi teknik yang menarik untuk memantau proses adhesi sel, dan untuk mengevaluasi interaksi permukaan sel (Ishay et al. 2015). Aplikasi QCM sebagai biosensor digunakan untuk detektor virus influenza (Kagiyama et al. 2015), deteksi bakteri (Saad et al. 2014), deteksi protein C pada serum manusia (Bakhshpour et al. 2017), sensor kelembaban (Jin et al. 2016), deteksi hormon ikan (Pali et al. 2017), dan deteksi kandungan amonia pada pernafasan manusia (Ogimoto et al. 2015). QCM merupakan jenis biosensor berbasis variasi massa, selain itu terdapat jenis biosensor lainnya yaitu superficial acuoustic wave sensor (SAW) dan bulk acoustic wave sensor (BAW). Semua jenis biosensor tersebut dibuat pada substrat kuarsa piezoelektrik. Umumnya pada biosensor gravimetri dan immunobiosensor menggunakan kristal kuarsa piezoelektrik sebagai kristal resonansi, atau sebagai bulk gelombang permukaan akustik (Yurish 2007). Mekanisme kerja SAD QCM didasari efek invers-piezoelektrik, yaitu timbulnya deformasi pada material-material akibat medan listrik. Material 1

2 piezoelektrik yang digunakan sebagai sensor QCM adalah kristal kuarsa tipe ATcut. Penggunaan tipe AT-cut ini dikarenakan merupakan tipe kristal yang paling stabil diantara tipe lainnya pada temperatur ruang, dapat digunakan sebagai referensi frekuensi output untuk menemukan hasil perubahan frekuensi dari efek lainnya. Faktor kualitas (Q) adalah rasio energi tersimpan persiklus dan energi yang dihamburkan dalam 1 siklus (proposional waktu peluruhan) (Jaruwongrungsee et al. 2007). Metode yang paling sesuai untuk pengukuran pergeseran frekuensi resonansi sensor adalah metode aktif (atau selfexcited oscillator). Sensor QCM digunakan dalam sebuah rangkaian generator frekuensi tinggi sebagai elemen stabilisasi. Frekuensi dari generator akan berubah sesuai dengan frekuensi resonansi sensor. Kesulitan utama desain SAD untuk sensor QCM yaitu digitalisasi sinyal frekuensi tinggi, membutuhkan analog to digital converter (ADC) yang mahal. Hal ini diperlukan untuk pergeseran sinyal frekuensi tinggi ke rentang frekuensi rendah (dalam hal ini misalnya khz). Pada sistem sirkuit QCM yang kompleks ini membutuhkan ADC, digital signal processing (DSP) mikroprosesor, digital filtering, dan interpolasi fast Fourier transform (FFT) (Yurish 2007). Untuk itu perlunya ada alternatif dalam pembuatan SAD QCM yang murah tetapi dapat menampilkan pergeseran sinyal frekuensi tinggi, dengan metode sistem pencacahan berbasis static toggle flip-flop yang memiliki kemampuan yang sama yaitu dapat melakukan pergeseran sinyal frekuensi tinggi ke rentan frekuensi rendah dengan menggunakan intergrated circuit (IC) 74HC4040D (HIGH-to-LOW transition) (NXP 2014). Perangkat akuisisi data dapat dibuat dengan menggunakan mikrokontroler sebagai pusat pemprosesannya. Pada penelitian ini mikrokontroler yang digunakan adalah ATmega16 (8 bit). Sensor QCM sebagai masukan dari SAD, digunakan sensor LM35 yang memiliki sensitifitas 10 mv/ o C. SAD ini akan menggunakan IC 74HC4040D sebagai pencacahnya.

3 Metode pengukuran frekuensi menentukan efisiensi dari SAD QCM (Yurish 2007). Oleh karena itu dibutuhkan suatu metode pengukuran frekuensi yang efisien, salah satu dari metode tersebut adalah metode pencacahan riak biner yang merupakan bagian penting dari SAD. Terdapat jenis IC pencacah riak biner diantaranya IC 74HC393, IC 74HC4020, IC 74HC4024 dan IC 74HC4040D. IC 74HC393 terdiri dari dua tingkat 4-bit pencacah riak biner dengan kemampuan menerima sinyal frekuensi sebesar 20 MHz (NXP 2005). IC 74HC4020 terdiri dari 14- tingkat pencacah riak biner dengan kemampuan menerima sinyal frekuensi sebesar 20 MHZ (NXP 2008). IC 74HC4024 terdiri dari tujuh-tingkat pencacah riak biner dengan kemampuan menerima sinyal frekuensi 20 MHZ (NXP 2016a). IC 74HC4040D terdiri dari 12-tingkat pencacah riak biner dengan kemampuan menerima sinyal frekuensi 20 MHz (NXP 2014). Mikrokontroler dipilih sebagai SAD dikarenakan lebih efisien jika dibandingkan dengan menggunakan field programmable gate array (FPGA) dan harganya yang murah. Sementara penggunaan FPGA untuk sistem akuisisi data di SAD QCM memerlukan biaya yang sangat mahal. Dalam Penelitian ini, peneliti akan mengembangkan sebuah modul pencacah QCM dengan menggunakan IC pencacah 74HC4040D. IC 74HC4040D dipilih pada penelitian ini karena memiliki jumlah tingkatan efisien dan kemampuan menerima sinyal frekuensi yang besar yaitu 20 MHz. Penelitian ini akan mecoba mengumpulkan data karakteristik keluaran SAD yang dicacah oleh IC 74HC4040D. Analisa terhadap karakteristik sinyal frekuensi juga dilakukan dengan memberikan variasi jumlah sinyal frekuensi menggunakan function generator dan modul osilator (kristal). 1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah pada penelitian ini adalah : 1. Bagaimana modul pencacah yang dapat digunakan untuk mengamati sinyal frekuensi resonansi tinggi.

4 2. Bagaimana sinyal yang diterima oleh IC 74HC4040D ketika diberikan masukan dari sumber sinyal frekuensi yang berbeda (function generator dan kristal). 3. Bagaimana pengaruh overshoot pada modul osilator terhadap stabilitas SAD modul pencacah QCM. 4. Bagaimana pengaruh penambahan rangkaian low-pass filter RC pada modul osilator terhadap hasil pencacahan IC 74HC4040D. 1.3 Batasan Masalah Berikut adalah batasan masalah dalam penelitian ini : 1. Sinyal frekuensi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1 MHz, 2 MHz, 8 MHz, dan 10 MHz. 2. Sensor QCM 10 MHz yang digunakan dalam penelitian ini ter-coating dengan menggunakan poly(3,4-ethylenedioxythiophene) polystyrene sulfonate (PEDOT-PSS). 3. Pengujian sinyal difokuskan mengamati IC 74HC4040D. 4. Pengujian daya sistem tidak termasuk daya yang dikonsumsi oleh komputer. 1.4 Tujuan Penelitian Berikut adalah tujuan penelitian dalam penelitian ini : 1. Merancang SAD yang dapat digunakan untuk mengamati sinyal frekuensi resonansi tinggi. 2. Mengetahui bagaimana perubahan sinyal yang terjadi pada IC 74HC4040D ketika melakukan proses penerimaan masukan dari sumber sinyal frekuensi yang berbeda. 3. Mengetahui bagaimana pengaruh overshoot terhadap stabilitas SAD modul pencacah QCM ketika diberi rangkaian low-pass filter. 4. Mengetahui bagaimana pengaruh penambahan rangkaian low-pass filter RC pada modul osilator terhadap hasil pencacahan IC 74HC4040D.

5 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat Penelitian ini adalah diharapkan dapat menjadi suatu acuan rangkaian untuk penelitian-penelitian yang melibatkan pengukuran noise baik menggunakan pencacah IC 74HC4040D, ataupun sensor QCM maupun sensor gas resistive lain yang memungkinkan. Selain itu penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan acuan untuk pembuatan sebuah SAD QCM sederhana yang hanya memerlukan satu sensor QCM. 1.6 Sistematika Penulisan Penulisan skripsi ini terdiri dari 6 bab yaitu: Pendahuluan, Tinjauan Pustaka, Landasan Teori, Perancangan Sistem, Pengujian Sistem dan Pembahasan, Kesimpulan dan Saran, Serta lampiran. BAB I Merupakan pendahuluan berisikan latar belakang masalah, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat dari penelitian ini. BAB II Berisikan tinjauan pustaka penelitian sebelumnya, yang berhubungan dengan penelitian ini. BAB III Membahas tentang konsep SAD yang menjadi SAD penelitian ini. Konsep SAD tersebut diantaranya adalah konsep modul yang digunakan dalam penelitian seperti IC 74HC4040D, IC 74HC573, IC 74HC4051, dan mikrokontroler ATmega16. Selain itu pada bab ini juga dijelaskan tentang konsep bagaimana pencacah dan osilator pada modul pencacah QCM menghitung besarnya perubahan frekuensi yang terjadi. BAB IV Menjelaskan tentang rancangan sistem yang dibuat mulai dari perangkat keras sampai perangkat lunak baik untuk mikrokontroler ataupun untuk data logger.

6 BAB V Membahas tentang hasil pengujian yang dilakukan terhadap sistem yang telah dikembangkan. BAB VI Menjelaskan kesimpulan dari perancangan alat maupun hasil uji coba alat. Bab ini juga berisi saran bagi penelitian selanjutnya.