BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Setting Penelitian 1. Tempat Penelitian : Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 2 Karangwangkal Kecamatan Purwokerto Utara Kabupaten Banyumas, karena dari hasil UTS yang dilakukan pada semester I tahun pelajaran 2010/2011 menunjukkan bahwa 9 dari 15 siswa kelas IV SD Negeri 2 Karangwangkal belum mencapai KKM yang telah ditetapkan yaitu 65, dan motivasi belajar siswa masih rendah. 2. Waktu Penelitian : Penelitian ini dilakukan pada Semester II Tahun Pelajaran 2010/2011. Waktu yang diperlukan untuk melakukan penelitian ini yaitu selama 7 bulan, yaitu dimulai bulan November 2010 sampai bulan Juni 2011. Siklus I pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 22 Maret 2011, sedangkan siklus I pertemuan 2 dilaksanakan pada tanggal 25 Maret 2011. Siklus II pertemuan 1 dilaksanakan pada tanggal 29 dan siklus II pertemuan 2 dilaksanakan pada tanggal 31 Maret 2011. 3. Jenis Penelitian : Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas Kolaboratif. Penelitian ini dilakukan oleh 3 orang yaitu Destri Retnoningsih, Ibu Endang M.S, dan Tri Okti Wijiani. Sebagai koordinator dan observer I yaitu Destri Retnoningsih, Ibu Endang M.S sebagai guru pelaksana dalam pembelajaran, dan Tri Okti Wijiani sebagai observer II. B. Subyek Penelitian 48
Dalam penelitian ini yang akan dijadikan subyek penelitian adalah siswa kelas IV SD Negeri 2 Karangwangkal. Jumlah siswa secara keseluruhan adalah 15 anak yang terdiri dari 5 siswa putra dan 10 siswa putri. C. Teknik dan Alat Pengumpulan Data 1. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Tes Tes prestasi belajar digunakan untuk mengukur hasil-hasil belajar yang dicapai siswa selama kurun waktu satu pertemuan (tes akhir pertemuan). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan tes bentuk formatif. Tes formatif mengukur tingkat penguasaan siswa dan posisinya baik antar teman sekelas maupun dalam penguasaan target materi. Hasil tes formatif digunakan untuk perbaikan program atau proses pembelajaran. a. Wawancara Wawancara dilakukan secara lisan dalam pertemuan tatap muka secara individual. Dalam penelitian ini peneliti melakukan wawancara dengan siswa kelas IV SD Negeri 2 Karangwangkal untuk melengkapi informasi mengenai partisipasi siswa dalam proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran cooperative tipe make a match. b. Observasi Bentuk observasi yang dilakukan peneliti adalah bentuk observasi pasif, peneliti hanya bertindak sebagai pengumpul data, mencatat kegiatan yang sedang berjalan. Dalam penelitian ini ada 2 jenis lembar observasi yaitu lembar observasi aktivitas guru
dan lembar aktivitas siswa. Secara rinci lembar aktivitas tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: 1) Lembar observasi aktivitas guru Lembar observasi ini digunakan untuk mencatat kegiatan yang dilakukan oleh guru pada saat kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran make a match berlangsung. Dalam lembar aktivitas ini terdapat 7 aspek yang diamati. Lembar observasi aktivitas guru ini diisi oleh observer dengan cara memberi tanda chek list ( ) pada kolom kriteria dengan kategori, yaitu: 1 = kurang baik 2 = cukup baik 3 = baik 4 = sangat baik 2) Lembar observasi aktivitas siswa Lembar observasi aktivitas siswa digunakan untuk mengetahui seberapa prosen aktivitas siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran make a match. Dalam lembar observasi aktivitas siswa ini mencakup 5 aspek yang diamati. Pengisian lembar observasi aktivitas siswa diisi oleh observer dengan cara memberi skor pada kolom yang telah disediakan dengan kategori sebagai berikut: 1 = kurang baik 2 = cukup baik 3 = baik 4 = sangat baik c. Angket
Angket yang digunakan adalah angket tertutup. Dalam angket tertutup, pertanyaan telah memiliki alternatif jawaban yang tinggal dipilih oleh responden. Kisi-kisi untuk angket motivasi peneliti sediakan dalam tabel 3.1 sebagai berikut: Tabel 3.1: Kisi-Kisi Angket Motivasi No Aspek yang dinilai No butir 1 Menunjukkan minat 1, 4, 5, 7 2 Ulet menghadapi kesulitan 2, 6 3 Bekerja mandiri 3, 12 4 Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini 8, 15 5 Tekun menghadapi tugas 9, 14 6 Cepat bosan pada tugas yang rutin 10, 17 7 Dapat mempertahankan pendapatnya 11, 13 8 Senang mencari dan menemukan masalah 16, 18 Keterangan: pertanyaan nomor 3 dan 8 merupakan pertanyaan negatif. 2. Alat Pengumpulan Data Alat pengumpulan data dalam penelitian ini adalah: a. Tes tertulis yang digunakan untuk mengukur kemampuan kognitif siswa. b. Angket motivasi siswa. c. Lembar observasi aktivitas guru dan siswa. d. Lembar wawancara. D. Analisa Data 1. Teknik analisis data untuk mengetahui prestasi belajar yang digunakan adalah analisis data kuantitatif. Untuk mencari persentase ketuntasan belajar siswa secara klasikal digunakan rumus sebagai berikut: % N x 100 Keterangan: n = Jumlah siswa yang mendapat nilai 65 N = Jumlah seluruh siswa
Kriteria Nilai < 65 Nilai 65 = siswa tidak tuntas belajarnya = siswa tuntas belajarnya 2. Menghitung nilai rata-rata kelas menurut Sudjana (2010:109) dengan rumus: X = Keterangan: (Ali, 1985:184) X N = rata-rata (mean) = jumlah seluruh skor = banyaknya subjek 3. Hasil lembar observasi aktivitas guru dianalisis dengan cara sebagai berikut: NP = M x 100 Keterangan: NP = Nilai persen yang dicari R = Skor yang diperoleh guru SM = Skor maksimum ideal 100 = Bilangan tetap Dengan kriteria: Untuk kriteria rata-rata setiap aspek digunakan kriteria sebagai berikut: x 1 = Kurang Baik (KB) 1 < x 2 = Cukup Baik (CB) 2 < x 3 = Baik (B) 3 < x 4 = Sangat Baik (SB) Untuk kriteria nilai persentase digunakan kriteria sebagai berikut: x 25 = Kurang Baik (KB) 25 < x 50 = Cukup Baik (CB) 50 < x 75 = Baik (B) 75 < x 100 = Sangat Baik (SB) (Purwanto, 2010:102) 4. Hasil lembar observasi aktivitas siswa dianalisis dengan cara sebagai berikut:
NP = M x 100 Keterangan: NP = Nilai persen yang dicari R = Skor yang diperoleh guru SM = Skor maksimum ideal 100 = Bilangan tetap Dengan kriteria: Untuk kriteria rata-rata setiap aspek digunakan kriteria sebagai berikut: x 15 = Kurang Baik (KB) 15 < x 30 = Cukup Baik (CB) 30 < x 45 = Baik (B) 45 < x 60 = Sangat Baik (SB) Untuk kriteria nilai persentase digunakan kriteria sebagai berikut: x 25 = Kurang Baik (KB) 25 < x 50 = Cukup Baik (CB) 50 < x 75 = Baik (B) 75 < x 100 = Sangat Baik (SB) (Purwanto, 2010:102) 5. Menurut Safari (2005:114), untuk analisa data angket motivasi yang terdiri dari 18 pertanyaan dan 8 indikator, jumlah siswa 15 dengan menggunakan 4 skala, maka skor maksimumnya adalah 60 dengan skala sebagai berikut: Tabel 3.2 : Skor Jawaban Skor jawaban A B C D Pertanyaan positif 4 3 2 1 Pertanyaan negatif 1 2 3 4 Keterangan : a = selalu c = kadang-kadang b = sering d = tak pernah 0 x 15 = Kurang Termotivasi (KT) 15 < x 30 = Cukup Termotivasi (CT) 30 < x 45 = Termotivasi (T) 45 < x 60 = Sangat Termotivasi (ST)
Untuk mengetahui besarnya peningkatan motivasi individu siswa akan dihitung berdasarkan skor perindividu dengan skala sebagai berikut: 0 x 18 = Kurang Termotivasi (KT) 18 < x 36 = Cukup Termotivasi (CT) 36 < x 54 = Termotivasi (T) 54 < x 72 = Sangat Termotivasi (ST) E. Indikator Kinerja & Keberhasilan Indikator keberhasilan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apabila nilai rata-rata IPA pada materi SDA siswa secara individual 65 dengan presentase kriteria ketuntasan minimum secara klasikal mencapai 85% dari jumlah seluruh siswa. 2. Adanya peningkatan motivasi dari siklus I ke siklus II, dari tidak termotivasi menjadi termotivasi. F. Prosedur Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan model Kemmis dan Mc Taggart, terdiri dari 2 Siklus, apabila belum berhasil akan dilanjutkan pada siklus berikutnya. Langkahlangkah dalam setiap siklus terdiri dari perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi berdasarkan model Kemmis dan Mc Taggart seperti dalam diagram 3.1 sebagai berikut:
Gambar 3.1: PTK Model Kemmis dan Mc Taggart (Sumber : Taniredja, Pujiati, dan Nyata. Penelitian Tindakan Kelas Untuk Pengembangan Profesi Guru Praktik, Praktis, dan Mudah) Siklus I 1. Perencanaan Pada tahap perencanaan ini mula-mula peneliti mengidentifikasi masalah yang dihadapi oleh para siswa di SD N 2 Karangwangkal khususnya kelas IV. Setelah teridentifikasi kemudian peneliti menganalisis dan merumuskan masalah-masalah mana yang akan diselesaikan melalui kaji tindak kelas. Selanjutnya peneliti merancang model pembelajaran yang sesuai untuk mengatasi masalah yang ada. Pada penelitian ini peneliti menggunakan model pembelajaran cooperative tipe make a match, kemudian merancang model pembelajaran tersebut serta menyusun instrumen (angket, lembar observasi aktivitas guru dan siswa, lembar wawancara). 2. Tindakan Pada tahap tindakan langkah pertama yang dilakukan peneliti adalah menganalisis kurikulum untuk menentukan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang akan
digunakan. Selanjutnya membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai dengan materi yang akan diterapkan dalam PTK, dan menyusun alat tes pembelajaran. Langkah selanjutnya menerapakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match. Pada saat pembelajaran berlangsung peneliti melakukan pengamatan terhadap setiap langkahlangkah kegiatan sesuai rencana serta mencatat indikator yang telah berhasil dilaksanakan. Pelaksanaan Tindakan Prosedur tindakan yang akan diterapkan yaitu : a. Penyampaian materi pelajaran. b. Guru menyiapkan kartu-kartu yang terdiri dari kartu berisi pertanyaan-pertanyaan dan kartu yang berisi jawaban dari pertanyaan tersebut. c. Guru membagi komunitas kelas menjadi 3 kelompok. d. Mengatur posisi kelompok-kelompok tersebut berbentuk huruf U. e. Guru membunyikan peluit sebagai tanda agar kelompok pertama maupun kelompok kedua saling bergerak mereka bertemu, mencari pasangan pertanyaan-jawaban yang cocok. f. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk berdiskusi. g. Pasangan-pasangan yang sudah terbentuk ditunjukkan kepada kelompok penilai. h. Kelompok penilai mendiskusikan pasangan pertanyaan-jawaban yang telah dibentuk oleh tim pertama dan tim kedua tersebut. i. Kemudian tim penilai membacakan hasil diskusi di depan kelas. j. Simpulan/penutup. 3. Pengamatan
Dalam tahap pengamatan peneliti melakukan pengamatan terhadap penerapan model pembelajaran cooperative tipe make a match. Yang dilanjutkan dengan mencatat setiap kegiatan dan perubahan yang terjadi saat penerapan model pembelajaran cooperative tipe make a match. Selanjutnya melakukan evaluasi terhadap penerapan model pembelajaran cooperative tipe make a match guna perbaikan untuk pembelajaran berikutnya. 4. Refleksi Tahap refleksi peneliti menganalisis kelemahan dan keberhasilan saat menerapkan model pembelajaran cooperative tipe make a match dan mempertimbangkan langkah selanjutnya. Kemudian melakukan refleksi terhadap motivasi dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran IPA. Siklus II 1. Perencanaan Pada tahap perencanaan pada siklus II, refleksi yang dilakukan pada akhir siklus I bertujuan untuk mengidentifikasi baik kemajuan-kemajuan yang telah diperoleh maupun kekurangan-kekurangan atau hambatan-hambatan yang masih dihadapi. Hasil refleksi ini kemudian digunakan untuk memperbaiki rencana tindakan pada siklus II. 2. Pelaksanaan Tindakan Tindakan II berupa pelaksanaan serangkaian kegiatan pembelajaran yang telah direvisi untuk mengatasi masalah pada siklus I yang belum tuntas. 3. Pengamatan /Observasi Peneliti melakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. 4. Refleksi
Dalam tahap ini peneliti manganalisis kemajuan-kemajuan yang telah diperoleh maupun kekurangan-kekurangan atau hambatan-hambatan yang masih dihadapi. Berdasarkan hasil refleksi tersebut dapat disimpulkan berhasil tidaknya keseluruhan tindakan pembelajaran di dalam kelas terhadap motivasi dan prestasi belajar siswa. Apabila pada siklus II tujuan PTK sudah dapat tercapai, maka tidak perlu dilanjutkan siklus berikutnya, akan tetapi apabila tujuan belum tercapai, maka perlu dilanjutkan siklus berikutnya.