3. METODOLOGI PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
3. METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian berada di dalam wilayah Kabupaten Administratif

METODE KERJA. Penelitian ini dilakukan pada Bulan Juli sampai dengan Bulan Oktober Lokasi

3 METODE PENELITIAN. Tabel 1. Letak geografis stasiun pengamatan

3. METODOLOGI 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2. Jenis dan Sumber Data

LINE INTERCEPT TRANSECT (LIT)

3 METODOLOGI PENELITIAN

3. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Bentuk Pertumbuhan dan Kondisi Terumbu Karang di Perairan Teluk Tomini Kelurahan Leato Selatan Kota Gorontalo

3 METODE. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015

3 BAHAN DAN METODE. KAWASAN TITIK STASIUN SPOT PENYELAMAN 1 Deudap * 2 Lamteng * 3 Lapeng 4 Leun Balee 1* PULAU ACEH

Lampiran 1. Prosedur Analisis

PERSENTASE TUTUPAN DAN TIPE LIFE FORM TERUMBU KARANG DI PULAU MANDANGIN KABUPATEN SAMPANG

KERUSAKAN TERUMBU KARANG KARIMUNJAWA AKIBAT AKTIVITAS TRANSPORTASI BATUBARA

3. METODE PENELITIAN

Parameter Fisik Kimia Perairan

III. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN

Stasiun I Padang Lamun, Pulau Tarahan. Stasiun II Karang, Pulau Tarahan. Stasiun III Dermaga, Pulau Panjang. Stasiun IV Pemukiman, Pulau Panjang

3. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis deskriptif kuantitatif dengan pengambilan

BAB III METODE PENELITIAN

DO = ml sampel. ml titran x Normalitas thiosulfat x 8 x (ml botol BOD ml reagen terpakai ) ml botol BOD

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

3. METODOLOGI. Koordinat stasiun penelitian.

KONDISI TUTUPAN KARANG PULAU KAPOPOSANG, KABUPATEN PANGKAJENE KEPULAUAN, PROVINSI SULAWESI SELATAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

PERSENTASE TUTUPAN KARANG DI PERAIRAN MAMBURIT DAN PERAIRAN SAPAPAN KABUPATEN SUMENEP PROVINSI JAWA TIMUR

BAB III METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di wilayah Teluk Ratai Kabupaten Pesawaran,

TEKNIK PENGUKURAN DAN ANALISIS KONDISI EKOSISTEM TERUMBU KARANG

3. METODE PENELITIAN. Penelitian ini berlokasi di habitat lamun Pulau Sapudi, Kabupaten

III. METODOLOGI PENELITIAN di Laboratorium Kimia Analitik dan Kimia Anorganik Jurusan Kimia

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Mei - Juni 2014 di Laboratorium Basah Jurusan

METODE PENELITIAN. A. Materi, Waktu dan Lokasi Penelitian. 1. Materi. 2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lampiran 1 Hasil pengukuran kualitas air

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret Juli 2015 di Laboratorium

KONDISI TERUMBU KARANG DAN IKAN KARANG PERAIRAN TULAMBEN BALI Tyas Ismi Trialfhianty 09/288367/PN/11826 Manajemen Sumberdaya Perikanan

BAB III METODE PENELITIAN

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 8: Cara uji kadar hidrogen klorida (HCl) dengan metoda merkuri tiosianat menggunakan spektrofotometer

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanah Jurusan Agroteknologi

III. METODOLOGI. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 1 sampai 30 juli 2014 bertempat di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari - Februari 2015 di Balai Besar

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Terumbu Karang

PERSENTASE TUTUPAN KARANG HIDUP DI PULAU ABANG BATAM PROVINSI KEPULAUAN RIAU

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

Gambar 4. Peta Lokasi Penelitian

3. METODE PENELITIAN. Keterangan : Peta Lokasi Danau Lido. Danau Lido. Inset. 0 km 40 km 6 40' 42" ' 47" Gambar 2. Peta lokasi Danau Lido, Bogor

Udara ambien Bagian 4: Cara uji kadar timbal (Pb) dengan metoda dekstruksi basah menggunakan spektrofotometer serapan atom

3. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian 3.2. Alat dan Bahan 3.3. Metode Pengambilan Contoh Penentuan lokasi

BAB III METODELOGI PENELITIAN

By : ABSTRACT. Keyword : Coral Reef, Marine Ecotourism, Beralas Pasir Island

III. METODE PENELITIAN

KANDUNGAN ZAT PADAT TERSUSPENSI (TOTAL SUSPENDED SOLID) DI PERAIRAN KABUPATEN BANGKA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan November di perairan Pulau Kelagian, Provinsi Lampung.

BAB III METODE PENELITIAN

Akuatik- Jurnal Sumberdaya Perairan

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

3. METODE PENELITIAN

Biota kultur yang digunakan dalam penelitian adalah Nannochloropsis sp. yang dikultur pada skala laboratorium di BBPBL Lampung.

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di

Lampiran 1. Prosedur analisis karakteristik kompos

BAB 2 BAHAN DAN METODA

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober 2011,

III. METODE PENELITIAN. kerapu macan ini berada di perairan sekitar Pulau Maitam, Kabupaten Pesawaran,

Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014 di

III. BAHAN DAN METODE

KESESUAIAN EKOWISATA SELAM DI PULAU MANDANGIN KABUPATEN SAMPANG

II. BAHAN DAN METODE

3. METODE. Tabel 1 Posisi geografis stasiun penelitian.

3.1. Waktu Dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September - November 2007 bertempat

Lampiran 1 Persentase tutupan karang stasiun 1

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini berlangsung pada awal Agustus sampai Desember 2005.

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

METODE SURVEI TERUMBU KARANG INDONESIA Oleh OFRI JOHAN, M.Si. *

METODOLOGI PENELITIAN. sampel dilakukan di satu blok (25 ha) dari lahan pe rkebunan kelapa sawit usia

3 METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS KESESUAIAN DAN DAYA DUKUNG EKOSISTEM TERUMBU KARANG SEBAGAI EKOWISATA BAHARI DI PULAU DODOLA KABUPATEN PULAU MOROTAI

METODE PENELITIAN. 07 o 20 0,6576 LS 19 o 13 48,4356 BT Kober, Kec. Purwokerto Barat Bantarsoka, Kec. Purwokerto Barat

BAB III BAHAN DAN METODE

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan Desember sampai dengan Mei tahun 2014/2015.

BAB III METODE PENELITIAN

Gambar 2. Lokasi Penelitian di Perairan Pulau Pasaran

3 METODE 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. kegiatan pengumpulan dan analisis data yang bertujuan untuk menggambarkan

THE CORAL REEF CONDITION IN BERALAS PASIR ISLAND WATERS OF GUNUNG KIJANG REGENCY BINTAN KEPULAUAN RIAU PROVINCE. By : ABSTRACT

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel air diambil di Kost Kuning Jalan Pangeran Hidayat Kelurahan. Heledulaa Utara Kecamatan Kota Timur.

3. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian

Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu

Lampiran 1. Tatacara karakterisasi limbah tanaman jagung

EKOSISTEM LAUT TROPIS (INTERAKSI ANTAR EKOSISTEM LAUT TROPIS ) ANI RAHMAWATI JURUSAN PERIKANAN FAKULTAS PERTANIAN UNTIRTA

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari Maret 2015 di Balai Besar

III. METODE PENELITIAN. B. Materi Penelitian Alat dan bahan yang digunakan terlampir (Lampiran 1 dan 2). bio.unsoed.ac.id

Transkripsi:

26 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Perairan Kabupaten Bintan (Gambar 3.1.) dengan memilih dua wilayah yang dijadikan objek penelitian lokasi I (pertama) yaitu di muara pantai Trikora. Sedangkan lokasi II (kedua) adalah Pulau Mapur. Sedangkan waktu penelitian dilaksanakan selama 3 (tiga) bulan, dimulai dari bulan Mei sampai dengan bulan Juli 2009. 3.2. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang memerlukan analisis yang saling terkait antara kondisi kualitas perairan dengan kondisi tutupan karang hidup; kondisi tutupan karang hidup dengan ikan karang, kondisi ikan karang dengan tutupan alga, sehingga hasil yang diperoleh dapat memberikan informasi dan rekomendasi untuk alternatif pengelolaan. 3.3. Peralatan yang digunakan Pengambilan data terumbu karang, ikan karang, dan makroalga dilapangan diperlukan bahan-bahan dan peralatan pendukung sebagai berikut: Peralatan dasar selam, yang terdiri dari masker, snorkel dan fin Alat selam SCUBA (Self Contain Underwater Breathing Aparatus ), yang terdiri dari BCD, regulator, weight belt, tabung udara (kapasitas 3000 Psi); Roll meter Pelampung tanda Kamera Bawah air Sabak bawah air Perahu motor Transek kuadrat 1 m x 1 m dan 0.5 m x 0.5 m Alat tulis menulis bawah air Buku identifikasi karang, yaitu: Ditlev (1980); Wood (1983); Suharsono (1996); Stafford-Smith, Veron (2001) dan Laporan serta publikasi yang terkait dengan penelitian. Peralatan yang diperlukan kimia disajikan pada Tabel 1. untuk pengambilan data parameter fisik dan

27 Tabel 1 Parameter dan cara analisis kualitas air dalam penelitian No Parameter Satuan Alat/ Cara Analisis Keterangan A Fisika 1 Kecerahan cm Secchi Disc In situ 2 Suhu C Thermometer In situ 3 Padatan Tersuspensi mg/l Botol sampel; Ice Box; Laboratorium (TSS) Gravimetri B Kimia 1 Salinitas Refraktometer In situ 2 Oksigen terlarut mg/l DO meter In situ 3 Ammonia mg/l Botol sampel, Spektrofotometer Laboratorium 4 Nitrat (NO 3 -N) mg/l Botol sampel, Spektrofotometer Laboratorium 5 Nitrit (NO 2 -N) mg/l Botol sampel, Spektrofotometer Laboratorium 6 Phosphat (Ortophospate) mg/l Botol sampel, Spektrofotometer Laboratorium 3.4. Penentuan Stasiun Penelitian Wilayah Kabupaten Bintan dengan penggunaan ruang di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil, berkembang menjadi kawasan wisata, permukiman, industri, pertanian, perikanan, pertambangan, dan lain-lain menjadikan wilayah ini berkembang pesat. Dengan memilih dua wilayah yang dijadikan objek penelitian lokasi I (pertama) yaitu di muara pantai Trikora Kecamatan Gunung Kijang yang memiliki kategori tutupan karang rendah dan baik. Lokasi Kecamatan Gunung Kijang dipilih sebagai lokasi pengamatan penelitian dengan pertimbangan yaitu merupakan wilayah yang sangat dekat dengan aktifitas manusia baik di daratan maupun pesisirnya. Sedangkan lokasi II (kedua) adalah Pulau Mapur dengan kondisi tutupan karang dengan kategori baik sampai baik sekali dan dijadikan lokasi pengamatan dikarenakan kondisinya yang agak jauh dari aktifitas daratan (main land). Titik pengamatan diambil sebanyak 8 titik terdiri dari 5 (lima) titik yaitu Stasiun 1 (satu) sampai dengan stasiun 5 (lima) untuk kawasan I Kecamatan Gunung Kijang (pantai Trikora) Sedangkan 3 (tiga) titik untuk ikawasan II (Pulau Mapur) yaitu stasiun 6 (enam) sampai dengan stasiun 8 (delapan). Stasiun pengamatan dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3 Lokasi penelitian di kawasan pesisir Kecamatan Gunung Kijang dan Pulau Mapur 28

29 3.5. Metode Pengumpulan data Pengumpulan data dilakukan dengan metode survei untuk mengumpulkan data primer dan penelusuran literatur (desk study) untuk mengumpulkan data sekunder. Data primer terdiri dari: 3.5.1. Pengamatan terumbu karang dan makroalga Pengamatan terumbu karang dilakukan dengan menggunakan modifikasi dari metode transek kuadrat (English et al. 1997). Dalam metode ini terdapat tiga tahapan yang dilakukan, yaitu pembentangan roll meter, pemasangan pasak, dan pengambilan foto transek. Pemasangan roll meter dilakukan untuk menetapkan transek garis, dimana transek garis ini berfungsi dalam penentuan arah dan jarak yang konstan dari pemasangan transek kuadrat. roll meter dibentangkan sepanjang 50 meter sejajar dengan garis pantai, kemudian pemasangan transek kuadrat dilakukan setiap selang 10 meter. Sebelum pengambilan foto transek, terlebih dahulu dilakukan pemasangan pasak besi di setiap sudut transek kuadrat dengan tujuan sebagai tanda untuk pengamatan berikutnya. Selanjutnya pengambilan foto transek dilakukan dengan menggunakan kamera bawah air. Pengolahan foto dilakukan di darat dengan menggunakan software Image-J sampai pada taraf bentuk pertumbuhan tutupan karang (Lampiran 2). Output yang dihasilkan berupa data kondisi penutupan karang yang terdapat dalam transek kuadrat. Gambar 4 Metode pengamatan terumbu karang dengan transek kuadrat ukuran1 m x 1 m Analisis Struktur Lifeform (English et al. 1997; Rogers et al. 1994) merupakan pedoman yang digunakan untuk mengamati ekosistem terumbu karang. Metode ini didasarkan pada analisis perbedaan bentuk-bentuk pertumbuhan biota penyusun ekosistem terumbu karang yang merupakan gambaran struktur komunitas dan kondisi habitat yang ditempatinya.

30 Tabel 2 Daftar penggolongan komponen dasar penyusun ekosistem terumbu karang berdasarkan lifeform karang dan kodenya. Kategori Kode Keterangan Komponen Biotik Branching Acropora Non- Acropora Encrusting ACB ACE Paling tidak 2 o percabangan. Memiliki axial dan radial oralit. Biasanya merupakan dasar dari bentuk acropora belum dewasa Submassive ACS Tegak dengan bentuk seperti baji Digitate ACD Bercabang tidak lebih dari 2 o Tabulate ACT Bentuk seperti meja datar Branching Encrusting Foliose CB CE CF Paling tidak 2 o percabangan. Memiliki radial oralit. Sebagian besar terikat pada substrat (mengerak) Paling tidak 2 o percabangan Karang terikat pada satu atau lebih titik, seperti daun, atau berupa piring. Massive CM Seperti batu besar atau gundukan Submassive CS Berbentuk tiang kecil, kenop atau baji. Mushroom CMR Soliter, karang hidup bebas dari genera Heliopora CHL Karang biru Millepora CML Karang api Tubipora CTU Bentuk seperti pipa-pipa kecil Soft Coral SC Karang bertubuh lunak Sponge SP Zoanthids ZO Others OT Ascidians, anemon, gorgonian, dan lain -lain Alga Terdiri lebih dari satu jenis alaga AA assemblage Alga Coralline alga CA Alga yang mempunyai struktur kapur Halimeda HA Alga dari genus Halimeda Macroalga MA Alga berukuran besar Turf alga TA Menyerupai rumput-rumput halus Abiotik Sand S Pasir Dead Coral DC Baru saja mati, warna putih atau putih kotor Dead Coral with Karang ini masih berdiri, struktur skeletal DCA Alga masih terlihat Rubble R Patahan karang yang ukurannya kecil Silt SI Pasir berlumpur Water W Air Rock RCK Batu 3.5.2. Pengamatan ikan karang Pengamatan ikan karang dilakukan dengan metode sensus visual berdasarkan Dartnal dan Jones (1986). Metode ini merupakan salah satu metode

31 yang umum digunakan dalam survei pengamatan ikan-ikan karang dan telah disepakati menjadi metode baku dalam pengamatan ikan-ikan karang secara kuantitatif di ASEAN pada waktu lokakarya ASEAN-Australia Cooperative Program on Marine Science bulan Agustus-Oktober 1985 di Australian Institute of Marine Science (Hutomo 1986). Metode ini secara garis besar hampir sama dengan metode Line Intersept Transect dimana roll meter sepanjang 70 m dibentangkan sejajar dengan garis pantai berlawanan dengan arah arus. Pencatatan data dilakukan dalam air dengan menggunakan sabak kemudian dicatat spesies ikan yang ditemukan. Pencatatan data dilakukan dengan jarak pandang sejauh 2,5 m ke kiri dan 2,5 m ke kanan serta pandangan ke depan sejauh yang terlihat. Namun, jangan sekali-sekali menengok kebelakang karena akan tercipta pengulangan data yang akan membuat data tersebut menjadi tidak valid. Hal yang perlu diperhatikan dalam pengambilan data adalah faktor kecepatan renang, oleh karena itu diperlukan kesabaran sehingga kita dapat berenang dengan santai dan tidak terburu-buru. Hasil pengamatan ikan karang ditabulasikan berdasarkan jenis dan frekuensi ditemukannya pada transek pengamatan. Gambar 5 Pencatatan data kelimpahan dan biomass Sensus Visual Spesies Ikan Karang (Labrosse 2002).

32 3.5.3. Pengukuran variabel kualitas air Pengambilan data kualitas air bertujuan untuk mengetahui present status kondisi perairan pesisir Kecamatan Gunung Kijang dan Pulau Mapur Bintan Timur, yang meliputi kondisi fisika, dan kimia perairan. Metode pengambilan contoh dan metode analisis kualitas air ini mangacu pada APHA (1989). Pengukuran dan pengambilan contoh air dilakukan disetiap stasiun pada masingmasing line transect. Variabel-variabel yang diukur langsung (in-situ) meliputi: Kecerahan, suhu, salinitas dan oksigen terlarut. Sedangkan contoh air yang diambil untuk pengukuran laboratorium adalah: TSS; Ammonia Nitrogen Total (Metoda Phenate); Nitrat (NO 3 -N); Nitrit- (NO 2 -N); Phospat (Orthophosphate); 3.6. Studi Pustaka Studi pusataka dilakukan untuk mendapatkan data-data sekunder yang dibutuhkan dalam kegiatan penelitian ini antara lain dengan cara mempelajari buku-buku penunjang, laporan penelitian serta bentuk-bentuk artikel dan jurnal lainnya. Disamping data primer, digunakan juga data sekunder yang dikumpulkan melalui kegiatan desk review terhadap publikasi beberapa instansi atau lembaga yang terkait dengan substansi penelitian. Jenis data sekunder yang dapat dikumpulkan diantaranya adalah data-data statistik sosial ekonomi dan perikanan dari Biro Pusat Statistik (BPS) dan statistik perikanan dari Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP). Adanya kendala waktu dan kurangnya kelengkapan data administrasi di tingkat desa dan kecamatan menyebabkan proses pengumpulan data sekunder dalam penelitian ini kurang optimal. Oleh karena itu, beberapa data yang tidak didapatkan baik terbitan BPS ataupun DKP diperoleh melalui konfimasi wawancara mendalam terhadap stakeholders terkait dan terbatas pada saat penelitian dilakukan. 3.7. Analisis Data 3.7.1. Persentasi penutupan karang dan makroalga Persentase penutupan karang beserta penyusun substrat dasar lainnya dianalisis dengan menggunakan software Image-J. Prinsip kerja dari metode ini

33 adalah: pertama mengkonversi foto yang diambil dengan menggunakan kamera Sony dari satuan meter (mengacu pada transek kuadrat dengan dengan luas 1 x 1 m) ke dalam satuan pixel; selanjutnya melakukan digitasi terhadap bentuk pertumbuhan karang beserta substrat dasar lainnya yang telah diketahui genusnya. Hasil akhir dari pengolahan ini adalah berupa persentase penutupan baik bentuk pertumbuhan ataupun genus karang serta penyusun substrat dasar lainnya yang terdapat dalam transek kuadrat. Kondisi terumbu karang dapat diduga melalui pendekatan persentase penutupan karang hidup di ekosistem terumbu karang sebagaimana yang dijelaskan oleh Gomez dan Yap (1988). Data kondisi persentase total penutupan karang hidup yang diperoleh dikategorikan berdasarkan Gomez and Yap (1988) seperti disajikan dalam Tabel 3 dibawah ini. Tabel 3 Kriteria penilaian kondisi ekosistem terumbu karang berdasarkan persentase penutupan karang (Gomez and Yap, 1988) Persentase Penutupan (%) Kriteria Penilaian 0-24,9 Buruk 25-49,9 Sedang 50-74,9 Baik 75-100 Sangat baik 3.7.2. Ikan karang 3.7.2.1 Kelimpahan ikan karang Rata-rata bobot jarak adalah : keterangan: p = total pengamatan spesies ke-j???? s????????????? G?? s??? n ij = jumlah total spesies ikan pada stasiun pengamatan ke-i d ij = jarak tegak lurus dari spesies ikan ke-i jika ternyata ikan tersebut dalam schooling menjadi

34???????????? Estimasi kelimpahan ikan karang dihitung dengan : keterangan Dj : Kelimpahan ikan karang ke-j??? s??????????? 3.7.3. Variabel kualitas air Prosedur contoh air yang diambil untuk pengukuran laboratorium adalah: TTS (Total Suspended Solid); Ammonia Nitrogen Total (TAN) (Metoda Phenate); Nitrat-Nitrogen (NO 3 -N); Nitrit-Nitrogen (NO 2 -N); Phospat (Orthophosphate) yaitu: a. Padatan Tersuspensi (TTS, Total Suspended Solid) Prosedur penentuan TSS; 1) Siapkan filter (Milipore dengan porositas 0,45 µm) dan vacuum pump. Saring 2 x 20 ml akuades, biarkan penyaringan berlanjut sampai 2 3 menit untuk mengisap kelebihan air; 2) Keringkan kertas saring (filter dalam oven selama 1 jam pada temperature 103-105 C, dinginkan dalam dessikator, lalu timbang (B mg); 3) Ambil 100 ml air sampel dengan gelas ukur, aduk kemudian saring dengan menggunakan kertas saring (filter) yang telah ditimbang pada prosedur no.2; 4) Keringkan filter dan residu dalam oven 103-105 C selama paling sedikit 1 jam, dinginkan dalam dessikator, timbang (A mg) Perhitungan: TDS (mg/l) = (A B)???????????? A = Berat (mg) filter dan Residu B = Berat (mg) filter b. Ammonia Nitrogen Total (TAN) (Metoda Phenate) Prosedure Penentuan TAN: 1) Saring 25 50 ml air sampel dengan kertas saring Whatman no.42 (jangan menggunakan vacuum pump, agar tidak ada ammonia yang hilang); 2) pipet 10,00 ml air sampel yang telah disaring, masukan ke dalam gelas piala; 3) Sambil diaduk (sebaiknya dengan magnetic stirer ) tambahkan 1 tetes MnSO 4, 0,5 ml chlorox (oxidizing solution) dan 0,6

35 ml phenate. Phenate ditambahkan dengan segera dengan menggunakan pipet tetes yang sudah dikalibrasi. Diamkan selama ± 15 menit, sampai pembentukan warna stabil (warna akan tetap stabil sampai beberapa jam); 4) Buat larutan Blanko dari 10,00 ml akuades. Lakukan prosedur 3; 5) Buat Larutan Standar dari 10,00 ml larutan standar ammonia (0,30 ppm). Lakukan prosedur 3; 6) Dengan larutan blanko pada panjang gelombang 630 nm, set spektrofotometer pada Absorbance 0,000 (atau transmittance 100%), kemudian lakukan pengukuran sampel dan larutan standar; 7) Hitung konsenstrasi Ammonia-N total (TAN) dengan persamaan:?????? [TAN] mg/l sebagai N = ppm NH 3 -N =??? Cgt = konsentrasi larutan standart (0,30 mg/l) Agt = Nilai absorbance (transmittance) larutan standar Ag = Nilai absorbance (transmittance) air sampel Konsentrasi ammonia yang terukur tersebut dinyatakan dalam kadar nitrogen (N) yang terdapat dalam Ammonia (NH 3 ). Untuk mengetahui konsentrasi ammonia yang dinyatakan dalam mg NH 3 /L (= ppm NH 3 ), nilai [TAN] diatas dikalikan dengan faktor seperti pada persamaan berikut: Mg NH 3 /L = ppm NH 3 -N x???????? = ppm NH 3 -N x 1,216 BM = Berat Molekul BA = Berat Atom c. Nitrat-Nitrogen (NO 3 -N) Dalam penentuan nitrat-nitrogen digunakan metode Brucine (APHA, 1989). Prosedur penentuannya adalah: 1) Saring sebanyak 25-50 ml sampal dengan kertas Whatman no.42 atau yang setara; 2) Pipet 5 ml air sampel yang telah disaring, masukan kedalam gelas piala; 3) Tambahkan 0,5 ml Brucine, aduk; 4) Tambahkan 5 ml asam sulfat pekat (gunakan ruang asam); 5) Buatkan larutan Blanko dari 5 ml akuades. Lakukan prosedur 3 dan 4; 6) buat larutan standar nitrat-nitrogen dengan konsentrasi seperti pada table berikut:

36 Tabel 4. Konsentrasi larutan Standar Nitrat-nitrogen. Ppm Nitrat-N Yang ingin dibuat 0,025 0,05 0,10 0,25 0,50 0,75 1,00 ml standar Nitrat N (5 ppm) yang diperlukan untuk diencerkan menjadi 100 ml 0,50 1,00 2,00 5,00 10,00 15,00 20,00 Sebelum pengenceran sampai 100 ml, tambahkan terlebih dahulu 20-30 ml aquades dan 8 ml NH 4 OH pekat, kemudian baru ditambahkan lagi akuades sampai tanda tera. Selanjutnya, lakukan prosedur 2, 3 dan 4; 7) Dengan larutan blanko dan pada panjang gelombang 410 nm, set spektrofotometer paa 0,000 absorbance, kemudian ukur sampel dan larutan standar; 8) buat persamaan regresi (y= A + Bx) dari larutan standar untuk mene ntukan kadar nitratnitrogen air sampel. Untuk menentukan kadar nitrat dalam mg nitrat per liter (= ppm NO 3 - ), digunakan persamaan sebagai berikut: Mg NO 3 - /L = ppm NO 3 -N x????????? = ppm NO3-N x 4.43 d. Nitrit-Nitrogen (NO 2 -N) Metode yang digunakan adalah metoda Sulfanilamide (APHA, 1989). Prosedur penentuannya adalah: 1) Saring sebanyak 25 50 ml air sampel dengan kertas saring whatman no. 42 atau yang setara; 2) Pipet 10.00 air sampel yang telah disaring, masukan kedalam gelas piala; 3) Tambahkan 0,2 ml (4 tetes) diazotizing reagent, aduk. Biarkan 2 4 menit (jangan lebih); 4) Tambahkan 0,2 ml NED, aduk. Biarkan 10 menit agar terbentuk warna merah (pink) dengan sempurna; 5) buatkan larutan blanko dari 10 ml akuades. Lakukan prosedur 3 dan 4; 6) Buat satu seri larutan standar Nitrit-N dengan konsentrasi (ppm) sebaagai berikut: 0,025; 0,05; 0,01; 0,02; 0,04; 0,06; 0,08 dari larutan standar 1 ppm, dengan pengenceran yang tepat (gunakan pipet dan labu takar yang sesuai). Lakukan prosedur 2,3 dan 4; 7) Dengan larutan blanko dan panjang gelombang 543 nm, set spektrofotometer pada absorbance = 0,000 kemudian ukur sampel dan larutan standar; 8) Untuk menentukan konsentrasi

37 Nitrit-N, buat grafik atau persamaan regresi (y=a+bx) dari larutan standar. Sumbu x sebagai konsentrasi (ppm) nitrit-nitrogen dan sumbu y sebagai nilai absorbance (A) atau transmittance (T). Nilai A atau T air sampel yang diplotkan pada grafik atau disubstitusikan dalam persamaan regresi, sehingga diperoleh kadar nitrit-nitrogen di perairan. Konsentrasi (ppm) NO 2 -N yang terukur pada metoda ini adalah kadar nitrogen yang terdapat pada nitrit (dalam satuan mg N per liter atau ppm NO 2 -N). Untuk mengetahui kadar nitrit sebagai mg NO 2 /L (ppm NO 2 ) digunakan persamaan sebagai berikut: Mg NO 2-/ L = ppm NO 2 -N x???????? = ppm NO 2 -N x 3,28 e. Phospat (Orthophosphate) Metode yang digunakan adalah metoda Stannous Chloride dengan prosedur sebagai berikut: 1) Persiapkan peralatan gelas dan filter: semua wadah dan peralatan yang digunakan harus benar-benar bersih, dan bebas dari kontaminasi P. bilas peralatan gelas dengan HCl 1 atau 2 N, cuci dengan deterjen (bebas P) dan air, lalu bilas dengan akuades. Cuci lagi dengan deterjen dan air, bilas dengan akuades. Rendam filter dalam akuades (25/liter) selama 24 jam dan keringkan sebelum dipakai; 2) Saring 25 50 ml air sampel (tak lebih dari 2-3 jam setelah pengambilan contoh air) dengan milipore (0,45µm) atau glass fibre filter atau yang setara, gunakan vacuum pump ; 3) Pipet sebanyak 25 ml air sampel tersaring; 4) Tambahkan 1 ml Ammonium molybdate, aduk; 5) Tambahkan 5 tetes SnCl 2, aduk, diamkan (10 menit); 6) Buatkan larutan blanko dari 25 ml akuades. Lakukan prosedur 3 dan 4; 7) Buatkan larutan standar orthophosphate dengan konsentrasi: 0,01; 0,05; 0,10; 0,25; 0,50; 0,75 dan 1,00 ppm-p dari larutan standar 5 ppm-p (seperti pada cara pembuatan seri standar Nitrat. Lakukan prosedur 3 dan 4; 8) Setelah didiamkan 10 menit dan sebelum12 menit, ukur air sampel dan larutan standar dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 690 nm. (Gunakan Akuades untuk set alat pada 0,000 Absorbance. Larutan blanko seharusnya menunjukan pada 0,000 absorbance. Bila nilai Absorbanc blanko ini hanya sedikit diatas 0,000, gunakan blanko untuk reset alat pada 0,000 A. Catat nilai absorbance atau transmittance yang

38 terbaca); 9) Buat persamaan regresi atau grafik untuk menentukan kadar orthophosphate air sampel. 3.8. Analisis Hubungan 3.8.1 Hubungan antara lingkungan dan penutupan subrat dasar serta ikan karang Untuk melihat pola pengelompokan dan sebaran penutupan substrat dasar seperti karang hidup, karang mati alga dan variabel lingkungannya yang terbentuk dilokasi.pengamatan dengan menggunakan analisis komponen utama (PCA) dengan menggunakan program XLSTAT 2009 versi 7.0 Tujuan utama penggunaan analisis komponen utama dalam suatu matrik data yang berukuran besar (Bengen 2000) diantaranya adalah: a. Mengekstraksi informas esensial yang terdapat dalam suatu tabel/matriks data yang besar. b. Menghasilkan suatu representasi grafik yang memudahkan intrepretasi. c. Mempelajari suatu tabel/matrik data dari sudut pandang kemiripan antara individu dan hubungan antar variabel. 3.8.2. Analisis korelasi Untuk menganalisis hubungan antara tutupan karang hidup dengan ikan karang; Ikan karang herbivora dengan tutupan alga serta tutupan karang mati dengan tutupan algae dilakukan Korelasi Sperman dengan menggunakan software Microsoft Excel 2007. Korelasi ini digunakan untuk menyatakan hubungan antara dua buah variabel tanpa melihat atau memperhatikan variabel bebas dan variabel terikat (Agus Purwoto, 2007). Dalam kaitannya dengan penelitian ini, ukuran statistik yang digunakan untuk mengetahui keeratan dan arah hubungan diantara dua variabel tersebut dinamakan koefisien korelasi (r) yang besarnya berada dalam nilai -1 sampai dengan +1. Bentuk dan besarnya hubungan yang dinyatakan dengan memiliki nilai -1 = r = 1 yang dapat dikategorikan dengan kriteria sebagai. Jika r < 0 berarti hubungan X dan Y merupakan hubungan negatif. Artinya, jika X naik maka Y turun. Sebaliknya, jika X turun maka maka Y naik.

39 Jika r > 0 berarti hubungan X dan Y merupakan hubungan positif. Artinya, jika X naik maka Y naik. Sebaliknya, jika X turun maka maka Y turun. Jika r = 0 berarti hubungan X dan Y tidak ada hubungan. Artinya, jika suatu variabel berubah maka tidak mempengaruhi variabel yang lainnya. Jika r = -1 atau 1 berarti X dan Y terdapat hubungan negatif atau positif yang kuat sempurna. Kriteria penilaian yang digunakan adalah (Purwoto Agus, 2007): R = 0 Tidak ada hubungan 0 < r < 0,6 Hubungan lemah 0,6 = r < 0,8 Hubungan sedang 0,8 = r < 1 Hubungan kuat r = 1 Hubungan kuat sempurna Rumus skala data koefisien korelasi yang berupa peringkat atau ordinal dinyatakan sebagai berikut Keterangan :???????? d i : selisih dari rank variabel X dan Y n : banyaknya pasangan rank? G????? G??????