BAB V PENUTUP. A. Simpulan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan bagian yang paling penting dalam membentuk

PROSEDUR DAN MEKANISME SERTIFIKASI GURU

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis, maka dapat disimpulkan

BAB I PENDAHULUAN. I.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia. dan Undang-undang Dasar Tahun Upaya tersebut harus selalu

STRATEGI PENINGKATAN PROFESIONALITAS GURU PADA MGMP BAHASA INGGRIS SMP POKJA 5 KARANGANYAR

BAB 1 PENDAHULUAN. peraturan ini diterbitkan sebagai amanat dan tindak lanjut dari Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. ketakwaan, kecerdasan, dan keterampilan. Untuk dapat menghasilkan produk

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian . Josie Fitri Handayani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. martabat manusia, karena dari proses pendidikan itu

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan dapat disimpulkan beberapa hal berikut: 1. Penyebab Sebagian Besar

BAB I PENDAHULUAN. Sekretaris Jenderal MPR-RI, Undang-Undang Dasar 1945, Sekjen MPR-RI, Jakarta, hlm. 5 2

BAB V PENUTUP. penulis dapat mengambil beberapa simpulan sebagai berikut: 1. Strategik LP Ma arif NU Kabupaten Kudus Periode menurut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PERANAN MGMP PENJAS DALAM UPAYA MENINGKATKAN KINERJA GURU PENJAS. Oleh. Drs. Andi Suntoda S., M.Pd.

A. KUALIFIKASI PEMBIMBING

SERTIFIKASI GURU MERUPAKAN PERLINDUNGAN PROFESI. Sugeng Muslimin Dosen Pend. Ekonomi FKIP Unswagati ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan mutu pendidikan khususnya di tingkat Sekolah Dasar

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan perkembangan tuntutan dunia kerja yang tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Setiap pelaksanaan program pendidikan memerlukan adanya pengawasan atau supervisi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan dilakukan berdasarkan rancangan yang terencana dan terarah

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN II DI SMP NEGERI 34 SEMARANG

BAB V PENUTUP. kinerjanya sudah cukup baik dan optimal dilihat dari kompetensi pedagogis,

JENIS-JENIS KOMPETENSI GURU TK

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2009 TENTANG STANDAR PEMBIMBING PADA KURSUS DAN PELATIHAN

BAB V SIMPULAN, REKOMENDASI, DAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. internasional bukan lagi lokal atau nasional (Permadi, 2007). Untuk menjawab

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. khususnya kompetensi pedagogik adalah kesadaran akan melakukan evaluasi diri

PHOTO PHOTO DALAM KEGIATAN PENELITIAN

DEVELOPPING OF TEACHERS HP

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada era

BAB I PENDAHULUAN. profesional harus menguasai betul seluk-beluk pendidikan dan pengajaran

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan semakin banyak menghadapi masalah yang perlu. mendapatkan perhatian serius dari berbagai pihak baik pemerintah,

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

PERANAN SERTIFIKASI GURU DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN *) Oleh: Dr. S. Eko Putro Widoyoko, M. Pd. **)

Bab 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. bab ini penulis akan mengutarakan kesimpulan dan rekomendasi yang bersifat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kegiatan pelaksanaan pendidikan di sekolah, guru merupakan orang yang

IDEALISME KUALIFIKASI PENDIDIK DAN TANTANGANNYA

USAHA PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU

BAB VI PENUTUP. prosentase sebesar 58,1%. Sisanya sebesar 41,9% dipengaruhi oleh. pengaruh antara kompetensi guru tersertifikasi melalui portofolio

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TK

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas pembelajaran di sekolah dibangun oleh beberapa aspek, mulai

Sasaran dan. Pengembangan Sikap Profesional. Kompetensi Dasar

Sasaran dan. Pengembangan Sikap Profesional. Kompetensi Dasar

BAB I PENDAHULUAN tentang guru, yang menyebutkan bahwa, guru adalah pendidik profesional

UNIT 5 BAGAIMANA PERAN KEPALA SEKOLAH (KS) DAN PENGAWAS SEKOLAH (PS) DALAM MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN?

CONTOH PROGRAM KERJA KKG MI

pembelajaran sesuai dengan kurikulum.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini dunia mengalami perubahan dengan begitu cepatnya. Perubahan

BAB I PENDAHULUAN. antara lain dengan data UNESCO (2000) tentang peringkat Indeks

BAB I PENDAHULUAN. baik secara langsung atau tidak langsung dipersiapkan untuk menopang dan

BAB I PENDAHULUAN. formal atau nonformal. Kedua pendidikan ini jika ditempuh dan dilaksanakan

A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS KEPALA SEKOLAH UNTUK MENINGKATKAN KINERJA GURU DALAM MENGELOLA PEMBELAJARAN PADA SMA NEGERI 2 SAMBAS

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB 1 PENDAHULUAN. kontekstual dan relevan. Peran baru guru ini harus ditemukan karena

BAB I PENDAHULUAN. dan Sukses dalam Sertifikasi Guru, RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2011, hlm. 293.

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. sekolah dengan keefektifan Sekolah Menengah Pertama di Kota Medan. Hal

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional dilaksanakan berdasarkan Pancasila dan Undang-

PEDOMAN PENINGKATAN KOMPETENSI GURU SEKOLAH INDONESIA DI LUAR NEGERI (SILN) SECARA ONLINE

KOMPETENSI PENGAWAS. OLEH YAYA SUNARYA, M.Pd. PPB UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

ANGKET PENELITIAN PENGARUH SUPERVISI PENGAWAS MADRASAH, MOTIVASI BERPRESTASI GURU TERHADAP KINERJA GURU MAN DI KABUPATEN BARITO KUALA

MAHASISWA DAN LULUSANMAHASISWA DAN LULUSAN (2) 1. Pelayanan untuk Mahasiswa. a. Bantuan Tutorial yang bersifat Akademik

BAB I PENDAHULUAN. tantangan yang lebih terbuka, sehingga sangat dibutuhkan kehadiran setiap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian peranan menurut Soejono Soekanto (2002;234) adalah sebagai berikut:

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berdasarkan Permendiknas No. 16 Tahun 2007, guru harus memiliki

LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN WILAYAH 2008

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian Penelitian Evaluasi Program Kelompok Kerja Guru (KKG) UPTD Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. fungsinya secara profesional terus-menerus mencapai tujuan sesuai dengan. dari Musyawarah Guru Mata Pelajaran (Depdiknas, 2008: 4).

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang sangat mengedepankan

Organisasi Profesi. Kompetensi Dasar Mahasiswa mampu memahami Organisasi Profesi Keguruan. Afid Burhanuddin

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMK PALEBON SEMARANG

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. di propinsi DIY. SMK Negeri tempat melakukan penelitian ini adalah SMK Negeri 4

BAB I PENDAHULUAN. Teras, 2009), hlm Sulistyorini, Manajemen Pendidikan Islam: Konsep, Strategi dan Aplikasi, (Yogyakarta:

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB IV ANALISIS UPAYA PENINGKATAN KOMPETENSI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SD NEGERI 03 MOJO KECAMATAN ULUJAMI KABUPATEN PEMALANG

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan pribadi manusia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk

DAFTAR PERTANYAAN INSTRUMEN PERAN KEPALA SEKOLAH (Permendiknas nomor 13 tahun 2007 tanggal 17 april 2007 tentang standar kepala sekolah)

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan kompetensi setiap individu akan berkembang sesuai dengan jenjang

MENYUSUN PORTOFOLIO PENGEMBANGAN DIRI Oleh : Waryono Widyaiswara

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional pada hakekatnya adalah pembangunan manusia

BAB I PENDAHULUAN. terdapat jenjang pendidikan menengah berbentuk Sekolah Menengah Kejuruan

BAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan Pada uraian ini, peneliti akan menyajikan uraian pembahasan sesuai

BAB VI PENUTUP. 1. Perumusan kinerja guru di MTsN Ngantru dan MTsN Bandung. berkoordinasi dengan para bawahannya.

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEBIJAKAN GURU DAN DOSEN 2. D E A S Y I D AWAT I

II. KAJIAN PUSTAKA. Salah satu unsur penting yang paling menentukan dalam meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan mutu pendidikan, khususnya pada jenjang. Sekolah Dasar, telah menjadi komitmen pemerintah yang harus

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki abad ke-21 ini Indonesia dihadapkan pada masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Inggris merupakan bahasa internasional yang telah diajarkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Oleh: Dr. En d a n g Poer w a n t i, M.Pd.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

Transkripsi:

BAB V PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan diskripsi hasil penelitian yang telah penulis lakukan di MTs Negeri di Kabuapten Kudus, maka dapat penulis simpulkan sebagai berikut : 1. Manajemen MGMP Akidah Akhlak adalah pengelolaan pembelajaran Akidah Akhlak yang dapat diartikan sebagai pengaturan semua kegiatan pembelajaran Akidah Akhlak yang meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian kegiatan yang berkaitan dengan proses membelajarkan siswa dengan mengikutsertakan berbagai faktor di dalamnya guna mencapai tujuan. Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) dibentuk dengan tujuan untuk memotivasi guru guna meningkatkan kemampuan dan keterampilan dalam merencanakan melaksanakan, dan membuat evaluasi program pembelajaran dalam rangka meningkatkan keyakinan diri sebagai guru profesional dan untuk menyatakan kemampuan dan kemahiran guru dalam melaksanakan pembelajaran sehingga dapat menunjang usaha peningkatan dan pemerataan mutu pendidikan. Pada hakekatnya Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) berfungsi sebagai wadah atau sarana komunikasi, konsultasi dan tukar pengalaman. Dengan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) diharapkan akan dapat meningkatkan profesionalisme guru dalam melaksanakan pembelajaran yang bermutu sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Manajemen MGMP Akidah Akhlak yang diselenggarakan di MTs Negeri di Kabupaten Kudus, dapat dijelaskan sebagai berikut : a. MGMP Akidah Akhlak MTs. Negeri Kudus membina dan mengarahkan para guru mata pelajaran Aqidah Akhlak yang berada 129

130 di Kabupaten Kudus agar bisa lebih professional dalam aktivitas pembelajaran sehingga dapat meningkatkan kinerja guru sebagai praktisi perubahan pembelajaran di kelas. b. Implementasi program MGMP Akidah Akhlak di MTs Negeri di Kabupaten Kudus, hasil yang diharapkan adalah guru Akidah Akhlak MTs memiliki kesamaan persepsi dan komitmen yang tinggi untuk meningkatkan kariernya yang terhimpun dalam kegiatan MGMP Akidah Akhlak dan mampu meningkatkan motivasi, frekuensi, dan intensitas kegiatan pengembangan kariernya. 2. Peningkatan profesionalitas guru Akidah Akhlak yang dilaksanakan lewat forum MGMP Akidah Akhlak MTs. Negeri Kudus dapat dijelaskan melalui prosedur manajemen yakni perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan. a. Perencananan (Planning), yang dilakukan oleh MGMP Akidah Akhlak MTs Negeri Kabupaten Kudus, yaitu : a) melalui pembinaan guru Akidah Akhlak lewat forum MGMP terlaksana dengan dukungan oleh pihak sekolah asal guru, pengawas mata pelajaran, MKKS, dan dinas pendidikan kabupaten. b) Guru secara kolaboratif menyusun RPP yang berpusat kepada siswa. Perencanaan berawal dari analisis terhadap kebutuhan dan permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran, seperti: kompetensi dasar, cara membelajarkan siswa, menyiasati kekurangan fasilitas belajar, dan secara kolaboratif juga guru-guru mencari solusi dalam memecahkan permasalahan yang ditemukan tersebut. b. Pengorganisasian (Organizing), yang dilakukan oleh MGMP Akidah Akhlak MTs Negeri Kabupaten Kudus adalah penyusunan program kerja MGMP Akidah Akhlak dilaksanakan ada yang melalui prosedur lewat rapat kerja anggota (raker) yang melibatkan seluruh anggota MGMP dan ada yang melalui rapat

131 secara khusus yang hanya melibatkan pengurus dan sebagian kecil anggota yang senior saja. MGMP Akidah Akhlak MTs. Negeri di Kabupaten Kudus mempunyai struktur kepengurusan, dasar hukum, visi, misi dan tujuan yang jelas. c. Penggerakan (Actuating), yang dilakukan oleh MGMP Akidah Akhlak MTs Negeri Kabupaten Kudus adalah melaksanakan kegiatan pertemuan pengurus MGMP tergantung pada urgensi kebutuhan, sedangkan untuk pertemuan seluruh anggota MGMP pada umumnya dilakukan antara 6 sampai 8 kali pertemuan dalam satu tahun dengan durasi waktu setiap pertemuan rata-rata 7 jam. Sedangkan sumber pendanaan dalam kegiatan MGMP dibebankan pada iuran anggota yang didanai dari uang sekolah (dana BOS) dan dari uang kas MGMP jika ada. d. Pengawasan (Controling), yang dilakukan oleh MGMP Akidah Akhlak MTs Negeri Kabupaten Kudus adalah melibatkan narasumber atau fasilitator yang menyajikan dalam kegiatan MGMP berasal dari guru pemandu, guru inti, pengurus MGMP yang lebih kompeten, konsultan MGMP, dosen, untuk memberikan pengawasan dan umpan balik kepada anggota MGMP. Setelah program dan kegiatan dilaksanakan yang dinanti oleh guru adalah sertifikat hasil kegiatan yang dikeluarkan oleh dinas pendidikan kabupaten. Dari kegiatan itu diharpkan tidak ada feedback guru dan MGMP untuk melakukan evaluasi terhadap target yang diharapkan. Guru/pendidik adalah agen pembelajaran yang harus memiliki empat jenis kompetensi, yakni kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional, dan sosial. a. Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan yang berkenaan dengan pemahaman peserta didik dan pengelola pembelajaran yang mendidik dan dialogis.

132 b. Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia. c. Kompetensi profesional merupakan kemampuan yang berkenaan dengan penguasaan materi pembelajaran bidang studi secara luas dan mendalam. d. Kompetensi sosial berkenaan dengan kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif. Strategi peningkatan profesionalitas guru dan kompetensi guru yang dilaksanakan MGMP Akidah Akhlak MTs Negeri di Kabupaten Kudus, adalah : a. Melalui berbagai strategi dalam bentuk pendidikan dan pelatihan (diklat) dan bukan diklat. Diklat antara lain In house training (IHT) dan Kemitraan sekolah. Sedang bukan diklat yaitu diskusi kelompok, seminar, workshop penulisan buku/bahan ajar dan pembuatan media pembelajaran, Melaksanakan kegiatan belajar mengajar yang melibatkan dosen, teman sejawat, guru pemandu, dan kepala sekolah. Dosen memberikan wawasan dan pengetahuan kepada guru-guru Akidah Akhlak tentang materi Akidah Akhlak dan pengetahuan mengenai strategi pembelajaran Akidah Akhlak. Dengan teman sejawat secara kolaboratif melakukan perencanaan pembelajaran Akidah Akhlak, memilih materi atau bahan ajar, menyiapkan media pembelajaran, menentukan strategi pembelajaran, dan memilih prosedur dan jenis penilaian. b. Melaksanakan proses pembelajaran Akidah Akhlak dan melaksanakan refleksi terhadap proses pembelajaran yang telah dilakukan guna mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan proses

133 pembelajaran yang telah dilakukan, bersama dengan MGMP yang bekerjasama dengan Pengawas pendidikan. 3. Guru Akidah Akhlak adalah guru yang mengajarkan tentang keimanan atau keyakinan terhadap Allah swt., mengajarkan masalah masalah budi pekerti yang sesuai dengan syariat agama Islam, kepada peserta didik. Sehingga dilihat dari tanggung jawab seorang guru Akidah Akhlak tersebut sangat kental sekali dengan penanaman nilai-nilai agama pada peserta didiknya. Oleh karena guru Akidah Akhlak harus kompeten dan professional dalam proses belajar mengajar. Setidaknya guru Akidah Akhlak harus memiliki sepuluh kompetensi, yaitu : a. Menguasai bahan ajar b. Mengelola program belajar mengajar c. Dapat mengelola kelas dengan baik d. Menggunakan media/ sumber e. Menguasai landasan pendidikan f. Mengelola interaksi belajar mengajar g. Menilai prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran h. Mengenal fungsi dan program layanan bimbingan dan penyuluhan i. Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah j. Memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil penelitian pendidikan guna keperluan pengajaran. B. Saran-Saran 1. Untuk Pengurus MGMP Akidah Akhlak MTs Negeri di Kabupaten Kudus. a. MGMP sebagai organisasi profesi guru diharapkan dapat memberdayakan guru Akidah Akhlak bukan hanya menyangkut masalah teknis operasional pembelajaran, melainkan juga mampu memberikan pendampingan terhadap berbagai kesulitan yang seringkali dialami guru di madrasah, seperti membangun budaya

134 religius di lingkungan sekolah/madrasah yang sering tidak sejalan dengan kebijakan sekolah. b. MGMP hendaknya juga dapat membantu memperjuangkan hak-hak guru agar diperlakukan sama baik dalam pembinaan karir, keterlibatan dalam kegiatan sekolah hingga hak untuk memperoleh sertifikasi guru dalam jabatan. c. Mendorong guru anggota MGMP untuk dapat berperan aktif dan berpartisipasi dalam MGMP, dengan memberikan kesempatan kepada guru anggota terlibat secara langsung dalam setiap program dan kegiatan MGMP Akidah Akhlak, mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. d. MGMP selalu mengingatkan anggotanya untuk selalu koordinasi dengan MGMP di dalam menangani kesulitan kesulitan dalam proses pembelajaran di sekolah. 2. Untuk Kepala Madrasah a. Kepala Madrasah bersama seluruh jajarannya, agar memaksimalkan usaha dalam mengimplementasikan manajemen MGMP untuk meningkatkan kompetensi dan profesionalisme guru. b. Kepala sekolah dan guru MGMP agar selalu membangun koordinasi yang bagus dan kerjasama dengan pihak lain diluar MGMP di Kabupaten Kudus yang lebih luas lagi, sehingga terdapat control untuk mengawasi, membina dan mengarahkan MGMP untuk mewujudkan MGMP yang ideal, sesuai dengan tujuan berdirinya MGMP sebagai wadah professional guru. 3. Untuk Guru MGMP Akidah Akhlak MTs Negeri Kabupaten Kudus. a. Guru anggota MGMP agar lebih berperan aktif dalam kegiatan MGMP, dengan terlibat secara langsung pada kegiatan dan program, seperti memberikan masukan pada perencanaan kegiatan, terlibat dalam pelaksanaan dan evaluasi kegiatan. Sehingga seluruh kegiatan

135 MGMP Akidah Akhlak MTs Negeri Kudus dapat merefleksikan kebutuhan guru anggota MGMP Akidah Akhlak. b. Menindaklanjuti dan mempraktekkan apa yang telah didapat dari MGMP Akidah Akhlak MTs Negeri Kabupaten Kudus dalam menjalankan tugas dan fungsinya, sehingga kegiatan yang telah dilaksanakan dapat bermanfaat bagi peningkatan profesionalisme guru. c. Semua guru dalam MGMP diharapkan untuk terus berupaya meningkatkan komitmen dan integritasnya, kompetensi dan profesionalismenya, serta selalu menanamkan rasa ikhlas dalam melaksanakan tugas-tugas yang diberikan sekolah. C. Penutup Alhamdulillahirobbil alamin, berkat limpahan rahmat dan karunia dari Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan penyusunan tesis yang berjudul "Analisis Manajemen Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) dalam Meningkatkan Profesionalisme Guru Akidah Akhlak MTs Negeri di Kabupaten Kudus Tahun Pelajaran 2015/2016. Penulis menyadari bahwa di dalam penyusunan tesis ini masih jauh dari kesempurnaan. Meskipun demikian penulis telah berusaha semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan yang ada. Untuk itu demi kesempurnaan dan perbaikan dalam penelitian ini, kritik dan saran yang bersifat konstruktif sangatlah penulis harapkan. Dan harapan penulis semoga tesis ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya. Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih yang berganda laksa kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan motivasi serta materi dalam penyelesaian penulisan tesis ini. Semoga mendapat balasan dari Allah SWT yang berlipat ganda. Dan semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis khususnya dan umumnya bagi pengembangan

136 MGMP Akidah Akhlak di MTs Negeri Kabupaten Kudus, serta mendapat pahala dari Allah SWT. Amin Ya Robbal Alamin.