BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Insidensi penyakit gagal ginjal kronik semakin meningkat dengan sangat cepat. Hal ini tidak hanya menimbulkan beban medis, tetapi juga sosial, dan ekonomi bagi pasien maupun keluarga (Prodjosudjadi & Suhardjono, 2009). Data epidemiologi di Amerika, menunjukkan bahwa insidensi gagal ginjal kronik lebih dari 10% penduduk dewasa atau lebih dari 20 juta penduduk dengan derajat keparahan yang berbeda beda, dimana risiko menderita penyakit gagal ginjal kronik meningkat pada umur 50 tahun dan mencapai puncak pada umur 70 tahun (CDC, 2014). Gagal ginjal kronik merupakan penyakit yang banyak diderita oleh orang tua yang berisiko menyebabkan penyakit kardiovaskuler, stroke, serangan jantung, hingga gangguan fungsi kognitif (CDC,2014). Untuk mengatasi dan mencegah berlanjutnya morbiditas yang ditimbulkan akibat penyakit gagal ginjal kronik ada beberapa cara yang dapat dilakukan antara lain hemodialisis, Continous Ambulatory Peritoneal Dialysis (CAPD) dan tranplantasi ginjal 1
2 sebagai terapi utama (Prodjosudjadi & Suhardjono, 2009). Terapi tambahan berupa pengontrolan penyebab dari gagal ginjal kronik dan faktor risiko kardiovaskuler, seperti gula darah, kolesterol, tekanan darah, dan lain-lain jika diperlukan (AHRQ, 2012). Mengingat beban biaya yang harus ditanggung, sulitnya mencari donor ginjal yang sesuai, dan keefektifan yang didapat, hemodialisis masih menjadi pilihan utama bagi pasien penyakit ginjal kronik (Prodjosudjadi & Suhardjono, 2009). Hemodialisis merupakan cara yang cukup aman dan dapat meningkatkan kualitas hidup bagi pasien penderita gagal ginjal kronik, tetapi komplikasi yang ditimbulkan dapat bermacam macam seiring dengan lamanya penderita menjalani hemodialisis dan semakin banyaknya frekuensi pasien menjalani hemodialisis (Schrier & Gottschalk, 1988, Tamura, et.al, 2010, Odagiri et al., 2011.). Gangguan fungsi kognitif sering terjadi pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani terapi hemodialisis. Penelitian sebelumnya menunjukkan hal yang sama, bahwa prevalensi terjadinya gangguan fungsi kognitif semakin meningkat seiring dengan banyaknya frekuensi menjalani hemodialisis (Tamura et al., 2010).
3 Dari penelitian penelitian mengenai gangguan fungsi kognitif pada pasien gagal ginjal kronik sebelumnya masih menunjukkan hasil yang berbeda. Dan penelitian mengenai profil fungsi kognitif pada pasien Yogyakarta belum pernah dilakukan. B. PERUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut: 1. Skrining fungsi kognitif pada pasien gagal ginjal kronik belum rutin dilakukan. 2. Gangguan fungsi kognitif pada pasien yang menjalani hemodialisis akan semakin memperburuk kualitas hidupnya. 3. Belum ada data mengenai fungsi kognitif pada pasien Yogyakarta. C. PERTANYAAN PENELITIAN Bagaimana gambaran fungsi kognitif pada pasien Yogyakarta?
4 D. TUJUAN PENELITIAN Mengetahui gambaran fungsi kognitif pada pasien Yogyakarta. E. MANFAAT PENELITIAN 1. Bagi Klinisi Diharapkan klinisi melakukan pemeriksaan fungsi kognitif pada semua pasien yang menjalani hemodialisis dan melakukan perawatan secara komprehensif terhadap pasien dengan penurunan fungsi kognitif. 2. Bagi Pasien, keluarga, dan masyarakat Memberi informasi kepada pasien, keluarga, dan masyarakat mengenai masalah penurunan fungsi kognitf, sehingga keluarga dan masyarakat ikut berperan dalam monitoring terhadap adanya penurunan fungsi kognitif pasien. 3. Bagi peneliti Memberikan data mengenai fungsi kognitif pada pasien yang menjalani hemodialisis sehingga dapat digunakan sebagai data dasar pada penelitian selanjutnya.
5 F. KEASLIAN PENELITIAN Keaslian penelitian mengenai profil fungsi kognitif pada pasien yang menjalani hemodialisis disajikan pada tabel di bawah ini: Tabel 1. Keaslian Penelitian antara Hemodialisis dengan Gangguan Fungsi Kognitif Peneliti Judul Metode dan Subjek Alat Ukur Tamura et Prevalence and Cross Modified al. Correlates of sectional Mini (2010) Cognitive Impairment 383 subjek Mental in Hemodialysis State Patients: The Exam Frequent Hemodialysis Networks Trials (3MS) dan Trail Making B Test The FHN Trial Group (2010) In-Center Hemodialysis Six Times per Week Versus Three Times per Week Randomized Clinical Trial 245 subjek Trail Making Test, Part B