NASKAH PUBLIKASI ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. S DENGAN GANGGUAN PERILAKU KEKERASAN DI RUANG SHINTA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. D DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI DI RUANG MAESPATI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku sehingga menimbulkan penderitaan dan terganggunya fungsi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dirasakan sebagai ancaman (Nurjannah dkk, 2004). keadaan emosional kita yang dapat diproyeksikan ke lingkungan, kedalam

NASKAH PUBLIKASI. ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Sdr. W DENGAN GANGGUAN PERILAKU KEKERASAN DI RUANG ABIMANYU RSJD SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA TN. S DENGAN GANGGUAN MENARIK DIRI DI RUANG ABIMANYU RSJD SURAKARTA

BAB II TINJAUAN TEORI PERILAKU KEKERASAN. tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri,

BAB II KONSEP DASAR. perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana individu melakukan atau. (1998); Carpenito, (2000); Kaplan dan Sadock, (1998)).

BAB II KONSEP DASAR. orang lain maupun lingkungan (Townsend, 1998). orang lain, dan lingkungan (Stuart dan Sundeen, 1998).

BAB II TINJAUAN TEORI. Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan

BAB I PENDAHULUAN. siklus kehidupan dengan respon psikososial yang maladaptif yang disebabkan

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. H DENGAN PERUBAHAN PERSEPSI SENSORI HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG SENA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. kuat disertai hilangnya kontrol, dimana individu dapat merusak diri sendiri, orang lain maupun

BAB II TINJAUAN TEORI. (DepKes, 2000 dalam Direja, 2011). Adapun kerusakan interaksi sosial

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan emosi yang merupakan

BAB II KONSEP DASAR PERILAKU KEKERASAN. Marah merupakan perasaan jengkel yang timbul sebagai respon

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Definisi sehat menurut kesehatan dunia (WHO) adalah suatu keadaan

PENATALAKSANAAN PASIEN GANGGUAN JIWA DENGAN ISOLASI SOSIAL: MENARIK DIRI DI RUANG ARIMBI RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. Oleh

BAB Ι PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Perkembangan pelayanan kesehatan di Indonesia tidak terlepas dari sejarah

Koping individu tidak efektif

BAB I PENDAHULUAN. adanya tekanan fisik dan psikologis, baik secara internal maupun eksternal yang

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. S DENGAN GANGGUAN JIWA : PERILAKU KEKERASAN DI BANGSAL SEMBADRA RSJD SURAKARTA

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Ny. J DENGAN PERILAKU KEKERASAN DI RUANG SUMBADRA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. serta ketidakpastian situasi sosial politik membuat gangguan jiwa menjadi

PENATALAKSANAAN PASIEN GANGGUAN JIWA DENGAN GANGGUAN KONSEP DIRI: HARGA DIRI RENDAH DI RUANG GATHOTKOCO RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG.

LAPORAN PENDAHULUAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan yang menjadi pintu layanan terdepan dalam. hubungan dengan masyarakat adalah di rumah sakit.

PROPOSAL KUNJUNGAN RUMAH ( HOME VISIT) TENTANG GANGGUAN SENSORI PERSEPSI HALUSINASI PENDENGARAN DENGAN KELUARGA Ny.

BAB II TINJAUAN TEORI. Amarah merupakan suatu emosi yang menentang dari sifat mudah tersinggung

BAB I PENDAHULUAN. Keperawatan jiwa adalah proses interpersonal yang berupaya untuk

BAB II TINJAUAN TEORI. Kemarahan adalah perasaan jengkel yang timbul sebagai respon terhadap

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. S DENGAN GANGGUAN PERILAKU KEKERASAN DI RUANG SUMBADRA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia sebagai makhluk holistik dipengaruhi oleh lingkungan dari dalam

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH

BAB 1 PENDAHULUAN. deskriminasi meningkatkan risiko terjadinya gangguan jiwa (Suliswati, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. keluarga, kelompok, organisasi atau komunitas. ANA (American nurses

KARYA TULIS ILMIAH. ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. K DENGAN GANGGUAN JIWA : PERILAKU KEKERASAN DI RUANG SRIKANDI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

BAB II TINJAUAN TEORI. kecemasan atau kebutuhan yang tidak terpenuhi yang dirasakan sebagai ancaman.

PROPOSAL KUNJUNGAN RUMAH (HOME VISIT) PADA KELUARGA NY. A DENGAN RISIKO PERILAKU KEKERASAN HARGA DIRI RENDAH DAN WAHAM CURIGA

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. Y DENGAN GANGGUAN PERILAKU KEKERASAN DI RUANG AMARTA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

BAB II TINJAUAN TEORI. pengecapan maupun perabaan (Yosep, 2011). Menurut Stuart (2007)

BAB I PENDAHULUAN. Psychiatric Association,1994). Gangguan jiwa menyebabkan penderitanya tidak

BAB I PENDAHULUAN. dalam dirinya dan lingkungan luar baik keluarga, kelompok maupun. komunitas, dalam berhubungan dengan lingkungan manusia harus

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan akhir-akhir

NASKAH PUBLIKASI ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. S DENGAN HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG SEMBADRA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

BAB II TINJAUAN TEORI. dengan orang lain (Keliat, 2011).Adapun kerusakan interaksi sosial

BAB IV PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan dinamisnya kehidupan masyarakat. Masalah ini merupakan

LAPORAN PENDAHULUAN. 1. Masalah Utama Perilaku Kekerasan

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Nn. S DENGAN PERUBAHAN PERSEPSI SENSORI HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG SUMBODRO RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. kecacatan. Maka secara analogi kesehatan jiwa pun bukan hanya sekedar bebas dari

PENGARUH PENERAPAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN HALUSINASI TERHADAP KEMAMPUAN KLIEN MENGONTROL HALUSINASI DI RSKD DADI MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan ini sangat besar pengaruhnya terhadap kesehatan jiwa seseorang. yang berarti akan meningkatkan jumlah pasien gangguan jiwa.

PENATALAKSANAAN PASIEN GANGGUAN JIWA DENGAN PERILAKU KEKERASAN DI RUANG CITRO ANGGODO RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. Oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satunya adalah masalah tentang kesehatan jiwa yang sering luput dari

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. L DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG SRIKANDI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan jiwa saat ini telah menjadi masalah kesehatan global bagi

LAPORAN PENDAHULUAN KLIEN DENGAN KASUS DEFISIT PERAWATAN DIRI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.S DENGAN GANGGUAN DEFISIT PERAWATAN DIRI DI BANGSAL SRIKANDI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang B. Tujuan C. Manfaat

BAB II KONSEP DASAR A. PENGERTIAN. Menurut Yosep ( 2007 ) perilaku kekerasan atau agresi adalah sikap atau perilaku

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Krisis multi dimensi yang melanda masyarakat saat. ini telah mengakibatkan tekanan yang berat pada sebagian

BAB I PENDAHULUAN. yang mengarah pada kestabilan emosional (Nasir dan Muhith, 2011). mencerminkan kedewasaan kepribadiannya.

BAB I PENDAHULUAN. dapat meningkatkan jumlah penderita gangguan jiwa (Nurdwiyanti,2008),

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KARYA TULIS ILMIAH. ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Tn.K DENGAN HALUSINASI PENGLIHATAN DI RUANG GELATIK RUMAH SAKIT JIWA MENUR SURABAYA

PENGELOLAAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI PENDENGARAN DAN PENGLIHATAN PADA Tn. E DI RUANG P8 WISMA ANTAREJA RSJ Prof. dr.

BAB I PENDAHULUAN. keselarasan dan keseimbangan kejiwaan yang mencerminkan kedewasaan

BAB II TINJAUAN KASUS

MODUL KEPERAWATAN JIWA I NSA : 420 MODUL ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN RESIKO BUNUH DIRI DISUSUN OLEH TIM KEPERAWATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

TINJAUAN TEORI BAB II. A. Pengertian. Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. digambarkan sebagai perasaan yang negatif terhadap diri sendiri, merasa gagal

BAB I PENDAHULUAN. yang menyebabkan meningkatnya penderita gangguan jiwa. Gangguan jiwa adalah gangguan dalam cara berpikir (cognitive),

BAB II KONSEP TEORI. Perubahan sensori persepsi, halusinasi adalah suatu keadaan dimana individu

Jurnal Keperawatan dan Kesehatan, Volume VII, No.1 April 2016

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akibat adanya kepribadian yang tidak fleksibel menimbulkan perilaku

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. World Health Organitation (WHO) mendefinisikan kesehatan sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang seperti Indonesia bertambahnya atau semakin tinggi. Menurut Dr. Uton Muchtar Rafei, Direktur WHO ( World Health

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN JIWA. PADA Sdr.W DENGAN HARGA DIRI RENDAH. DI RUANG X ( KRESNO ) RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. 1. Inisial : Sdr.

MARAH Abstrak A. DEFINISI

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN MENCINTAI DAN MEMILIKI PADA TN. D DENGAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN DI RUANG MAESPATI RSJD SURAKARTA

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. A DENGAN PERILAKU KEKERASAN DI BANGSAL AYODYA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. J DENGAN PERILAKU KEKERASAN DI RUANG PRINGGODANI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. D DENGAN PERUBAHAN PERSEPSI-SENSORI: HALUSINASI PENDENGARAN DI BANGSAL ABIMANYU RSJD SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan jiwa manurut (WHO, 2009 dalam Direja, 2011) adalah berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Gangguan jiwa adalah salah satu masalah kesehatan yang masih. banyak ditemukan di setiap negara. Salah satunya adalah negara

BAB II TINJAUAN TEORI. Adapun definisi lain yang terkait dengan halusinasi adalah hilangnya

BAB I PENDAHULUAN. kualitas yang melayani, sehingga masalah-masalah yang terkait dengan sumber

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organitation (WHO), prevalensi masalah

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Guna Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Untuk Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Keperawatan

GAMBARAN TUGAS KELUARGA DI BIDANG KESEHATAN SEBAGAI UPAYA PERAWATAN PASIEN SKIZOFRENIA KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. Menuju era globalisasi manusia disambut untuk memenuhi kebutuhan

B A B 1 PENDAHULUAN. Gangguan jiwa merupakan suatu penyakit yang disebabkan karena adanya

Rakhma Nora Ika Susiana *) Abstrak

PENGALAMAN KELUARGA DALAM MERAWAT PASIEN DENGAN DIABETIC FOOT. Di Kelurahan Pandanwangi Tahun 2015 STUDI KASUS

Transkripsi:

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. S DENGAN GANGGUAN PERILAKU KEKERASAN DI RUANG SHINTA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA Disusun Oleh : ANISSYA NURUL H J 200 090 023 PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny.S DENGAN GANGGUAN PERILAKU KEKERASAN DI RUANG SHINTA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA ( Anissya Nurul H, 2012, 62 halaman ) ABSTRAK Latar Belakang : Perilaku kekerasan yang ditemukan di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta dari tahun ke tahun semakin meningkat dengan penyebab karena adanya rasa kecewa pada diri sendiri, orang lain dan lingkungan. Tujuan : Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada klien perilaku kekerasan meliputi pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi dan evaluasi keperawatan. Hasil : Setelah dilakukan asuhan keperawatan 3 x 24 jam didapatkan rasa marah dan jengkel klien terkontrol dengan cara nafas dalam dan pukul bantal, cara verbal dan cara spritual serta klien minum obat secara mandiri. Sedangkan yang belum tercapai dukungan dari keluarga, karena selama memberikan asuhan keperawatan keluarga tidak datang. Kesimpulan : Kerjasama antara tim kesehatan dan klien atau keluarga klien sangat diperlukan untuk keberhasilan asuhan keperawatan pada klien, komunikasi terapeutik dapat mendorong klien lebih kooperatif, peran keluarga sangat penting dalam merawat klien dengan gangguan perilaku kekerasan. Kata kunci : Perilaku kekerasan, marah, jengkel, cara mengntrol perilaku kekerasan.

viii

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gangguan jiwa adalah gangguan pikiran, perasaan atau tingkah laku sehingga menimbulkan penderitaan dan terganggunya fungsi sehari-hari. Angka kejadian perilaku kekerasan dari tahun ke tahun semakin meningkat seiring semakin kompleknya permasalahan yang dihadapi manusia. Dari 11 pasien di Ruang Shinta RSJD Surakarta 4 diantaranya menderita gangguan jiwa dengan perilaku kekerasan. Penyebab perilaku kekerasan yang dilakukan berbeda-beda pada setiap klien. Sebagian besar disebabkan karena rasa kecewa pada diri sendiri, orang lain dan lingkungan. B. Tujuan Laporan Kasus 1. Tujuan Umum Mendapatkan gambaran untuk menerapkan asuhan keperawatan pada pasien gangguan jiwa sesuai dengan masalah utama gangguan perilaku kekerasan. 2. Tujuan Khusus Dengan penyusunan laporan kasus ini, diharapkan nantinya dapat: a. Melakukan pengkajian langung pada pasien dengan Perilaku Kekerasan. b. Merumuskan diagnosa keperawatan pasien Perilaku Kekerasan. c. Membuat perencanaan keperawatan pasien Perilaku Kekerasan. d. Melaksanakan tindakan keperawatan pasien Perilaku Kekerasan. e. Mengevaluasi tindakan pada pasien Perilaku Kekerasan.

METODE: Anamnesa, Analisa Data, Perumusan Diagnosa, Perencanaan, Implementasi, dan Evaluasi TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengertian Perilaku Kekerasan adalah suatu keadaan di mana seseorang melakukan tindakan yang membahayakan secara fisik, baik pada dirinya sendiri maupun orang lain, disertai dengan amuk dan gaduh gelisah yang tidak terkontrol. 2. Etiologi Perilaku kekerasan dapat disebabkan karena frustasi dan takut. Gejala klinisnya percaya diri kurang, rasa bersalah terhadap diri sendiri, perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit, gangguan hubungan sosial, menciderai diri akibat harga diri yang rendah disertai harapan yang suram Harga diri adalah perilaku individu tentang pencapaian diri dengan menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan idial diri, dimana gangguan harga diri dapat digambarkan sebagai perassaan negativ terhadap diri sendiri dan merasa gagal mencapai keinginan.(keliat, 2005).

3. Pohon masalah Akibat Resiko menciderai diri sendiri, orang lain dan lingkungan Masalah utama Perilaku kekerasan Penyebab Gangguan konsep diri : Harga Diri Rendah

B. Tinjauan Keperawatan 1. Pengkajian (Riyadi, 2009) a. Faktor Predisposisi Faktor-faktor yang mendukung terjadinya masalah perilaku kekerasan adalah faktor biologis, psikologis, perilaku, sosial kultural. 1) Faktor Psikologis a) Frustration Aggression theory (teori agresif frustasi) Menurut teori ini perilaku kekerasan terjadi sebagai hasil dari akumulasi frustasi. Frustasi terjadi apabila keinginan individu untuk mencapai sesuatu yang gagal/terhambat. Keadaan tersebut dapat mendorong individu berperilau agresif karena perasaan frustasi akan berkurang melalui perilaku kekerasan. b) Behavioral theory (teori perilaku) Kemarahan adalah proses belajar. Hal ini dapat dicapai apabila tersedia fasilitas/situasi yang mendukung. c) Exstensial theory (teori eksistensi) Bertingkah laku adalah kebutuhan dasar manusia, apabila kebutuhan tersebut tidak dapat terpenuhi melalui berperilaku konstruktif, maka individu akan memenuhinya melalui berperilaku dekstruktif. 2) Faktor Perilaku

Reinforsement yang diterima pada saat melakukan kekerasan, sering mengobservasi kekerasan dirumah, semua aspek ini menstimulasi individu mengadopsi kekerasan yang diterima. 3) Faktor Biologis a) Teori dorongan nilai Teori ini menyatakan bahwa perilaku kekerasan disebabkan oleh dorongan kebutuhan dasar yang kuat. b) Teori psikomatik Pengalaman marah adalah akibat dari respon psikologis terhadap stimulus eksternal, internal, maupun lingkungan. 4) Faktor Sosial Kultural a) Teori lingkungan Lingkungan sosial akan mempengaruhi sikap individu dalam mengekspresikan marah. Budaya tertutup dan membalas secara diam (pasif agresif) dan kontrol sosial yang tidak pasti terhadap perilaku kekerasan akan menciptakan seolah-olah perilaku kekerasan diterima. b) Teori belajar sosial Perilaku kekerasan dapat dipelajari secara langsung maupun melalui proses sosialisasi. b. Faktor Prespitasi 1) Internal

Bisa disebabkan karena kelemahan fisik, kurang percaya diri, putus asa, dan perasaan ketidakberdayaan 2) Eksternal Penganiayaan fisik, kehilangan orang yang disukai atau dicintai, kritikan yang mengarah pada penghinaan. 3) Interaksi 2. Diagnosa Keperawatan a. Risiko menciderai diri sendiri,orang lain dan lingkungan berhubungan dengan perilaku kekerasan. b. Perilaku kekerasan berhubungan dengan gangguan konsep diri : harga diri rendah. 3. Fokus Intervensi (Azizah, 2011) a. Diagnosa keperawatan : Risiko menciderai diri berhubungan dengan perilaku kekerasan Tujuan Umum : Klien dapat mengontrol perilaku kekerasan yang dialaminya. Tujuan Khusus : 1) TUK I : Membina hubungan saling percaya 2) TUK II : Klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan 3) TUK III : Klien dapat mengidentifikasi tanda-tanda perilaku kekerasan.

4) TUK IV : Klien dapat mengidentifikasi perilaku kekerasan yang biasa dilakukan. 5) TUK V : Klien dapat mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan. 6) TUK VI : Klien dapat mengidentifikasi cara konstruktif dalam berespon terhadap kemarahan. 7) TUK VII : Klien dapat mendemonstrasikan cara mengontrol perilaku kekerasan 8) TUK VIII : Klien mendapat dukungan keluarga dalam mengontrol perilaku kekerasan 9) TUK IX : Klien dapat menggunakan obat dengan benar sesuai program pengobatan HASIL Pada bagian ini, penulis akan memaparkan hasil dari asuhan keperawatan pada kasus Ny. S dengan gangguan perilaku kekerasan dengan menjelaskan masalah keperawatan yang muncul pada kasus tersebut. A. Diagnosa Keperawatan yang Muncul di Kasus 1. Risiko menciderai diri sendiri,orang lain dan lingkungan berhubungan dengan perilaku kekerasan. Penulis menegakkan diagnosa ini karena ditemukan bahwa klien

mengungkapkan tidak dapat melihat jelas, pandangan buram dan tampak klien mengatakan jengkel pada suaminya, klien mengatakan jengkel pada keluarganya yang belum menjenguknya, klien mengatakan mengamuk dan pernah merusak barang barang di rumahnya termasuk memecah kaca berwarna merah. B. Pelaksanaan Tindakan dan Evaluasi Pelaksanaan tindakan keperawatan pada Ny. S dengan diagnosa keperawatan yang telah dijelaskan diatas sebagai berikut: 1. Diagnosa: Risiko menciderai diri sendiri,orang lain dan lingkungan berhubungan dengan perilaku kekerasan. Tindakan keperawatan telah dilakukan sesuai rencana keperawatan yang ditetapkan menurut Azizah (2011). Telah dilakukan evaluasi dengan respon klien mengatakan senang bisa berkenalan dengan perawat, klien mengatakan senang bisa berbincang-bincang dengan perawat, klien mengatakan sudah tahu akibat dari perilaku kekerasan, klien mengatakan sudah bisa mengontrol marahnya dengan cara positif, klien sudah tenang setelah melakukan nafas dalam, pukul bantal, cara verbal dan berdoa dan klien mengatakan sudah bisa minum obat secara mandiri dan teratur

SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan uraian diatas mengenai perilaku kekerasan dan pelaksanaan asuhan keperawatan terhadap klien, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Saat memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan perilaku kekerasan ditemukan adanya perilaku harga diri rendah sehingga perlu dilakukan pendekatan secara terus menerus, membina hubungan saling percaya yang dapat menciptakan suasana terapeutik dalam pelaksanaan asuhan keperawatan yang diberikan. 2. Dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada klien khususnya dengan perilaku kekerasan, klien sangat membutuhkan kehadiran keluarga sebagai sistem pendukung yang mengerti keadaaan dan permasalahan dirinya. Disamping itu perawat atau petugas kesehatan juga membutuhkan kehadiran keluarga dalam memberikan data yang diperlukan dan membina kerjasama dalam memberi perawatan pada klien. Dalam hal ini penulis dapat menyimpulkan bahwa peran serta keluarga merupakan faktor penting dalam proses penyembuhan klien. A. Saran-saran 1. Dalam memberikan asuhan keperawatan hendaknya perawat mengikuti langkah-langkah proses keperawatan dan melaksanakannya secara sistematis dan tertulis agar tindakan berhasil dengan optimal.

2. Dalam menangani kasus perilaku kekerasan hendaknya perawat melakukan pendekatan secara bertahap dan terus menerus untuk membina hubungan saling percaya antara perawat klien sehingga tercipta suasana terapeutik dalam pelaksanaan asuhan keperawatan yang diberikan. 3. Bagi keluarga klien hendaknya sering mengunjungi klien dirumah sakit, sehingga keluarga dapat mengetahui perkembangan kondisi klien dan dapat membantu perawat bekerja sama dalam pemberian asuhan keperawatan bagi klien. 4. Untuk Rumah Sakit banyak klien di RSJ yang jarang dikunjungi keluarga, hendaknya pihak Rumah Sakit melibatkan keluarga dalam proses perawatan klien dan meningkatkan kualitas pelayanan dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan jiwa.

DAFTAR PUSTAKA Azizah. M. L. (2011). Keperawatan Jiwa Aplikasi Praktik Klinik. Yogyakarta : Graha Ilmu. Dalami, E. (2009). Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Jiwa. Jakarta : Trans Info Medika. Febrida, Melly. ( 2007 ). Gangguan Jiwa Atau Sakit Jiwa. Jakarta: EGC. Fitria, N. (2009). Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Lp dan Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika. Herman, A. (2011). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta : Nuha Medika. Keliat. B. A ( 2005 ). Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta : EGC. Kusumawati, F. (2011). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta : Salemba Medika. Maramis. ( 2009 ). Ilmu Kedokteran Jiwa, Edisi 2. Jakarta : Airlangga University Press. Nurjanah, I. ( 2005 ). Aplikasi Proses Keperawatan. Yogyakarta : Mocomedika. Riyadi, S. (2009). Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta : Graha Ilmu. Stuart, G.W. Sundeen, S.S. (2001). Buku Saku Keperawatan Jiwa, Edisi 3. Jakarta : EGC. Towsend, Marry. (2006). Diagnosa Keperawatan Psikiatri, Edisi 3. Jakarta: EGC. Yosep, I. (2007). Keperawatan Jiwa, Edisi 1. Jakarta : Refika Aditama. Yosep, I. (2011). Keperawatan Jiwa, Edisi 4. Jakarta : Refika Aditama.