BAB I PENDAHULUAN. perkerasan jalan itu adalah sifat daya tahan (durability) aspal. Durability aspal

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan untuk menunjang dan menggerakkan bidang bidang kehidupan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Jalan merupakan prasarana transportasi darat yang memiliki peranan yang

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan pokok dalam kegiatan masyarakat.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. ini pemerintah DKI Jakarta mencoba mengeluarkan salah satu solusi yaitu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai bahan pengikat agregat agar lapisan perkerasan kedap air.

BAB I PENDAHULUAN. dalam penunjang aktivitas di segala bidang. Berbagai aktivitas seperti

KAJIAN EKSPERIMENTAL CAMPURAN HRS-WC DENGAN ASPAL MINYAK DAN PENAMBAHAN ADITIF LATEKS SEBAGAI BAHAN PENGIKAT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENGARUH PENAMBAHAN LATEKS PEKAT PADA CAMPURAN ASPAL BETON

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Jalan merupakan unsur penting dalam kehidupan manusia. Jalan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan suatu negara yang memiliki jumlah penduduk yang cukup

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. disektor ekonomi, sosial budaya, politik, industri, pertahanan dan keamanan.

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. penduduk di Yogyakarta. Pembangunan hotel, apartemen, perumahan dan mall

KAJIAN KINERJA CAMPURAN BERASPAL PANAS JENIS LAPIS ASPAL BETON SEBAGAI LAPIS AUS BERGRADASI KASAR DAN HALUS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Jalan sebagai prasarana transportasi adalah salah satu faktor yang sangat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia sehari-hari, selain itu jalan juga memegang peranan penting

BAB I PENDAHULUAN. Campuran beraspal adalah suatu kombinasi campuran antara agregat dan aspal.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kerusakan yang berarti. Agar perkerasan jalan yang sesuai dengan mutu yang

BAB III LANDASAN TEORI. bergradasi baik yang dicampur dengan penetration grade aspal. Kekuatan yang

I. PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan, pendidikan, dan pekerjaan. Ketersediaan jalan adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam campuran beraspal, aspal berperan sebagai pengikat atau lem antar partikel

BAB 1 PENDAHULUAN. kebutuhan sarana transportasi, salah satunya adalah jalan. Jalan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. tahun ke tahun makin meningkat. Laston (Asphalt Concrete, AC) yang dibuat sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan hal tersebut mengakibatkan peningkatan mobilitas penduduk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi prioritas utama pemerintah pada saat ini. Meningkatnya prasarana

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. agregat, dan agregat berperan sebagai tulangan. Sifat-sifat mekanis aspal dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BABII TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Vol.16 No.2. Agustus 2014 Jurnal Momentum ISSN : X

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia sebagai makhluk sosial memerlukan kebutuhan hidup dan

PENGARUH KEPADATAN MUTLAK TERHADAP KEKUATAN CAMPURAN ASPAL PADA LAPISAN PERMUKAAN HRS-WC

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini perkembangan dan pertumbuhan penduduk sangat pesat.

PENGARUH PENGGUNAAN ZEOLIT ALAM TERHADAP KARAKTERISTIK CAMPURAN WARM MIXED ASPHALT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. diperkirakan km. Pembangunan tersebut dilakukan dengan kerja paksa

PENGARUH PENGGUNAAN AGREGAT HALUS (PASIR BESI) PASUR BLITAR TERHADAP KINERJA HOT ROLLED SHEET (HRS) Rifan Yuniartanto, S.T.

PENELITIAN AWAL TENTANG PENGARUH PENGGUNAAN CONSOL POLYMER LATEX SEBAGAI CAMPURAN PADA BALOK BETON

3.1 Lataston atau Hot Rolled Sheet

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISIS KARAKTERISTIK LAPISAN CAMPURAN BETON ASPAL DITINJAU DARI ASPEK PROPERTIES MARSHALL. Tugas Akhir

BAB I PENDAHULUAN. dengan tingginya laju pertumbuhan ekonomi hal ini mengakibatkan peningkatan

: 1. Ir. Nurlely, M.Sc 2. Lulusi, ST,.M.Sc

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Prasarana jalan berkaitan erat dengan pertumbuhan pembangunan di berbagai

BAB I PENDAHULUAN. terjadi berlebihan (overload) atau disebabkan oleh Physical Damage Factor (P.D.F.)

BAB I PENDAHULUAN. Jalan sebagai salah satu prasarana transportasi merupakan unsur penting

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Pertambahan jumlah penduduk yang terjadi secara konsisten di Indonesia dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dikenal dengan istilah lateks. Di dalam lateks terkandung 25-40% bahan karet

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PENGARUH KOMBINASI SEKAM PADI DAN SEMEN SEBAGAI FILLER TERHADAP KARAKTERISTIK MARSHALL CAMPURAN LAPIS ASPAL BETON

BAB I PENDAHULUAN ` 1

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan kebutuhan pokok dalam kegiatan masyarakat sehari-hari. Kegiatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TINGKAT KEMUDAHAN MEMENUHI SPESIFIKASI PADA BERBAGAI JENIS CAMPURAN PANAS ASPAL AGREGAT.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berkembang, sampai ditemukannya kendaraan bermotor oleh Gofflieb Daimler dan

PENGARUH PENAMBAHAN KARET SOL PADA BETON ASPAL YANG TERENDAM AIR LAUT (204M)

BAB I PENDAHULUAN. Jalan merupakan prasarana transportasi yang telah menjadi kebutuhan

PENGARUH LIMBAH BAJA ( STEEL SLAG ) SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT KASAR NO. ½ DAN NO.8 PADA CAMPURAN HRS-WC TERHADAP KARAKTERISTIK MARSHALL 1

TUGAS AKHIR KARAKTERISTIK CAMPURAN HOT MIX ASPAL UNTUK LAPISAN PERMUKAAN AC-WC DENGAN STANDAR KEPADATAN MUTLAK

PENGARUH PENAMBAHAN LIMBAH STEEL SLAG DALAM CAMPURAN AC-WC SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT KASAR No. ½ DAN No. 8 TERHADAP PARAMETER MARSHALL

BAB I PENDAHULUAN. Jalan merupakan infrastruktur dasar dan utama dalam menggerakkan roda

KOLABORASI LIMBAH STYROFOAM DAN MINYAK PELUMAS BEKAS SEBAGAI BAHAN TAMBAH PADA BETON ASPAL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di zaman yang berkembang seperti saat ini pembangunan sarana

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS KARAKTERISTIK KEPADATAN CAMPURAN ASPAL AGREGAT (ASPHALT CONCRETE) YANG DIPADATKAN DENGAN STAMPER. Tugas Akhir

Kata kunci: HRS-Base, Pengendalian Mutu, Benda Uji, Uji Marshall, Uji Ekstraksi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. persen kerusakan jalan disebabkan oleh air. Sementara aggregat memiliki daya tarik yang

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

POLYPROPYLENE SEBAGAI BAHAN TAMBAH PADA CAMPURAN ASPAL BETON (LASTON)

BAB I PENDAHULUAN. Stabilitas Marshall adalah kemampuan suatu campuran aspal untuk

BAB III LANDASAN TEORI

PEMANFAATAN GETAH KARET PADA ASPAL AC 60/70 TERHADAP STABILITAS MARSHALL PADA ASPHALT TREATED BASE (ATB)

Djoko Sulistiono, Amalia FM, Yuyun Tajunnisa Laboratorium Uji Material Program Diploma Teknik Sipil FTSP ITS ABSTRAK

PEMANFAATAN ABU AMPAS TEBU ( BAGASSE ASH OF SUGAR CANE ) SEBAGAI BAHAN PENGISI ( FILLER ) DENGAN VARIASI TUMBUKAN PADA CAMPURAN ASPAL PANAS LASTON

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS KEKUATAN TARIK MATERIAL CAMPURAN SMA (SPLIT MASTIC ASPHALT) GRADING 0/11 MENGGUNAKAN SISTEM PENGUJIAN INDIRECT TENSILE STRENGTH

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

sampai ke tanah dasar, sehingga beban pada tanah dasar tidak melebihi daya

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jalan raya merupakan penunjang kelancaran dari transportasi darat dan mempunyai peranan yang sangat penting bagi pertumbuhan suatu daerah. Sehingga dibutuhkan perkerasan jalan yang bagus supaya lalu lintas menjadi lancar, aman dan nyaman. Salah satu jenis perkerasan yang digunakan digunakan di Indonesia adalah perkerasan lentur. Seiring dengan bertambahnya volume pengguna jalan, maka akan menimbulkan masalah pada konstruksi jalan itu sendiri ditambah lagi kondisi iklim tropis di lndonesia yang menyebabkan suhu dan cuaca yang selalu berubahubah sehingga menjadi salah satu penyebab sering terjadi kerusakan dini pada lapisan perkerasan. Salah satu hal yang mempengaruhi kerusakan pada konstruksi perkerasan jalan itu adalah sifat daya tahan (durability) aspal. Durability aspal adalah daya tahan aspal terhadap pengaruh cuaca atau terhadap proses pencampuran aspal dengan agregat. Salah satu jenis perkerasan lentur yang biasa digunakan sebagai lapis permukaan adalah lapis aspal beton (LASTON). Lapis aspal beton (LASTON) adalah campuran aspal keras dan agregat yang mempunyai gradasi menerus, dicampur, dihamparkan dan dipadatkan pada suhu tertentu. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas dan dapat tahan terhadap volume lalu lintas serta tahan terhadap cuaca pada campuran aspal adalah dengan menambahkan bahan tambah (additive) ke dalam campuran aspal. 1

2 Bahan tambah yang akan digunakan pada penelitian ini adalah lateks pekat yang sudah di olah seperti balon karet. Diharapkan dengan menambahkan balon karet kedalam campuran aspal dapat memberikan keuntungan, seperti tahan terhadap cuaca dan tahan terhadap retakan akibat lendutan yang berlebihan serta deformasi. Dipilihnya balon karet sebagai bahan tambah banyak ditemukan di lingkungan sekitar serta harganya yang ekonomis. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, penelitian ini mencoba apakah penambahan bahan tambah lateks pekat pada campuran aspal beton menghasilkan campuran aspal beton yang dapat meningkatkan kualitas pada campuran aspal beton. 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penambahan balon karet sebagai bahan tambah (additive) pada campuran aspal beton terhadap karakteristik Marshall Test. 1.4 Batasan Masalah Untuk mencegah adanya penyimpangan tujuan dari penelitian yang dilakukan oleh penyusun ini, maka penelitian ini hanya dibatasi pada hasil pengujian Marshall Test dengan pembatasan sebagai berikut ini : 1. aspal yang digunakan adalah aspal dengan pen 60/70,

3 2. gradasi yang digunakan adalah gradasi rapat, 3. pengujian dilakukan pada campuran aspal dengan variasi penambahan balon karet sebanyak 0%, 4%, 5% dan 6% terhadap berat aspal kedalam agregat dengan kadar aspal 5,5%, 6%, 6,5%, dan 7%, 4. balon yang digunakan adalah balon karet yang bisa di dapatkan di toko-toko sekitar Yogyakarta, 5. penelitian ini tidak membahas kandungan kimiawi dari balon karet, 6. pengujian dilakukan dengan Marshall Test, 7. pengujian menggunakan petunjuk Dokumen Pelelangan Nasional Pekerjaan Jasa Pelaksanaan Konstruksi BAB VII Spesifikasi Umum 2010 Devisi 6, 8. pencampuran bahan tambah dalam keadaan kering. 1.5 Keaslian Tugas Akhir Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, penelitian lateks sebagai bahan tambah pernah dilakukan oleh Muchamad Nurcahya dan Yogie Nugraha (Institut Teknologi Bandung, 1998) dalam judul Pengaruh Latex Terhadap Kinerja Campuran Aspal Beton dengan cara mencampurkan aspal dengan latex (cair) sebagai aspal latek/karet. Pada tahun 2012 penelitian bahan lateks digunakan sebagai bahan pengikat dalam judul Kajian Eksperimental Campuran HRS-WC Dengan Aspal Minyak dan Penambahan Aditif Lateks Sebagai Bahan Pengikat oleh Armin, Sasmita, Nur Ali, dan Renta dengan cara mencampurkan lateks dalam bentuk lump (getah) kedalam campuran aspal beton.

4 Perbedaan penelitian ini dengan terdahulunya adalah penggunaan bahan tambah lateks yang digunakan yaitu lateks yang telah diolah menjadi balon karet/lateks dan dipakai sebagai bahan tambah pada campuran laston. 1.6 Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan bisa didapatkan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah balon karet layak digunakan sebagai bahan tambah pada campuran aspal beton yang dapat dimanfaatkan pada perkerasaan jalan. 1.7 Sistem Penyusunan Sistem penyusunan tugas akhir ini adalah untuk memberikan gambaran secara umum yang mencakup semua bab yang akan dibahas. Adapun sistematik penyusunan dalam laporan tugas akhir ini adalah sebagai berikut : Bab I. Pendahuluan Bab ini membahas tentang latar belakang dalam melakukan penelitian ini, termasuk permasalahan yang akan dibahas, tujuan penelitian, dan batasan masalah dalam penelitian agar penelitian yang dilakukan lebih jelas dan terfokus dan manfaat penelitian yang akan dicapai. Bab II. Tinjauan Pustaka Dalam bagian ini membahas tentang gambaran umum tentang uraian sistematis terhadap tulisan maupun pembahasan permasalahan yang sudah dilakukan sebelumnya yang berhubungan dengan analisis yang akan dilakukan sebagai referensi penyusun.

5 Bab III. Landasan Teori Dalam bagian ini mencakup dasar dari teori-teori yang mendukung penyusunan dan berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan, berdasarkan literature-literatur yang telah ada. Bab IV. Metodologi Penelitian Di dalam bab ini berisi tentang bagaimana pengumpulan data dilakukan serta metode-metode penelitian dan jadwal penelitian yang dilakukan. Bab V. Analisis dan Pembahasan Di dalam bab ini berisi hasil penelitian yang ditampilkan baik berupa tabel, gambar ataupun grafik dan pembahasan setiap hasil yang diperoleh. Bab VI. Kesimpulan dan Saran Di dalam bab ini berisi tentang kesimpulan dari hasil penelitian berdasarkan analisis yang telah dibahas, sedangkan saran berisi tentang masukanmasukan yang ditujukan kepada penyusun agar penelitian yang dilakukan diperoleh hasil yang maksimal.