PERILAKU MASYARAKAT TENTANG RUMAH SEHAT DI DUSUN NGUMPAK DESA JABON KECAMATAN MOJOANYAR KABUPATEN MOJOKERTO

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. mengindikasikan masih rendahnya cakupan dan kualitas intervensi. kesehatan lingkungan. (Munif Arifin, 2009)

GAMBARAN PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG RUMAH SEHAT DI DUKUH SEPAT KELURAHAN SEPAT KECAMATAN MASARAN KABUPATEN SRAGEN TAHUN Eka Nurjanah ABSTRAK

EFEKTIFITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PHBS DI MTS MIFTAHUL ULUM KECAMATAN KEMLAGI KABUPATEN MOJOKERTO. Dwi Helynarti Syurandari*)

BAB I PENDAHULUAN. sekolah dan tempat umum, air dan udara bersih, teknologi, pendidikan, perilaku terhadap upaya kesehatan (Depkes RI, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. berbasis lingkungan (Dinas Kesehatan Kabupaten Sukoharjo, 2011). Menurut Depkes RI (2012) bahwa rumah sehat merupakan rumah yang

HUBUNGAN MOTIVASI IBU BALITA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) Ati ul Impartina Program Studi D III Kebidanan STIKES Muhammadiyah Lamongan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penting agar masyarakat tahu dan mau serta mampu menerapkan pola perilaku hidup

BAB I PENDAHULUAN. maju adalah mempunyai derajat kesehatan yang tinggi, karena derajat kesehatan

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU IBU TENTANG PIJAT BAYI DI BPS SUHARTATIK DESA KALIWATES KEMBANGBAHU

Jurnal CARE, Vol. 3, No. 1, 2015

Yulisetyaningrum ABSTRAK

PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL HUBUNGAN PENGETAHUAN KELUARGA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT KELURAHAN MOODU KECAMATAN KOTA TIMUR KOTA GORONTALO

BAB 1 PENDAHULUAN. juga merupakan status lambang sosial (Keman, 2005). Perumahan merupakan

Kata kunci : pengetahuan, sikap ibu hamil, pemilihan penolong persalinan.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan diselenggarakan untuk meningkatkan kesadaran,

HUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE DI KECAMATAN SEMARANG UTARA KOTA SEMARANG.

HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG MODEL ASUHAN KEPERAWATAN METODE TIM DENGAN IMPLEMENTASINYA DI RUANG BEDAH FLAMBOYAN RSUD DR SOETOMO SURABAYA

PEMBERIAN HEALTH EDUCATION MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENCUCI TANGAN PADA ANAK PRASEKOLAH ABSTRAK

PENDAHULUAN. Sakinah, 2 Erna, 3 Marta 1,2,3. STIKes Prodi IKM Prima Korespondensi penulis :

Fajarina Lathu INTISARI

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian sehat sesuai dengan UU No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan

TINGKAT PENGETAHUAN WUS (USIA TAHUN) TENTANG MANFAAT PAP SMEAR. Surya Mustika Sari¹, Titiek Idayanti²

Oleh : VIVI MAYA SARI No. BP

HUBUNGAN PENGETAHUAN, MOTIVASI, DAN PERAN PETUGAS TERHADAP KONDISI HYGIENE

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ANC DENGAN KETERATURAN ANC

Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal

TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TENTANG PEMAKAIAN ANTIBIOTIKA AMOXICILLIN DI RUMAH SAKIT UMUM Dr. H. KOESNADI BONDOWOSO TAHUN 2014

STUDI PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG GIZI PADA BALITA DI DESA KOTARAYA BARAT

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPEMILIKAN SERTIFIKAT LAIK SEHAT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PURNAMA KECAMATAN PONTIANAK SELATAN

PENATALAKSANAAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA SISWA SISWI KELAS VI SEKOLAH DASAR NEGERI 1 CILEULEUS TASIKMALAYA

BAB I PENDAHULUAN. Dari lingkungan baru inilah sifat dan perilaku manusia terbentuk dengan sendirinya.

B. Hasil Penelitian dan Pembahasan 1. Univariat a. Umur responden Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan umur responden

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG POSYANDU DENGAN MOTIVASI KUNJUNGAN KE POSYANDU. Titiek Idayanti

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG IMUNISASI DI PUSKESMAS PEMBANTU BATUPLAT

GAMBARAN PELAKSANAAN KELAS IBU HAMIL DI WILAYAH PUSKESMAS PADURESO KABUPATEN KEBUMEN Tri Puspa Kusumaningsih

Dadang Kusbiantoro Program Studi S1 Keperawatan STIKES Muhammadiyah Lamongan

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN SIKAP IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI PADA ANAK USIA 0-11 BULAN

PENDAHULUAN. Herdianti STIKES Harapan Ibu Jambi Korespondensi penulis :

PENGARUH DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP PERILAKU IBU DALAM BERSALIN KE BIDAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG POSYANDU TERHADAP STATUS GIZI ANAK BALITA

Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes Volume VIII Nomor 1, Januari 2017 ISSN (p) -- ISSN (e)

PERBEDAAN PEMBERIAN PENYULUHAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP PHBS PADA IBU RUMAH TANGGA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKALONGAN SELATAN

PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG PERILAKU HIDUP SEHAT DI PANTI ASUHAN EVANGELINE BOOTH DAN ASRAMA MADANI

HUBUNGAN KONDISI FISIK RUMAH DAN SOSIAL EKONOMI KELUARGA DENGAN KEJADIAN PENYAKIT ISPA PADA BALITA

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DI DESA BUTUH KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Atikah Sapta Maritsa, 2013

GAMBARAN PENGETAHUAN PUS TENTANG KB LENDIR SERVIKS DI DESA BALUNG TAWUN KECAMATAN SUKODADI KABUPATEN LAMONGAN

PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN PERILAKU PERAWAT

Kesehatan Reproduksi Remaja Putri di SMA Negeri 2 Takengon

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG OPERASI SECTIO CAESAR

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 ISPA

HUBUNGAN PENGETAHUAN BIDAN TENTANG SDIDTK TERHADAP PELAKSANAAN SDIDTK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KECAMATAN KARANGANOM KLATEN

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL

BAB 1 PENDAHULUAN. masa depan yang penduduknya hidup dalam lingkungan dan perilaku sehat, mampu

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian

Nisa khoiriah INTISARI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BAYI TENTANG POSYANDU DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN IBU DAN BAYI DI POSYANDU

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kecamatan Dumbo Raya Kota Gorontalo, dengan batas-batas pokok desa

BAB I PENDAHULUAN. Target Millenium Development Goals (MDGs) ke-7 adalah setiap negara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Oleh : R Noucie Septriliyana dan Wiwi Endah Sari Stikes A. Yani Cimahi

BAB I PENDAHULUAN. Bina Suasana (Social Support) dan Gerakan Masyarakat (Empowerment) sehingga. meningkatkan kesehatan masyarakat Depkes RI (2002).

BAB I PENDAHULUAN. dipelihara dan ditingkatkan. Hendrik L. Bloom dalam Notoadmojo (2007)

BAB 3 KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL

SUMMARY FAKTOR-FAKTOR PEMANFAATAN JAMBAN OLEH MASYARAKAT DESA TABUMELA KECAMATAN TILANGO KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2013

HUBUNGAN PENGETAHUAN HIPERTENSI DENGAN POLA HIDUP SEHAT LANSIA DI UNIT REHABILITASI SOSIAL PUCANG GADING SEMARANG ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Sulawesi Tenggara (19,20%), Jawa Tengah (18,80%), Sulawesi Barat (17,90%), Sulawesi Selatan (17,60%), Nusa

TINJAUAN PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP PEMELIHARAAN JAMBAN KELUARGA DI GAMPONG LAM ILIE MESJID KECAMATAN INDRAPURI KABUPATEN ACEH BESAR TAHUN 2012

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DASAR DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI USIA 1 TAHUN DI PUSKESMAS DEPOK I SLEMAN YOGYAKARTA

PERILAKU IBU DALAM MENGASUH BALITA DENGAN KEJADIAN DIARE

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TRIMESTER I TENTANG ANTENATAL CARE DIPUSKESMAS JEPON KABUPATEN BLORA. Oleh

Oleh : Suharno, S.Kep.,Ners ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG GIZI DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA DI KELURAHAN SIDOHARJO RW 1 RT 2 DAN 4 KECAMATAN LAMONGAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan adalah hasil dari proses pembelajaran dengan melibatkan

EFEKTIFITAS PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG KANKER SERVIKS DI WILAYAH UPT PUSKESMAS GAYAMAN MOJOANYAR MOJOKERTO

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN SIKAP KEPALA KELUARGA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI RT 3 RW 07 KELURAHAN PAKUNCEN WIROBRAJAN YOGYAKARTA

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG ISPA DI PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DARUL AMAN

MEDIA INFORMATIF TENTANG PERAWATAN KEHAMILAN PADA KELAS IBU HAMIL

Sudarti 1, Afroh Fauziah 2 INTISARI PENDAHULUAN

HUBUNGAN FAKTOR SOSIODEMOGRAFI DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GIRIWOYO 1 WONOGIRI

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BALITA DENGAN MOTIVASI MEMBERI MAKANAN BERGIZI DI DESA PANAONGAN KECAMATAN PASONGSONGAN KABUPATEN SUMENEP TAHUN 2015 ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA USIA SUBUR DENGAN PENCEGAHAN KISTA OVARIUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWASARI KOTA JAMBI TAHUN 2014

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Kata Kunci: Pengetahuan, Sikap, Tindakan, Sanitasi Lingkungan

REPI SEPTIANI RUHENDI MA INTISARI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN PROGRAM PREVENTION OF MOTHER TO CHILD TRANSMISSION

HUBUNGAN PENGETAHUAN ORANG TUA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) PADA ANAK USIA 3-6 TAHUN DI DI DESA PLOSOWAHYU KAB LAMONGAN

GAMBARAN PENGETAHUAN SIKAP DAN TINDAKAN IBU DALAM PERTOLONGAN PERTAMA PADA BALITA DIARE DI RUMAH DI WILAYAH PUSKESMAS KARANGNONGKO KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat yang optimal sangat ditentukan oleh tingkat

PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) TATANAN RUMAH TANGGA

HUBUNGAN PENGETAHUAN MAHASISWA KEBIDANAN TINGKAT III TENTANG SADARI DENGAN FREKUENSI MELAKUKAN SADARI. Nanik Nur Rosyidah

LAPORAN KOMUDA BLOK 19 SURVEI PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DAN PENGETAHUAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU POST PARTUM DENGAN PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR DI BIDAN PRAKTEK SWASTA (BPS) KECAMATAN TURI LAMONGAN

PERILAKU MASYARAKAT TENTANG PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA ORAL

BAB I PENDAHULUAN. telah menjadi masalah kesehatan internasional yang terjadi pada daerah tropis dan

Transkripsi:

PERILAKU MASYARAKAT TENTANG RUMAH SEHAT DI DUSUN NGUMPAK DESA JABON KECAMATAN MOJOANYAR KABUPATEN MOJOKERTO Dwi Helynarti Syurandhari 1, Ellen Yuni Yastuti 2 1) Dosen Program Studi S1 Ilmu Kesehatan Masyarakat Stikes Majapahit 2) Mahasiswa Program Studi S1 Ilmu Kesehatan Masyarakat Stikes Majapahit Korespondensi : dwihelynarti@gmail.com Abstrak Program penyehatan pemukiman memang belum menjadi program prioritas di daerah. Masih banyak hambatan dalam mewujudkan program penyehatan pemukiman, salah satu diantaranya adalah tidak semua pemilik rumah mampu memperbaiki rumah sesuai rekomendasi sanitarian puskesmas. Desain penelitian ini adalah deskriptif yang bertujuan menggambarkan Perilaku masyarakat tentang rumah sehat di Dusun Ngumpak Desa Jabon Kecamatan Mojoanyar Kabupaten Mojokerto. Populasi dalam penelitian ini adalah kepala keluarga Dusun Ngumpak Desa Jabon Kecamatan Mojoanyar Kabupaten Mojokerto sebanyak 154 KK. Teknik pengambilan sampel menggunakan Simple Random Sampling adalah sebanyak 60 KK. Lokasi penelitian di Dusun Ngumpak Desa Jabon Kecematan Mojoanyar Kabupaten Mojokerto dengan waktu penelitian pada bulan Maret 2015 sampai dengan Juli 2015. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian (50%) responden berpengetahuan baik, untuk sikap lebih dari sebagian (63,3%) memiliki sikap negatif, lebih dari sebagian (51,7%) responden tidak melakukan tindakan rumah sehat dan sebagian besar responden (70%) memiliki rumah yang tidak sehat. Tenaga kesehatan diharapkan dapat terus memotivasi masyarakat tentang perilaku yang baik terkait rumah sehat dengan harapan berdampak terbentuknya rumah sehat dengan melalui pemicuhan, penyuluhan, monitoring dan evaluasi pada masyarakat. Kata Kunci : Perilaku Masyarakat, Rumah Sehat 53

A. PENDAHULUAN Rumah sehat merupakan impian bagi semua orang. Rumah tidak hanya sekadar tempat berlindung dan hujan dan terik matahari, tetapi juga simbol status sosial bagi pemilik dan sumber inspirasi. Namun, sebagian besar masyarakat belum memahami benar tentang arti rumah sehat. Mereka beranggapan bahwa rumah yang sehat cukup dipel, disapu, dan dilap. Kesehatan adalah faktor utama sebagai parameter penilaian kelayakan sebuah hunian, sebelum faktor bentuk dan gaya arsitektur dan sebuah rumah. Penilaian terhadap rumah sebagai tujuan akhir dan manusia tentunya sangat dipengaruhi oleh kesehatan, ini disebabkan rumah sehat tentunya akan mendukung tercapainya tujuan akhir tersebut. Di dalam rumah sehat terdapat penghuni yang sehat. Rumah yang sehat akan meningkatkan kualitas fisik maupun pskologis penghuninya. (Wicaksono, 2009). Di Indonesia secara nasional terdapat 61,81% rumah yang memenuhi syarat kesehatan. Hasil ini belum memenuhi target Renstra Kementerian Kesehatan tahun 2014 yaitu 77%. Provinsi dengan persentase tertinggi adalah Bali yaitu 88,12% dan Maluku Utara dengan 81,80%. Sedangkan provinsi terendah adalah Maluku dengan persentase 33,05%. Pada provinsi Papua belum dilakukan penilaian rumah yang memenuhi syarat kesehatan (Kementrian Kesehatan RI, 2014). Di Kabupaten Mojokerto tahun 2013, seluruh jumlah rumah 255.150, jumlah rumah yang diperiksa sebanyak 9.437 (3,70%), dan jumlah rumah yang dinyatakan yang sehat 184.813 (72,43%). Terjadi peningkatan sebesar 0,09 % dari tahun 2012. Perlu upaya program terkait untuk meningkatkan persentase rumah sehat, dengan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pemeliharaan dan perbaikan lingkungan (Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto, 2014). Adapun faktor-faktor yang berperan dalam penerapan rumah sehat tidak terlepas dari faktor individu itu sendiri seperti pengetahuan atau persepsi, kesadarannya untuk hidup sehat, faktor lingkungannya seperti ketersediaan jamban keluarga, tempat pembuangan sampah dan saluran pembuangan air limbah serta faktor kebijakan dan pengelolaan sanitasi lingkungan dari pemerintah daerah (Mewengkang, 2014). Melihat dari permasalahan rumah sehat yang erat kaitannya dengan perilaku masyarakat (pengetahuan, sikap dan tindakan) terhadap kebersihan lingkungan, maka berdasarkan latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang perilaku masyarakat tentang rumah sehat di Dusun Ngumpak Desa Jabon Kecamatan Mojoanyar Kabupaten Mojokerto. 54

B. METODE PENELITIAN Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif yang bertujuan menggambarkan Perilaku masyarakat tentang rumah sehat di Dusun Ngumpak Desa Jabon Kecamatan Mojoanyar Kabupaten Mojokerto. Populasi dalam penelitian ini adalah kepala keluarga Dusun Ngumpak Desa Jabon Kecamatan Mojoanyar Kabupaten Mojokerto sebanyak 154 KK. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan Simple Random Sampling dengan menggunakan undian pada sampel yang memenuhi kriteria inklusi sehingga hasilnya adalah sebanyak 60 KK. Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Dusun Ngumpak Desa Jabon Kecematan Mojoanyar Kabupaten Mojokerto dengan waktu penelitian pada bulan Maret 2015 sampai dengan Juli 2015. C. HASIL PENELITIAN 1. Data Umum Berdasarkan pada hasil dari pengumpulan data penelitian, maka diperoleh data sebagai berikut: a. Usia Responden Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia di Dusun Ngumpak Desa Jabon Kecamatan Mojoanyar Kabupaten Mojokerto. No. Usia Frekuensi (f) Persentase (%) 1. 15 25 Tahun 2 3,3 2. 26 50 Tahun 40 66,7 3. >50 Tahun 18 30,0 Berdasarkan tabel 1 menunjukkan bahwa sebagian besar responden berusia antara 26 50 tahun, yaitu sebanyak 40 orang (66,7%). 55

b. Pendidikan Responden Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Dusun Ngumpak Desa Jabon Kecamatan Mojoanyar Kabupaten Mojokerto. No. Pendidikan Frekuensi (f) Persentase (%) 1. SD 19 31,7 2. SMP/MTsN 16 26,7 3. SMA/MA 24 40,0 4. Akademi/PT 1 1,6 Tabel 2 menunjukkan bahwa hampir sebagian responden berpendidikan SMA/MA, yaitu sebanyak24 orang (40%). c. Pekerjaan Responden Tabel 3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan di Dusun Ngumpak Desa Jabon Kecamatan Mojoanyar Kabupaten Mojokerto. No. Pekerjaan Frekuensi (f) Persentase (%) 1. Tidak Bekerja 20 33,3 2. PNS 1 1,7 3. Wiraswasta 12 20,0 4. Pegawai Swasta 4 6,7 5. Petani 14 23,3 6. Buruh Tani 9 15,0 Tabel 3 menunjukkan bahwa hampir sebagian responden tidak bekerja dikarenakan responden ibu rumah tangga, yaitu sebanyak 20 orang (33,3%). 56

d. Pendapatan Keluarga Tabel 4. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pendapatan Keluarga di Dusun Ngumpak Desa Jabon Kecamatan Mojoanyar Kabupaten Mojokerto. No. Pendapatan Frekuensi (f) Persentase (%) 1. Rp 2.695.000,- 6 10 2. < Rp 2.695.000,- 54 90 Tabel 4 menunjukkan bahwa mayoritas pendapatan responden di bawah UMK, yaitu sebanyak 54 orang (90%). e. Jumlah Anggota Keluarga Tabel 5. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga Responden di Dusun Ngumpak Desa Jabon Kecamatan Mojoanyar Kabupaten Mojokerto. No. Jumlah Anggota Frekuensi (f) Persentase (%) 1. 1 3 orang 2 3,3 2. 4 6 orang 56 93,3 3. >6 orang 2 3,4 Tabel 5 menunjukkan bahwa mayoritas responden dalam satu rumah memiliki 4-6 orang anggota keluarga, yaitu sebanyak 56 orang (93,3%). 2. Data Khusus a. Pengetahuan Tabel 6. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Responden di Dusun Ngumpak Desa Jabon Kecamatan Mojoanyar Kabupaten Mojokerto. No. Pengetahuan Frekuensi (f) Persentase (%) 1. Baik 30 50,0 2. Cukup 28 46,7 3. Kurang 2 3,3 57

Tabel 6 menunjukkan bahwa sebagian responden berpengetahuan baik, yaitu sebanyak 30 orang (50%). b. Sikap Tabel 7. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Sikap Responden di Dusun Ngumpak Desa Jabon Kecamatan Mojoanyar Kabupaten Mojokerto. No. Sikap Frekuensi (f) Persentase (%) 1. Positif 22 36,7 2. Negatif 38 63,3 Tabel 7 menunjukkan bahwa lebih dari sebagian responden bersikap negatif, yaitu sebanyak 38 orang (63,3%). c. Tindakan Tabel 8. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tindakan Responden di Dusun Ngumpak Desa Jabon Kecamatan Mojoanyar Kabupaten Mojokerto. No. Tindakan Frekuensi (f) Persentase (%) 1. Dilakukan 29 48,3 2. Tidak 31 51,7 Dilakukan Tabel 8 menunjukkan bahwa lebih dari sebagian responden tidak melakukan tindakan rumah sehat, yaitu sebanyak 31 orang (51,7%). D. PEMBAHASAN 1. Pengetahuan Masyarakat Tentang Rumah Sehat Pada tabel 6 dapat diketahui bahwa sebagian (50%) responden berpengetahuan baik. Namun masih ditemukan sebagian kecil (3,3%) responden berpengetahuan kurang. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. 58

Pengetahuan Kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya perilaku manusia (Mubarak, 2007). Hasil penelitian pengetahuan dengan menggunakan kuesioner menunjukkan bahwa sebagian besar responden menjawab dengan benar dari beberapa pernyataan yang peneliti berikan yang meliputi tentang penyediaan air serta kualitasnya, lantai rumah, langit-langit, dinding rumah, serta kriteria jamban yang baik dan sampah rumah tangga. Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa pengetahuan responden tentang rumah sehat tergolong cukup baik, hal lain yang mungkin menjadi penyebab karena hampir sebagian (40%) responden berpendidikan SMA sehingga ilmu yang mereka peroleh cukup baik. Pendidikan adalah salah satu faktor terpenting dalam peningkatan pengetahuan seseorang, meskipun demikian tidak terlepas dari kondisi lingkungan, keluarga dan sekitarnya. Mengingat karakteristik responden yang dekat dengan perkotaan, hal tersebut memudahkan untuk mendapatkan informasi atau pengetahuan sebanyak-banyakya. Sedangkan masih ada beberapa responden yang menjawab dengan salah pernyataan yang peneliti berikan, sebagian besar responden tersebut mempunyai pengetahuan yang kurang tentang jarak pembuangan air limbah dengan sumber air bersih, ukuran lebar ventilasi diluas lantai pada setiap kamar, dan pencahayaan pada setiap ruangan, hal tersebut yang dapat mengurangi penilaian. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Bungsu (2008) bahwa masyarakat yang memiliki rumah sehat dipengaruhi oleh pemahaman mereka tentang pentingnya rumah sehat. 2. Sikap Masyarakat Tentang Rumah Sehat Tabel 7 menunjukkan bahwa hampir sebagian (36,7%) responden memiliki sikap yang positif dan lebih dari sebagian (63,3%) memiliki sikap yang negatif. Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek, sikap sendiri mempunyai 3 komponen pokok yaitu kepercayaan (keyakinan) terhadap suat objek, kehidupan emosional atau evaluasi emosional terhadap suat objek, dan kecenderungan untuk bertindak (Notoatmodjo, 2012). Ketiga komponen ini secara bersama-sama dapat membentuk sikap yang utuh, dalam pembentukan sikap yang utuh ini, pengetahuan, berpikir, keyakinan, dan emosi memegang peran penting. Salah satu contoh seorang ibu telah mendengarkan tentang penyakit 59

diare (penyebabnya, akibatnya, pencegahannya, dll). Pengetahuan ini akan membawa si ibu untuk berpikir dan berusaha supaya anaknya dan keluarganya tidak terkena penyakit diare. Dalam berpikir ini komponen emosi dan keyakinan ikut bekerja sehingga si ibu tersebut berniat untuk melakukan PHBS atau Higiene sanitasi untuk mencegah terjadinya diare. Hasil penelitian sikap dengan menggunakan kuesioner menunjukkan bahwa sebagian besar responden menjawab setuju dari 10 poin pernyataan positif dan kebanyakan responden menjawab setuju dari 5 poin pernyataan negatif, hal ini dikarenakan sebagian besar responden mempunyai sikap yang kurang dalam hal terkait dengan penerangan rumah dan kebiasaan membuang sampah di parit. Faktor lain yang dapat berkaitan dengan sikap sendiri yaitu usia, yang berarti bahwa usia juga merupakan faktor penentu tingkat kematangan pola pikir dan emosi seseorang, usia yang rentan mempunyai sikap negatif berkisar 15-25 tahun, sedangkan yang mempunyai sikap positif berusia 26 tahun keatas, karena semakin tinggi tingkat usia seseorang maka tingkatan sikap yang meliputi: menerima, merespon, mengharagai, dan bertanggung jawab semakin baik pula. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Faisal (2011), menyatakan bahwa usia merupakan salah satu faktor penting dalam pembentukan sikap, tingkatan usia menentukan tingkat kematangan pola pikir dan emosi seseorang. 3. Tindakan Masyarakat Tentang Rumah Sehat Tabel 8 menunjukkan bahwa hampir sebagian (48,3%) responden melakukan tindakan rumah sehat dan lebih dari sebagian (51,7%) responden melakukan tindakan. Menurut Notoatmodjo (2012), Tindakan sendiri mempunyai beberapa tingkatan, yaitu:presepsi (preception), Respon terpimpin (guidedresponse), Mekanisme (mecanism), Adopsi (adoption). Dari hasil penelitian dilapangan degan menggunakan kuesioner ditemukan bahwa lebih dari sebagian (51,7%) responden tidak melakukan tindakan hygiene sanitasi terhadap rumah sehat dengan baik. Hal ini dikarenakan kebanyakan responden tidak memiliki jamban yang sesuai syarat kesehatan dan sampah yang mereka miliki selalu di buang ke parit serta SPAL yang tidak tertutup. Tindakan sendiri dapat terwujud jika seseorang telah mengetahui dan 60

memberikan respons yang positif terhadap suat hal. Dari fakta yang ada banyak responden yang tidak melakukan tindakan terhadap rumah sehat dengan baik. Hal itu sendiri dipengaruhi oleh pengetahuan dan sikap, akan tetapi dengan sikap yang baik belum tentu seseorang melakukan tindakan, mengingat sikap sendiri merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suat objek. Karena untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas. Disamping faktor fasilitas, juga diperlukan faktor dukungan (support) dari pihak-pihak lain. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Bungsu (2008), Ada beberapa alasan yang menyebabkan untuk berperilaku negatif contohnya membuang sampah tidak pada tempatnya yang telah disediakan dan membuang kotoran manusia tidak pada tempatnya (WC), hal ini dikarenakan karakteristik individu berperan dalam pembentukan perilaku kesehatan seseorang, namun juga oleh faktor lingkungan seperti ada tidaknya sarana yang mendukung untuk berperilaku sehat. E. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian tentang perilaku masyarakat dengan rumah sehat di Dusun Ngumpak Desa Jabon Kecamatan Mojoanyar Kabupaten Mojokerto, maka disimpulkan : 1. Pengetahuan masyarakat lebih dari sebagian memiliki pengetahuan yang baik. 2. Sikap masyarakat lebih dari sebagian mempunyai sikap yang negatif. 3. Tindakan masyarakat lebih dari sebagian tidak melakukan tindakan higiene sanitasi rumah sehat. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi hambatan bahwa tidak semua pemilik rumah mampu memperbaiki rumah sesuai rekomendasi sanitarian puskesmas, antara lain dengan melakukan koordinasi dan kemitraan antar stakeholder yang terkait, advokasi dan sosialisasi ke daerah untuk melakukan penilaian dan pendataan rumah sehat, menyebarluaskan media komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) terkait rumah sehat, dan mengoptimalkan kegiatan pelayanan kesehatan lingkungan (klinik sanitasi) di puskesmas dan tenaga kesehatan diharapkan dapat terus memotivasi masyarakat tentang perilaku yang baik terkait 61

rumah sehat dengan harapan berdampak terbentuknya rumah sehat dengan melalui pemicuhan, penyuluhan, monitoring dan evaluasi pada masyarakat. DAFTAR PUSTAKA Azwar, A. (2011). Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkungan. Jakarta: PT. Mutiara Sumber widya. Azwar, S. (2013). Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya. Jakarta: Pustaka Pelajar. Budiman, Candra. (2006). Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta: EGC. Bungsu R. (2008). Pengaruh Karakteristik Individu, Pengetahuan, Sikap dan Peran Petugas Terhadap Kepemilikan rumah Sehat Di Kecamatan Peureulak Timur Kabupaten Aceh Timur. Tesis Magister Administrasi dan Kebijakan Kesehatan. Program Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto. (2014). Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto Tahun 2013. Mojokerto: Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto. Faisal (2011). Pengaruh Karakteristik Masyarakat Terhadap Penerapan umah Sehat Pada wilayah Pesisir Di Desa Pusong Lama Kota Lhoksumawe. Tesis Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat. Universitas Sumatera Utara. Hidayat, A. A. A, (2012). Metodologi Penelitian Keperawatan Dan Teknik Analisa Data. Jakarta: Salemba Medika. Kementrian Kesehatan RI. (2014). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2014. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI. Kusnoputranto H, dan Susana. (2010). Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Fakultas Kesehatan Masyarakat universitas Indonesia. Mewengkang, Septo. (2014). Penerapan Rumah Sehat Pada Segmen Perairan Di Kelurahan Cambaya, Kecamatan Ujung Tanah, Kota Makassar. Skripsi. Fakultas Teknik Jurusan Arsitektur Universitas Hasanuddin. Makassar. Mubarak, Wahid Iqbal, dkk. (2007). Promosi Kesehatan Sebuah Metode Pengantar Proses Belajar Mengajar dalam Pendidikan. Yogyakarta: Graha Ilmu. Notoatmodjo, S. (2012). Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan, Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta. 62

Nursalam. (2013). Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Saktiana, K. (2012). Hubungan Perilaku Kepala Keluarga Tentang Sanitasi Dasar Dengan umah Sehat Di Desa Ngambeg Kecamatan Pucuk Kabupaten Lamongan. Skripsi S1 Ilmu Kesehatan Masyarakat. STIKes Majapahit Mojokerto. Sanropie. (2008). Pengawasan Kesehatan Lingkungan Pemukiman. Jakarta: Ditjen PPM & PPL Depkes RI. Wicaksono, Andie A. (2009). Menciptakan Rumah Sehat. Jakarta: Penerbit Swadaya. 63