ARTIKEL KARYA SENI. Oleh : NI WAYAN PHIA WIDIARI EKA TANA

dokumen-dokumen yang mirip
ARTIKEL KARYA SENI PEMBELAJARAN DRAMA MODERN MENGGUNAKAN METODE ROLE PLAYING DI KELAS VIII/A SMP NEGERI 1 DENPASAR

MODUL PEMBELAJARAN SENI BUDAYA

BAB I PENDAHULUAN. bahasa dan sastra Indonesia. Materi pembelajaran drama yang diajarkan di tingkat

1. PENDAHULUAN. pembelajaran sastra berlangsung. Banyak siswa yang mengeluh apabila disuruh

KATA PENGANTAR. Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah yang maha esa. Karena dengan

BAB I PENDAHULUAN. berupa pengalaman, semangat, ide, pemikiran, dan keyakinan dalam suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. (Hasanuddin, 1996:1). Dimensi pertama, drama sebagai seni lakon, seni peran

BAB II KAJIAN TEORI. bagaimana unsur cerita atau peristiwa dihadirkan oleh pengarang sehingga di dalam

BAB II PENINGKATAN KEMAMPUAN BERMAIN PERAN MELALUI METODE KETERAMPILAN PROSES. Drama di teater adalah salah satu bentuk karya sastra, bedanya dengan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, kita ketahui terdapat beberapa jenis seni yang di

BAB I PENDAHULUAN. perasaan, pengalaman, kreatifitas imajinasi manusia, sampai pada penelaahan

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERMAIN PERAN DENGAN METODE FIRING LINE PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 1 PRINGAPUS TAHUN AJARAN 2010/2011

BAB I PENDAHULUAN. di sekolah sangat erat dengan teknik mengajar guru agar mampu memotivasi siswa

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

INDIKATOR ESENSIAL Menjelaskan karakteristik peserta. didik yang berkaitan dengan aspek fisik,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dengan kata lain, seorang aktor harus menampilkan atau. mempertunjukan tingkah laku yang bukan dirinya sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. pada satu atau beberapa karakter utama yang sukses menikmati perannya atau

B. Unsur-unsur pembangun drama Unsur dalam drama tidak jauh berbeda dengan unsur dalam cerpen, novel, maupun roman. Dialog menjadi ciri formal drama

ARTIKEL KARYA SENI PROSES PEMBELAJARAN BERMAIN DRAMA GONG BAGI SISWA KELAS XII AP 1 SMK PGRI PAYANANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Drama hadir atas proses yang panjang dan tidak hanya terhenti sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

THE STUDENTS ABILITY IN WRITING SCRIPT AT THE EIGHTH GRADE STUDENTS OF SMP NEGERI 36 PEKANBARU.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat terlepas dari kegiatan

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. berarti berbuat, to act atau to do (Morris dalam taringan, 2000:69). Drama dapat

KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS VIII SMPN 1 UJUNGPANGKAH KABUPATEN GRESIK TAHUN PELAJARAN 2011/2012

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya era globalisasi berdampak pada tatanan persaingan

Menulis Skenario Drama. Modul ke: 15FIKOM. Fakultas. Andi Fachrudin, M.Si. Program Studi Broadcasting

Kemampuan Menulis Naskah Drama oleh Siswa Kelas VIII SMP Negeri 12 Kabupaten Muaro Jambi

Pert Kompetensi Dasar Indikator Hasil Belajar Kegiatan Pembelajaran Rujukan

KATA PENGANTAR. Payung, 06 Juni Penyusun,

BAB II LANDASAN TEORI. Peneliti mengambil penelitian dengan judul Resepsi mahasiswa Jurusan

Oleh: Rini Subekti Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERDIALOG TEKS DRAMA BAGI SISWA KELAS V SD NEGERI 2 SRIBIT TAHUN PELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

METODE PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN EKSPRESIF DRAMA PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

MENCIPTA TOKOH DALAM NASKAH DRAMA Transformasi dari Penokohan Menjadi Dialog, Suasana, Spektakel

HASIL DAN PEMBAHASAN Menyikapi Kompetensi Dasar tentang Drama pada Kurikulum 2013

BAB I PENDAHULUAN. belajar dipengaruhi oleh motivasi dari dalam dan luar siswa.

KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS VIII SMP DHARMA BHAKTI 6 KOTA JAMBI TAHUN PELAJARAN 2013/2014. Oleh: RENI NOVERA MONA RRA1B109039

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kehidupan sosial, adat istiadat. Indonesia memiliki beragam kebudayaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia : SDN. 12 Sungai Lareh Kota Padang

BAB I PENDAHULUAN. unsur tari-tarian dan lagu merupakan tari tradisi dan lagu daerah setempat, musik

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI. Kajian pustaka berfungsi untuk mengetahui faktor-faktor original atau

ARTIKEL ILMIAH KEMAMPUAN SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 2 KOTA JAMBI TAHUN PELAJARAN 2013/2014 DALAM MENULIS NASKAH DRAMAA

BAB I PENDAHULUAN. terbatas oleh usia, ruang, dan waktu. Dalam situasi dan kondisi apapun apabila

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DRAMA BERDASARKAN ANEKDOT MELALUI TEKNIK LATIHAN TERBIMBING. Wiji Lestari

BAB I PENDAHULUAN. dituangkan dalam sebuah karya. Sastra lahir dari dorongan manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Drama merupakan tiruan kehidupan manusia yang dipentaskan dihadapan

BAB IV ANALISIS. A. Analisis Kegiatan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Teater Zenith

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 23 KOTA JAMBI TAHUN AJARAN 2016/2017 Yundi Fitrah dan Lia Khairia FKIP Universitas Jambi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sering melaksanakan tugas-tugas menyimak, disertai kondisi fisik dan mental yang prima,

BAB I PENDAHULUAN. sastra menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Drama merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan hasil ciptaan dan kreativitas pengarang yang menggambarkan

Menulis kreatif naskah drama satu babak dengan memperhatikan kaidah penulisan drama.

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

MODUL SENI BUDAYA SEKOLAH MENENGAH KEJURUN SENI TEATER

ARTIKEL KARYA SENI PENERAPAN MESATUA BALI SEBAGAI EKSPRESI MEDIA BERMAIN DRAMA MONOLOG PADA SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI 24

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pertunjukan drama merupakan sebuah kerja kolektif. Sebagai kerja seni

SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 5. DRAMALatihan Soal 5.5. Pembahasan Teks : Orang yang mengatur jalannya pertunjukan drama disebut sutradara

BAB II KAJIAN TEORITIS. memahami apa yang ia pelajari. Pembelajaran tersebut dapat dilakukan salah

BAB II LANDASAN TEORI

Prakata. iii. Bandung, September Penulis

BAB I PENDAHULUAN. lain termasuk teknologi, adat-istiadat, dan bentuk-bentuk pengungkapan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut beberapa situs di internet, naskah-naskah teater Molière

BAB I PENDAHULUAN. dengan istilah catur- tunggal. Keempat keterampilan tersebut yaitu : keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin maju dan

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERMAIN DRAMA DENGAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen yaitu: keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari (Dalman, 2015: 1). Dengan bahasa itulah manusia dapat

PENERAPAN METODE BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMERANAN DRAMA. Kata Kunci : Metode Bermain Peran dan Pemeranan Drama

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama sekolah : SD NEGERI CIPETE 1. Hari/Tanggal : Sabtu, 17 Mei 2014

ABSTRAK. Kata kunci: Memahami drama, menulis teks drama, model pembelajaran SAVI.

PERENCANAAN PEMBELAJARAN MENGEKSPRESIKAN DIALOG TOKOH YANG TERSINKRON KOMPETENSI JURUSAN DALAM PEMENTASAN DRAMA BERMETODE SOSIODRAMA

Kata kunci: pengembangan strategi, Suka Dokumen, bermain peran, improvisasi, kerangka naskah drama.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan kesenian yang terjadi di Indonesia dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah

Narasumber. (siswa) menit 2 x 40. Tentukan pola. Tulislah enam pokok laporan dari laporan. urutan laporan dan buktikan. dengarkan! yang kamu.

BAB I PENDAHULUAN. seniman melalui berbagai bentuk media yang digunakannya. Melalui karya seni inilah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya pendidikan adalah salah satu faktor yang sangat penting di

BAB I PENDAHULUAN. Flores, Cet-1, 2001, hlm Nilai kehidupan yang ada di masyarakat ini terintegrasi dalam sebuah sistem yang kemudian menjadi

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian Kuasieksperimen atau

89. Mata Pelajaran Sastra Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesenian pada dasarnya adalah salah satu cara seseorang memasyarakat.

TEKNIK PENYUTRADARAAN DRAMA MUSIKAL ABU DZAR AL GHIFARI KARYA AGUNG WASKITO SUTRADARA WELLY SURYANDOKO. Welly Suryandoko

SOAL UAS SENI BUDAYA KLS XI TH Kegiatan seseorang atau sekelompok dalam upaya mempertunjukan suatu hasil karya atau produknya kepada

KRITIK SENI BUSANA LIKU DMA TARI ARJA

BAB I PENDAHULUAN. pukul 09:00 WIB untuk menanyakan kendala atau hambatan pada saat. pembelajaran Mendengarkan Pementasan Drama di dalam kelas.

07. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

RENCANA PEMBELAJARAN. Written by Checked by Approved by valid date. Muhammad Azhari, M.Pd. Tim Verifikasi Prof. Waspodo, Ph.D.

BAB 1 PENDAHULUAN. kebanggaan dari suatu Bangsa. Setiap Negara atau daerah pada umumnya

Transkripsi:

ARTIKEL KARYA SENI PENERAPAN METODE PRAKTIKUM BERDRAMA I JAYA PRANA DAN NI LAYON SARI UNTUK MENGGALI POTENSI SISWA BERMAIN DRAMA DI SMP NEGERI 1 SUKAWATI GIANYAR Oleh : NI WAYAN PHIA WIDIARI EKA TANA PROGRAM STUDI S-1 SENDRATASIK FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR 2016 1

PENERAPAN METODE PRAKTIKUM BERDRAMA I JAYA PRANA DAN NI LAYON SARI UNTUK MENGGALI POTENSI SISWA BERMAIN DRAMA DI SMP NEGERI 1 SUKAWATI GIANYAR Ni Wayan Phia Widari Eka Tana, Rinto Widyarto, Ni Wy. Suratni Program Studi Pendidikan Sendratasik, Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia Denpasar Email: phiatana10@gmail.com Abstrak Penelitian ini membahas mengenai kesenian drama yang merupakan suatu perbuatan atau kumpulan pertunjukan prikehidupan orang, yang memiliki unsur-unsur cerita, pelaku drama, drama panggung, drama film, penonton drama dan sutradara. Pendidikan seni drama dilaksanakan di SMP Negeri 1 Sukawati, Gianyar untuk meningkatkan kemampuan siswa bermain drama, namun ada permasalahan yang ditemukan dalam proses pembelajaran drama yakni, belum dilaksanakan pelatihan drama yang diajarkan kepada siswa baik secara teori maupun praktek, sehingga peneliti tertarik untuk menggali potensi siswa, dalam bidang drama. Tujuan penelitian ini (1) mendeskripsikan tahapan yang diberikan dalam pembelajaran bermain drama dengan metode praktikum berdrama I Jaya Prana dan Ni Layon Sari untuk menggali potensi siswa bermain drama di SMP Negeri 1 Sukawati, Gianyar; (2) mendeskripsikan hasil pembelajaran berdrama dengan Metode Praktikum Berdrama I Jaya Prana dan Ni Layon Sari untuk menggali potensi siswa bermain drama di SMP Negeri 1 Sukawati, Gianyar; (3) mendeskrisikan hambatan yang ditemukan dalam pembelajaran drama I Jaya Prana dan Ni Layon Sari melalui metode praktikum di SMP Negeri 1 Sukawati, Gianyar. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan teknik pengumpulan data dengan teknik observasi, wawancara, kepustakaan, dokumentasi serta teknik analisis datanya adalah analisis deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa tahapan yang digunakan dalam pembelajaran drama pada siswa kelas VIII/A melalui tahapan (1) penyampaian materi drama; (2) bermain drama dengan metode praktikum; (4) pelatihan membaca naskah; (5) pelatihan adegan drama. Hasil proses pembelajaran bermain drama menunjukan hasil dapat meningkatkan potensi para siswa terlihat dari hasil evaluasi tertulis dan praktek para siswa. Adapun hambatan yang dialami dalam pembelajaran drama tersebut berupa hambatan dalam penyedian sumber belajar; hambatan penyampaian materi pada siswa; hambatan di tempat pembelajaran praktek; hambatan di tempat pementasan. Kata Kunci: metode praktikum, pendidikan drama, potensi siswa. 2

1. Pendahuluan Pendidikan seni bagian dari pembelajaran umum, dimana program pendidikan umum adalah sektor program dari struktur kurikulum sekolah dengan target menyiapkan peserta didik menjadi individu yang sehat dewasa secara individual serta sosial (Soehardjo, 2012: 156). Drama, berasal dari bahasa Yunani Dramas, berarti suatu perbuatan atau kumpulan pertunjukan peri kehidupan orang. Drama memiliki unsur-unsur cerita, pelaku drama, drama panggung, drama film, penonton drama serta sutradara. Drama bersumber dari cerita kehidupan manusia, serta penyajiannya dipentaskan di atas panggung (Prasmadji, 2008: 10). Pelatihan drama merupakan salah satu manfaat merespon keaktifan siswa, merespon rasa kerjasama dan merespon keberanian serta percaya diri siswa. Pelatihan drama juga sangat bermanfaat bagi siswa, karena dengan adanya pelatihan drama, siswa juga dapat belajar dalam berbuat, bertindak, dan bereaksi (Jathee, 2013: 129), oleh karena itu pelatihan drama di SMP Negeri 1 Sukawati ini, sangat memberikan manfaat bagi siswa. Potensi merupakan kemampuan yang dapat dikembangkan, maka pengembangan potensi peserta didik dapat menjadi suatu kemampuan yang aktual dan berprestasi (Dirman, 2014: 5). Adapun potensi yang terkait dengan penelitian ini adalah pengembangan potensi psikomotorik, psikomotorik merupakan perkembangan dengan cara mengadakan latihanlatihan ke arah peningkatan peserta didik. Pengembangan ini sangat diperlukan dengan arahan dan aba-aba, menggunakan metode praktikum agar hasil dari peningkatan potensi siswa menjadi benar-benar optimal (Dirman, 2014: 24). Pengembangan Psikomotorik dilaksanakan dengan memberikan praktek langsung untuk menggali potensi siswa dengan beberapa tahapan, yang mengacu dari buku Terampil Bermain Drama oleh Bapak Wiyanto dan Teknik Menyutradarai Drama Konvensional yang ditulis oleh Bapak Prasmadji, memberikan 11 sub yaitu potensi tubuh, potensi driya, potensi hati, potensi imajinasi, potensi jiwa. Adapun pembelajaran praktek yaitu latihan deklamasi, latihan senam drama, latihan gerak panggung, latihan gerak kerja panggung, pengenalan cerita dan pembabakan, pengenalan karakter dan gerak tokoh. Metode praktikum dapat dilaksanakan kepada peserta didik setelah guru memberikan arahan, aba-aba dan petunjuk untuk melaksanakannya. Kegiatan ini berbentuk praktek dengan mempergunakan alat-alat tertentu (Yamin, 2013: 162). Salah satu kesenian praktek berdrama dapat menggunakan metode praktikum dan penggunaan cerita, gambar-gambar 3

dokumentasi yang dikaitkan dengan bidang pendidikan yang ditemukan dalam suatu penelitian pendidikan diawal abad XX bahwa, anak-anak butuh berekspresi lewat gambar yang dibuatnya (Soehardjo, 2012: 157). Berdasarkan latar belakang di atas, maka penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan siswa melalui pendidikan drama dan memahami kembali ceritacerita yang telah turun temurun dari Pulau Bali, sehingga penelitian diberi judul Penerapan Metode Praktikum Berdrama I Jaya Prana dan Ni Layon Sari untuk Menggali Potensi Siswa Bermain Drama di SMP Negeri 1 Sukawati Gianyar. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah tahapan apa saja yang diberikan dalam pembelajaran bermain drama dengan Metode Praktikum Bedrama I Jaya Prana dan Ni Layon Sari untuk menggali potensi siswa bermain drama di SMP Negeri 1 Sukawati, Gianyar, bagaimana hasil pembelajaran berdrama dengan Metode Praktikum, dan hambatan apa saja yang ditemukan dalam pembelajaran drama tersebut. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan tahapan yang diberikan dalam pembelajaran bermain drama dengan metode praktikum berdrama I Jaya Prana dan Ni Layon Sari untuk menggali potensi siswa bermain drama di SMP Negeri 1 Sukawati, Gianyar. Mendeskripsikan hasil pembelajaran berdrama dengan Metode Praktikum, begitu juga mendeskripsikan hambatan yang ditemukan dalam pembelajaran drama tersebut. 2. Penerapan Metode Praktikum Berdrama I Jaya Prana dan Ni Layon Sari untuk Menggali Potensi Siswa Bermain Drama di SMP Negeri 1 Sukawati Gianyar Beberapa tahapan pembelajaran drama mulai dari materi di kelas sampai dengan praktek dan pementasan. Drama telah ada sejak zaman nenek moyang kita, adapun bukti tertulis bahwa drama telah dimainkan sejak abad kelima sebelum masehi (SM). Pernyataan ini didasari oleh temuan naskah drama kuno di Yunani. penulisnya adalah Aeschylus yang hidup pada tahun 456-525 Sebelum Masehi. Pada masa itu pementasan drama dilaksanakan pada saat melakukan prosesi persembahan terhadap para dewa, oleh karena itu asal mula drama terjadi karena cikal bakal dari upacara agama. Mengenai jenis drama dijelakan bahwa, ada beberapa jenis drama yang dapat dipaparkan yaitu, (1) Drama Panggung, merupakan drama yang dipentaskan diatas panggung dan dilihat secara langsung oleh para penonton; (2) Drama Radio, dilaksanakan didalam ruangan tertutup seperti studio; (3) Drama Film, 4

melaksanakan peng-casting-an, secara nyata; (4) Drama Wayang, drama mempunyai unsur cerita dan berdialog; (5) Drama Boneka, hampir sama dengan drama wayang. Unsur-unsur pertunjukan drama, yang telah diberikan kepada para siswa diantaranya, (1) Cerita, berisikan suatu konflik manusia dan bentuk cerita yang berisi antawacana (dialog); (2) Naskah, merupakan kerangka atau lakon dalam permainan naskah; (3) Pelaku drama, Pelaku drama memiliki dua hal yang dapat digunakan sebagai alat menstranfer cerita ke penonton,; (4) Dialog, unsur yang dapat memberikan dukungan karakter tokoh dan plot-plot lakon drama; (5) Sutradara, bertugas sebagai pemimpin dalam setiap adegan dan pementasan; (6) Panggung (stage), panggung merupakan tempat kejadian; (7) Penonton drama, tanpa penonton suatu pertunjukan itu tidak bisa hidup/tidak ada artinya. Penerapan Metode Praktikum dilakukan dengan tahapan Tahapan kognitif: tahapan ini dilaksanakan melalui gerak-gerak yang diarahkan mulai dari gerakan kaku dan lambat. Tahapan asosiatif: dalam tahapan ini siswa masih menggunakan pikiran dalam bergerak, siswa belum memahami bagaimana bergerak secara spontan dan improvisasi. Tahapan otonomi: tahapan ini, merupakan tahapan terakhir yang menyatakan proses pembelajaran hampir lengkap (Dirman, 2014: 26-27). Tahapan-tahapan bermain drama yang dilalui dengan mempraktekkan : 1. Potensi tubuh: pelatihan ini para aktor harus memiliki tubuh yang lentur, tidak kaku. 2. Potensi driya: pelatihan ini merupakan pelatihan pendengaran, penciuman, perasaan, dan pengecapan. 3. Potensi hati: potensi hati di sini, mengajarkan kepekaan, baik saat senang, tiba-tiba, sedih, tertawa dan sebagainya. 4. Potensi imajinasi: imajinasi ini, harus datang dari aktornya langsung, karena sang aktor harus memiliki niat terlebih dahulu. 5. Potensi jiwa: aktor harus memiliki penjiwaan yang hebat, karena aktor harus bisa memainkan tokoh yang dimainkan sesuai dengan penjiwaanya. (Wiyanto, 2004: 59-60). 6. Latihan deklamasi drama: melatih siswa untuk memahami bagaimana cara mempelajari suara vokal 7. Latihan senam drama: latihan ini dilaksanakan khusus untuk pelaksanaan pengaturan nafas sang pemain. 8. Latihan gerak panggung: latihan gerak panggung ini, dilaksanakan sesuai dengan keadaan panggung yang digunakan, baik dari perpindahan komposisi dan lain-lain. 5

9. Latihan gerak kerja panggung: latihan gerak kerja panggung ini, mulai menggunakan alat-alat properti dan menggunakan beberapa dialog. 10. Pengenalan cerita dan pembabakan: pengenalan cerita ini menggunakan metode ceramah.. 11. Pengenalan karakter dan gerak tokoh: pengenalan ini, mulai memberikan metode demontrasi dan bermain peran (Prasdmadji, 2008: 24-25). Pelatihan Membaca Naskah, dalam tahapan ini dengan memberikan kesempatan siswa untuk membaca naskah sesuai dengan adegan, hal ini memudahkan mengevaluasi kemampuan siswa pada saat membaca naskah dan berdialog. Pelaksanaan Adegan drama ini sangat diperuntunkan untuk metode praktikum dan bermain peran, sehingga setiap siswa yang mendapatkan peran, menjadi paham dengan pembelajaran yang dimaksud. Siswa diarahkan untuk berdialog dan melakukan gerak sesuai dengan perannya, dengan cara berhadapan kepada lawan mainnya. Metode yang digunakan masih dengan metode praktikum dan bermain peran. Hasil penilaian dari evaluasi tertulis ini mencakup penilaian tes tulis/esay tentang materi drama yang telah diberikan kepada siswa, pada saat pembelajaran drama di kelas. Adapun 5 aspekn atau 5 indikator yang telah diberikan, yaitu: a. Sejarah drama, drama ada sejak zaman nenek moyang kita, bukti tertulis ditemukan naskah drama kuno di Yunani. Penulisnya adalah Aeschylus yang hidup pada tahun 456-525 sebelum masehi. Pada masa itu pementasan drama dilaksanakan pada saat melakukan prosesi persembahan terhadap para dewa dan sampai sekarang drama terus berkembang. b. Pengertian Drama, Drama berasal dari bahasa Yunani, yaitu dramas yang berarti suatu perbuatan, kumpulan dari peri kehidupan seseorang baik dari sejarah, legenda, dongeng, mitos, dan kehidupan sosial, yang dijadikan suatu pertunjukan. c. Jenis Drama: 1) Drama Panggung, 2) Drama Radio, 3) Drama Film, 4) Drama Wayang, 5) Drama Boneka. d. Unsur-Unsur Pertunjukan Drama: 1) Cerita, 2) Naskah, 3) Pelaku drama, 4) Dialog, 5) Sutradara, 6) Panggung (stage) 7) Penonton drama. e. Penokohan dan Perwatakan: penokohan merupakan bagian dari perwatakan, terdapat susunan tokoh yang menjelaskan nama, umur, jenis kelamin, tipe fisik, jabatan, dan keadaan kejiwaannya, terdapat watak antagonis(jahat, buruk, keras), protagonist 6

(baik, lembut), tritagonis(netral, namun mengikuti sifat teman yang diajak dalam adegan). Kelima indikator atau 5 aspek di atas telah dibuat 10 soal, masing-masing soal diuraikan sebagai berikut: 1. Jelaskan sejarah drama yang anda pelajari! 2. Apakah pengertian drama yang telah anda pelajari? 3. Jelaskan dan paparkanlah jenis-jenis drama yang anda ketahui, minimal 3 jenis drama! 4. Jelaskan dan paparkanlah apa unsur-unsur pertunjukan drama, minimal 5 jawaban! 5. Jelaskan unsur pendukung dalam drama! 6. Jelaskankan pengertian dari Protagonis, Antagonis dan Tritagonis! 7. Sebutkan seperti apa dan bagaimana yang dapat dikatakan bermain drama! 8. Pada abad sebelum masehi, drama biasanya digunakan untuk apa saja, coba anda jelaskan? 9. Dari cerita apakah pertunjukan drama dapat dikaji, berikan beberapa contoh! 10. Apa itu perwatakan dan penokohan? berikut: Nilai Akhir = Keterangan: = jumlah Adapun beberapa penilaian penguasaan materi dihitung dengan rumus sebagai Skor n n = jumlah aspek tari yang dinilai Nilai akhir dapat dikonversikan melalui skala kualitas sebagai berikut: Amat baik (A) = 85-< 100 (menjawab dengan jelas dan lengkap, dapat memberikan contoh dari jawaban) Baik (B) = 75-< 85 (menjawab kurang jelas, namun dapat dimengerti, tetapi tanpa contoh). Cukup (C) = 65-< 75 (menjawab namun tidak jelas) Kurang (D) = 55-< 65 (menjawab namun tidak jelas dan tidak tepat) Sangat kurang (E) = <55 (menjawab namun tidak sesuai dengan soal yang diberikan) Penilaian sebatas C1/taraf kognitif Taxonomi Bloom yaitu: Menyebutkan/Mengingat (C1) dan Menjelaskan/Memahami (C2) 7

Selain pelaksanaan evaluasi tes tertulis, peneliti juga mengadakan evaluasi tes praktek, adapun penilaian penguasaan materi terhadap praktek drama, yaitu: 1. Cerita/naskah yaitu mencakup: tema, alur cerita. 2. Dialog yaitu mencakup: pengunaan wacana yang tepat. 3. Ekspresi yaitu mencakup: mimik muka. 4. Gerak tubuh yaitu mencakup: sikap tubuh, teknik bergerak, penguasaan bentuk/struktur, dan stamina. 5. Penjiwaan yaitu mencakup: karakter tokoh yang diperankan. 6. Penyajian drama yaitu mencakup: aspek penyajian yang terdiri dari keutuhan penyajian. Adapun penilaian penguasaan materi dihitung dengan rumus sebagai berikut: Nilai Akhir = Keterangan: = jumlah Skor n n = jumlah aspek drama yang dinilai Nilai akhir dapat dikonversikan digunakan skala kualitas sebagai berikut: Amat baik (A) = 85-100 (menguasai cerita/naskah, dialog, ekspresi, gerak tubuh, penjiwaan, penyajian drama) Baik (B) = 75-< 85 (dialog dan ekspresi dikuasai, tetapi penjiwaan belum dikuasai) Cukup (C) = 65-<75 (hanya menonjol /unggul pada salah satu unsur drama) Kurang (D) = 55-<65 (unsur-unsur drama kurang dikuasai) Sangat kurang (E) = <55 (unsur-unsur drama sangat kurang dikuasai). Dari hasil penelitian, beberapa hambatan juga didapatkan dalam pelaksanaan, seperti susahnya mencari tempat pelatihan drama, sumber belajar, penyampaian materi drama dan tempat pementasan drama. Sehinga mendapatkan pemecahan masalah dengan melaksanakan komunikasi antar guru-guru bidang seni budaya. 8

3. Foto Dokumentasi Pementasan Drama Adegan Pada Saat Layon Sari Meninggal (Dokumentasi, I Wayan Sindhu Wahyu Prasetya, 2016) Foto Bersama Setelah Pementasan Drama di Gedung Natya Mandala ISI Denpasar (Dokumentasi, I Wayan Sindhu Wahyu Prasetya, 2016) 4. Penutup Kesimpulan penelitian ini untuk menggali potensi siswa bermain drama, memberikan pengaruh besar terhadap potensi siswa yang telah digali dengan menggunakan metode praktikum. Awalnya siswa kelasa VIII/A belum mengetahui bagaiamana cara bermain drama 9

dengan baik dan benar sampai memahami bagaimana cara bermain drama yang benar. Pelatihan drama ini memberikan pengetahuan teori drama, cara bermain drama, kerja sama, menambah teknik dalam bidang sastra seperti berpuisi, berpidato. Pengembangan potensi siswa untuk mendalami drama, melalui evaluasi tes tulis dan tes praktek mendapatkan hasil yang baik. Guru pamong seni budaya dan para siswa, memberikan pendapat positif dalam potensi siswa. Adapun saran-saran yang dapat diberikan kepada guru-guru kesenian, diharapkan kesenian drama dilaksankan di setiap sekolah dengan metode praktikum, baik ekstrakulikuler maupun kelas seni budaya. Karena dapat memberikan manfaat yang sangat luar biasa dari semua bidang pelajaran dan melaksankan tugas di lapangan serta dapat diterima oleh masyarakat umum. Untuk para calon Sarjana Pendidikan diharapakan selalu mengembangkan pembelajaran kesenian khususnya seni drama. Untuk para siswa, diharapkan selalu belajar kesenian apapun itu, dan diharapkan agar lebih giat belajar berdrama untuk kepentingan siswa dalam membentuk karakter siswa, action dalam bidang pembelajaran dan di masyarakat luas. Karena dengan pembelajaran drama dapat memberikan ilmu bagaimana cara berbicara, bertindak, dan berprilaku yang benar. 10

DAFTAR PUSTAKA Dirman, dkk. 2014. Pengembangan Potensi Didik Dalam Rangka Implementasi Standar Proses Pendidikan Siswa. Jakarta: Rineka Cipta. Jathee, Imperial. 2013. Gampang Menjadi Penulis Fiksi Cyber di Kolom Fisiksiana Kompasiana. Yogyakarta: Andi Yogyakarta. Prasmadji, R.H. 2008. Teknik menyutradarai drama konvensional. Jakarta: PN Balai Pustaka. Soehardjo. 2012. Pendidikan Seni. Malang: Universitas Jurusan Seni dan Desain. Negeri Malang Fakultas Sastra Wiyanto, Asul. 2004. Terampil Bermain Drama. Jakarta: PT Grasindo. Yamin, Martinis. 2013. Strategi & Metode Dalam Model Pembelajaran. Jakarta: GP Press Group. 11