III. METODOLOGI PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Pengumpulan Data

IV. METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Desa Ciaruten Ilir, Kecamatan Cibungbulang,

IV. METODE PENELITIAN

Lampiran 1 Data luas lahan yang dimiliki petani hutan rakyat di masing masing desa penelitian No Responden Desa Margajaya

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di subdistrito Ainaro Vila dan Suco Nugufu, distrito

KAJIAN PEMASARAN KAYU JATI RAKYAT DI KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Pasar Hewan Desa Suka Kecamatan. Penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder yang bersifat

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam mengambil sampel responden dalam penelitian ini

IV. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional merupakan pengertian dan petunjuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Pengambilan Responden

IV. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan April-Juni 2016.

BAB III BAHAN DAN METODE

METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Metode Pengumpulan Data Defenisi Operasional Penelitian

IV. METODE PENELITIAN

ANALISIS TATANIAGA BUAH NAGA ORGANIK UNTUK MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN PETANI DI KABUPATEN BANYUWANGI

BAB III METODE PENELITIAN

ASPEK SOSIAL EKONOMI JENIS: SUNGKAI

METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.

4. METODOLOGIPENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian. Jenis dan Sumber Data. Metode Penentuan Responden

III. METODE PENELITIAN. Usahatani dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana. produksi danpendapatanyang diinginkan pada waktu tertentu.

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Sukabumi Propinsi Jawa Barat pada

VII ANALISIS STRUKTUR, PERILAKU DAN KERAGAAN PASAR

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional mencakup pengertian yang digunakan

BIAYA DAN MARJIN PEMASARAN

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

KARYA ILMIAH MAHASISWA AGRIBISNIS

METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang

III. METODE PENELITIAN. untuk mengelola faktor-faktor produksi alam, tenaga kerja, dan modal yang

METODE PENELITIAN. Gambar 6 Lokasi penelitian

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Rancabungur, Desa Pasirgaok, Bogor,

III. KERANGKA PEMIKIRAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2014 sampai September 2014

Analisis Pemasaran Kakao Pola Swadaya di Desa Talontam Kecamatan Benai Kabupaten Kuantan Singingi

III. KERANGKA PEMIKIRAN

IV. METODE PENELITIAN

Lanjutan Pemasaran Hasil Pertanian

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN UBI KAYU DI PROVINSI LAMPUNG. (Analysis of Marketing Efficiency of Cassava in Lampung Province)

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN


III. METODOLOGI PENELITIAN. untuk mendapatkan dan menganalis data sesuai dengan tujuan penelitian.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang digunakan untuk

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN Objek Penelitian Objek penelitian terdiri dari peternak dan pelaku pemasaran itik lokal

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kerangka Teoritis Kelayakan Usahatani

A. WAKTU DAN TEMPAT B. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. ke konsumen membentuk suatu jalur yang disebut saluran pemasaran. Distribusi

BAB IX ANALISIS PEMASARAN PEPAYA SPO DAN PEPAYA NON SPO. memindahkan suatu produk dari titik produsen ke titik konsumen.

ANALISIS SALURAN PEMASARAN KELAPA (Cocos nucifera L) (Suatu Kasus di Desa Ciakar Kecamatan Cijulang Kabupaten Pangandaran) Abstrak

IV METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

7. KINERJA RANTAI PASOK

METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Provinsi Lampung khususnya di PTPN VII UU

ANALISIS SALURAN PEMASARAN TAHU BULAT (Studi Kasus pada Perusahaan Cahaya Dinar di Desa Muktisari Kecamatan Cipaku Kabupaten Ciamis)

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN BUNGA MAWAR POTONG DI DESA KERTAWANGI, KECAMATAN CISARUA, KABUPATEN BANDUNG BARAT. Abstrak

ANALISIS KEUNTUNGAN DAN PEMASARAN USAHATANI JAGUNG HIBRIDA DI KABUPATEN LAMPUNG SELATAN. Eka Miftakhul Jannah, Abdul Wahab, Amrizal Nazar ABSTRAK

II. TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS SALURAN PEMASARAN GABAH (Oriza sativa ) DI GAPOKTAN SAUYUNAN (Suatu Kasus di Desa Karangbenda Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran)

III. METODE PENELITIAN. Hutan rakyat adalah hutan yang tumbuh di atas tanah milik dengan luas

III. METODOLOGI PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi opersional ini mencakup pengertian yang digunakan

EFISIENSI PEMASARAN KAYU JABON (Anthocephalus cadamba) (STUDI KASUS HASIL HUTAN RAKYAT DESA WAMBULU KECAMATAN KAPONTORI)

III. METODE PENELITIAN. Petani buah naga adalah semua petani yang menanam dan mengelola buah. naga dengan tujuan memperoleh keuntungan maksimum.

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Peternak Barokah Abadi Farm Kabupaten Ciamis.

Lampiran 1. Data Usahatani Jahe Emprit Dengan Satuan Rp/Ha/Musim Tanam. Petani Klaster

III. METODE PENELITIAN. Tanaman kehutanan adalah tanaman yang tumbuh di hutan yang berumur

ANALISIS PEMASARAN KEDELAI (Suatu Kasus di Desa Langkapsari Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis) Abstrak

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS PEMASARAN KAPULAGA (Studi Kasus pada Kelompok Tani Ciamnggu I di Desa Cimanggu Kecamatan Langkaplancar Kabupaten Pangandaran) Abstrak

ANALISIS NILAI TAMBAH DAN PEMASARAN KAYU SENGON GERGAJIAN (Studi Kasus di Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor)

ANALISIS PEMASARAN LADA PERDU (Studi Kasus di Desa Marga Mulya Kecamatan Kawali Kabupaten Ciamis) Abstrak

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Konsep dasar merupakan pengertian yang digunakan untuk memperoleh

III. KERANGKA PEMIKIRAN

ANALISIS PEMASARAN BENIH PADI SAWAH (Oryza sativa L.) VARIETAS CIHERANG (Suatu Kasus di Desa Sindangasih Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis)

METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk

ANALISIS PEMASARAN DODOL SIRSAK

ANALISIS EFISIENSI SALURAN PEMASARAN BAHAN OLAHAN KARET RAKYAT (BOKAR) LUMP MANGKOK DARI DESA KOMPAS RAYA KECAMATAN PINOH UTARA KABUPATEN MELAWI

MENAKSIR VOLUME POHON BERDIRI DENGAN PITA VOLUME BUDIMAN

METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS SALURAN PEMASARAN KOMODITAS PANDANWANGI DI DESA BUNIKASIH KECAMATAN WARUNGKONDANG KABUPATEN CIANJUR

VI. ANALISIS NILAI TAMBAH INDUSTRI PENGGERGAJIAN KAYU (IPK)

Volume 5 No. 1 Februari 2017 ISSN: IDENTIFIKASI LOKASI POTENSIAL PENGEMBANGAN INDUSTRI PENGOLAHAN GULA MERAH LONTAR DI KABUPATEN JENEPONTO

SISTEM PEMASARAN AGRIBISNIS Sessi 4

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Jurnal NeO-Bis Volume 8, No. 2, Desember 2014 DI KECAMATAN CUGENANG KABUPATEN CIANJUR

BAB III METODE PENELITIAN. Pabundu Tika, 2005:12). Desain penelitian bertujuan untuk memberi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3. METODE 3.1. Lokasi dan Waktu 3.2. Teknik Pengumpulan Data

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

15 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Kerangka Pemikiran Berdasarkan beberapa teori dalam Tinjauan Pustaka, terdapat lima variabel yang menjadi dasar pemikiran dalam penelitian ini. Variabel tersebut yaitu: 1. Harga penjualan kayu di tiap lembaga pemasaran. 2. Harga pembelian kayu di tiap lembaga pemasaran. 3. Biaya pengusahaan hutan rakyat. 4. Biaya pemasaran. 5. Saluran distribusi pemasaran. Variabel harga pembelian dan penjualan kayu dipengaruhi oleh informasi pasar yang dimiliki oleh lembaga pemasaran, sarana/prasarana pemasaran yang terdapat di pasar kayu rakyat tersebut (lokasi penelitian). Lembaga pemasaran yang biasa menguasai informasi pasar, biasanya dapat memainkan harga. Sehingga kondisi tersebut dapat mereka pergunakan untuk menarik keuntungan yang sebesar-besarnya. Variabel biaya pengusahaan hutan rakyat mencakup biaya pembuatan tanaman dan biaya pemeliharaan yang dipengaruhi oleh panjang daur tanaman yang digunakan dan tingkat suku bunga yang berlaku. Variabel biaya pemasaran merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam proses pergerakan barang dari tangan produsen hingga ke tangan konsumen. Umumnya biaya pemasaran kayu rakyat terdiri dari biaya angkut, biaya muat bongkar, biaya penyaradan dan biaya-biaya lain dalam proses pengerjaan kayu. Besar kecilnya biaya pemasaran dalam proses pemasaran suatu produk dapat menunjukkan tingkat keefisienan pemasaran produk tersebut. Makin besar biaya pemasarannya, maka efisiensi pemasarannya semakin rendah. Variabel distribusi pemasaran menunjukkan jumlah dan jenis lembaga pemasaran yang dilalui suatu produk dari produsen hingga sampai ke tangan konsumen. Pemilihan variabel ini dipengaruhi oleh hubungan antar pelaku pemasaran (secara geografis atau kekerabatan), volume penjualan dan sistem pembayaran. Petani kayu rakyat, pedagang/perantara/pengumpul dan industri kayu rakyat merupakan tiga pelaku yang berperan dalam kelembagaan pemasaran

16 kayu rakyat. Variabel ini ditentukan oleh tingkat modal, informasi pasar dan saran/prasarana pemasaran yang ada. Terdapat hubungan antara ke-5 variabel tersebut, yang satu sama lain saling mempengaruhi. Yaitu dalam menentukan tingkat efisiensi pemasaran yang di dalamnya ditentukan oleh tingkat distribusi keuntungan masing-masing lembaga pemasaran dan besarnya biaya pemasaran. Semakin besar biaya yang dikeluarkan, misalnya untuk petani biaya pengusahaan hutan dan untuk pedagang/pengumpul biaya pembelian, akan memperkecil bagian keuntungan di lembaga tersebut. Bila kondisi tersebut terjadi pada salah satu lembaga pemasaran atau ada lembaga pemasaran lain yang lebih besar bagian keuntungannya, terjadi distribusi keuntungan yang tidak merata. Dengan demikian pemasaran yang terjadi atau berlaku menjadi tidak efisien. Terdapat hubungan antara biaya pengusahaan hutan rakyat dengan harga pembelian kayu rakyat dari petani (produsen). Semakin tinggi biaya pengusahaan hutan rakyat maka makin tinggi pula biaya pembelian kayu rakyat dari petani. Untuk memperoleh bagian keuntungan yang besar, biasanya pedagang/pengumpul menekan harga pembelian terhadap petani. Karena informasi pasar biasanya dikuasai secara sepihak oleh pedagang/pengumpul saja, dan pada umumnya dapat mempermainkan harga. Dalam hal demikian, petani umumnya memperoleh bagian keuntungan yang sedikit bahkan tidak jarang mendapat kerugian. Antara variabel biaya pemasaran dan variabel harga penjualan terdapat hubungan, semakin tinggi biaya pemasaran maka untuk menutupi biaya tersebut dan untuk memperoleh keuntungan maka ditetapkan harga penjualan yang tinggi. Pada kondisi demikian bagian keuntungan yang diperoleh akan semakin kecil. Dari variabel harga pembelian, harga penjualan, biaya pemasaran, biaya pengusahaan kayu rakyat, diharapkan dapat menunjukkan apakah distribusi keuntungan di semua lembaga pemasaran yang terlibat sudah merata atau belum, jika tidak di lembaga pemasaran mana yang memperoleh bagian keuntungan yang paling kecil atau yang paling besar. Terdapat hubungan antara variabel saluran distribusi pemasaran dengan variabel biaya pemasaran, terutama dalam pembentukkan marjin pemasaran. Semakin panjang saluran distribusi pemasaran yang dilalui suatu produk, berarti

17 semakin banyak lembaga pemasaran yang dilalui. Karena di tiap lembaga pemasaran tentunya ingin memperoleh bagian keuntungan yang besar, maka hal ini akan mempengaruhi tingkat marjin pemasaran menjadi naik nilainya, yang berarti sistem pemasaran di lokasi tersebut tidak efisien. Dari variabel distribusi pemasaran ini diharapkan dapat menunjukkan apakah sistem pemasaran kayu rakyat pada lokasi penelitian tingkat efisiensinya rendah atau tinggi. Dari deskripsi di atas dapat digambarkan melalui gambar berikut: Produsen Produk = kayu Pemasaran penghasil kayu rakyat membutuhkan bahan baku Biaya Saluran Distribusi -biaya angkut Pengusahaan -muat bongkar Biaya: Kayu Rakyat -penyaradan -pengerjaan kayu -pembuatan tanaman -pemeliharaan -daur -pajak Biaya Pemasaran Pelaku -petani kayu -perantara -industri kayu Volume Penjualan Sistem Pembayaran Konsumen Harga Jual Marjin Pemasaran Harga Beli Efisiensi Distribusi Gambar 3 Diagram saluran pemasaran kayu rakyat. B. Metode Penelitian 1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 13 Juli 2009 sampai 13 Agustus 2009, di dua kecamatan di wilayah Cianjur Selatan yaitu Kecamatan Cibinong (Desa Cikangkareng dan Desa Sukamekar) dan Kecamatan Tanggeung (Desa Sirnajaya dan Desa Kertajaya), Kabupaten Cianjur.

18 2. Alat dan Objek Penelitian Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah sejumlah daftar pertanyaan, pita ukur dan alat hitung. Sedangkan objek pada penelitian ini adalah petani hutan rakyat, tengkulak/pedagang perantara/pengumpul dan industri penggergajian kayu rakyat (sawmill). 3. Batasan Operasional Batasan operasional diperlukan untuk memberikan pengertian yang seragam mengenai pemasaran kayu rakyat. Batasan operasional tersebut sebagai berikut: 1. Hutan rakyat adalah lahan milik yang ditanami oleh pohon-pohon berkayu, baik yang terdiri dari satu jenis (monokultur), campuran maupun yang ditanam dengan tanaman pertanian (agroforestry). 2. Pemasaran kayu rakyat adalah penjualan kayu oleh petani ke pedagang pengumpul dalam bentuk pohon berdiri atau kayu bulat, dan penjualan kayu bulat atau kayu olahan oleh pedagang pengumpul ke industri atau pedagang lain. 3. Kayu rakyat yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kayu sengon dan jati yang tumbuh di atas lahan milik masyarakat, baik yang ditanam maupun yang tumbuh secara alami. 4. Pasar adalah suatu keadaan terbentuknya harga dan terjadinya perpindahan milik dari suatu produk tertentu. 5. Petani kayu rakyat adalah petani yang memiliki lahan hutan rakyat dan melakukan penjualan kayu rakyat. 6. Konsumen pemasaran kayu rakyat adalah industri pengolahan kayu rakyat yang ada di lokasi penelitian yang menggunakan kayu rakyat sebagai bahan bakunya. 7. Pedagang pengumpul kecil adalah pedagang yang memiliki wilayah kerja di tingkat desa. 8. Pedagang pengumpul besar adalah pedagang yang memiliki wilayah kerja di tingkat kecamatan.

19 4. Jenis dan Sumber Data Data yang diperlukan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh langsung dari masyarakat sedangkan data sekunder diperoleh dari instansi-instansi yang berhubungan dengan penelitian. a. Data Primer Data primer diperoleh langsung dari masyarakat (petani, pengumpul/ tengkulak/ pedagang, industri) sebagai responden. Data primer tersebut meliputi: 1. Pelaku Pemasaran Petani kayu rakyat, data yang ingin diketahui meliputi: umur, pendidikan, pekerjaan, jumlah anggota keluarga, cara penjualan kayu rakyat yang dilakukan. Pedagang pengumpul, data yang diperlukan meliputi: jenis kayu yang diperjualbelikan, kapasitas pembelian kayu per bulan, wilayah operasi dan konsumennya. Industri pengolahan kayu (sawmill, meubel, matrial), data yang diperlukan meliputi: jenis usaha, jenis dan jumlah alat, jumlah tenaga kerja, kapasitas produksi, jenis dan ukuran bahan baku, jumlah kebutuhan bahan baku tiap bulan, jenis dan jumlah produk, ukuran produk dan harga jual produk. 2. Kegiatan Pemasaran Petani hutan rakyat, data mengenai kegiatan pemasaran yang ingin diketahui dari petani meliputi: jenis kayu yang dijual, jumlah dan cara penjualan, harga jual dan pembeli kayu. Pedagang pengumpul, kegiatan pemasaran yang ingin diketahui meliputi: jenis dan jumlah kayu yang diperjualbelikan, harga jual dan beli, kegiatan fisik yang dilakukan dalam penjualan dan pembelian, biaya-biaya yang dikeluarkan, cara pembayaran ke petani, konsumen kayu dan keterkaitan antar pedagang. Industri pengolahan kayu (sawmill, meubel, matrial), kegiatan yang ingin diketahui meliputi: jenis kayu yang dibeli, ukuran dan harga beli kayu dan cara pembayaran ke pedagang.

20 b. Data Sekunder Data sekunder merupakan data penunjang yang berhubungan dengan objek penelitian, baik yang tersedia di tingkat desa, kecamatan, maupun instansi lain. Data tersebut meliputi: 1. Data keadaan lingkungan, kependudukan dan sosial ekonomi masyarakat di lokasi penelitian. 2. Data mengenai potensi hutan rakyat di lokasi penelitian. 3. Data keadaan industri pengolahan kayu di lokasi penelitian. Data-data tersebut diperoleh dari berbagai sumber, yaitu: 1. Petani kayu rakyat. 2. Lembaga perantara pemasaran (pedagang pengumpul). 3. Industri penggergajian. 4. Dinas Perhutanan dan Konservasi Tanah Kabupaten Cianjur. 5. Lain-lain publikasi. 5. Metode Pengumpulan Data a. Teknik Observasi, yaitu data dikumpulkan dengan mengadakan pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti yaitu lokasi hutan rakyat. b. Teknik Wawancara, yaitu data dikumpulkan dengan cara melakukan tanya jawab langsung terhadap petani responden, pedagang dan industri pengolahan kayu rakyat. Wawancara dilakukan dengan menggunakan daftar pertanyaan terstruktur/ kuisioner. c. Teknis Studi Pustaka, pengumpulan data yang berdasarkan pada buku-buku literatur, karya ilmiah, dan hasil penelitian yang berhubungan dengan penelitian ini. d. Teknik Pencatatan, pengumpulan data pada data sekunder yang tersedia. 6. Metode Pengambilan Sampel Untuk petani kayu rakyat, pemilihan responden diambil dari empat desa yang diambil dari dua kecamatan di Kabupaten Cianjur. Masing-masing desa diambil 10 orang petani sebagai responden yang dilakukan secara purposive. Sedangkan untuk pengumpul yang dijadikan sebagai responden pada setiap desa

21 contoh dipilih secara purposive juga, dengan jumlah yang berbeda untuk setiap desa. Sedangkan untuk industri penggergajian kayu rakyat diambil responden masing-masing satu industri untuk tiap desa secara purposive. 7. Metode Pengolahan dan Analisis Data Data yang diperoleh dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif guna menjawab semua tujuan yang diinginkan. a. Analisis Saluran Pemasaran Saluran pemasaran dapat dianalisi dengan mengamati pelaku pemasaran yang ada. Setiap pelaku ini akan membentuk saluran pemasaran yang berbeda, yang akan mempengaruhi besarnya bagian harga yang diterima. b. Analisis Marjin Pemasaran Marjin pemasaran dihitung berdasarkan pengurangan harga penjualan dengan harga pembelian pada setiap tingkat lembaga pemasaran. Besarnya marjin pemasaran pada dasarnya merupakan penjumlahan dari biaya-biaya pemasaran dan keuntungan yang diperoleh lembaga pemasaran. Secara matematis dirumuskan: Mi = Psi Pbi Dengan demikian: Mi = Ci + πi Psi Pbi = Ci + πi di mana: Mi = Marjin pemasaran lembaga pemasaran tingkat ke-i Psi = Harga penjualan lembaga pemasaran tingkat ke-i Pbi = Harga pembelian lembaga pemasaran tingkat ke-i Ci = Biaya pemasaran lembaga pemasaran tingkat ke-i πi = Keuntungan pemasaran lembaga pemasaran tingkat ke-i Sehingga besarnya marjin pemasaran: M n i 1 Mi Tingkat efisiensi pemasaran dapat dilihat melalui penyebaran marjin pemasaran, yaitu berdasarkan rasio keuntungan terhadap biaya pemasaran pada

22 masing-masing lembaga pemasaran. Rasio keuntungan terhadap biaya pemasaran dirumuskan: Rasio K - B C Keterangan: Ki = Keuntungan pemasaran lembaga pemasaran tingkat ke-i Bi = Biaya pemasaran lembaga pemasaran tingkat ke-i Ci = Biaya pemasaran lembaga pemasaran tingkat ke-i πi = Keuntungan pemasaran lembaga pemasaran tingkat ke-i Akan tetapi besar kecilnya marjin pemasaran, belum tentu dapat menggambarkan efisiensi pemasaran. Sehingga indikator lain yang digunakan memperbandingkan bagian yang diterima oleh petani (farmer s share), yang dirumuskan: H H di mana: p e x 100 % Fs Fs = Persentase harga yang diterima produsen Hp = Harga di tingkat petani He = Harga di tingkat konsumen akhir c. Analisis Distribusi Kayu Distribusi kayu dapat dianalisis dengan mengamati saluran transportasi pemasaran kayu yang ada. Setiap pelaku ini akan membentuk saluran transportasi pemasaran kayu yang berbeda, yang akan mempengaruhi besarnya harga jual kayu. Sehingga menghasilkan gambar jalan distribusi fisik yang berisi kuantitas dan kualitas kayu rakyat, waktu dan alat angkut.