IV.C.5. Urusan Pilihan Kepariwisataan

dokumen-dokumen yang mirip
IV.C.5. Urusan Pilihan Kepariwisataan

IV.C.5. Urusan Pilihan Kepariwisataan

Adapun program dan alokasi anggaran dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel IV.C.5.1 Program dan Realisasi Anggaran Urusan Kepariwisataan Tahun 2013

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

a. PROGRAM DAN KEGIATAN

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG

BAB V ARAHAN PENGEMBANGAN WISATA KAMPUNG NELAYAN KELURAHAN PASAR BENGKULU

23. URUSAN KEBUDAYAAN

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPD TAHUN Evaluasi Pelaksanaan Renja SKPD Tahun 2012 dan Capaian Renstra SKPD

MATRIK RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2014

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

17. URUSAN WAJIB KEBUDAYAAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABALONG NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PARIWISATA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

C. URUSAN PILIHAN YANG DILAKSANAKAN 1. URUSAN PERIKANAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

6. URUSAN PERINDUSTRIAN

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. maka menuntut daerah Kab. Lombok Barat untuk meningkatkan kemampuan. Pendapatan Asli Daerah menurut Undang Undang Nomor 28 Tahun

Evaluasi Hasil Renja SKPD Perangkat Daerah : Dinas Kebudayaan dan Priwisata Kota Bima Periode Pelaksanaan: 2016

BAB I PENDAHULUAN. dan memiliki peran yang sangat besar bagi pengembangan pembangunan Kota

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG

perjalanan dari satu tempat ketempat lain bersifat

IV.C.6. Urusan Pilihan Perindustrian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Kabupaten Bandung Potensi Daya Tarik Wisata Kabupaten Bandung

Tabel IV.C.1.1 Rincian Program dan Realisasi Anggaran Urusan Perikanan Tahun 2013

Presentasi SAKIP. Kabupaten Magetan SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan

IV.B.9. Urusan Wajib Penanaman Modal

BUPATI KLATEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN KABUPATEN KLATEN TAHUN

Penjabaran dari urusan Kependudukan dan Catatan Sipil kami uraikan sebagai berikut :

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. 4.1 Kesimpulan. 1. Sektor yang memiliki keterkaitan ke belakang (backward linkage) tertinggi

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai macam kebudayaan, agama, suku yang berbeda-beda, dan kekayaan

RENCANA UMUM PENGADAAN. Melalui Swakelola. Jasa Lainnya 3 unit roda empat, 5 unit roda dua Rp ,00 APBD awal: akhir:

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG DESA WISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. menjanjikan dalam hal menambah devisa suatu negara. Menurut WTO/UNWTO

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG KEPARIWISATAAN

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN. penelitian yang telah dibahas oleh peneliti pada bab-bab sebelumnya mengenai

PENDAHULUAN. Gambar 1. Perkembangan Wisatawan Mancanegara Tahun Sumber: Badan Pusat Statistik (2011)

BAB I PENDAHULUAN. negaranya untuk dikembangkan dan dipromosikan ke negara lain.

BAB II PERENCANAAN KINERJA

Tabel IV.B.11.1 Program dan Realisasi Anggaran Urusan Kependudukan dan Pencatatan Sipil Tahun No. Program Alokasi (Rp) Realisasi (Rp)

DAFTAR ISI. Daftar Isi... Daftar Tabel...

RENCANA STRATEGIS TAHUN DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KABUPATEN LAMONGAN

IV.C.3 Urusan Pilihan Kehutanan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat

BAB I PENDAHULUAN. segala potensi yang dimiliki. Pembangunan pariwisata telah diyakini sebagai

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

10. URUSAN KOPERASI DAN UKM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tempat obyek wisata berada mendapat pemasukan dari pendapatan setiap obyek

I. PENDAHULUAN. untuk memotivasi berkembangnya pembangunan daerah. Pemerintah daerah harus berupaya

IV.B.26. Urusan Wajib Perpustakaan

SAMBUTAN BUPATI KEBUMEN P A D A UPACARA BENDERA SENIN TANGGAL 5 SEPTEMBER Senin, 5 September 2016

terealisasi sebesar Rp atau 97,36%. Adapun program dan alokasi anggaran dapat dilihat pada tabel berikut :

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini pariwisata sudah menjadi salah satu industri pelayanan dan jasa yang

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1-1 Jumlah Wisatawan Mancanegara dan Domestik di Kota Bandung Tahun

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mendukung dan sangat

RINGKASAN DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT ACEH PEMERINTAH ACEH TAHUN ANGGARAN 2016

7. URUSAN PERDAGANGAN

RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR, DAN PENDANAAN INDIKATIF

BAB I PENDAHULUAN. wisata kuliner, dan berbagai jenis wisata lainnya. Salah satu daya tarik

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

Terwujudnya Lamongan Lebih Sejahtera dan Berdaya Saing

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu hal yang penting bagi suatu negara.

Tabel IV.B.12.1 Program dan Realisasi Anggaran Urusan Ketenagakerjaan tahun 2010

IV.B.10. Urusan Wajib Koperasi dan UKM

BAB I PENDAHULUAN. potensi keindahan dan kekayaan alam Indonesia. Pemanfaatan disini bukan berarti

B A B 5 PROGRAM. BAB 5 Program Program SKPD

SKPD : DINAS PERHUBUNGAN, PARIWISATA,

URUSAN PILIHAN PARIWISATA KONDISI UMUM

IV.B.13. Urusan Wajib Ketahanan Pangan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terus meningkat dan merupakan kegiatan ekonomi yang bertujuan

HOTEL WISATA PEGUNUNGAN DI KAWASAN WISATA BATURADEN

BAB I. Pendahuluan. pari dan wisata. Pari berarti banyak,berkali-kali atau berputar-putar, sedangkan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. sentralisasi, tetapi setelah bergulirnya reformasi maka pola sentralisasi berganti

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata, untuk sebagian negara industri ini merupakan pengatur dari roda

U R A I A N JUMLAH PENDAPATAN 358,000, BELANJA BELANJA TIDAK LANGSUNG 24,813,456, BELANJA LANGSUNG 83,453,407,405.00

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HALMAHERA TENGAH NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 5 TAHUN 2014 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia demi mencapai masyarakat yang sejahtera. Namun, mengingat Negara

BAB I PENDAHULUAN. dan adat istiadatnya inilah yang menjadi kekayaan Bangsa Indonesia, dan suku Karo

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

I PENDAHULUAN. Gambar 1. Perkembangan Wisatawan Mancanegara Tahun Sumber: Badan Pusat Statistik (2011)

BAB V PENUTUP. Hasil pembahasan dari gambaran sebaran dan pengujian hipotesis mengenai

BAB I PENDAHULUAN. negara yang menerima kedatangan wisatawan (tourist receiving countries),

I. PENDAHULUAN. Keterangan : * Angka sementara ** Angka sangat sementara Sumber : [BPS] Badan Pusat Statistik (2009)

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan pariwisata di Sumatera Barat. Untuk itu peningkatan kunjungan wisatawan

STUDI PERAN STAKEHOLDER DALAM PENGEMBANGAN SARANA PRASARANA REKREASI DAN WISATA DI ROWO JOMBOR KABUPATEN KLATEN TUGAS AKHIR. Oleh:

RENCANA AKSI KINERJA SASARAN TAHUN 2015 DINAS PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVNSI LAMPUNG

,00 (Belanja Langsung maupun Belanja Tidak Langsung diluar belanja hibah. IV.B.11. Urusan Wajib Kependudukan dan Pencatatan Sipil

HOTEL RESORT DI KAWASAN RAWAPENING (Dengan Penekanan Desain Arsitektur Organik)

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor yang diunggulkan sebagai

Tabel 5.1 Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran dab Pendanaan Indikator Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga

Evaluasi Hasil Renja SKPD Provinsi Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung Triwulan IV

ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN OBYEK WISATA SENDANG ASRI WADUK GAJAH MUNGKUR KABUPATEN WONOGIRI TUGAS AKHIR. Oleh: BEKTI PRIHASTUTI L2D

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kepariwisataan di Indonesia senantiasa membutuhkan

Transkripsi:

5. URUSAN KEPARIWISATAAN Pariwisata merupakan salah satu sektor kegiatan ekonomi yang cukup penting dan mempunyai andil yang besar dalam memacu pembangunan. Perkembangan sektor pariwisata akan membawa dampak terhadap perkembangan disektor lainnya seperti perdagangan, akomodasi, jasa-jasa bahkan sektor pertanian dan industri sehingga mampu memberikan kontribusi bagi Pendapatan Asli Daerah (PAD). Apalagi ditunjang dengan keadaaan geografis pegunungan dan panorama alam yang memukau merupakan kekayaan alam yang tak ternilai bagi potensi pariwisata. Objek wisata yang menjadi andalan Kabupaten Wonosobo sekarang ini adalah Dataran Tinggi Dieng dengan alamnya indah serta udara yang sejuk, memikat wisatawan untuk datang ke sana. Baik wisatawan dalam negeri maupun luar negeri. Untuk mengembangkan sektor pariwisata dibutuhkan dukungan dari semua pihak, baik masyarakat, swasta dan pemerintah itu sendiri. Tersedianya sarana dan prasarana yang memadai, serta informasi lokasi wisata, akses jalan, tempat penginapan yang mendukung pariwisata. Selain itu perlu diperhatikan juga faktor keamanan dan kenyamanan bagi wisatawan. Pada tahun 2010 jumlah wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Wonosobo sebesar 274.891 orang, naik pada tahun 2011 menjadi 290.174 orang. Tentu ini peningkatan yang harus dipertahankan, karena ke depan, sektor kepariwisataan menghadapi ancaman faktor-faktor lingkungan alam, juga keamanan, dan aspek global lainnya sehingga pengembangan kepariwisataan di Kabupaten Wonosobo memerlukan keterlibatan semua pihak termasuk pola hidup masyarakat setempat yang harus mendukung upaya pemerintah dalam melestarikan lingkungan hidup sekitar. peran serta yang kuat antara Pemkab Wonosobo, masyarakat (terutama masyarakat sekitar obyek wisata), pelaku usaha pariwisata, komunitas seni budaya Wonosobo dan dunia pendidikan. Pengembangan sektor pariwisata Kab. Wonosobo dilakukan dengan kebijakan melestarikan nilai-nilai budaya, kelestarian obyek wisata terutama cagar budaya, kelestarian alam dan pemberdayaan masyarakat (pengembangan pariwisata diprioritaskan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, rakyat terutama masyarakat setempat). Strategi yang ditempuh Pemerintah Kab. Wonosobo pada tahun 2011 untuk pengembangan pariwisata antara lain : Mengidentifikasi dan menggali potensi potensi Obyek Daya Tarik Wisata (ODTW). Menjalin kemitraan dengan berbagai pihak. Perbaikan citra (image) dan revitalisasi produk wisata. a. PROGRAM DAN KEGIATAN Untuk urusan Pariwisata ditangani SKPD Dinas Pariwisata dan kebudayaan Kabupaten Wonosobo, sesuai dengan strategi tersebut pada tahun 2011 telah dilaksanakan beberapa program dan kegiatan dengan tetap mengfokuskan pada upaya untuk meningkatkan kunjungan wisatawan. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Wonosobo mendapat dialokasi dana sebesar Rp 3.611.426.750 atau 0,35 % dari total APBD Tahun 2011 yang berjumlah Rp 1.014.666.738.473,00 dari alokasi tersebut terealisasi sebesar Rp 3.512.977.134,- LKPJ 2011 Bab IV Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah 239

Anggaran tersebut digunakan untuk belanja pegawai, perbaikan sarana/prasarana aparatur dan pengembangan pemasaran. Adapun program dan alokasi anggaran dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel IV.C.5.1 Program dan Realisasi Anggaran Urusan Kepariwisataan Tahun 2011 No. Program Alokasi Realisasi (Rupiah) (Rupiah) A Belanja Langsung 1.160.409.750 1.128.644.683 1. Program Pelayanan Administrasi 192.708.000 173.010.110 Perkantoran 2. Program Peningkatan Sarana 82.701.750 79.637.300 Prasarana aparatur 3. Program Pengembangan pemasaran pariwisata 685.000.000 676.985.273 4. Program pengembangan Destinasi 200.000.000 199.012.000 Pariwisata B Belanja Tidak langsung 2.256.017.000 2.193.382.451 1 Belanja Pegawai 2.256.017.000 2.193.382.451 2 Belanja Hibah 0 0 Total 3.416.426.750 3.322.027.134 Sumber : APBD Kabupaten Wonosobo 2011 (diolah) b. REALISASI PROGRAM DAN KEGIATAN Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Tujuan program adalah menyediakan pelayanan Administrasi Perkantoran untuk mendukung pelaksanaan urusan kepariwisataan dan kebudayaan. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Program ini mencakup pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor, pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional, pemeliharaan rutin/ berkala alat-alat kantor. Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata Tujuan dan sasaran program ini adalah untuk meningkatkan akses pengembangan pemasaran pariwisata sehingga pariwisata Kabupaten Wonosobo bisa dikenal lebih luas. Melalui program ini telah dilaksanakan kegiatan Pembuatan Brosur, VCD Potensi Calender Of Event dan Pameran, sebagai sarana promosi guna mengundang wisatawan baik lokal maupun mancanegara untuk datang Kabupaten Wonosobo. Program pemasaran dan pengembangan pariwisata diwujudkan juga melalui pengadaan sarana dan prasarana. Pada tahun 2011 ini pengadaan sarana dan prasarana tersebut diwujudkan dalam bentuk pengadaan perahu karet untuk mendukung wisata arung jeram. Diharapkan dengan pengadaan perahu karet tersebut semakin menambah daya tarik wisata LKPJ 2011 Bab IV Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah 240

Menjalin kemitraan dengan berbagai pihak merupakan strategi yang kedua yang dilakukan pemerintah Kabupaten Wonosobo dalam pengembangan pariwisata. Pengembangan jaringan pariwisata memerlukan kerjasama antar pemerintah daerah maupun sektor swasta. Pengelolaan pariwisata secara parsial oleh daerah karena alasan kewenangan dan kepentingan daerah merupakan penyekatan terhadap pengembangan obyek daerah tujuan wisata yang akan menghambat pengembangan pariwisata, landasan pola pikir yang diperlukan dalam pengembangan dunia pariwisata adalah berorientasi pada kebersamaan (mutuality). Melalui pola pikir ini diupayakan dapat meningkatkan kerjasama antara jenis-jenis usaha pariwisata sebagai kekuatan bersama yang bersinergi, perwujudan pola pikir tersebut Kab. Wonosobo pada tahun 2011 mengikuti Kegiatan Java Promo, diharapkan dengan mengikuti Java Promo, informasi pariwisata Kab. Wonosobo dapat lebih berkembang dan tersebar luas. Perbaikan image dan revitalisasi produk wisata merupakan strategi pemasaran pariwisata yang ketiga. Strategi ini dilakukan melalui promosi di berbagai media, cetak, elektronik maupun even promo/pameran, perwujudan dari strategi ini adalah melalui jateng promo, pemilihan duta wisata dan pokdarwis serta pembinaan kelompok sadar wisata di kecamatan wilayah penghasil tembakau. Pembinaan sadar wisata sangat diperlukan untuk menunjang kegiatan pariwisata, dengan kegiatan tersebut diharapkan masyarakat bisa lebih memiliki obyek wisata. Program Pengembangan Destinasi Pariwisata Program ini mempunyai kegiatan penataan Objek wisata Telaga Menjer dan Kalianget yang bertujuan untuk menata kembali area wisata seperti pagar penggaman, pos restibusi, bangunan kolam renang serta dilengkapi dengan fasilitas lain untuk menarik minat para wisatawan untuk datang dan berkunjung di lokasi obyek wisata Telaga menjer dan pemandian Kalianget. Kegiatan ini dikerjakan oleh pihak ketiga yaitu CV.YUDHATAMA. Kegiatan lain yang mendukung program diatas adalah DED Starting point Paralayang di wilayah Kawasan, kegiatan ini merupakan Study perancanaan untuk kelayakan Starting point Paralayang di wilayah kawasan dengan output berupa buku Perencanaan study kelayakan Starting point kegiatan Paralayang di wilayah Kawasan yang dikerjakan oleh CV. NINDITA BUANA. Dengan adanya buku ini diharapkan adanya pengembangan olahraga Paralayang guna menarik minat para pencinta paralayang untuk berolahraga sekaligus menikmati pesona wisata di Kabupaten Wonosobo. Capaian Kinerja Urusan Pariwisata Kunjungan wisata di Kabupaten Wonosobo mengalami peningkatan dari tahun 2010 yakni dari 274.891 menjadi 290.174 orang ditahun 2011. LKPJ 2011 Bab IV Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah 241

No. Tabel IV.C.5.2 Capaian Kinerja Urusan Kepariwisataan Berdasarkan IKK Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (EKPPD) Indikator Kinerja Kunci EKPPD Capaian Kinerja 1 Kunjungan wisata (orang) 274.891 2 90.174 2 Kontribusi sektor pariwisata terhadap PDRB tahun 2011 Jumlah Kontribusi PDRB dari sektor Pariwisata/ Jumlah total PDRB x 100% dan BPS Rp 21.294.800.000 ----------------------- x 100 Rp 1.811.092.670.000 =1,18% Rp 42.531,14 ----------------- x 100 Rp 3.927.280,91 =1,08% No Tabel IVC.5.3 Jumlah Pengunjung Obyek Wisata Unggulan Obyek Wisata Tahun 1 Dataran Tinggi Dieng 119.726 103.394 2 Lembah Dieng 39.184 46.233 3 Kalianget 65.3000 78.374 4 Telaga Menjer 6.254 7.643 5 Waduk Wadaslintang 16.626 24.255 6. Pemandian Mangli 27.801 30.275 Jumlah 274.891 290.174 No Tabel IVC.5.4 Sarana Prasarana Penunjang Pariwisata Obyek /SaranaWisata Tahun 1 Obyek Wisata 5 5 2 Hotel Berbintang IV 1 1 3 Hotel Berbintang II 1 1 4 Hotel Berbintang I 1 1 5 Hotel Melati 26 29 6. Angkutan Bus Antar Kota Provinsi 0 0 7. Pengusaha biro perjalanan Traveling 1 1 LKPJ 2011 Bab IV Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah 242

No. Tabel IVC.5.4 Jumlah Pelaku Usaha Penunjang Pariwisata Tahun 2010 2011 Kegiatan Jumlah (Orang) 1 Pengusaha Hotel, Restoran dan Penginapan 81 81 2 Pengusaha Kerajinan/ Cindera Mata 15 15 3 Usaha Makanan Khas Wonosobo 15 15 4 Pengusaha Salon Kecantikan 30 30 5 Pengusaha Biro Perjalanan Traveling 4 4 6 Kesenian Tradisional 1.510 1.510 Jumlah 1.655 1.655 c. PERMASALAHAN DAN SOLUSI Permasalahan umum yang dihadapi dalam urusan kepariwisataan adalah: Belum terbangunnya kesadaran semua pihak baik pemerintah, swasta dan masyarakat akan manfaat pariwisata guna menunjang dan memacu pertumbuhan ekonomi yang berguna bagi pembangunan. Promosi yang kurang dan belum diimbangi dengan informasi pelayanan sarana prasarana pariwisata yang baik. Kurangnya mendorong pengembangan obyek wisata baru yang bersifat non fisik seperti upacara adat atau kegiatan unik yang ada pada masyarakat setempat Pengembangan sektor pertanian tanpa adanya kesadaran dari masyarakat terhadap lingkungan dan alam sehingga membawa akibat terhadap kegiatan kepariwisataan. Kurang kepeduliannya masyarakat untuk ikut serta memelihara dan menjaga lokasi pariwisata, Upaya yang perlu dilakukan ke depan : Perlu adanya pemahaman yang sama bahwa sektor pariwisata memberikan dampak yang sangat berarti bagi semua baik sektor pertanian, perdagangan, industri, bisnis jasa dan lain sebagainya Pengembangan kegiatan pariwisata harus memperhatikan arahan dalam rencana tata ruang wilayah. Pengembangan kegiatan pariwisata harus memperhatikan daya dukung lingkungan Dalam menyelenggarakan kegiatan pariwisata harus melibatkan elemen masyarakat, swasta dan Pemerintah sehingga manfaatnya dapat dirasakan langsung oleh semua pihak. Adanya kegiatan pertanian yang peduli dan ramah terhadap lingkungan sehingga tidak merusak alam. LKPJ 2011 Bab IV Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah 243