BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. melakukan penelitian dan pengambilan data di bangsal Marwah. Bangsal

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memenuhi target yang ditetapkan,hasil kerja secara kualitas dan kuantitas

NASKAH PUBLIKASI KINERJA PERAWAT JADWAL DINAS MALAM DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. advokat klien, edukator, koordinator, kolaborator, peneliti/pembaharu

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, baik yang

BAB I PENDAHULUAN. Sakit pasal 1 ayat 1 menyatakan rumah sakit adalah suatu institusi. pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Muhammadiyah Gamping adalah rumah sakit swasta yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dunia (Potter & Perry, 2009). American Nurses Association

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dr.Kayadoe. RSUD Dr. M. Haulussy Ambon adalah rumah sakit negeri

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN METODE PENUGASAN DALAM MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL (MPKP) DI RSUD WATES

BAB 1 : PENDAHULUAN (1, 2)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. meliputi kebijakan manajerial, kebijakan teknis serta pengembangan standar dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN di RS PKU Muhammadiyah Gamping yang merupakan salah satu. Yogyakarta. RS PKU Muhammadiyah Gamping

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelayanan rawat inap merupakan kegiatan yang dilakukan di ruang rawat inap

LAMPIRAN 1 INSTRUMEN PENELITIAN

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. (motivasi), karakteristik pekerjaan (beban kerja), kinerja perawat dalam

maupun sebagai masyarakat profesional (Nursalam, 2013).

keluarga. Disamping itu perawat juga dituntut untuk mencurahkan segala pengetahuan, pikiran dan perasaannya kepada pasien selama 24 jam serta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan kepada masyarakat. keperawatan sebagai tuntunan utama. Peran perawat professional dalam

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian quasy experimental, control group pre test post test design. Jenis

BAB 1 PENDAHULUAN. Kepemimpinan organisasi rumah sakit memainkan peranan yang sangat

LAMPIRAN 1 INSTRUMEN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kolaborasi dengan berbagai pihak. Hal ini membuat perawat berada pada

PENGARUH ORIENTASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK PRA SEKOLAH DI BANGSAL ANAK RUMAH SAKIT BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG. Eni Mulyatiningsih ABSTRAK

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

No. Responden : Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. baik yang bersifat bedah maupun non bedah.(aditama,2002:6) sesuai dengan wewenang, tanggung jawab dan kode etik profesi keperawatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. antar profesi kesehatan (IPE) pada bulan September 2013 setelah melalui

BAB I PENDAHULUAN. adalah dengan memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya, dengan

BAB I PENDAHULUAN. bangsal rawat inap. Pekerjaan seorang perawat tidak terlepas dari sistem

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan penunjang. Rumah sakit dalam menjalankan fungsinya

BAB I PENDAHULUAN. yaitu RS Umum dan RS Khusus (jiwa, mata, paru-paru, jantung, kanker, tulang, dsb)

BAB I PENDAHULUAN. 1 Nursalam, Manajemen Keperawatan, Ed 3, Salemba Medika, Jakarta, Hal : 295

BAB I PENDAHULUAN. dan gawat darurat (Undang - Undang No 44 tahun 2009). Rumah sakit didirikan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Lokasi penelitian ini dilakukan di IGD pada tiga rumah sakit, yaitu:

BAB 1 PENDAHULUAN. yang mempunyai peranan penting dalam meningkatkan derajat kesehatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gagal ginjal kronis (Chronic Renal Failure) adalah kerusakan ginjal progresif

BAB I PENDAHULUAN. Nasional (Susenas) tahun 2010 di daerah perkotaan menurut kelompok usia 0-4

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era globalisasi ini teknologi berkembang semakin pesat, begitu

KUISIONER SELF-EFFICACY

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN PELAKSANAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT KEPDA PASIEN DI RS AISYIYAH BOJONEGORO. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan yang setiap hariberhubungan dengan pasien. Rumah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kelurahan Wongkaditi, Kecamatan Kota Utara, Kota Gorontalo. Rumah Sakit ini

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah individu unik yang mempunyai kebutuhan sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan perpanjangan masa rawat inap bagi penderita. Risiko infeksi di

BAB I PENDAHULUAN. cukup menarik bagi investor. Meningkatnya pendidikan dan pendapatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dalam kriteria penelitian atau masuk dalam drop out sehingga tersisa 105

BAB I PENDAHULUAN. Lebih dari 35 tahun yang lalu burnout menjadi isu yang. menarik ketika para peneliti Maslach dan Freudenberger mulai

BAB I PENDAHULUAN. harus terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat (Depkes, 1998).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kesehatan yang memadai sangat dibutuhkan. Di Indonesia, puskesmas dan rumah

BAB 1 PENDAHULUAN. berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yang komprehensif ditujukan

BAB I PENDAHULUAN. emosional dan fisik yang bersifat mengganggu, merugikan dan terjadi pada

ANALISIS PENGARUH PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG INDIKATOR KOLABORASI TERHADAP PRAKTEK KOLABORASI PERAWAT DOKTER DI UNIT RAWAT INAP RSJD

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Hubungan Perilaku Caring Perawat Dengan Tingkat Kepuasan Pasien yang Dirawat di Ruangan Kelas III Rumah Sakit Immanuel Bandung

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rumah sakit sebagai pusat pelayanan kesehatan harus memberikan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Hospitalisasi anak merupakan suatu proses karena suatu alasan yang

HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI BANGSAL RAWAT INAP WARDAH RS PKU MUHAMMADIYAH GAMPING

BAB I PENDAHULUAN. penerima jasa pelayanan kesehatan. Keberadaan dan kualitas pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan, penelitian, pendidikan dan sebagiannya; mencakupi skala profit

BAB I PENDAHULUAN. pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak

BAB I PENDAHULUAN. mengurus anak, dan kerap kali harus berhubungan dan bergaul dengan anak-anak

Petunjuk Pengisian : Isilah kotak yang tersedia dengan menuliskan angka, berapa lama waktu saudara mengerjakan pekerjaan tersebut

Laboratorium 7 orang petugas, dan Instalasi Gizi 11 orang petugas. Setiap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. diselenggarakan oleh pemerintah dan atau masyarakat yang berfungsi untuk

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah suatu institusi yang pengelolaannya ditujukan

BAB I PENDAHULUAN. Orang tua merupakan sosok yang paling terdekat dengan anak. Baik Ibu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pekerja maupun pihak yang menyediakan pekerjaan. Hal ini sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Deklarasi Umum Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa menyatakan. kesejahteraan diri serta keluarganya (KKI, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. Caring merupakan unsur sentral dalam keperawatan. Menurut Potter & Perry (2005),

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, yang

BAB I PENDAHULUAN. indikator keberhasilan program pembangunan. Salah satu program pemerintah dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Ahmad Dahlan No. 20 Yogyakarta

PERAN PERAWAT DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR MEMPENGARUHI TINGKAT KEPUASAN KELUARGA PASIEN STROKE DI RSUD dr. MOEWARDI SURAKARTA

URAIAN TUGAS KEPERAWATAN

BAB I PENDAHULUAN. Pada jaman modern sekarang ini kemajuan dunia kesehatan semakin baik.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. (Sumber: diakses pada 25/04/2014 pukul WIB)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki jumlah cairan yang lebih sedikit. Perbedaan ini karena laki-laki

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka penyelenggaraan pelayanan kesehatan, kegiatan. pelayanan kesehatan secara keseluruhan. Perawat merupakan Sumber Daya

BAB I PENDAHULUAN. masalah penelitian, tujuan penelitian dan manfaat penelitian. Peneliti akan

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan sangat berpengaruh pada minat konsumen untuk memilih dan

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN TINDAKAN KEPERAWATAN DALAM PENANGANAN FAJR DAN AL-HAJJI RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan. Penentu citra institusi pelayanan. akan terlihat dari asuhan keperawatan yang telah diberikan kepada klien.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden yang digunakan untuk uji validitas sebanyak 30 tenaga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dapat menyebabkan stres kerja pada perawat antara lain pola dan beban kerja,

BAB I PENDAHULUAN. cepat, sehingga masyarakat dengan mudah memperoleh informasi yang diinginkan

KUESIONER PENELITIAN. Persepsi Pasien Terhadap Pelayanan Kesehatan Perawat di Ruang Rawat Inap Kelas III Bangsal Rumah Sakit Imelda Medan Tahun 2013

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif yang. Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan rumah sakit yang didorong oleh permintaan. pelanggan menyebabkan layanan rumah sakit tidak hanya memperhatikan

BAB 1 PENDAHULUAN. penunjang medik yang merupakan sub sistem dalam sistem pelayanan. mempunyai peranan penting dalam mempercepat tercapainya tingkat

TINJAUAN PENGGUNAAN SISTEM PENJAJARAN DRM DENGAN METODE SNF (STRAIGHT NUMERICAL FILLING) DI FILLING RUMAH SAKIT ISLAM MUHAMMADIYAH KENDAL

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta yang berlokasi di jalan K.H Ahmad dahlan No 20 Yogyakarta. Peneliti melakukan penelitian dan pengambilan data di bangsal Marwah. Bangsal Marwah terdiri dari 4 ruangan yaitu ruang A, B, C serta VIP. Bangsal marwah terdiri dari 36 buah tempat tidur.terdapat 14 perawat pelaksana dan 2 pekarya (petugas yang lulusan SMA non kesehatan) yang diberikan pelatihan oleh rumah sakit terkait keperawatan dasar, pekarya melakukan pelayanan keperawatan dengan batasan tertentu. Metode penugasan dalam pelaksanaan praktek keperawatan adalah metode Tim. Bangsal dipimpin oleh 1 kepala ruang yang berpendidikan profesi ners, perawat pelaksana dibagi dalam 3 tim yaitu tim A, B, dan C yang dikoordinir oleh seorang koordinator tim. Koordinator tim satu berpendidikan profesi ners dan 2 lainnya berpendidikan ahlimadya keperawatan Setelah operan jaga perawat pelaksana langsung mengerjakan tugasnya masing-masing. 31

32 2. Karakteristik Responden Tabel 4.1 Karakteristik Perawat Pelaksana Jadwal Dinas Malam Di Ruang Rawat Inap di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Karakteristik F % Usia <40 Tahun 9 64,3 40 Tahun 5 35,7 Total 14 100 Jenis Kelamin Laki-laki 2 14,3 Perempuan 12 85,7 Total 14 100 Lama Kerja <10 tahun 6 42,9 10 tahun 8 57,1 Total 14 100 Pendidikan SPK 2 14,3 D3 10 71,4 S1 2 14,3 Total 14 100 Tabel 4.1 menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki usia < 40 tahun yaitu sebanyak 9 responden (64,3%), berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 12 responden (85,7), memiliki lama kerja selama 10 tahun, dan berpendidikan D3 yaitu sebanyak 10 responden (71,4%). 3. Distribusi Frekuensi Kinerja Perawat Jadwal dinas Malam Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Kinerja Perawat Jadwal dinas Malam Kinerja Perawat F % Baik 9 64,3 Kurang Baik 5 35,7 Total 14 100

Persentase 33 Tabel 4.2 menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki efektifitas kinerja pada katergori baik yaitu sebanyak 9 responden (64,3%) dan sebagian kecil responden memiliki efektifitas kinerja perawat pada kategori kurang baik yaitu sebanyak 5 responden (35,7%) 4. Evaluasi Kinerja Perawat Jadwal Dinas Malam Grafik 4.1 Grafik tindakan keperawatan 120 100 80 60 40 20 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Item observasi Keterangan grafik 4.1 Item observasi Jadwal dinas 21.00-23.00, kegiatan : 1) Melakukan operan jaga, pre conferen dan membagi asuhan keperawatan/bidan kepada masing-masing penanggung jawab, 2) memberikan injeksi atau obat sesuai program,3)mendampingi dokter visite malam,4) Observasi keadaan umum pasien dan terapi infuse pasien,5)dokumentasi tindakan asuhan keperawatan/kebidanan. Jam pelaksanaan 23.00-02.00, kegiatan: 6) Melakukan observasi keadaan umum dan istirahat pasien,7) memberikan injeksi dan obat malam,8) dokumentasi tindakan asuhan, keperawatan/kebidanan dan 9) mendampingi dokter visite malam.jam pelaksanaan 02.00-05.00, kegiatan: 10) Memonitor pemenuhan kebutuhan istirahat pasien,11) monitor tetesan infus dan observasi tindakan umum pasien, 12) menjaga keamanan dan kenyamanan lingkungan keperawatan dan 13) mendampingi pasien yang memerlukan bantuan untuk sholat subuh. Jam pelaksanaan 05.00-07.00, kegiatan 14) Membantu memenuhi kebutuhan personal hygiene pasien (memandikan pasien),15) mengukur vital sign dan balance cairan pasien, 16) memberikan injeksi dan obat per-oral pasien, 17) mengelola kebutuhan nutrisi pasien,18) melakukan dokumentasi asuhan keperawatan/kebidanan,19) post conferen/evaluasi asuhan keperawatan /kebidanan untuk jadwal dinas malam,dan 20) membuat laporan akhir.

34 Grafik 4.1 menunjukkan bahwa kinerja perawat yang lebih banyak dilakukan oleh perawat yaitu 1) melakukan operan jaga, pre conferen dan membagi asuhan keperawatan kepada masing-masing penanggungjawab. 2) Memberikan injeksi atau obat sesuai program. 3) Melakukan dokumentasi tindakan asuhan keperawatan. 4) Membantu memenuhi kebutuhan personal hygiene pasien. 5) Mengukur vital sign dan balance cairan pasien. 6) Memberikan injeksi dan obat per-oral pasien. 7) Mengelola kebutuhan nutrisi pasien. 8) Melakukan dokumentasi asuhan keperawatan. 9) Melakukan post conferen/evaluasi asuhan keperawatan untukjadwa dinas malam dan 10) Melakukan membuat laporan akhir jadwal dinas masing-masing kinerja memiliki skor 14 (100%) sedangkan kinerja yang paling sedikit dilakukan oleh perawat adalah mendampingi pasien yang memerlukan bantuan untuk sholat subuh dengan skor 1 (7,1 %). B. Pembahasan 1. Karakteristik Responden Tabel 4.1 menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki usia < 40 tahun yaitu sebanyak 9 responden (64,3%). Notoatmodjo (2010) menyatakan bahwa umur seseorang erat kaitannya dengan pengetahuan dan pengalaman. Usia semakin cukup umur seseorang, tingkat pengetahuannya akan lebih matang dalam berfikir dan bertindak serta akan memiliki pengelaman yang lebih banyak. Budiarto (2009) dalam Cahyani (2012) menyatakan bahwa semakin manusia mencapai

35 kedewasaan semakin bertambah pula pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh sehingga akan mempengaruhi sikap dan perilaku yang dimilikinya. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Martina (2013) dengan judul hubungan kinerja perawat dengan kesiapan perawat dalam menghadapi pasien stroke di RS Panembahan Senopati Bantul. Hasil penelitian menyatakan bahwa sebagain besar responden memiliki usia< 40 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 12 responden (85,7) praktik keperawatan memiliki hubungan yang sangat erat dengan gender dan didalam dunia keperawatan persepsi mengenai gender memang didominasi oleh perempuan (Prananingrum, 2011). Hasil penelitian ini sejalan degan penelitian yang dilakukan oleh Galuh (2015) dengan judul penelitian fakror-faktor yang mempengaruhi kinerja perawat di RSUD Wates. Hasil penelitian menyatakan bahwa sebagian besar perawat adalah berjenis kelamin perempuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki lama kerja sebalama 10 tahun lama kerja erat kaitannya dengan pengalaman semakin lama seseorang bekerja, maka kinerja yang dilakukan akan semakin meningkat karena telah terbiasa dengan pekerjaan yang ditanganinya setiap hari.

36 Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Bernandetha (2015) dengan judul faktor yang mempengaruhi kinerja perawat di RS Kabupaten Sika. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden yang memiliki kepuasan kerja pada kategori puas adalah responden yang memiliki lama kerja selama 11-15 tahun yaitu sebanyak 18 responden (29%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden berpendidikan D3 yaitu sebanyak 10 responden (71,4%). Pendidikan adalah proses tumbuh kembang seluruh kemampuan dan perilaku manusia melalui pengajaran, sehingga dalam penelitian itu perlu dipertimbangkan umur dan proses belajar, tingkat pendidikan juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang untuk lebih menerima ideide dan teknologi yang baru, semakin meningkat batas seseorang, maka akan bertambah pengalaman yang mempengaruhi wawasan dan pengetahuan. Adapun tujuan yang hendak dicapai melalui pendidikan adalah untuk mengubah pengetahuan (pengertian, pendapat, konsepkonsep), sikap dan persepsi serta menanamkan tingkah laku atau kebiasaan yang baru (Notoatmodjo, 2010). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Septi (2010) yang menyatakan bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang maka akan semakin mudah pula dalam menerima informasi dan semakin banyak pengetahuan yang dimiliki sehingga akan mempengaruhi perilaku.

37 2. Distribusi Frekuensi Kinerja Perawat Jadwal dinas Malam Tabel 4.2 menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki efektifitas kinerja pada katergori dilakukan yaitu sebanyak 9 responden (64,3%) dan sebagian kecil responden memiliki efektifitas kinerja perawat pada kategori baik yaitu sebanyak 5 responden (35,7%). Hal ini disebabkan karena sebagian bersar responden yang melakukan jadwal dinas malam adalah responden yang sudah bekerja selama >10 tahun, sehingga menyebabkan efektifitas kinerja perawat semakin membaik. 3. Evaluasi kinerja perawat jadwal dinas malam Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja perawat yang lebih banyak dilakukan oleh perawat yaitu 1) melakukan operan jaga, pre conferen dan membagi asuhan keperawatan kepada masing-masing penanggungjawab. 2) Memberikan injeksi atau obat sesuai program. 3) Melakukan dokumentasi tindakan asuhan keperawatan. 4) Membantu memenuhi kebutuhan personal hygiene pasien. 5) Mengukur vital sign dan balance cairan pasien. 6) Memberikan injeksi dan obat per-oral pasien. 7) Mengelola kebutuhan nutrisi pasien. 8) Melakukan dokumentasi asuhan keperawatan. 9) Melakukan post conferen/evaluasi asuhan keperawatan untuk jadwal dinas malam dan 10) Melakukan membuat laporan akhir jadwal dinas masing-masing kinerja memiliki skor 14 (100%) sedangkan kinerja yang paling sedikit dilakukan oleh perawat adalah mendampingi pasien yang memerlukan bantuan untuk sholat subuh dengan skor 1 (7,1%). Masih adanya responden yang tidak melakuka kinerjanya dengan

38 baik disebabkan karena adanya stress kerja yang dihadapi oleh perawat pada saat melakukan jadwal dinas jaga. Kinerja adalah keberhasilan dalam menyelsaikan tugas atau memenuhi target yang ditetapkan,hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai seorang perawat dalam melaksanaka tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya (Nursalam, 2013). Menurunnya kinerja perawat karena Stres kerja dapat disebabkan oleh banyak faktor baik faktor intrinsik pekerjaan, konflik peran, hubungan dalam pekerjaan, pengembangan karier,serta faktor lainnya yang terkait dengan pekerjaan yang dilakukan. Faktor intrinsik pekerjaan dapat berupa beban kerja yang dirasa berlebihan bagi seorang perawat. Banyaknya jumlah pekerjaan yang harus diselesaikan tidak sesuai dengan waktu normal sementara di sisi lain kualitas kerja menjadi tuntutan yang harus dipenuhi (Widyastuti, 2013). Stres kerja yang dialami oleh perawat tentunya akan merugikan rumah sakit yang bersangkutan karena kinerja yang dihasilkan menurun, Stres kerja merupakan perasaan tertekan yang dialami oleh seorang perawat dalam menghadapi pekerjaan yang disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor tersebut diantaranya adalah faktor lingkungan, organisasi dan individu itu sendiri. Tingkat absensi tinggi serta turn over yang tinggi yang pada akhirnya menyebabkan biaya yang bertambah besar (Luthfan, 2011). Pekerjaan seorang perawat tidak terlepas dari sistem jadwal dinas kerja. Meskipun memberikan keuntungan terhadap pasien, jadwal dinas

39 kerja dapat memberikan dampak negatif yang salah satunya adalah kelelahan. Kelelahan kerja yang tidak dapat diatasi akan menimbulkan berbagai permasalahan kerja yang fatal dan mengakibatkan kecelakaan kerja sehingga Rumah Sakit wajib mengetahui tingkat kinerja dan hal yang dapat menimbulkan permasalahan dalam bekerja, salah satunya kelelahan kerja pada perawat (Villa, 2013). Berbagai kegiatan yang terkait dengan pelayanan rawat inap di rumah sakityaitu, penerimaan pasien, pelayanan medik, pelayanan perawatan oleh perawat, pelayanan penunjang medik, pelayanan obat, pelayanan makan, serta administrasi keuangan(suryawati dkk, 2006). Jadwal dinas kerja merupakan salah satu sumber dari stress bagi tenaga kerja, beberapa keluhan akibat jadwa dinas kerjaseperti gangguan tidur, selera makan menurun, gangguan pencernaan dan kelelahan. Stres kerja adalah ketidakmampuan individu dalam memenuhi tuntutan-tuntutan pekerjaannya sehingga ia merasa tidak nyaman dan tidak tenang (Valarencia, 2015 ). Asuhan keperawatan pada Jadwa dinas malam dan kerja malam hari adalah kondisi yang dapat menghambat kemampuan adaptasi perawat. Bahkan dampak dari jadwal dinas kerja terutama jadwal dinas kerja malam, selain soal biologis dan faal, kerja malam seringkali disertai reaksi psikologis sebagai suatu mekanisme defensif terhadap gangguan tubuh. Akibat dari itu keluhan-keluhan akan ditemukan relatif sangat banyak pada kerja malam (Faiqoh, 2010).

40 Perawat yang bertugas di ruang rawat inap dan rawat jalan berpotensi mengalami stres karena tuntutan pekerjaan yang overload yang berhubungan dengan pelayanan kepadaorang lain. Keadaan seperti itu apabila berlangsung terus menerus dapat menyebabkan perawat mengalami kelelahan fisik, emosi, dan mental (Mariyanti, 2011). Salah satu sumber daya yang dibutuhkan rumah sakit dalam perawatan pasien adalah perawat yang dalam segi jumlah menempati urutan teratas, khususnya bangsal rawat inap. Secara umum pelayanan rumah sakit terdiridari pelayanan rawat inap dan rawat jalan.pelayananrawat inap merupakan pelayanan terhadap pasien rumahsakit yang menempati tempat tidur perawatan karenakeperluan observasi, diagnosis, terapi, rehabilitasimedik dan pelayanan medik lainnya (al-assaf, 2009). Pelayanan rawat inap merupakan pelayanan medis yang utama di rumah sakit dan merupakan tempat untuk interaksi antara pasien dan pihak-pihak yang ada di dalam rumah sakit dan berlangsung dalam waktu yang lama.pelayanan rawat inap melibatkan pasien, dokter, dan perawat dalam hubungan yang sensitif yang menyangkut kepuasan pasien, mutu pelayanan dan citra rumah sakit. Semua itu sangat membutuhkan perhatian pihak manajemen rumah sakit. Berbagai kegiatan yang terkaitdengan pelayanan rawat inap di rumah sakityaitu, penerimaan pasien, pelayanan medik (dokter), pelayanan perawatan oleh perawat, pelayanan penunjang

41 medik, pelayanan obat, pelayanan makan, serta administrasi keuangan (Suryawati dkk, 2006). Aturan atau standar operasional prosedurjadwa dinas jaga khususnya jadwal dinas malam perawat pelaksana di ruang rawat inap yang berlaku di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta adalah sebagai berikut: Jam pelaksanaan 21.00-23.00, kegiatan : Melakukan operan jaga, pre conferen dan membagi asuhan keperawatan/bidan kepada masing-masing penanggung jawab,memberikan injeksi atau obat sesuai program,mendampingi dokter visite malam,observasi keadaan umum pasien dan terapi infuse pasien,documentasi tindakan asuhan keperawatan/kebidanan. Jam pelaksanaan 23.00-02.00, kegiatan: Melakukan observasi keadaan umum dan istirahat pasien, memberikan injeksi dan obat malam, dokumentasi tindakan asuhan keperawatan/kebidanan dan mendampingi dokter visite malam. Jam pelaksanaan 02.00-05.00, kegiatan: Memonitor pemenuhan kebutuhan istirahat pasien,monitor tetesan infus dan observasi tindakan umum pasien, menjaga keamanan dan kenyamanan lingkungan keperawatan dan mendampingi pasien yang memerlukan bantuan untuk sholat subuh. Jam pelaksanaan 05.00-07.00, kegiatan Membantu memenuhi kebutuhan personal hygiene pasien (memandikan pasien),mengukur vital sign dan balance cairan pasien,memberikan injeksi dan obat per-oral pasien,mengelola kebutuhan nutrisi pasien,melakukan dokumentasi asuhan keperawatan/kebidanan,post conferen/evaluasi asuhan

42 keperawatan /kebidanan untuk jadwal dinas malam,dan membuat laporan. Pengaturan jadwal dinas kerja dan pemberian waktu istirahat pada hakekatnya bertujuan untuk mengurangi kelelahan pada pekerja. Tetapi dampak pengaturan waktu kerja tersebut tetap memberikan efek terhadap tenaga kerja (Bayu, 2010). Pelaksanaan pemberian asuhan keperawatan yang optimal menjadi sebuah keharusan sehingga tidak hanya pasien merasa puas dengan pelayanan yang diterima tetapi perawat memiliki kepuasan dalam kinerja, perawat menjadi aspek penting yang perlu diperhatikan sehingga pelayanan kesehatan tetap lancar dan berkualitas (Lusiati, 2013). C. Keterbatasan Penelitian Penelitian ini memiliki keterbatasan yaitu pada saat dilakukan penelitian terdapat 2 responden yang gugur karena bukan merupakan perawat pelaksana di ruang rawat inap RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta sehingga responden yang digunakan tidak terlalu banyak.