I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Makanan atau pangan merupakan salah satu kebutuhan hidup manusia yang paling mendasar dan suatu kebutuhan primer manusia untuk mempertahankan hidupnya. Seiring dengan perkembangan zaman, manusia menginginkan nilai lebih dari sekedar makan sebagai pemuas kebutuhan fisiologis. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, manusia akan mencari bentuk kepuasan yang lain seperti kemudahan, rasa yang berbeda, maupun kepuasan lainnya. Seiring dengan meningkatnya pendapatan maka masyarakat akan mengalami perubahan gaya hidup. Masyarakat kota Bogor memiliki gaya hidup yang berbeda-beda dalam mengalokasikan waktu dan membelanjakan pendapatannya karena kota Bogor merupakan salah satu daerah potensial bisnis misalnya bisnis yang bergerak dibidang industri jasa boga. Berkembangnya gaya hidup masyarakat di kota Bogor dan keanekaragaman selera konsumen membawa perubahan pada pola kebiasaan mengkonsumsi makanan ke arah yang lebih praktis dan suasana yang berbeda dan jarang ditemukan bila dinikmati di rumah. Semua itu dapat dinikmati di restoran karena makan di restoran memiliki daya tarik tersendiri. Mengkonsumsi makanan di restoran bukan hanya menghilangkan rasa lapar tetapi juga untuk berkumpul dan hal itu sudah menjadi bagian dari gaya hidup sebagian masyarakat. Restoran merupakan salah satu industri jasa boga yang berkembang pesat di Kota Bogor. Karakteristik masyarakatnya yang dinamis dan menuntut pemenuhan kebutuhan makanan yang berkualitas dan citrarasa makanan yang tinggi semakin mendorong pemenuhan kebutuhan makanan yang enak dan bercita rasa serta suasana tempat makan yang unik. Atmodjo (1993) menyatakan usaha dibidang boga semakin berkembang karena beberapa alasan, yaitu potensi pasar yang besar dan selalu betambah seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk, alat-alat perhidangan makanan, sistem kontrol serta pertolongan fisik yang telah berkembang membuat bisnis
menjadi mudah, lancar dan menguntungkan, meningkatnya tempat rekreasi yang mengakibatkan keadaan tertentu yang menambah alasan untuk makan dan minum di luar rumah sehingga pasar pelayanan makanan dan minuman semakin besar pula. Pada saat ini para wisatawan yang berkunjung ke Kota Bogor tidak hanya mengunjungi tempat rekreasi saja tetapi juga untuk mengunjungi tempat-tempat yang biasa dijadikan sebagai tempat untuk wisata kuliner para wisatawan. Melihat adanya perubahan pola kunjungan berwisata dari tempat rekreasi menjadi wisata kuliner memberikan peluang terhadap berdirinya restoran-restoran di Kota Bogor. Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa trend pertumbuhan setiap tahunnya cendrung meningkat. Hal ini dapat dilihat dari jumlah unit industri jasa boga yang mengalami peningkatan pada setiap tahunnya yang semula 192 pada tahun 2004 menjadi 222 pada tahun 2005 dengan pertumbuhan 15,63 persen dan pada tahun 2006 juga mengalami peningkatan jumlah restoran menjadi 248, artinya dalam kurun waktu satu tahun mengalami pertumbuhan sebesar 11,71 persen. Begitu juga dengan tahun 2007 yang mengalami peningkatan jumlah restoran menjadi 268. Meskipun pada tahun 2008 jumlah restoran di Kota Bogor mengalami penurunan jumlah restoran yang cukup signifikan menjadi 211. Hal itu disebabkan karena ada sebagian restoran dan rumah makan mengalami kebangkrutan. Penutupan restoran ini dapat diakibatkan beberapa faktor, baik internal ataupun eksternal. Kebanyakan restoran gagal pada tahun pertama operasionalnya dengan persentase 25-33 persen. Selain itu hal lain yang menyebabkan bisnis restoran gagal pada tahun pertamanya adalah ketidakmampuan beradaptasi terhadap perubahan dan mengoptimalkan peluang serta persaingan yang ada, kurangnya pengalaman dan pengetahuan akan bisnis makanan dan manajemen operasional (Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bogor 2009). Dan pada tahun 2009 dan 2010 jumlah restoran kembali meningkat sebesar menjadi 225 restoran dengan pertumbuhan 6.22 persen walaupun kembali mengalami penurunan pada tahun 2011 menjadi 219 restoran. Perkembangan jumlah restoran di Kota Bogor dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini. 2
Tabel 1. Perkembangan Jumlah Restoran di Kota Bogor Tahun 2004-2011 Tahun Jumlah Pertumbuhan (%) 2004 192-2005 222 15,63 2006 248 11,71 2007 268 8,06 2008 211-21,27 2009 225 6.22 2010 225-2011 219-2.67 Sumber: Buku Pariwisata Kota Bogor, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bogor, 2011 Berkembangnya jenis restoran di Kota Bogor menimbulkan tingkat persaingan yang cukup tinggi pada usaha restoran. Persaingan tersebut mengharuskan para pengusaha restoran menerapkan straegi pasar dengan menitikberatkan kepada konsumen. Hal ini dikarenakan konsumen memegang peranan yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan suatu usaha. Setiap restoran harus dapat menciptakan kualitas produk dan pelayanan yang sebaik mungkin untuk dapat memuaskan dan memenuhi harapan dari para konsumen. Restoran Ikan Bakar Dalam Bambu Karimata merupakan salah satu restoran yang menyajikan makanan khas ikan Patin bakar dalam bambu yang berlokasi di Depan Pintu Tol Sentul Selatan 2 Grand Sentul City. Restoran Ikan Bakar Dalam Bambu Karimata di Sentul Bogor dapat dikatakan berada dalam lingkungan yang kompetitif. Restoran ini memberikan suasana yang unik dan pemandangan yang indah karena berada diatas perbukitan Sentul Barat. Sebagai salah satu restoran yang khas ikan bakar dalam bambu, agar mampu bertahan di tengah banyaknya persaingan restoran, sudah selayaknya Restoran Ikan Bakar Dalam Bambu Karimata memprioritaskan kepuasan bagi konsumennya dengan selalu menjaga kualitas makanan dan pelayanan. Apabila konsumen merasa puas dengan kinerja dari suatu restoran, sering kali konsumen akan memberikan informasi kepada rekan dan kerabatnya tentang restoran Karimata. Secara tidak langsung ini akan sangat membantu restoran Karimata dalam mempromosikan rerstorannya. 3
1.2. Perumusan Masalah Restoran yang ada di Kota Bogor beraneka ragam, mulai dari restoran bercitarasa Indonesia hingga bercitarasa asing. Itu mengindikasikan bahwa kebutuhan masyarakat akan keberadaan restoran di Kota Bogor menjadi cukup penting. Restoran Ikan Bakar Dalam Bambu Karimata salah satu restoran yang berlokasi di Depan Pintu Tol Sentul Selatan 2 Grand Sentul City, yang menyajikan menu Indonesia terutama masakan tradisional berupa masakan ikan bakar dalam bambu yang cukup digemari oleh para konsumennya. Salah satu persaing Restoran Ikan Bakar Dalam Bambu Karimata yaitu berasal dari restoran Pondok Ikan Bakar Kalimantan di Cimanggis yang menyajikan menu masakan yang sama. Selain itu Restoran Karimata juga terletak di lingkungan yang kompetitif yaitu disebelah mall Bellanova yang banyak terdapat berbagai restoran yang memiliki keunikan atau ciri khas yang berbedabeda. Agar dapat mempertahankan pelanggan dan memenangkan persaingan, maka restoran Ikan Bakar Dalam Bambu Karimata perlu memperhatikan beberapa faktor, mulai dari rasa makanan, proses dan resep adalah hal yang terpenting yang harus selalu dijaga dan dikontrol kualitasnya. Faktor lain yang juga mendukung majunya usaha ini adalah citra restoran yang menjadi ciri khas yang membedakan dengan restoran lain. Memperhatikan selera dan penanganan keluhan yang baik juga berpengaruh pada kepuasan konsumen. Keramaian pengunjung yang datang ke restoran Karimata akan terlihat ramai pada akhir pekan, keadaan seperti ini dinilai wajar karena pada hari tersebut adalah hari libur dan banyak orang yang menghabiskan waktunya diluar rumah. Berdasarkan hasil wawancara faktor internal kendala yang dihadapi restoran adalah lokasi yang dinilai kurang begitu strategis karena tidak dapat dijangkau oleh kendaraan umum dan letaknya yang harus melewati tol terlebih dahulu oleh konsumen yang berada di kota Bogor dan Jakarta. Selain itu promosi yang dilakukan oleh pihak restoran masih kurang, oleh karena itu pihak restoran diharapkan dapat meningkatkan kegiatan promosi. Para pemasar berkewajiban untuk memahami konsumen, mengetahui apa yang dibutuhkan, apa seleranya, dan bagaimana ia mengambil keputusan 4
(Sumarwan, 2004). Lingkungan pasar yang kompetitif serta adanya keragaman karaketristik konsumen merupakan tantangan bagi pihak restoran Karimata. Oleh karena itu pihak restoran Karimata harus memprioritaskan kepuasan konsumen dimana tingkat kepentingan dengan pelaksanaan kinerja yang dilakukan telah sesuai. Restoran harus memperhatikan hal-hal yang dianggap penting oleh para konsumen agar konsumen merasa puas. Konsumen dengan kelas sosial yang berbeda akan menghabiskan sebagian sumberdaya yang mereka miliki berupa uang, waktu dan perhatian dengan cara yang berbeda. Kegiatan mengisi waktu senggang akan berbeda antara masyarakat dengan kelas sosial yang satu dengan kelas sosial lainnya. Sehingga proses pengambilan keputusan mengkonsumsi produk ataupun jasa oleh seorang konsumen akan berbeda dengan konsumen lainnya sesuai dengan karakteristik yang dimiliki oleh masing-masing konsumen. Diharapkan bahwa pelayanan dan kualitas yang memuaskan akan menjadi syarat utama dalam meningkatkan kepuasan pelanggan restoran Karimata dalam jangka waktu yang panjang. Usaha yang dapat dilakukan oleh restoran untuk mewujudkan hal itu adalah melakukan pengembangan terhadap mutu produk dan pelayanan dan menentukan langkah-langkah strategis yang harus dilakukan untuk meningkatkan kepuasan konsumen. Berdasarkan uraian diatas, permasalahan yang timbul dan akan dianalisis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana karakteristik konsumen restoran Ikan Bakar Dalam Bambu Karimata? 2. Bagaimana proses keputusan pembelian restoran Ikan Bakar Dalam Bambu Karimata? 3. Bagaimana tingkat kepuasan konsumen restoran Ikan Bakar Dalam Bambu Karimata? 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah, maka penelitian ini bertujuan: 1. Menganalisis karakteristik konsumen restoran Ikan Bakar Dalam Bambu Karimata. 5
2. Menganalisis proses keputusan pembelian terhadap produk restoran Ikan Bakar Dalam Bambu Karimata. 3. Menganalisis tingkat kepuasan konsumen restoran Ikan Bakar Dalam Bambu Karimata. 1.4. Manfaat Penelitian Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan masukan bagi semua pihak yang berkepentingan, terutama manajemen restoran Ikan Bakar Dalam Bambu Karimata agar mampu menghadapi persaingan dan pertimbangan dalam merancang strategi pemasaran. Manfaat penelitian bagi peneliti adalah untuk pengembangan wawasan, pengalaman dan informasi baru yang berharga sekaligus sebagai wadah untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang telah didapatkan di perkuliahan. 1.5. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian Ruang lingkup penelitian ini hanya menganalisis perilaku konsumen yang berfokus pada atribut-atribut yang terdapat pada restoran Ikan Bakar Dalam Bambu Karimata, dan tingkat kepuasan konsumen terhadap restoran Ikan Bakar Dalam Bambu Karimata, serta memberikan rekomendasi kebijakan bagi restoran Ikan Bakar Dalam Bambu Karimata. Penelitian ini tidak membahas tentang pesaing dari restoran Ikan Bakar Dalam Bambu Karimata. 6