PENGEMBANGAN MODUL FISIKA BERBASIS CONCEPT MAPPING PADA MATERI ELASTISITAS DI SMA

dokumen-dokumen yang mirip
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN CONCEPT MAPPING DISERTAI AUTHENTIC ASSESSMENT PADA POKOK BAHASAN PEMANTULAN CAHAYA DI DMP

PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK FISIKA SEBAGAI MEDIA INSTRUKSIONAL POKOK BAHASAN HUKUM NEWTON PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERUPA MODUL BERBASIS QUANTUM TEACHING PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

PENGEMBANGAN MODUL MULTIMEDIA INTERAKTIF BERBASIS E-LEARNING PADA POKOK BAHASAN BESARAN DAN SATUAN DI SMA

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH PADA POKOK BAHASAN BESARAN DAN SATUAN DI SMA

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS SCIENCE, ENVIRONMENT, TECHNOLOGY, SOCIETY (SETS) DALAM PEMBELAJARAN FISIKA BAB ALAT OPTIK DI SMA

PENGEMBANGAN MODUL YANG DILENGKAPI PETA KONSEP BERGAMBAR PADA MATERI KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP UNTUK SMP

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR INTERAKTIF BERBASIS IT POKOK BAHASAN GETARAN DAN GELOMBANG PADA PEMBELAJARAN IPA DI SMP

PENGEMBANGAN HANDOUT FISIKA BERBASIS CULTURAL PADA PEMBELAJARAN IPA-FISIKA DI SMP. Abstract

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS INSTRUCTIONAL GAME PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA. Ahmad Fauzi Hendratmoko, Albertus Djoko Lesmono, Yushardi

PENGEMBANGAN LKS MULTIREPRESENTASI BERBASIS PEMECAHAN MASALAH PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA. Abstract

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR SISTEM GERAK MANUSIA BERBASIS PETA KONSEP DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS XI SMA DI KABUPATEN JEMBER

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA BERBASIS MAJALAH SISWA PINTAR FISIKA (MSPF) PADA PEMBELAJARAN IPA DI SMP (Pokok Bahasan Gerak Pada Benda)

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING SETTING CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

ARTIKEL ILMIAH OLEH: FITRIA DWITA A1C411031

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK POKOK BAHASAN KUBUS DAN BALOK

KELAYAKAN MODUL PEMBELAJARAN BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING PADA MATERI EKOSISTEM UNTUK SISWA SMPN 1 KAYEN KIDUL

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL SETTING KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIREPRESENTASI PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA/MA. Abstract

Arwinda Probowati 1, Amy Tenzer 2, dan Siti Imroatul Maslikah 3 Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Malang

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA BERBASIS SALINGTEMAS (SAINS, LINGKUNGAN, TEKNOLOGI, MASYARAKAT) DI SMP

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA BERBASIS SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT POKOK BAHASAN GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK UNTUK KELAS X SMAN 10 MALANG

Agung Setiabudi et al., Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika...

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS REALISTIK UNTUK MATERI RUANG DIMENSI TIGA PADA KELAS X SMA N 1 BONJOL KABUPATEN PASAMAN ABSTRACT

PENGEMBANGAN HANDOUT BERGAMBAR DISERTAI NETWORK TREE PADA MATERI STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN HEWAN SEMESTER I KELAS XI UNTUK SMA.

Pengembangan Modul Bernuansa Newspaper Dilengkapi dengan Concept Map Bergambar dan Poster pada Siswa Kelas XI IPA di SMA Negeri 12 Padang

PENGEMBANGAN LKS BERPROGRAMA PADA SUB POKOK BAHASAN PERPINDAHAN KALOR DI SMA. Binar Ayu Dewanti, Sri Wahyuni, Yushardi

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BIOLOGI BERORIENTASI PENGEMBANGAN KECERDASAN MAJEMUK SISWA PADA KONSEP SEL KELAS XI SMA

PENGEMBANGAN MODUL BIOLOGI BERBASIS KONSTRUKTIVISME PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA UNTUK SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 16 KERINCI

PENGEMBANGAN HANDOUT BERGAMBAR DISERTAI PETA KONSEP PADA MATERI KINGDOM ANIMALIA UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) Oleh:

Laily Anisa Nurhidayati 38, Susanto 39, Dafik 40

THE DEVELOPMENT OF THE STUDENT ACTIVITIES WORKSHEETS BASED ON CONSTRUCTIVISM ON THE SOLUBILITY AND CONSTANT SOLUBILITY PRODUCT

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA FISIKA BERBASIS MODEL EMPIRICAL INDUCTIVE LEARNING CYCLE DI SMA

PENGEMBANGAN MODUL MOMENTUM, IMPULS DAN TUMBUKAN DENGAN STRATEGI CONCEPT MAPPING DI MADRASAH ALIYAH NEGERI

Jenny Oka Puspitasari, Subiki, Trapsilo Prihandono

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 05 No. 02, Mei 2016, 1-5 ISSN:

Siti Masruha 21, Sunardi 22, Arika Indah K 23

PENGEMBANGAN HANDOUT BERGAMBAR DILENGKAPI PETA KONSEP PADA MATERI ALAT INDERA UNTUK SMP

PENGEMBANGAN HANDOUT BERGAMBAR DISERTAI PETA KONSEP PADA MATERI KEANEKARAGAMAN HAYATI UNTUK SISWA SMA KELAS X

BIOEDUKASI Jurnal Pendidikan Biologi e ISSN Universitas Muhammadiyah Metro p ISSN

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BIOLOGI PADA MATERI JARINGAN TUMBUHAN UNTUK SMA. Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BIOLOGI BERBASIS GAMBAR PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN UNTUK SMA

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN KELAS XI SMA.

Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) IPA Berbasis Multiple Intelligences Pada Materi Suhu dan Perubahannya di Kelas VII

BAB III METODE PENELITIAN. Development). Penelitian ini berjudul Pengembangan LKPD IPA tema


PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BIOLOGI BERBASIS GAMBAR PADA MATERI POKOK PLANTAE UNTUK SMA. Oleh

PENGEMBANGAN LKS MATEMATIKA MENGGUNAKAN STRATEGI PEMECAHAN MASALAH POLYA MATERI KELILING DAN LUAS LINGKARAN KELAS VIII SEMESTER II SMP

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA BERBASIS INKUIRI TERBIMBING UNTUK KELAS V SEKOLAH DASAR

2 Fakultas keguruan dan ilmu pendidikan, Universitas Pasir Pengaraian

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERKARAKTER BERBASIS QUANTUM TEACHING PADA POKOK BAHASAN ARITMATIKA SOSIAL KELAS VII SMP

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA BERBASIS SETS UNTUK MENINGKATKAN COLLABORATIVE PROBLEM SOLVING SKILLS SISWA SMP PADA POKOK BAHASAN CAHAYA

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS MODEL PROBLEM BASED LEARNING

PENGEMBANGAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DAN LEMBAR KERJA SISWA MODEL PEMBELAJARAN CORE DENGAN TEKNIK MIND MAPPING

PENGEMBANGAN PENUNTUN PRAKTIKUM YANG DILENGKAPI GAMBAR PADA MATERI PROTISTA UNTUK SISWA KELAS X SMA

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS KETERAMPILAN PROSES DI SMAN 4 JEMBER

PENGEMBANGAN PENUNTUN PRAKTIKUM BERORIENTASI GAMBAR PADA MATERI JARINGAN UNTUK KELAS VII SMP ARTIKEL

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA BERORIENTASI SETS PADA MATERI POKOK ZAT ADITIF MAKANAN

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH PADA POKOK BAHASAN USAHA DAN ENERGI UNTUK SISWA MA. Yenita Endriska

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI ARITMATIKA SOSIAL UNTUK SISWA KELAS VII SMP 1 BAYANG UTARA ABSTRACT

E-journal Prodi Edisi 1

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN BIOLOGI BERBASIS READING, QUESTIONING AND ANSWERING (RQA) UNTUK SISWA SMA KELAS XI PADA MATERI SISTEM EKSKRESI

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

PENGEMBANGAN MODUL BIOLOGI DENGAN MODEL SIKLUS BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI SISWA KELAS X DI SMAN 2 BATU MENGENAI FILUM ARTHROPODA

Hasil Uji Validitas Buku Siswa Berbasis Inkuiri pada Pembelajaran IPA untuk Siswa Kelas VIII SMP

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BRAILLE SUBPOKOK BAHASAN PERSEGI PANJANG DAN PERSEGI KELAS VII SMPLB-A (TUNANETRA)

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBENTUK BUKU SAKU DILENGKAPI PETA KONSEP PADA MATERI EKOSISTEM UNTUK SISWA KELAS VII SMPN 3 GUNUNG TULEH

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA BIOLOGI BERBASIS INKUIRI PADA MATERI INTERAKSI ANTAR MAKHLUK HIDUP DENGAN LINGKUNGANNYA

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS PENDEKATAN PROBLEM SOLVING PADA MATERI SISTEM KOORDINASI MANUSIA UNTUK SMA ABSTRACT

PENILAIAN BERBASIS KELAS UNTUK PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA BIOLOGI SMP

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR ELEKTRONIK BERBASIS MOBILE-LEARNING PADA MATA KULIAH OPTIK DI FKIP UNIVERSITAS JEMBER

Pengembangan Modul Fisika Berbasis Visual untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)

ARTIKEL ILMIAH YUSRIKA NENGSIH NIM

Key Words: Student worksheet, Discovery Learning, social aritmatic

Reta Yuliani Fajrin 40, Jekti Prihatin 41, Pujiastuti 42

PENGEMBANGAN MODUL PADA MATERI SEGIEMPAT DAN SEGITIGA BERBASIS PEMECAHAN MASALAH UNTUK SISWA KELAS VII SMP. Oleh ABSTRACT

PENGEMBANGAN HANDOUT BERGAMBAR DILENGKAPI PETA KONSEP PADA MATERI PROTISTA UNTUK SISWA SMA/MAKELAS X ARTIKEL ILMIAH FIRMANA JUTIN NIM.

Mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika Universitas Negeri Yogyakarta 2)

Dita Oktavia Yudhatami Fakultas Ekonomi, Unesa, Kampus Ketintang Surabaya ABSTRAK

PENGEMBANGAN HANDOUT BERBASIS KONTEKSTUAL PADA MATERI KERUSAKAN LINGKUNGAN UNTUK SISWA SMP E - JURNAL TESSA MUTIARA. T NIM.

BAB III METODE PENELITIAN. mengembangkan perangkat pembelajaran matematika berupa RPP dan LKS pada

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BIOLOGI DILENGKAPI MIND MAP PADA MATERI POKOK SISTEM RESPIRASI UNTUK SMA

PENGEMBANGAN MODUL YANG DIAWALI DENGAN PETA KONSEP BERGAMBAR PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA UNTUK KELAS VIII SMP.

PENGEMBANGAN LKS BERORIENTASI PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI SISTEM PEREDARAN DARAH UNTUK KELAS XI SMA E JURNAL

Nurul Afisa 24, Titik Sugiarti 25, Dinawati Trapsilasiwi 26

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS INKUIRI TERBIMBING (GUIDED INQUIRY) PADA POKOK BAHASAN REAKSI OKSIDASI REDUKSI UNTUK SISWA SMK KELAS X

Yuni Permata Sari*, Rini**, Rasmiwetti*** No. Hp:

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS LEARNING CYCLE 5-E DILENGKAPI PETA KONSEP PADA MATERI KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP UNTUK SMP

PENGEMBANGAN LKS IPA TERPADU MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATERI SISTEM PERNAFASAN KELAS VIII SMP N 6 TAMBUSAI

MODEL INKUIRI DENGAN TIPE INTEGRATED PADA PEMBELAJARAN IPA DI SMP ARTIKEL. Oleh. Etik Khoirun Nisa NIM

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA BERBASIS MACROMEDIA FLASH DENGAN TAMPILAN SLIDE POWERPOINT PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN MAKANAN UNTUK SISWA KELAS XI IPA SMA

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BUKU TEKA-TEKI KIMIA UNTUK KELAS XI SMA. Development of Instructional Media Buku Teka-Teki Kimia for grade XI SMA

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERUPA HANDOUT YANG DILENGKAPI GLOSARIUM PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA SMAN 1 TIGO NAGARI KABUPATEN PASAMAN

Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Bilingual dengan Pendekatan Kontekstual pada Materi Sistem Reproduksi Manusia

MODEL INQUIRY TRAINING DENGAN SETTING KOOPERATIF DALAM PEMBELAJARAN IPA-FISIKA DI SMP

Siti Nurhayati 21, Didik S. Pambudi 22, Dinawati Trapsilasiwi 23

MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DISERTAI TEKNIK PETA KONSEP DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI PERBANDINGAN UNTUK SISWA KELAS VII SMP NEGERI 12 PADANG

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan. Penelitian ini menggunakan metode campuran (mixed methods)

Transkripsi:

PENGEMBANGAN MODUL FISIKA BERBASIS CONCEPT MAPPING PADA MATERI ELASTISITAS DI SMA 1) Siti Dwi Rahayu, 1) Trapsilo Prihandono, 1) Agus Abdul Gani 1) Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember Email: sitidwirahayu17@gmail.com Abstract Concept mapping was a way to find the concept relation which arranged systematically in the real illustration from the relationship of the core concept to the other concepts that was owned by a particular field of study. Therefore, this research was focused on the development of teaching materials in the form of module based on concept mapping in learning physics for Senior High School. The research produced a student book. This research aimed to determine the validity of book, student understanding level and student s response after using module based on concept mapping, using 4-D development models. The result of this research indicated that the teaching material in the form of module based on concept mapping was valid with validity 4.2 from 5 categories. Meanwhile, students understanding level of module based concept mapping obtained an average value of 82.65% with category understand. Regarding the third purpose of the research, the students responded the module very positive for every aspect presented on the questionnaire. In short, module based concept mapping was good and appropriate alternative to be used as a learning material. Key words: module based on concept mapping, validity, student understanding level, response. PENDAHULUAN Pembelajaran fisika tidak hanya memahami teori dan rumus yang ada dalam buku, tetapi perlu pemahaman terhadap konsep fisika yang berkaitan dengan hakikat fisika yaitu terdiri dari produk, sikap dan proses. Proses pembelajaran membutuhkan suatu materi pembelajaran yang disajikan dalam sumber belajar dan bahan ajar. Berdasarkan hasil observasi kelas secara acak di SMA Negeri Rambipuji sebagian besar siswa mengatakan bahwa fisika itu sulit dipelajari. Siswa menggunakan bahan ajar wajib berupa LKS, tetapi guru kesulitan dalam menerapkannya di kelas. Hal ini disebabkan karena buku pegangan berupa LKS tersebut sulit dimengerti oleh siswa, materi yang disajikan tidak lengkap, kurang runtut, dan soal yang disajikan terlalu sulit. Bahan ajar penunjang lainnya yaitu buku paket, tetapi 85% siswa menyatakan bahwa buku paket yang digunakan berisi kalimat-kalimat atau paragraf yang panjang dan sulit dipahami, hal ini membuat siswa malas dalam hal membaca buku. Sehingga hasil belajar siswa setelah pembelajaran tergolong masih rendah. Oleh sebab itu, untuk mendukung berjalannya proses pembelajaran sangat diperlukan adanya pengembangan bahan ajar yang lengkap, ringkas, menarik dan kreatif untuk memudahkan siswa dalam memahami konsep materi yang akan diterimanya. Apabila bahan ajar yang akan digunakan oleh siswa menarik, maka siswa akan termotivasi untuk membaca dan belajar atas dorongan dari dirinya sendiri (Rangsing, et al. 2015). Upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran salah satunya 240

Rahayu, Pengembangan Modul Fisika... 241 dengan cara melalui pengembangan sumber belajar terutama buku, baik buku pelajaran, buku bahan ajar, dan media cetak lainnya (Yuliyanto dan Rohaeti 2013). Bahan ajar yang dikembangkan peneliti dalam penelitian ini yaitu berupa modul. Modul ini dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran yang berperan sebagai sumber belajar yang dapat membantu siswa untuk memahami konsep materi yang diajarkan, maupun digunakan siswa untuk belajar secara mandiri sebagai bahan untuk menunjang pemahaman konsep-konsep fisika yang dipelajari. Pengembangan modul dirasa sangat efektif untuk mengatasi kesulitan siswa dalam belajar karena modul disusun dengan konsep yang menarik dengan mencantumkan gambar, soal-soal serta kegiatan praktikum. Menurut Kuswandari et al. (2013) dengan menggunakan modul Fisika dapat mengoptimalkan penggunaan waktu pembelajaran, sehingga konsepkonsep pada materi tersebut dapat disampaikan dalam waktu yang telah ditentukan dengan baik. Pentingnya penanaman konsep pada siswa merupakan dasar bagi proses terwujudnya hakikat fisika. Pemetaan terhadap konsep-konsep fisika dapat membantu siswa untuk mengkategorikan atau menyusun konsep tersebut menjadi suatu kelompok. Peta konsep (Concept Mapping) digunakan untuk menghubungkan antara konsep-konsep dalam bentuk porsi tertentu yang digunakan untuk menyatakan hubungan antar konsep menjadi satu kesatuan tema. Menurut Pribadi dan Delfy (2015) menyatakan bahwa peta konsep dapat memfasilitasi mahasiswa untuk menulis karya ilmiah. Peta konsep adalah suatu teknik mencatat yang mengkombinasikan antara gambar, simbol, warna, huruf, dan katakata yang saling berkaitan sebagai penjelasan dari suatu hal. Kelebihannya dengan teknik mencatat tersebut siswa dituntut untuk kreatif dalam hal seni dan konsep sehingga menghasilkan ingatan yang lebih lama dalam memori siswa. Menurut Asan (2007) bahwa peta konsep merupakan representasi dari beberapa konsep serta berbagai hubungan antar struktur pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang. Penelitian yang dilakukan Sambow et al. (2013) bahwa dengan menggunakan peta konsep dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Pengembangan Modul Fisika Berbasis Concept Mapping ini menyajikan materi dalam bentuk peta konsep yang menghubungkan setiap konsep dalam suatu rangkaian yang benar. Dengan memetakan konsep-konsep sesuai dengan urutannya, diharapkan dapat memudahkan siswa dalam menerima dan memahami konsep secara sistematis. Berdasarkan hasil penelitian Puspitasari (2013) juga menyatakan bahwa dengan menggunakan Strategi concept mapping disertai metode pemberian tugas atau resitasi dapat meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Hardanti et al. (2016) menyatakan bahwa modul pembelajaran fisika berbasis peta konsep pada materi gelombang elektromagnetik memenuhi kategori layak digunakan dan dapat meningkatkan hasi belajar siswa. Berdasarkan uraian tersebut telah dilakukan pengembangan pendidikan yang berjudul Pengembangan Modul Fisika Berbasis Concept Mapping pada Materi Elastisitas di SMA. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan validitas modul, mendeskripsikan tingkat pemahaman siswa terhadap modul dan mendeskripsikan respon siswa terhadap modul yang dikembangkan. METODE Penelitian pengembangan ini menghasilkan produk berupa modul berbasis Concept Mapping yang diujicoba terbatas di SMAN Rambipuji Jember dengan subjek penelitian siswa kelas XI IPA 3. Desain penelitian menggunakan model pengembangan 4-D. Namun pada

242 Jurnal Pembelajaran Fisika, Vol 6 No. 3, September 2017, hal 240-247 penelitian ini hanya digunakan sampai tahap ketiga. Analisis Tugas Analisis Awal Akhir Analisis siswa Spesifikasi Tujuan Pembelajaran Penyusunan Tes Pemilihan Media Pemilihan Format Rancangan Awal Validasi Ahli Uji Pengembangan Uji Validasi Pengemasan Penyebaran dan Pengadopsian Keterangan: : dilakukan : tidak dilakukan Analisis Konsep PENDEFINISIAN PERANCANGAN PENGEMBANGAN PENYEBARAN Gambar 1. Desain Penelitian Model Pengembangan 4D (Trianto,2011:190). Berdasarkan gambar 1 pada tahap define terdapat lima langkah yaitu analisis awal-akhir, analisis siswa, analisis tugas, analisis konsep dan spesifikasi tujuan pembelajaran. Pada tahap ini dilakukan analisis pada standar kompetensi, kompetensi dasar sesuai kurikulum KTSP 2006, tujuan pembelajaran dan konsep keilmuan. Pada tahap design terdapat empat langkah yaitu penyusunan tes, pemilihan media, pemilihan format dan perancangan awal. Tujuan dari tahap design yaitu untuk merancang bentuk awal modul fisika berbasis concept mapping yang dikembangkan. Tes yang digunakan disini yaitu evaluasi akhir setelah pelaksanaan pembelajaran untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi pada modul yang dikembangkan. Media yang dipilih pada penelitian ini berupa modul pembelajaran dengan format booklet menggunakan kertas ukuran A5, yang dirancang menggunakan software Microsoft publisher 2010 (Microsoft). Pada tahap develop terdapat dua langkah yaitu validasi ahli dan uji pengembangan. Pada langkah validasi ahli terdapat 3 validator yang terdiri dari dua dosen jurusan pendidikan MIPA Universitas Jember dan satu dari guru mata pelajaran fisika di SMA. Teknik analisis untuk validasi ahli yaitu berdasarkan rata-rata nilai indikator ditentukan rata-rata nilai untuk setiap aspek penilaian kevalidan instrumen modul fisika berbasis concept mapping pada materi elastisitas di SMA sesuai langkahlangkah berikut: 1) Melakukan rekapitulasi data penilaian ke dalam tabel yang meliputi: aspek (A i), indikator (I i), dan nilai V ji untuk masing-masing validator. 2) Menentukan rata-rata nilai validasi setiap indikator dengan rumus: I i = n j=1 V ji (1-1) n dengan V ji adalah nilai validator ke-j terhadap indikator ke-i, n adalah jumlah validator hasil yang diperoleh ditulis pada kolom dalam tabel yang sesuai. 3) Menentukan rata-rata validasi untuk setiap aspek dengan rumus:

Rahayu, Pengembangan Modul Fisika... 243 m A i = j=1 I ij (1-2) n dengan A i adalah rata-rata nilai aspek ke-i, I ij adalah rata-rata aspek ke-i indikator ke-j,m adalah jumlah indikator dalam aspek ke-i, hasil yang diperoleh ditulis pada kolom dalam tabel yang sesuai. 4) Menentukan nilai rata-rata total dari semua spek dengan rumus: V a = n i=1 A i (1-3) n dengan V a adalah nilai rata-rata total untuk semua aspek, A i adalah rata-rata nilai aspek ke-i, n adalah jumlah aspek. Nilai V a dirujuk pada interval penentuan tingkat kevalidan instrumen modul fisika berbasis concept mapping pada materi elastisitas di SMA sebagai berikut: Tabel 1. kriteria validitas modul Nilai Validitas Kriteria 1 v a < 2 Tidak valid 2 v a < 3 Kurang valid 3 v a < 4 Cukup valid 4 v a < 5 Valid = 5 Sangat valid (Hobri, 2010: 52-53). Angket respon siswa digunakan untuk mengukur pendapat siswa terhadap modul fisika berbasis concept mapping pada materi elastisitas di SMA. Angket respon siswa diberikan pada siswa setelah menyelesaikan seluruh kegiatan pembelajaran. Persentase respons siswa dihitung dengan menggunakan rumus: Presentase respon = A 100% (1-4) B keterangan: A = proporsi jumlah siswa yang memilih B = jumlah siswa (Hobri, 2010: 53). Tabel 2. kriteria respon siswa Kategori Respon Interval Siswa Sangat kurang PR < 20% positif Kurang 20% PR < 40% Cukup 40% PR < 60% Positif 60% PR < 80% Sangat positif 80% PR 100% (Arikunto, 2010: 257). Pemahaman merupakan suatu bentuk pengertian yang menyebabkan seseorang mengetahui sesuatu yang sedang dikomunikasikan dan dapat menggunakan bahan atau ide yang sedang dikomunikasikan itu tanpa harus menghubungkannya dengan bahan lain (Hidayat, 2014). Persentase tingkat pemahaman konsep fisika siswa disajikan dalam tabel 3 dan dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut. NP = R x100% (1-5) SM Keterangan : NP= nilai persen yang dicari atau diharapkan R= skor mentah yang diperoleh siswa SM= skor maksimum ideal dari tes yang bersangkutan Tabel 3. Kategori pemahaman konsep Tingkat Kriteria Pemahaman Konsep 85 < NP 100% Sangat paham 75 < NP 85% Paham 59 < NP 75% Cukup paham 54 < NP 59% NP 54 % Kurang paham Sangat kurang paham (Purwanto, 2001:103). Tahap penyebaran (dessiminate) tidak dilakukan karena keterbatasan waktu dan biaya yang dimiliki peneliti, peneliti merupakan peneliti pemula sehingga belum memiliki pengalaman yang banyak dalam penelitian pengembangan. HASIL DAN PEMBAHASAN Modul fisika berbasis concept mapping pada materi elastisitas di SMA yang dikembangkan dalam penelitian ini, terdiri dari beberapa bagian yaitu sampul (cover) memuat identitas utama bahan ajar seperti jenjang pendidikan, tema, materi ajar, dan beberapa gambar penunjang pokok bahasan. Bagian kedua yaitu pendahuluan yang terdiri dari deskripsi materi, petunjuk penggunaan modul, kompetensi yang terdiri dari standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam kurikulum 2006 atau KTSP. Bagian ketiga peta konsep berfungsi untuk memudahkan siswa dalam memahami isi bahan ajar

244 Jurnal Pembelajaran Fisika, Vol 6 No. 3, September 2017, hal 240-247 melalui pemaparan struktur konsep secara umum (keterkaitan antar konsep). Bagian keempat yaitu kegiatan belajar tiap subbab yang berisi indikator yang harus dicapai dalam pembelajaran, tujuan pembelajaran, aplikasi fisika yang berguna untuk mengetahui aplikasi dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan materi tersebut, materi ajar, kegiatan praktikum, contoh soal dan uji kompetensi. Bagian kelima materi ajar, memuat penjabaran materi-materi sesuai dengan pokok bahasan Elastisitas disajikan dalam penjabaran yang ringkas namun mudah dimengerti disertai peta konsep. Bagian keenam praktikum fisika, berisi serangkaian petunjuk kerja yang harus dilakukan oleh siswa dalam pembelajaran dalam bentuk praktikum untuk meningkatkan kemampuan sikap ilmiah siswa. Bagian ketujuh yaitu contoh soal dan pembahasan untuk mempermudah siswa memahami materi yang disampaikan. Bagian delapan uji kompetensi, guna memperdalam pengetahuan siswa dalam aplikasi soal-soal untuk melatih kemampuan berpikir siswa. Modul juga disertai tokoh fisika, berisi mengenai informasi seorang tokoh yang berhubungan dengan materi yang dipelajari dan rangkuman yang memuat ulasan singkat materi ajar yang terdapat dalam modul fisika berbasis concept mapping. Bagian akhir terdapat soal evaluasi berisi soal-soal dari kegiatan belajar satu samapi tiga yang berguna untuk meningkatkan hasil pemahaman siswa. Proses validasi dilakukan sebelum modul digunakan dalam uji pengembangan. Modul fisika berbasis concept mapping ini divalidasi oleh dua dosen program studi pendidikan fisika dan satu guru mata pelajaran fisika. Validasi modul fisika berbasis concept mapping ini bertujuan untuk menghasilkan produk yang valid sehingga layak untuk diujicobakan kepada siswa. Modul fisika berbasis concept mapping dapat digunakan tanpa atau dengan revisi setelah melalui proses revisi sesuai dengan saran dan kritik yang diberikan oleh validator. Revisi yang dilakukan dari validator 1 sebanyak dua kali, validator 2 sebanyak dua kali dan validator 3 tanpa melakukan revisi. Validasi modul fisika berbasis concept mapping mencakup empat aspek diantaranya kelayakan isi, kebahasaan, penyajian dan kegrafikaan. Keempat aspek tersebut kemudian dirata-rata untuk mengetahui nilai validitas akhir dari modul fisika berbasis concept mapping. Tabel 4. Hasil Validasi Modul No Aspek Penilaian Nilai ratarata total Kategori 1 Kelayakan Isi 4.4 Valid 2 Kebahasaan 4.07 Valid 3 Penyajian 4.16 Valid 4 Kegrafikaan 4.16 Valid Berdasarkan penilaian akhir dari ketiga validator, aspek kelayakan isi memiliki nilai rata-rata sebesar 4,4; aspek bahasa memiliki nilai rata-rata sebesar 4,07; aspek penyajian memiliki nilai ratarata sebesar 4,16; dan aspek kegrafikaan memiliki nilai rata-rata sebesar 4,16; dengan rata-rata total seluruh aspek yaitu 4,2 hal ini sesuai dengan rujukan pada interval penentuan tingkat kevalidan suatu produk (Hobri, 2010:52) yaitu rentang 4 Va < 5, termasuk dalam kategori valid. Pengembangan modul yang dilakukan oleh Wulandari dan Lepiyanto (2016) dengan judul pengembangan modul pembelajaran biologi berorientasi siklus belajar menghasilkan validasi dengan kategori sangat baik. Data uji pemahaman siswa diperoleh setelah melaksanakan post-test sehingga dapat diketahui tingkat ketuntasan belajar siswa. Total nilai dari 35 siswa diperoleh 2893 dengan nilai ratarata 82.65. Persentase tingkat pemahaman konsep fisika siswa memiliki hasil 82.65% dengan kategori pada tingkat paham. Data respon siswa memuat pernyataan yang berisi tanggapan siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan bahan ajar yang

Rahayu, Pengembangan Modul Fisika... 245 dikembangkan. Analisis data respon siswa ini disesuaikan denga tabel dalam Arikunto (2010: 257) Analisis data respon siswa dapat dilihat pada tabel 5 berikut. Tabel 5. data angket respon siswa Aspek Percentage Kategori of agreement respon Efektivitas 88.55% Sangat Positif Modul Isi 88.55% Sangat Positif Bahasa 82.9% Sangat Positif Penyajian 91.4% Sangat Positif kegrafikaan 94.25% Sangat Positif Aspek respon yang tinggi dapat dilihat pada aspek kegrafikaan sebesar 94.25% menyatakan ya atau setuju dengan modul fisika berbasis concept mapping yang digunakan. Data ini menunjukkan bahwa desain yang menarik pada modul dan ukuran modul yang dikembangkan sesuai. Selain itu respon positif yang tinggi yaitu 91.4% juga dapat dilihat pada aspek penyajian. Hal tersebut menunjukkan bahwa siswa setuju dengan penyajian materi yang ada dalam modul fisika berbasis concept mapping yang membuat siswa lebih senang untuk melakukan pembelajaran. Aspek efektifitas, isi dan bahasa juga memiliki percentage of agreement yang tinggi, dengan kesimpulan bahwa siswa merasa modul mendapatkan respon yang sangat positif dari siswa. Hal tersebut sesuai dengan yang dinyatakan oleh Arikunto (2010:257) bahwa respon pembelajaran sangat positif apabila jumlah siswa dengan kategori 80% PR 100%. Tingginya perolehan prosentase respon belajar siswa yang tinggi dapat dipacu oleh pembelajaran yang menyenangkan khususnya dengan adanya teknik concept mapping - events chains sehingga siswa merasa penasaran dan tertantang dengan pembelajaran dengan cara yang baru (Sari et al., 2015). Respon positif siswa dapat dijadikan pedoman bahwa siswa merasa lebih nyaman atau menikmati dengan bahan ajar yang digunakan dalam pembelajaran (Nugraha, 2013). Kendala yang terdapat dalam penelitian pengembangan modul fisika berbasis concept mapping yaitu materi yang dikembangkan pada modul yaitu elastisitas, pegas yang terdapat disekolah kurang dan ukuran tidak sama, terdapat empat pegas dengan diameter 1 cm, dua pegas dengan diameter 1.25 cm dan dua pegas dengan diameter 1.5 cm sedangkan terdapat enam kelompok dan dalam setiap kelompok dibutuhkan dua pegas pada praktikum pertama dan 2 pegas dengan diameter yang sama pada praktikum kedua. Kendala ini terjadi dikarenakan saat melakukan observasi peneliti tidak melakukan observasi langsung ke laboratorium sekolah, hanya dengan wawancara guru mengenai laboratorium sekolah tersebut. Solusi dari permasalahan tersebut adalah proses praktikum pada pertemuan kedua dan ketiga siswa menggunakan pegas secara bergantian oleh tiap kelompok dan tetap menggunakan pegas yang ada untuk memperoleh data, sehingga terjadi perbedaan hasil nilai pengukuran yang diperoleh siswa dalam melakukan percobaan, seperti yang menggunakan pegas dengan konstanta pegas lebih kecil memperoleh hasil pertambahan panjang yang lebih besar dan lain sebagainya. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pengembangan modul fisika berbasis concept mapping, maka dapat disimpulkan bahwa validitas modul fisika berbasis concept mapping pada materi Elastisitas kelas XI IPA termasuk dalam kategori valid. Tingkat pemahaman siswa terhadap modul fisika berbasis concept mapping pada materi Elastisitas kelas XI IPA termasuk dalam kategori paham. Respon siswa yang didapatkan dalam penelitian ini adalah sangat positif untuk semua aspek yang dimunculkan. Hal ini berarti siswa menyukai modul fisika berbasis concept mapping pada materi Elastisitas kelas XI IPA yang dikembangkan.

246 Jurnal Pembelajaran Fisika, Vol 6 No. 3, September 2017, hal 240-247 Berdasarkan hasil penelitian pengembangan yang dilakukan, maka saran yang dapat diajukan adalah manajemen waktu pada saat pembelajaran dalam uji pengembangan perlu diperhatikan dengan baik. Hal ini dimaksudkan agar pembelajaran dapat berjalan dengan lancar, Monitoring terhadap kegiatan belajar siswa perlu diperhatikan agar siswa benar-benar belajar secara mandiri menggunakan modul dan guru hanya bertindak sebagai fasilitator, saat uji pengembangan, peralatan pembelajaran perlu dipersiapkan dengan sebaik-baiknya agar pada saat pembelajaran tidak terjadi suatu hal yang dapat menggangu pelaksanaan pembelajaran, bagi peneliti lanjut, sebaiknya penelitian pengembangan ini juga dilakukan pada materi yang lain karena banyak materi fisika yang dapat dikembangkan dalam bentuk modul berbasis concept mapping. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Asan, A. 2007. Concept mapping in Science Class: A Study of fifth grade students. Jurnal Educational Technology & Society. Vol. 10 (1):186-195. Hardanti, E.K., Sarwanto dan Cari. 2016. Pengembangan Modul Pembelajaran Fisika Berbasis Peta Konsep pada Materi Gelombang Elektromagnetik Kelas XI SMAN 1 Dolopo Kabupaten Madiun Jawa Timur. Jurnal Inkuiri. Vol.5(2):64-70. Hidayat, K., A. Kade dan Haeruddin. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) Menggunakan Bahan Ajar Berbasis E- Materi terhadap Pemahaman Konsep Fisika pada Siswa Kelas X SMA N 1 Biromaru. Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT). Vol. 1(3):23-26. Hobri. 2010. Metodologi Penelitian Pengembangan. Jember: Pena Salsabila. Kuswandari, M., W. Sunarno, dan Supurwoko. 2013. Pengembangan Bahan Ajar Fisika Sma dengan pendekatan Kontekstualpada Materi Pengukuranbesaran Fisika. Jurnal Pendidikan Fisika. Vol. 1(2):41-44. Nugraha, D. A. 2013. Pengembangan Bahan Ajar Reaksi Redoks Bervisi SETS, Berorientasi Konstruktivistik. Jurnal of Innovative Science Education (JISE). Vol. 2 (1): 27-34. Pribadi, B. A. dan R. Delfy. 2015. Implementasi Strategi peta Konsep (Concept mapping) dalam Program Tutorial Teknik Penulisan Artikel Ilmiah bagi Guru. Jurnal Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh. Vol.16(2):76-88. Purwanto, M. 2001. Psikologi Pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya. Puspitasari. 2013. Upaya Peningkatan Aktivitas Belajar dan Hasil Belajar Dengan Strategi Concept Mapping Disertai Metode Pemberian Tugas atau Resitasi pada Siswa Kelas VIIG Semester Genap Tahun Ajaran 2012/2013 SMPN 4 Jember. Jurnal Pendidikan Fisika. Vol. 2(2):220 225. Rangsing, B., Subiki dan R. D. Handayani. 2015. Pengembangan Bahan Ajar Fisika Berbasis Majalah Siswa Pintar Fisika (MSPF) pada Pembelajaran IPA di SMP. Jurnal Pendidikan Fisika (JPF). Vol 4(3):243-247. Sambow, I., Syamsu dan A. Kade. 2013. Peningkatan Hasil Belajar Siswa

Rahayu, Pengembangan Modul Fisika... 247 dengan Penggunaan Peta Konsep Berbantuan LKS pada Mata Pelajaran IPA di Kelas IV SD Inpres Mantikole. Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5(8):46-56. Sari, N. A. A., Subiki dan S. Wahyuni. 2015. Pengembangan Bahan Ajar Pembelajaran Fisika dengan Concept Mapping disertai Authentic Assessment pada Pokok Bahasan Pemantulan Cahaya di SMP. Jurnal Pendidikan Fisika. Vol. 3(4):317 323. Trianto. 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana. Wulandari, H. dan A. Lepiyanto. 2016. Pengembangan Modul Pembelajaran Biologi Berorientasi Siklus Belajar untuk Siswa Kelas XI SMA Teladan 1 Metro. Jurnal Pendidikan Biologi Universitas Muhammadiyah Metro. Vol. 7(2):129-132. Yuliyanto, E. dan E. Rohaeti. 2013. Pengembangan Majalah Kimia untuk Meningkatkan Motivasi Belajar dan Kreativitas Peserta Didik Kelas X SMA N 1 Mlati. Jurnal Pendidikan Sains Universitas Muhammadiyah Semarang. Vol. 1 (1): 1-15.