ANALISIS TIME AND MOTION STUDY DENGAN MENGGUNAKAN METODE MICROMOTION STUDY DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS UKM ANEKA KARYA GLASS

dokumen-dokumen yang mirip
PERBAIKAN METODE PERAKITAN STEKER MELALUI PETA TANGAN KIRI DAN TANGAN KANAN

PENENTUAN WAKTU STANDAR DAN JUMLAH TENAGA KERJA OPTIMAL PADA PRODUKSI BATIK CAP (STUDI KASUS: IKM BATIK SAUD EFFENDY, LAWEYAN)

USULAN PERBAIKAN STASIUN KERJA DI BAGIAN PACKING DENGAN MENGGUNAKAN PRINSIP-PRINSIP ERGONOMI ( Studi Kasus di PT. Nikkatsu Electric Work)

FISIOLOGI DAN PENGUKURAN KERJA

MODUL 1 PERANCANGAN PRODUK MODUL 1 ANALISA DAN PERANCANGAN KERJA (MOTION AND WORK MEASUREMENT)

PERBAIKAN METODE PERAKITAN STEKER MELALUI PETA TANGAN KIRI DAN TANGAN KANAN

ANALISIS ELEMEN GERAKAN PADA PROSES PENGUPASAN KULIT UBI DENGAN MENGGUNAKAN STUDI GERAK DAN WAKTU UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI KERJA

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM ANALISIS PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMI ACARA 1 PENGUKURAN WAKTU KERJA DENGAN JAM HENTI

Analisis Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Dalam Upaya Peningkatan Produktifitas ( Topik Study Kasus pada Perakitan Rangka Kursi Rotan )

PERBAIKAN METODE KERJA PENGANTONGAN SEMEN MENGGUNAKAN PETA TANGAN KIRI DAN KANAN. ABSTRAK

ERGONOMI & APK - I KULIAH 3: STUDI & EKONOMI GERAKAN

Analisis Perbaikan Sistem Kerja Untuk Peningkatan Kapasitas Produksi Dilihat dari Aspek Ergonomi (Studi Kasus di Perakitan Rangka Kursi Rotan)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

ANALISIS PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN EFISIENSI KERJA DENGAN PENERAPAN KAIZEN (Studi Kasus pada PT Beiersdorf Indonesia PC Malang)

METODE KERJA MENGGUNAKAN MOST UNTUK MENINGKATKAN OUTPUT PRODUKSI MUKENA

024 Zulaeha et al. Pengukuran waktu baku dengan penyesuaian

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Latar Belakang Masalah. Perumusan Masalah. Tujuan Penelitian. Manfaat Penelitian.

USULAN PERBAIKAN METODE KERJA BERDASARKAN MICROMOTION STUDY DAN PENERAPAN METODE 5S UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIFITAS

III. TINJAUAN PUSTAKA

KESEIMBANGAN LINI PRODUKSI PADA PT PAI

PERENCANAAN JUMLAH OPERATOR PRODUKSI DENGAN METODE STUDI WAKTU (STUDI KASUS PADA INDUSTRI PENGOLAHAN PRODUK LAUT)

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

DEWI HARDININGTYAS, ST, MT, MBA #5_ANALISA OPERASIONAL (PETA KERJA) ANALISA DAN PENGUKURAN KERJA

Hasil rancangan dan pembuatan pembungkus roti yang ergonomis adalah panjang pembungkus, lebar pembungkus. Dan penentukan waktu baku.

Seminar Nasional IENACO ISSN PENGELOMPOKAN STASIUN KERJA UNTUK MENYEIMBANGKAN BEBAN KERJA DENGAN METODE LINE BALANCING

Seminar Nasional IENACO 2015 ISSN

Upaya Penurunan Lembur Departemen Part, Apparel, dan Accessoris

BAB 2 LANDASAN TEORI

NUGROHO NIM. I : JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

PERBAIKAN METODE KERJA PADA BAGIAN PENGEMASAN DI PT. KEMBANG BULAN

Perbaikan Lintasan CU dengan Metode Line Balancing

PERANCANGAN SISTEM KESEIMBANGAN LINTASAN PRODUKSI UNTUK MENGURANGI BALANCE DELAY GUNA MENINGKATKAN OUTPUT PRODUKSI

PETA-PETA KERJA. Kata kunci : Peta-Peta Kerja, Proses Operasi, Kotak Kado

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 3 METODE PENELITIAN. Berikut ini adalah diagram alir yang digunakan dalam penyelesaian studi kasus ini: Mulai

PENENTUAN BEBAN KERJA DAN JUMLAH TENAGA KERJA OPTIMAL PADA PRODUKSI TAHU

BAB 2 LANDASAN TEORI

PENGANTAR DAN KONSEP DASAR ER E G R O G N O O N M O I

PERBAIKAN SISTEM KERJA DAN ALIRAN MATERIAL PADA PT. M MOTORS AND MANUFACTURING

Studi Gerak Dan Waktu Pada Proses Penggilingan Padi Skala Besar dan Kecil

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan persaingan yang semakin ketat. Perusahaan akan bersaing dalam

PENINGKATAN PRODUKTIFITAS TENAGA KERJA PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA KUE PIA XYZ

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PENGUKURAN PRODUKTIVITAS BERDASARKAN BEBAN KERJA (Studi Kasus Pada Industri Kerupuk) RADHY ANGGARA K

PERANCANGAN ALAT PEMBUATAN KOTAK KARDUS YANG ERGONOMIS BERDASARKAN UKURAN ANTROPOMETRI

Analisis Efisiensi Karyawan untuk Meningkatkan Produktivitas pada Divisi Pengemasan Line Box di PT. MAK

STUDI WAKTU DAN PROSES PEMBUATAN TERALIS JENDELA DI PT X

Peningkatan Efisiensi Kerja Di Line 3 Blackpoly Take Pada PT. X

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS KESEIMBANGAN LINTASAN PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE RANKED POSITION WEIGHT (RPW) (STUDI KASUS: PT. KRAKATAU STEEL, Tbk.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu cara yang dilakukan perusahaan adalah dengan meningkatkan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADA INDUSTRI KECIL PEMBUATAN KOTAK KARTON MELALUI PERBAIKAN DESAIN FASILITAS KERJA

PERANCANGAN SISTEM KERJA PADA PROSES PENGEMASAN EMPING MELINJO DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI

Analisis Beban Kerja dan Jumlah Pekerja pada Kegiatan Pengemasan Tepung Beras

practicum apk industrial engineering 2012

EVALUASI JUMLAH TENAGA KERJA YANG OPTIMAL DENGAN METODE WORK LOAD ANALYSIS (WLA) DAN WORK FORCE ANALYSIS (WFA) DI PT.

MENINGKATKAN EFISIENSI LINTASAN KERJA MENGGUNAKAN METODE RPW DAN KILLBRIDGE-WESTERN

PERBAIKAN LINI FINISHING DRIVE CHAIN AHM OEM PADA PT FEDERAL SUPERIOR CHAIN MANUFACTURING DENGAN METODE KESEIMBANGAN LINI DAN METHODS TIME MEASUREMENT

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

NASKAH PUBLIKASI TUGAS AKHIR

Analisis Efisiensi Operator Pemanis CTP dengan Westing House System s Rating

Usulan Perbaikan Meja Kerja Yang Ergonomis Untuk Proses Pemasangan Karet Kaca Pada Kendaraan Niaga Jenis TD di PT XYZ

PERANCANGAN SISTEM KERJA PADA PROSES PENGERINGAN JAGUNG DITINJAU DARI SEGI ERGONOMI (Studi kasus di PT. Surya Alam Rekananda, Bandar Lampung)

OPTIMALISASI BEBAN KERJA DAN STANDARISASI ELEMEN KERJA UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI PROSES FINISHING PART OUTER DOOR DI PT TMMIN

Seminar Nasional IENACO ISSN: APLIKASI METODE WORK SAMPLING UNTUK MENGHITUNG WAKTU BAKU DAN KAPASITAS PRODUKSI PADA INDUSTRI KERAMIK

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

RIWAYAT HIDUP UNIVERSITAS MEDAN AREA

Pengurangan Bottleneck dengan Pendekatan Theory of Constraints pada Bagian Produksi Kaos Kaki di PT. Matahari Sentosa Jaya

PENINGKATAN EFISIENSI STASIUN KERJA DENGAN PENDEKATAN REGION LINE BALANCING ( STUDI KASUS DI PT. TRIANGLE MOTORINDO )

ANALISA PENYEIMBANGAN LINTASAN PRODUKSI CELANA NIKE STYLE X BERDASARKAN PENGUKURAN WAKTU BAKU PADA PT. XYZ. Benny Winandri, M.

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas atau besarnya output dan input yang dihasilkan. Dalam hal ini

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

Jurnal Penelitian dan Karya Ilmiah Lemlit USAKTI 01 (01), 2016

MINIMALISASI BOTTLENECK PROSES PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE LINE BALANCING

Kebutuhan Pegawai Pelayanan Kemahasiswaan Perguruan Tinggi xxx di Batam Menggunakan Work Sampling

PENGANTAR ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA. Dosen Pengampu : Amalia, S.T., M.T.

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan produksi dan operasi merupakan kegiatan yang paling pokok

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI

Analisa Beban Kerja Dan Penentuan Tenaga Kerja Optimal Dengan Pendekatan Work Load Analysis (WLA)

Analisis Operasional (Peta Kerja) ANALISA DAN PENGUKURAN KERJA

Rancang Bangun Alat Pemotong Bulu Ayam Untuk Mendukung Pembuatan Produk Shuttle Cock Daerah Pengrajin Serengan Kota Surakarta

BAB II LANDASAN TEORI

PETA PETA KERJA. Nurjannah

ANALISA PENINGKATAN EFISIENSI ASSEMBLY LINE B PADA BAGIAN MAIN LINE DENGAN METODE RANKED POSITIONAL WEIGHTS DI PT. X

Kata Kunci : Keseimbangan Lintasan, Metode Ranked Positional Weight, Produktivitas 1. PENDAHULUAN

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013

PERENCANAAN UPAH INSENTIF UNTUK MENINGKATKAN KINERJA KARYAWAN DI PT PRAOE LAJAR SEMARANG

Pengoptimalan Jumlah Man Power dengan Metode Work Force Analysis

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Perhitungan Waktu Baku Menggunakan Motion And Time Study

PROSES PRODUKSI KEPALA KEMUDI DAN KINERJA OPERATOR PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR RANGKA SEPEDA MOTOR

1.6. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan tugas akhir ini dapat dijabarkan sebagai berikut:

UPAYA PENINGKATAN KAPASITAS PRODUKSI PADA PLONG MANUAL DAN GLUEING MANUAL DI PT. X

Transkripsi:

ANALISIS TIME AND MOTION STUDY DENGAN MENGGUNAKAN METODE MICROMOTION STUDY DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS UKM ANEKA KARYA GLASS Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Strata 1 Pada Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Oleh: Mohamad Azizan D 600.130.026 PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2017

i

ii

naskah publikasi iii

ANALISIS TIME AND MOTION STUDY DENGAN MENGGUNAKAN METODE MICROMOTION STUDY DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS UKM ANEKA KARYA GLASS Abstrak Persaingan dalam industri kerajinan kaca menuntut pengusaha kerajinan kaca untuk dapat berkompetesi dalam meningkatkan kualitas hasil produksi dalam memenuhi kebutuhan permintaan pasar secara tepat waktu, sehingga perusahaan harus melakukan perbaikan secara berkesinambungan untuk dapat bersaing dan mempertahankan eksistensi perusahaan dalam pasar. Oleh karena itu perancangan sistem kerja yang baik penting dilakukan, sehingga tercipta sistem kerja yang ergonomis. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk meningkatkan jumlah output produksi UKM aneka Karya Glass dengan menggunakan metode time and motion study. Hasil penelitian menunjukan bahwa stasiun kerja yang memiliki jumlah output produksi terendah yaitu stasiun kerja perakitan dengan waktu siklus sebesar 1198 detik dengan jumlah output/jam sebesar 3 produk. Setelah dilakukan perbaikan dengan melakukan eliminasi gerakan berdasarkan prinsip ekonomi gerakan, peta tangan kanan dan tangan kiri maka diperoleh waktu normal kerja stasiun perakitan sebesar 794 detik. Perbedaan waktu kerja aktual dan perbaikan yang begitu besar disebabkan karena penempatan peralatan dan fasilitas kerja yang kurang efektif, belum adanya SOP untuk setiap pekerjaan dan kurangnya pengetahuan pekerja terhadap pekerjaannya. Kata Kunci: Time and Motion Study, PTKTK, Standar Operasional Prosedur. Abstract Competition in the glass craft industry demands the handicraft entrepreneur to compete in improving the quality of production in meeting the market demand in a timely manner, so the company must make continuous improvement in order to compete and maintain the existence of the company in the market. Therefore the design of a good work system is important, so as to create an ergonomic work system. The purpose of this research is to increase the amount of production output of SMEs of Glass Works by using time and motion study method. The results showed that the work station that has the lowest number of production output is an assembly work station with a cycle time of 1198 seconds with the number of output / hour of 3 products. After repairs performed by eliminating the movement based on the economic principles of movement, the right hand and left handed hence obtained the normal working time of the assembly station of 794 seconds. The actual difference in actual working time and repair is due to ineffective placement of equipment and work facilities, the absence of SOPs for each job and lack of worker knowledge of the work. Key Words: Time and Motion Study, PTKTK, Standar Operasional Prosedur. 1

1. PENDAHULUAN Perkembangan industri kerajinan kaca saat ini di Indonesia sangat signifikan, bahkan kerajinan kaca dari Indonesia telah memasuki pasar ekspor mancanegara. Industri kerajinan kaca (mirror craft) merupakan jenis kerajinan yang menggunakan kaca sebagai bahan dasar utama dalam pembuatan produknya. Persaingan dalam industri kerajinan kaca menuntut pengusaha kerajinan kaca untuk dapat berkompetesi dalam meningkatkan kualitas hasil produksi dalam memenuhi kebutuhan permintaan pasar secara tepat waktu, sehingga perusahaan harus melakukan perbaikan secara berkesinambungan untuk dapat bersaing dan mempertahankan eksistensi perusahaan dalam pasar. Oleh karena itu perancangan sistem kerja yang baik penting dilakukan, sehingga tercipta sistem kerja yang ergonomis. Salah satu unit usaha kerajinan kaca di daerah Solo adalah UKM Aneka Karya Glass dimana pemiliknya adalah Bapak Amin S. Sutisman. UKM Aneka karya beralamat di Jl. Pabelan Baru No. 2 RT. 1 RW. 2 Pabelan, Kartasura, Solo. Bapak Amin telah memulai usaha dibidang kerajinan kaca sejak tahun 1996. Hasil produksi dari UKM Aneka Karya Glass dipasarkan ke berbagai daerah di Indonesia dan di ekspor ke berbagai Negara Eropa, Amerika dan Jepang. Dalam memenuhi kebutuhan jumlah pemesanan produk, UKM Aneka Karya memiliki keterbatasan sumber daya, oleh karena itu pihak UKM menjalin hubungan kemitraan dengan beberapa UKM yang memproduksi produk sejenis serta menambahkan jam kerja pada karyawan untuk memenuhi kebutuhan jumlah pemesanan produk. Oleh karena itu dalam meningkatkan produktivitas hasil output, maka proses produksi UKM Aneka Karya Glass perlu dilakukan analisis studi waktu dan gerakan kerja agar jumlah output produk dapat bertambah dengan melakukan perbaikan metode kerja. Peran pekerja dalam proses produksi produk sangat berpengaruh besar pada hasil produksi UKM, hal ini dikarenakan pekerjaan pada proses produksi produk sebagian besar masih dilakukan secara manual dengan tujuan agar produk yang dihasilkan memiliki nilai seni yang tinggi, maka dibutuhkan metode kerja yang tepat serta ketelitian dalam pekerjaan sehingga proses produksi berjalan secara efektif dan efisien. 2

2. METODE 2.1 Ergonomi Ergonomi adalah suatu cabang ilmu yang sistematis untuk memanfaatkan informasiinformasi mengenai sifat, kemampuan dan keterbatasan manusia untuk merancang suatu sistem kerja sehingga orang dapat hidup dan bekerja pada sistem itu dengan baik, yaitu mencapai tujuan yang diinginkan melalui pekerjaan itu dengan efektif, aman dan nyaman (Sutalaksana dkk, 2006). Untuk mengembangkan Ergonomi diperlukan beberapa disiplin ilmu diantaranya: Psikologi, Antropologi, Biomekanika, Biologi, Sosiologi, Fisika dan lain-lain. Masing-masing disiplin ilmu berfungsi sebagai pemberi informasi. Ergonomi mengenali keterbatasan manusia dalam bekerja, sehingga dapat dirancang sistem kerja yang sesuai dengan manusia. Pada umumnya dalam perancangan sistem kerja terdapat 2 pendekatan diantaranya (Wignjosoebroto, 2000). 2.1.1 All Of Equal Importence (AEI) AEI merupakan pendekatan yang umum digunakan dalam merancang sistem kerja yaitu dengan melakukan penyesuaian baik dari manusia dengan sistem kerja atau sistem kerja dengan manusia, penyesuaian dilakukan sampai mendapatkan sistem kerja terbaik. Tentu hal ini sangat bertentangan dengan prinsip dan kaidah Ergonomi karena perancangan sistem kerja tidak sesuai dengan fitrah manusia. Gambar 1 Pendekatan AEI 2.1.2 Human Centered Design (HCD) HCD merupakan pendekatan dalam merancang sistem kerja yang sesuai dengan kaidah Ergonomi, yaitu dengan menyesuaikan jenis pekerjaan, fasilitas, lingkungan kerja dengan manusia. 3

Gambar 2 Pendekatan HCD 2.2 Studi Gerak (Motion Study) Studi gerakan dilakukan untuk menganalisa gerakan pekerja dalam menyelesaikan pekerjaan (Sutalaksana dkk, 1979). Oleh karena itu studi analisis gerakan penting untuk dilakukan dalam mengurangi kegiatan atau gerakan-gerakan kerja yang kurang efektif sehingga akan diperoleh penghematan waktu kerja dan penggunaan fasilitas-fasilitas kerja. Dalam mempermudah proses analisis gerakan-gerakan kerja maka perlu mengenal terlebih dahulu gerakan-gerakan dasar pekerja menyelesaikan pekerjaannya. Adapun tokoh yang telah meneliti dan menguraikan gerakan- gerakan dasar kerja yaitu Frank B. Gilberth yang dikenal dengan gerakan dasar therblig. 2.3 Micromotion Study Micromotion study merupakan teknik yang digunakan dalam analisis studi gerakan yang dikembangkan oleh Frank B. Gilberth, dengan cara mengumpulkan data-data gerakan kerja melalui rekaman video (Pigage, 1954). Dalam studi gerakan terdapat beberapa metode dalam pengambilan data diantaranya yaitu visual motion study dan micromotion study. Visual motion study yaitu teknik pengambilan data gerakan secara langsung dengan cara mengamati secara langsung proses operasi lalu di catat kedalam peta proses operasi. Sedangkan micromotion study yaitu teknik pengambilan data dengan cara mengamati hasil rekaman gerakan-gerakan kerja secara detail secara berulang-ulang (Wignjosoebroto, 2003). 4

2.4 Peta Tangan Kanan dan Tangan Kiri Peta ini menggambarkan semua gerakan-gerakan saat bekerja dan waktu menganggur yang dilakukan oleh tangan kanan dan tangan kiri, serta menunjukan perbandingan antara tugas yang dibebankan pada tangan kanan dan kiri ketika melakukan suatu pekerjaan (Sutalaksana dkk, 1979). Peta ini bermanfaat dalam proses analisis gerakan-gerakan kerja tangan kanan dan kiri yang dilakukan secara berulang-rulang, sehingga dapat terlihat pola-pola gerakan kerja yang tidak efisien atau dapat terlihat adanya penyimpangan-penyimpangan berdasarkan prinsip ekonomi gerakan. Adapun kegunaan dari peta tangan kanan dan tangan kiri adalah (Sutalaksana dkk, 2006): 1. Menyeimbangkan gerakan kedua tangan dan mengurangi kelelahan. 2. Menghilangkan atau mengurangi gerakan-gerakan yang tidak efisien dan tidak produktif. 3. Sebagai alat untuk menganalisa stasiun kerja. 2.5 Study Waktu (Time Study) Pengukuran waktu yaitu proses mengamati dan mencatat waktu kerja setiap elemenelemen kerja maupun siklus kerja dengan menggunakan alat pengukur waktu (Sutalaksana dkk, 2006). Berdasarkan definisi tersebut maka dapat diketahui bahwa pengukuran waktu merupakan kegiatan dalam mengamati dan mencatat waktu elemen ataupun siklus kerja dari operator dengan menggunakan alat pengukur waktu. Pengukuran waktu dilakukan untuk mendapatkan informasi-informasi waktu dari elemen-elemen pekerjaan, sehingga dapat diketahui berapa waktu siklus yang dibutuhkan dalam menyelesaikan suatu pekerjaan yang telah di sesuaikan dengan faktor-faktor penyesuaian. 2.6 Teori Kendala Teori kendala atau theory of constrain (TOC) dikembangkan oleh Eliyahu M. Goldratt yang dikenalkan di dalam bukunya yaitu The Goal, TOC dapat diartikan sebagai pendekatan kearah peningkatan proses yang berfokus pada elemen-elemen yang dibatasi dalam meningkatkan output. Usaha yang berfokus pada perbaikan masalah dapat meningkatkan kemajuan yang signifikan pada sistem (Goldratt, 1990). 5

2.7 Kerangka Pemikiran Mulai Mempelajari Gambaran Umum UKM Aneka Karya Mempelajari Proses Produksi UKM Aneka Karya Observasi Kondisi Lingkungan Kerja Identifikasi dan Perumusan Masalah Studi Literatur Pengambilan Data Waktu Kerja Sejumlah N Pada Setiap Stasiun Kerja, Uji Kecukupan Data Dengan N < N Tidak Cukup Cukup Menghitung Waktu Siklus Produksi Masing-Masing Stasiun Kerja Menghitung Kapasitas Produksi Masing- Masing Stasiun Kerja Merekam Kegiatan Produksi Pada Stasiun Kerja Yang Memiliki Kapasitas Produksi Terendah Menganalisis Elemen-Elemen Gerakan Kerja Berdasarkan Gerakan Dasar Therblig dan PTKTK Menentukan Waktu Standar, Waktu Normal dan Waktu Baku Masing-Masing Stasiun Kerja Usulan Perbaikan Kesimpulan dan Saran Selesai Gambar 3 Kerangka Pemikiran Penelitian 6

2.8 Metode Perbaikan dan Analisis Data Perbaikan di dalam penelitian ini yaitu dilakukan pada stasiun kerja yang memiliki kapasitas produksi terendah dengan tujuan untuk meningkatkan hasil ouput produksi. Adapun metode yang digunakan dalam meningkatkan produktivitas produksi yaitu dengan menggunakan analisis time and motion study 2.8.1 Studi Waktu (Time Study) 2.8.1.1 Menghitung Kapasitas Stasiun Kerja Adapun perhitungan kapasitas kerja dilakukan untuk mengetahui kapasitas produksi dari setiap stasiun kerja yang ada di lantai produksi UKM Aneka Karya Glass. Perhitungan kapasitas produksi dilakukan dengan menggunakan rumus: x = Χi... (1) k Kapasitas Produksi = x = Harga rata-rata dari subgrup (detik) lama waktu kerja dalam 1 hari waktu istirahat xi = Harga rata-rata dari subgrup ke- i (detik) k = Banyaknya subgrup terbentuk 2.8.1.2 Perhitungan Waktu Baku Berdasarkan Faktor Penyesuaian dan Kelonggaran Dalam melakukan analisis data waktu standar berdasarkan dari data yang diperoleh maka diperlukan beberapa uji statistik (Sutalaksana dkk, 2006): 1) Uji Keseragaman Data x = Χi... (3) k σ = (Χj Χ )² N 1 x... (4) σx = σ... (5) n Batas kontrol atas = x + 3σx Batas kontrol bawah = x - 3σx Keterangan: x = Harga rata-rata dari subgrup (detik) (2) 7

xi = Harga rata-rata dari subgrup ke- i (detik) xj = Waktu penyelesaian selama pendahuluan (detik) σ = Simpangan baku dari data waktu pendahuluan (detik) σx = Simpangan baku dari distribusi harga rata-rata subgrup k = Banyaknya subgrup terbentuk n = Besarnya subgrup N = Jumlah pengukuran pendahuluan 2) Uji Kecukupan Data N' = ( 40 N Χf2 ( Χf)² ) ²... (6) Χf Keterangan: N' = Jumlah pengukuran pendahuluan Dimana N < N, maka data dinyatakan tidak cukup dan dilakukan pengukuran kembali hingga data mencukupi. 3) Perhitungan Waktu Standar Ws = Χj... (7) N Wn = Ws x p... (8) Wb = Wn + (Wn x i)... (9) Keterangan: Ws = Waktu siklus rata-rata Wn = Waktu normal Wb = Waktu standar Χj = Data hasil pengukuran ke-i N = Jumlah pengamatan N = Faktor penyesuaian (%) I = Kelonggaran (%) 4) Perhitungan Waktu Normal Dengan Faktor Penyesuaian Wn = Ws x p... (10) Keterangan: Wn = Waktu Normal Ws = Waktu Standar 8

p = Faktor Penyesuaian Menurut Westing House dapat dilihat pada tabel 2.1. 5) Perhitungan Waktu Baku Dengan Faktor Kelonggaran Wb = Wn + (Wn x I)... (11) I = Kelonggaran 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Peta Proses Operasi UKM Aneka Karya Gambar 4 Peta Proses Operasi UKM Aneka Karya Glass 9

3.2 Pengolahan Data Pengukuran Waktu Kerja Berdasarkan hasil perhitungan waktu siklus yang telah dilakukan maka dilakukan analisis kapasitas produksi pada setiap stasiun kerja yang ada lantai produksi pembuat akuarium UKM Aneka Karya Glass, dengan menggunakan persamaan (1) dan (2). 3.2.1 Kapasitas Produksi Stasiun Pemotongan Kaca Aktual 1) Bagian Sisi Produk Diketahui: x = 314 detik/1 batch lama waktu kerja/jam = 3600 detik maka, jumlah output dalam waktu 1 jam yaitu: (3600) 314 = 12 produk 2) Bagian Alas dan Atap Produk Diketahui: x = 351 detik/1 batch lama waktu kerja/jam = 3600 detik maka, jumlah output dalam waktu 1 jam kerja yaitu: (3.600) 351 x 2 = 21 produk Analisis: Setelah dilakukan perhitungan dengan menggunakan persamaan rumus (1) dan (2) maka diperoleh kapasitas produksi stasiun pemotongan kaca untuk 1 jam kerja pada pemotongan bagian sisi sebanyak 12 produk, sedangkan untuk bagian alas dan atap sebanyak 21 produk. 3.2.2 Kapasitas Produksi Stasiun Pengelistsan 1) Bagian Sisi Produk Diketahui: x = 86,57 detik/ part lama waktu kerja/jam = 3.600 detik jumlah output per part: (3600) 86,57 = 41 Part, maka jumlah output dalam waktu 1 jam kerja yaitu 11 produk. 10

2) Bagian Alas dan Atap Produk Diketahui: x lama waktu kerja/jam jumlah output per part: (3600) 85,71 Analisis: = 85,71 detik/ part = 3.600 detik = 42 Part, maka jumlah output dalam waktu 1 jam kerja yaitu 21 produk. Berdasarkan hasil perhitungan maka diperoleh jumlah output produksi/1jam kerja pada proses pengelistan bagian sisi produk sebanyak 11 produk, sedangkan bagian alas dan atap sebanyak 21 produk. 3.2.3 Kapasitas Produksi Stasiun Ornamen/Aksesoris Diketahui: x lama waktu kerja/jam jumlah output per 1 jam kerja: (3600) 110,62 Analisis: = 33 produk = 110,62 detik = 3.600 detik Berdasarkan hasil perhitungan maka diperoleh jumlah output produksi/1jam kerja pada proses permbuatan aksesoris/ornamen yaitu 33 produk. 3.2.4 Kapasitas Produksi Stasiun Perakitan Diketahui: x lama waktu kerja/jam jumlah output dalam 1 jam kerja: (3600) 1198,93 = 3 produk Analisis: = 1198,93 detik = 3.600 detik Berdasarkan hasil perhitungan maka diperoleh jumlah output produksi/1jam kerja pada proses perakitan sebanyak 3 produk. 11

3.2.5 Kapasitas Produksi Pada Stasiun Finishing Diketahui: x lama waktu kerja/jam jumlah output dalam 1 jam kerja: (3600) 837.23 = 5 produk Analisis: = 837,23 detik = 3.600 detik Berdasarkan hasil perhitungan maka diperoleh jumlah output produksi/1jam kerja pada proses finishing yaitu sebanyak 5 produk. 3.3 Analisis Motion Study Pada Kapasitas Produksi Terendah Berdasarkan dari perhitungan kapasitas produksi setiap stasiun kerja UKM Aneka Karya Glass yang telah dilakukan, maka dapat diketahui stasiun yang memiliki kapasitas produksi terendah yaitu stasiun kerja perakitan (Assemble), kemudian untuk meminimumkan waktu kerja maka dilakukan analisis motion study terhadap operator perakitan. Adapun tabel rangkuman data PTKTK stasiun kerja perakitan dapat dilihat pada tabel 1 dan tabel 2. Tabel 1 Data PTKTK Tangan Kanan Berdasarkan tabel 1 maka dapat diketahui operator merupakan pekerja pengguna tangan kanan, operator telah terbiasa dalam melakukan pekerjaan meski terdapat gerakan 12

merencanakan dengan waktu 7 detik, waktu menganggur sedikit sebesar 25.5 detik dan jumlah waktu terbesar terdapat pada kegiatan assemble. Tabel 2 Data PTKTK Tangan Kiri Berdasarkan tabel 2 maka dapat diketahui kegiatan menganggur sebesar 72.5 detik, kegiatan mencari 55 detik, memilih 5 detik dan merencanakan 2 detik. Gerakan-gerakan tersebut merupakan gerakan yang tidak efektif dan perlu untuk dieliminasi. Untuk hasil penelitian motion study dengan menggunakan peta tangan kanan dan tangan kiri yang lengkap dapat dilihat pada lembar lampiran. 3.4 Usulan Perbaikan Pada Stasiun Kerja Perakitan Untuk dapat meningkatkan jumlah output produksi stasiun kerja assemble maka diperlukan beberapa perbaikan diantaranya: 3.4.1 Memperbaiki Tata Letak Benda Kerja Gambar 5 Kondisi Aktual Tata Letak Benda Kerja 13

Kondisi aktual tata letak benda kerja tidak efektif dikarenakan peletakan partpart produk sangat jauh dari posisi operator sehingga operator perlu berjalan menjangkau part, tidak adanya keseimbangan gerakan kerja dikarenakan banyaknya gerakan menganggur pada tangan kiri, penempatan bahan/atribut tambahan produk diluar meja kerja sehingga operator perlu berjalan untuk mencari bahan/atribut produk. Gambar 6 Usulan Perbaikan Tata Letak Benda Kerja 3.4.2 Keseimbangan Gerakan Kerja Berdasarkan analisis motion study yang telah dilakukan maka dapat diketahui bahwa aktivitas tangan kanan lebih banyak dibandingkan aktivitas tangan kiri, oleh karena itu diperlukan eliminasi terhadap gerakan-gerakan kerja yang tidak efektif diantaranya gerakan mencari, menjangkau, gerakan membawa, gerakan menganggur, gerakan merencanakan dan gerakan mencari. Adapun keseimbangan gerakan kerja dapat dilihat pada tabel 3. Tabel 3 Keseimbangan Gerakan Kerja 14

Berdasarkan perbaikan yang telah dilakukan maka diperoleh penghematan waktu sebesar 240.9. Jadi, jumlah waktu perakitan setelah perbaikan yaitu sebesar 1104 detik dari 1346 detik. 3.5 Menentukan Waktu Normal dan Waktu Baku Pekerjaan Berdasarkan dari perhitungan faktor penyesuaian dan faktor kelonggaran yang telah dilakukan pada setiap stasiun kerja, maka diperoleh hasil perhitungan waktu normal dan waktu baku pekerjaan seperti pada tabel 4. Tabel 4 Waktu Normal dan Waktu Kerja Pada Setiap Stasiun Kerja UKM Aneka Karya Glass F. F. Kelonggaran Waktu Normal Waktu Baku NO Stasiun Kerja Penyesuaian (%) (s) (s) 1 Pemotongan Kaca 1 0.24 15 238.64 274.44 2 Pemotongan Kaca 2 0.24 15 267.03 307.09 3 Pengelistan 1 0.24 15 65.79 75.66 4 Pengelistan2 0.1 15 77.14 88.71 5 Aksesoris/ornamen 0.08 14.5 101.77 116.53 684.456 807.66 6 Perakitan 0.21 18 7 Finishing 0 12 837.23 937.69 Berdasarkan tabel 4 dapat diketahui bahwa pekerjaan yang memiliki waktu kerja rendah yaitu pekerjaan pada stasiun kerja pengelistan 1, sedangkan pekerjaan yang memiliki waktu terbesar yaitu pekerjaan pada stasiun kerja perakitan. Waktu normal adalah waktu yang mempertimbangkan faktor penyesuaian, besar kecilnya waktu normal dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya yaitu: keterampilan operator, kondisi kerja operator, usaha operator dan konsistensi kerja operator. Waktu baku adalah waktu kerja yang memperhatikan faktor kelonggaran, besar kecilnya waktu baku dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya yaitu: kelonggaran untuk kebutuhan pribadi, kelonggaran menghilangkan rasa fatique dan hambatan-hambatan yang tidak bisa dihindarkan. 15

3.6 Usulan Perbaikan Berdasarkan dari penelitian yang telah dilakukan, maka usulan perbaikan untuk meningkatkan hasil output produksi pada UKM Aneka Karya Glass diantaranya yaitu: 1) Memberikan Pelatihan Kerja dan Pemahaman Tentang Pekerjaan Pelatihan kerja perlu diberikan kepada operator dengan tujuan agar operator dapat mengerti urutan-urutan proses pekerjaan yang harus dilakukan, memahami pekerjaan dengan baik dan mengusai tata cara kerja yang telah ditetapkan, sehingga pekerjaan dapat terselesaikan dengan baik. 2) Mengatur Tata Letak Benda Kerja dan Fasilitas Kerja Pengaturan tata letak benda kerja dan fasilitas kerja diperlukan dengan tujuan untuk mengurangi gerakan kerja yang tidak diperlukan seperti gerakan perpindahan yang berlebihan, gerakan mencari dan gerakan memilih.. Hal ini dapat dihilangkan dengan menaruh benda kerja dan mengatur tata letak fasilitas kerja sesuai dengan jenis pekerjaan, kebutuhan dan kondisi lingkungan kerja. 3) Menyediakan Tempat Bahan, Peralatan dan Scrap Diperlukan penyediaan tempat bahan dan peralatan seperti kuningan, kikir, gunting, tang dan menyediakan tempat untuk scrap sehingga memudahkan proses pencarian bahan dan kebutuhan serta tidak mudah tercampurnya bahan kuningan dengan sisa potongan kuningan, hal ini bertujuan untuk mengurangi proses pemilihan kuningan pada khususnya pada stasiun kerja pengelistan. 4) Membuat SOP Kerja Operator Perakitan Stasiun kerja perakitan merupakan stasiun kerja yang memiliki jumlah output yang paling rendah dibandingkan stasiun kerja lainnya, oleh karena itu diperlukan SOP dengan tujuan agar dapat dijadikan acuan dalam menyelesaikan pekerjaan, untuk menghindari kesalahan-kesalahan di dalam pekerjaan, menjelaskan alur atau tahapan dalam penyelesaian pekerjaan. Adapun standar operasional prosedur stasiun kerja perakitan dapat dilihat pada gambar 7. 16

UKM ANEKA KARYA GLASS Standar Operasional Prosedur Perakitan Produk No. Dokumen : Tanggal : 29 Agustus 2017 No. Revisi : Aktivitas Bagian Perakitan Keterangan START Operator Perakitan Mempersiapkan Alat dan Bahan Yang Dibutuhkan Dalam Proses Perakitan Terlebih Dahulu di Atas Meja Kerja (Letakan Bahan dibagian kiri Meja dan Alat Dibagian Kanan Meja) Mempersiapkan bahan-bahan yang dibutuhkan dalam proses perakitan (kuningan, pengait, dan kawat) dan mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan dalam proses perakitan (tang, gunting atau alat potong) pada meja kerja. Operator Perakitan Mempersiapkan Part-Part Produk Yang Akan Dirakit Pada Meja Kerja Atau PadaTempat Terdekat Dengan Meja Kerja Mempersiapkan part-part produk yang akan dirakit (part bagian sisi, part bagian alas dan part bagian atap). Part yang akan dirakit diletakan pada daerah yang mudah dijangkau oleh operator. Operator Perakitan Melakukan Perakitan Produk Dengan Menggunakan Solder dan Patri Melakukan proses perakitan dengan merakit part-part produk menggunakan solder. Operator Perakitan Melakukan Pemeriksaan Hasil Pensolderan Produk Melakukan inspeksi terhadap produk yang telah selesai dirakit Operator Perakitan Melakukan Perbaikan Terhadap Proses Pensolderan Yang Kurang Rapih Melakukan perbaikan proses pensolderan apabila ditemukan proses solder yang kurang sempurna. Operator Perakitan Menaruh Produk Yang Telah Dirakit Pada Tempat Yang Telah Disediakan Meletakan produk yang telah selesai dirakit pada tempat yang telah disediakan. FINISH Halaman: 1 Dibuat Oleh: Mohamad Azizan Diketahui Oleh: Disetujui Oleh: Gambar 7 Standar Operasional Prosedur Stasiun Kerja Perakitan 17

4. PENUTUP 4.1 Kesimpulan Berdasarkan dari hasil analisis penelitian dan pengamatan yang telah dilakukan pada lantai produksi UKM Aneka Karya Glass, maka diperoleh beberapa kesimpulan diantaranya: a. Dari lima stasiun kerja yang ada pada UKM Aneka Karya Glass, jumlah output produksi yang paling rendah yaitu terdapat pada stasiun kerja perakitan dengan jumlah output/jam produksi sebanyak 3 produk dengan waktu kerja terlama sebesar 1346 detik dan waktu kerja terendah sebesar 684.456 detik. b. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan maka dapat diketahui faktor yang mempengaruhi lamanya waktu kerja pada stasiun kerja perakitan diantaranya yaitu: penempatan peralatan, bahan dan part yang kurang tepat sehingga menyebabkan gerakan kerja yang berlebih. Adapun gerakan kerja berlebih yang digunakan khususnya pada gerakan mencari (SH), menjangkau (RE), gerakan memilih (ST) dan gerakan membawa (M). c. Setelah dilakukan analisis gerakan kerja (Motion Study) pada stasiun kerja perakitan diperoleh waktu kerja terlama sebesar 684.456 detik. d. Berdasarkan prinsip ekonomi gerakan maka dapat diketahui kombinasi gerakan tangan kanan dan tangan kiri yang efektif untuk meminimalkan gerakan menganggur dan menyeimbangkan gerakan tangan kanan dan kanan kiri yaitu dapat dilihat pada tabel 3. e. Setelah dilakukan analisis pengolahan data waktu kerja (Time Study) maka didapatkan hasil waktu kerja untuk stasiun kerja perakitan dengan waktu normal (Wn) sebesar 684.456 detik dan waktu baku (Wb) sebesar 807 detik. 4.2 Saran Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka penulis memiliki beberapa saran untuk penelitian yang selanjutnya yaitu: a. Penelititan ini masih memiliki keterbatasan, oleh karena itu untuk memperbaiki kekurangan yang ada pada penelitian ini maka sebaiknya penelitian time and motion study dilakukan pada setiap stasiun kerja yang ada di UKM Aneka Karya 18

Glass dengan tujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi lamanya waktu kerja di setiap stasiun kerja. b. Penelitian ini menggunakan metode time and motion study dengan tujuan untuk meningkatkan jumlah output produks. Sebaiknya untuk melengkapi kekurangan penelitian dengan menggunakan metode ini, maka penelitian selanjutnya menggunakan metode yang berbeda dalam menganalisis berbagai macam faktor yang menghambat kinerja bagian produksi UKM Anekan Karya Glass dengan tujuan untuk meningkatkan produktivitas produksi. c. Bagi pihak UKM diharapkan hasil dari penelitian ini dapat dijadikan acuan perbaikan untuk masa sekarang atau masa yang akan datang. Daftar Pustaka Abdurahmat. 2003. Pengertian Efektivitas. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Hasibuan, Malayu S.P. 1996. Organisasi dan Motivasi Dasar Peningkatan Produktifitas. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Hansen Don R, Maryanne M. Mowen. 2000. Akuntansi Manajemen, Edisi Kedua, Terjemahan: A. Hermawan. Jakarta: Erlangga. Pigage, L. Tucker, J. 1954. Motion and Time Study, Institute Of Labor And Industrial Relations Bulletin. University Of Illinois. Purnomo, H. 2012. Perancangan Sistem Kerja Berkelanjutan: Pendekatan Holitstik Untuk Meningkatkan Produktifitas Pekerja. Yogyakarta: Pidato dan Pengukuhan Guru Besar Teknik Industri Universitas Islam Indonesia. Rinawati, I. Dyah. Puspitasari, Diana. Muljadi, Fatrin. 2012. Penentuan Waktu Standard an Jumlah Tenaga Kerja Optimal Pada Produksi Batik Cap (Studi Kasus: IKM Batik Saud Effendy, Laweyan). Semarang: Universitas Diponogoro. Saputra, R. Dian. 2016. Usulan Perbaikan Metode Kerja Berdasarkan Micromotion Study Untuk Meningkatkan Produktivitas Kerja Operator. Yogyakarta: Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga. Sutalaksana, Iftikar. Z. Anggawisastra, Ruhana. Tjakraatmadja, John. H. 1979. Teknik Tata cara Kerja. Bandung: Departemen Teknik Industri ITB. Sutalaksana, Iftikar. Z. Anggawisastra, Ruhana. Tjakraatmadja, John. H. 2006. Teknik Perancangan Sistem Kerja. Bandung: Departemen Teknik Industri ITB. Tastanny, Thea. 2011. Analisis Studi Gerak dan Waktu Pada Proses Produksi Minuman Lidah Buaya Di UMKM (Studi Kasus: PT. Driyama Purwana, Bogor). Bogor: Institut Pertanian Bogor. 19

Wignjosoebroto, S. 2000. Ergonomi, Studi Gerak dan Waktu-Teknik Analisis Untuk Peningkatan Produktivitas. Surabaya: Guna Widya Wignjosoebroto, S. 2003. Ergonomi Studi Gerak dan Waktu. Edisi Pertama Jakarta: Guna Widya. Wignjosoebroto, S. 2008. Ergonomi Studi Gerak dan Waktu: Teknik Analisis Untuk Meningkatkan Produktifitas Kerja. Surabaya: Guna Widya. 20