BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes melitus merupakan penyakit kronik dimana penderita mengalami kelebihan kadar glukosa dalam darah. Pengobatan diabetes melitus dapat dilakukan secara medis dengan obat-obatan modern dan dapat juga diatasi dengan pengobatan alami dengan memanfaatkan tanaman berkhasiat obat. Salah satu tanaman yang berkhasiat sebagai antidiabetes yaitu jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus). Secara garis besar diabetes terbagi menjadi dua kelompok besar, yaitu diabetes mellitus tipe I dan diabetes melitus tipe II. Diabetes tipe I tubuh gagal memproduksi insulin karena kerusakan pada sel beta pankreas. Diabetes melitus tipe II terjadi resistensi insulin pada tubuh dan juga defisiensi relatif insulin. Menurut data yang didapatkan dari WHO pada September (2012) menjelaskan bahwa jumlah penderita DM di dunia mencapai 347 juta orang dan lebih dari 80% kematian akibat DM terjadi pada negara miskin dan berkembang. Indonesia menempati urutan ke-4 terbesar di dunia (Badawi, 2009). Penderita DM di Indonesia terhitung sekitar 8,6 juta orang dan jumlahnya akan terus meningkat, diperkirakan jumlahnya mencapai 21,2 juta orang pada tahun 2030 (Wild et al., 2004). Menurut American Diabetes Association (ADA), DM adalah suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia akibat gangguan sekresi insulin. Kerusakan sel-sel beta pankreas dapat disebabkan oleh banyak faktor. 1
2 Faktor tersebut di antaranya faktor genetik, infeksi oleh kuman, faktor nutrisi, zat diabetogenik, dan radikal bebas (stres oksidatif). Uji farmakologi atau bioaktivitas pada hewan percobaan, keadaan diabetes mellitus dapat diinduksi dengan pemberian zat kimia. Zat kimia sebagai induktor (diabetagon) digunakan aloksan, streptozotozin, diaksosida, adrenalin, glucagon, dan EDTA yang diberikan secara parenteral. Diabetagon yang lazim digunakan adalah aloksan. Aloksan secara selektif merusak sel pulau Langerhans dalam pankreas yang mensekresi hormon insulin (Suharmiati, 2003). Kerusakan sel beta pankreas menyebabkan tubuh tidak bisa menghasilkan insulin sehingga menyebabkan kadar glukosa darah meningkat (terjadi keadaan hiperglikemia) (Suarsana, 2010). Penelitian terhadap mekanisme kerja aloksan secara in vitro menunjukkan bahwa aloksan menginduksi pengeluaran ion kalsium dari mitokondria yang mengakibatkan proses oksidasi sel terganggu. Keluarnya ion kalsium dari mitokondria ini mengakibatkan gangguan homeostatis yang merupakan awal dari matinya sel (Suharmiati, 2003). Diabetes dapat dikontrol dengan manajemen diet yang tepat dan pengobatan antidiabetes seperti glibenklamid. Glibenklamid merupakan obat anti-diabetika oral golongan sulfonilurea. Glibenklamid menstimulasi sel-sel beta dari pulau Langerhans pankreas, sehingga sekresi insulin ditingkatkan. Disamping itu kepekaan sel-sel beta bagi kadar glukosa darah juga diperbesar melalui pengaruhnya atas protein transport glukosa (Tjay dan Rahardja, 2002). Obat tradisional merupakan obat warisan nenek moyang yang sampai saat ini masih digunakan oleh masyarakat menengah ke bawah, yang dibuat dari tumbuhtumbuhan, hewan, mineral atau sediaan campurannya dari bahan-bahan tersebut
3 yang belum mempunyai data klinis dan dipergunakan dalam usaha pengobatan berdasarkan pengalaman (Santoso, 2001). Obat tradisional seperti jamur sangat bermanfaat untuk penatalaksanaan sejumlah masalah kesehatan. Jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) sangat berpotensi sebagai antikolesterol, antidiabetes, antioksidan, antikarsinogen (Retnaningsih, 2011). Jamur tiram mengandung protein, lemak, fosfor, besi, thiamin dan riboflavin yang lebih tinggi dibandingkan jenis jamur lain. Jamur tiram mengandung 18 macam asam amino yang dibutuhkan oleh tubuh manusia dan tidak mengandung kolesterol. Macam asam amino yang terkandung dalam jamur tiram adalah alanin, arginin, asam aspartat, sistein, asam glutamat, glutamina, glisin, histidin, isoleusin, lisin, methionin, fenilalanin, prolin, serin, treonin, triptofan, tirosin, dan valin (Sunarmi, 2006). Berdasarkan penelitian Lusiana (2013), ekstrak jamur tiram memiliki kandungan asam askorbat, saponin, alkaloid, dan beta glucan. Berdasarkan penelitian Jhonny et al. (2013), ekstrak jamur tiram dengan dosis 1000 mg/kg pada tikus wistar jantan dapat menurunkan kadar glukosa darah. Rushita et al. (2013), melaporkan bahwa ekstrak jamur tiram selain dapat menurunkan kadar glukosa darah, ekstrak jamur tiram dapat meningkatkan kadar serum insulin. Insulin merupakan suatu hormon yang dihasilkan oleh sel beta di dalam pulau Langerhans dan berperan atas kontrol glukosa darah. Jamur tiram putih mengandung flavonoid (Johnny, 2013). Flavonoid yang terkandung dalam jamur tiram putih tersebut bertindak sebagai penangkap radikal hidroksil sehingga dapat mencegah aksi diabetagonik dari aloksan (Herra and Mulja, 2005). Jamur tiram putih juga mengandung antioksidan. Antioksidan merupakan senyawa yang dapat menghambat reaksi oksidasi atau suatu zat yang dapat menetralkan atau
4 menangkap radikal bebas (Murray et al., 2000). Antioksidan berperan dalam pengobatan diabetes melitus. Antioksidan dapat membantu memperbaiki sel β pankreas yang rusak sehingga dapat meningkatkan sekresi insulin. Berdasarkan hal tersebut, maka pada penelitian ini akan dilakukan pemberian ekstrak etanol jamur tiram putih yang dapat menurunkan kadar glukosa darah dan meningkatkan sel beta pankreas tikus wistar jantan (Rattus norvegicus L.) diabetes melitus. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan suatu permasalahan yaitu: 1. Apakah ekstrak etanol jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) dapat menurunkan kadar glukosa darah pada tikus wistar jantan (Rattus norvegicus L.) diabetes melitus? 2. Apakah ekstrak etanol jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) dapat meningkatkan sel beta pankreas tikus wistar jantan (Rattus norvegicus L.) diabetes melitus? 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini memiliki tujuan umum dan khusus. Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.3.1 Tujuan umum Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efek ekstrak etanol jamur tiram putih sebagai antidiabetik (hypoglycemic agent).
5 1.3.2 Tujuan khusus Tujuan khusus dari penelitian ini adalah: 1. Untuk membuktikan ekstrak etanol jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) dapat menurunkan kadar glukosa darah tikus wistar jantan (Rattus norvegicus L.) diabetes melitus. 2. Untuk membuktikan ekstrak etanol jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) dapat meningkatkan sel beta pankreas tikus wistar jantan (Rattus norvegicus L.) diabetes melitus. 1.4 Manfaat Penelitian 1. Manfaat Bagi Akademisi Dapat dijadikan sebagai dasar teori untuk menambah khasanah ilmu pengetahuan dalam bidang kesehatan modern berbasis regeneratif untuk diabetes melitus berbasis bahan alam Indonesia. 2. Manfaat Bagi Praktisi a. Memberikan informasi untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam pemanfaatan tanaman obat tradisional khususnya jamur tiram sebagai obat alternatif dalam bentuk esktrak yang efektif, alamiah, aman dan lebih terjangkau dalam terapi diabetes melitus. b. Dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan industri farmasi Indonesia untuk meningkatkan ragam produksi obat berbasis bahan alam, khususnya ekstrak jamur tiram.