BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Saat ini energi merupakan kebutuhan utama setiap manusia. Pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan ekonomi suatu negara menjadi salah satu faktor penyebab meningkatnya kebutuhan energi saat ini. Seiring dengan meningkatnya kesejahteraan masyarakat dan semakin cepatnya perkembangan teknologi, maka usaha manusia dalam pemenuhan kebutuhan sehari- hari semakin bervariasi. Salah satu usaha manusia dalam memenuhi kebutuhannya adalah dengan menggunakan peralatan- peralatan elektronik yang sangat praktis dan efektif. Namun semakin banyak penggunaan peralatan elektronik di masyarakat juga menyebabkan konsumsi energi listrik semakin meningkat. Rata-rata pertumbuhan konsumsi energi sebesar 7% per tahunnya [1]. Salah satunya adalah energi listrik, maka dari itu pemerintah mengeluarkan regulasi tentang konservasi energi. Pengertian konservasi energi adalah upaya sistematis, terencana, dan terpadu guna melestarikan sumber daya energi dalam negeri serta meningkatkan efisiensi pemanfaatannya [2]. Dalam proses konversi energi diperlukan adanya sumber energi primer. Sedangkan sumber energi primer yang digunakan saat ini sebagian besar adalah sumber energi yang tak terbarukan. Peningkatan pembangkitan energi listrik tidak menjadi masalah besar selama sumber energi primer yang dibutuhkan masih mencukupi. Namun, cadangan sumber energi primer yang tersedia semakin menipis dan dibutuhkannya waktu yang cukup lama untuk menghasilkannya. Proyeksi kebutuhan listrik masing-masing sektor di Indonesia mengalami peningkatan yang cukup significant dari tahun 2003 sampai perkiraan tahun 2020 [3]. Sedangkan dalam penyediaan energi listrik masih didominasi oleh bahan bakar fosil terutama minyak bumi dan batubara, Sedangkan pemanfaatan sumber energi baru-terbarukan sebagai bahan bakar penyediaan energi listrik hanya berkisar 5% dari keseluruhan total pemakaian bahan bakar. Salah satu langkah yang dapat ditempuh untuk melakukan penghematan dan 1
peningkatan efisiensi energi listrik adalah dengan melakukan audit energi pada bangunan-bangunan yang mengkonsumsi energi listrik dalam jumlah yang cukup besar. Audit energi adalah upaya tindakan nyata yang bertujuan untuk mengurangi konsumsi penggunaan energi dengan menghitung besarnya konsumsi energi listrik, mengindentifikasi peluang hemat energi, dan memberikan rekomendasi agar pemakaian energi listrik selanjutnya dapat dilakukan dengan lebih efektif dan efisien. Tahapan awal audit energi adalah mengetahui pola konsumsi energi pada periode sebelumnya, perhitungan Intensitas Konsumsi Energi (IKE), dan mengetahui peluang hemat energi. Dengan adanya audit energi secara otomatis juga mengurangi biaya rekening listrik yang harus dibayar oleh konsumen setiap bulannya. Hasil dari audit energi listrik yang dilakukan adalah dapat mengetahui data yang konkrit mengenai kondisi eksisting yang ada, biaya operasional untuk kebutuhan energi listrik, dan manajemen energi yang digunakan. Data eksisting ini kemudian dapat dianalisa dan diindentifikasi peluang untuk penghematan energi dan langkah-langkah yang harus ditempuh dalam penghematan energi. Hasil dari audit energi ini berupa peluang penghematan energi yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana penghematan energi yang akan dicapai dan nilai uang yang dapat dihemat Konservasi energi dalam pemanfaatan energi, pengguna sumber energi dan pengguna energi yang menggunakan sumber energi dan/atau energi lebih besar atau sama dengan 6.000 (enam ribu) setara ton minyak(toe) per tahun wajib melakukan konservasi energi melalui manajemen energi [4]. Berdasarkan instruksi Presiden No. 13 tahun 2011 tentang penghematan energi dan air, menyatakan bahwa agar suatu gedung BUMN dan atau BUMD untuk melaksanakan langkah-langkah penghematan energi diantaranya sistem penerangan dan alat pendingin. Peraturan inilah yang mendorong upaya agar dilakukan penghematan pada sistem penerangan dan sistem tata udara seefisien mungkin tanpa mengurangi keefektifan operasional kerja. Dalam penerapan langkah langkah penghematan energi dapat ditempuh dengan cara mengganti komponen setara namun memiliki efisiensi yang lebih tinggi (retrofiting). Langkah ini tentunya membutuhkan biaya 2
investasi awal dan tujuannya adalah untuk memperoleh keuntungan dari usaha penghematan energi. Waktu yang dibutuhkan untuk pengembalian modal biasa disebut dengan payback period. Setelah melalui fase payback period dimana biaya modal terlunasi atau terbayar maka akan didapatkan keuntungan demi keuntungan yang notabennya dapat menekan biaya konsumsi energi. Upaya penghematan energi yang membutuhkan biaya modal hendaknya direncanakan dan dihitung matang-matang sebelum diterapkan agar upaya penghematan energi lebih cepat dirasakan dampaknya yaitu dapat menekan biaya pengeluaran pada sektor energi khususnya energi listrik. Pada penelitian kali ini akan dilakukan di RSK Ngesti Waluyo Temanggung. Bangunan tersebut masih dinyatakan bangunan baru, maka peneliti ingin melihat trend konsumsi penggunaan energi pada bangunan tersebut apakah bangunan tersebut sudah memperhatikan tingkat keefisienan maupun penghematan sejak mulai perencanaan pendirian bangunan tersebut. I.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang diangkat pada penelitian ini adalah : 1. Nilai IKE berdasarkan data historis di RSK Ngesti Waluyo Temanggung yang belum diketahui. 2. Pola penggunaan energi listrik di RSK Ngesti Waluyo Temanggung ysng belum diketahui. 3. Peluang-peluang konservasi energi listrik dan penghematan biaya berdasarkan kondisi aktual di lapangan yang belum diketahui. I.3 Keaslian Penelitian Penelitian mengenai audit energi telah banyak dilakukan di berbagai negara [5-13]. Proses audit energi akan mengidentifikasi rugi-rugi dan pemborosan energi pada suatu bangunan dengan melakukan investigasi mengenai konsumsi energi dimana difokuskan pada konsumsi penggunaan energi pada 3
pada AC, peralatan listrik, sistem pencahayaan, dan elevator [8]. Peneliti [9] telah melakukan penelitian di bangunan sekolah di Portugal dengan menganalisis profil penggunaan energi, intensitas konsumsi energi, dan peluang penghematan energi yang dapat diimplementasikan pada bangunan tersebut. Peneliti [10] melakukan analisis mengenai perbandingan konsumsi energi listrik, penghematan energi dan payback period pada sistem pencahayaan. Peneliti [17] melakukan audit energi di sebuah rumah sakit di RS Banyumanik Semarang dimana hasil perhitungan IKE sebelum penghematan energi yaitu sebesar 151,30 kwh/m 2 per tahun dan nilai IKE setelah dilakukan peluang hemat energi sebesar 141,37 kwh/m 2 per tahun. Peneliti [18] melakukan perhitungan peluang konservasi energi di sebuah rumah sakit di Semarang yaitu RS Adhyatma Semarang. Berdasarkan penelitian-penelitian yang telah dijelaskan sebelumnya, terlihat bahwa penelitian yang menyajikan analisis audit energi dan peluang konservasi energi pada sistem pencahayaan dan sistem pendingin udara di suatu rumah sakit dengan studi kasus kondisi demografi daerah pegunungan yang diajukan penulis belum pernah dilakukan, yaitu gedung RSK Ngesti Waluyo Temanggung. Dalam studi kasus akan diangkat peluang hemat energi yang berkaitan dengan kondisi demografi Kabupaten Temanggung yaitu dengan penetapan temperatur udara. Gedung RSK Ngesti Waluyo merupakan gedung yang masih tergolong relatif baru yang berdiri pada akhir tahun 2010. Dalam analisis ini akan dibahas mengenai peluang penghematan energi setelah dilakukannya konservasi energi pada sistem pencahayaan dan sistem pendingin udara, analisis intensitas konsumsi energi sebelum dan sesudah dilakukan penghematan energi, analisis biaya investasi dan payback period, serta pengurangan emisi CO 2 setelah dilakukannya konservasi energi. I.4 Tujuan Penelitian Tujuan utama penelitian ini adalah untuk melakukan audit energi listrik di rumah sakit berbasis pada IKE yang selanjutnya dilakukan audit lebih detail pada penggunaan energi listrik. 4
Secara lebih rinci tujuan penelitian ini adalah : 1. Menentukan nilai IKE sesuai pemakaian berdasarkan data historis rumah sakit. 2. Mengetahui pola penggunaan energi listrik di RSK Ngesti Waluyo Temanggung. 3. Memberikan rekomendasi peluang-peluang konservasi energi listrik dan penghematan biaya yang memungkinkan dijalankan di lingkungan RSK Ngesti Waluyo Temanggung. I.5 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan menghasilkan beberapa manfaat sebagai berikut : 1. Dapat mengetahui nilai IKE sesuai pemakaian berdasarkan data historis rumah sakit. 2. Dapat mengetahui pola penggunaan energi listrik di RSK Ngesti Waluyo Temanggung. 3. Dapat mencari peluang-peluang konservasi energi listrik dan penghematan biaya berdasarkan kondisi aktual di lapangan. I.6 Batasan Masalah Batasan-batasan masalah yang melingkupi penelitian ini antara lain : 1. Tahapan audit energi awal meliputi perhitungan pola konsumsi energi di RSK Ngesti Waluyo Temanggung berdasarkan data historis selama tahun 2014. 2. Tahapan audit energi rinci dilakukan saat nilai IKE melebihi target, meliputi pengukuran di panel listrik RSK Ngesti Waluyo Temanggung dalam rentang 23 Maret 2015 sampai dengan 31 Maret 2015. 3. Analisis peluang konservasi energi listrik hanya dibatasi pada jenis beban sistem pencahayaan yaitu lampu dan sistem pendingin udara atau AC (Air Conditioner). 5