57 BAB IV ANALISIS MODEL PERHITUNGAN NISBAH BAGI HASIL PADA SIMPANAN BERJANGKA (DEPOSITO) DI BMT LESTARI MUAMALAT SURADADI TEGAL A. Model Perhitungan Nisbah Bagi Hasil pada Simpanan Berjangka (Deposito) di BMT Lestari Muamalat Suradadi Tabungan berjangka mudharabah merupakan investasi dengan nisbah bagi hasil kompetitif dalam jumlah dan jangka waktu tertentu. Prinsip mudharabahdapat memberi kebebasan penuh kepada KSU BMT Lestari Muamalat untuk mengelola dana sesuai dengan prinsip syariah. Keuntungan dari pengelolaan dana tersebut akan dibagihasilkan sesuai dengan nisbah yang telah disepakati sebelumnya. 62 Menurut Mabrur Rois selaku Manajer BMT Lestari Muamalat Suradadi menyatakan bahwa simpanan berjangka (deposito) menggunakan prinsip mudharabah, yaitu mudharabah mutlaqah dimana BMT bisa dengan bebas menggunakan dananya untuk usaha apapun tanpa bertentangan dengan prinsip syariah. Dalam kapasitasnya, BMT akan menggunakan dana anggota dan calon anggota untuk melakukan berbagai usaha, yaitu untuk memberikan pembiayaan yang membutuhkan modal diantaranya pembiayaan bulanan, mingguan, tempoan, dan lainnya. Anggota dan calon anggota juga lebih tertarik dengan akad tersebut. Sedangkan akad mudharabah muqayyadah tidak ada yang tertarik sebab 62 Dokumen BMT Lestari Muamalat Suradadi 57
58 semuanya serba dibatasi dan tidak ada yang memakainya di BMT. Jika ada yang tertarik pun itu hanya digunakan pada tabungan bukan deposito. Deposito memfasilitasi anggota dan calon anggota yang ingin menginvestasikan dana agar tumbuh dan berkembang tetapi tidak melanggar prinsip syariah. Anggota dan calon anggota bisa menyimpan dana dengan jangka waktu 3 bulan, 6 bulan ataupun 12 bulan. Dengan jangka waktu tersebut, BMTakan menggunakan dana nasabah untuk disalurkan ke pembiayaan. Dari hasil pengelolaan dana, anggota dan calon anggota akan memperoleh imbalan berupa nisbah bagi hasil sebagai ganti dari bunga. Besaran nisbah bagi hasil ditetapkan pada awal pembukaan rekening dan disepakati oleh kedua belah pihak. Bagi hasil yang diterima oleh nasabah diperjanjikan dalam bentuk persentase. Berikut nisbah bagi hasil deposito mudharabah di BMT Lestari Muamalat Suradadi. Tabel 4.1 Nisbah bagi hasil deposito 63 Jangka Nisbah Nisbah Equivalen Waktu Nasabah BMT rateper bulan 3 bulan 35% 65% 0,8% - 1% 6 bulan 40% 60% 0,9% - 1,1% 12 bulan 45% 55% 1% - 1,2% 63 Hasil wawancara dengan Bapak Mabrur Rois, (Manajer), BMT Lestari Muamalat Suradadi Tegal, pada 30 Mei 2016. Pukul 14.00 WIB
59 Dalam penentuan persentase nisbah bagi hasil itu setiap anggota dan calon anggota berbeda-beda. Tergantung dari pangsa pasar, maksudnya sebagai daya tarik untuk menarik nasabah dalam hal ini apabila di bank lain bagi hasil deposito itu 0,8% maka bagi hasil di BMT dinaikkan sedikit menjadi 0,9%. Akan tetapi,sebelum itu BMT dan nasabah akan melakukan kesepakatan terlebih dahulu yaitu bernegosiasi. Berhubung di BMT nasabahnya sudah banyak maka bagi hasil untuk 3 bulan bisa mencapai 0,8% - 1%.Titik acuan dalam persentase nisbah bagi hasilnya berpatokan pada 3 bulan = 1%, 6bulan = 1,1% dan 12 bulan = 1,2%. Untuk nasabah yang sudah sering menabung ataupun melakukan deposito di BMT maka nantinya akan mendapatkan bagi hasil yang tinggi (bonus). Misal nasabah tersebut deposito Rp 40.000.000,- selama 6 bulan maka bagi hasilnya bisa mencapai 1,2%. Dan untuk jangka waktu 24 bulan bagi hasil bisa mencapai 1,5% apabila nasabah deposito diatas Rp 300.000.000,-. Beda halnya kalau cabang di Warureja berhubung masih belum berkembang dan nasabahnya masih sedikit maka bagi hasilnya untuk 3 bulan 0,6% - 0,7%. 64 Dalam menghitung bagi hasil BMT tidak menggunakan nisbah tetapi menggunakan equivalen rate.apabila nasabah depositonya besar maka bagi hasilnya juga besar dan apabila depositonya sedikit maka bagi 64 Hasil wawancara dengan Bapak Yani (Marketing), BMT Lestari Muamalat Suradadi Tegal, pada 11 Oktober 2016. Pukul 14.00 WIB
60 hasilnya sedikit tergantung dari nominal deposito.dalam hal ini tergantung dari nominal dan jangka waktunya. Equivalen rate adalah indikasi tingkat imbalan dari suatu penanaman dana atau penghimpunan dana atau penghimpunan dana bank pelapor. Equivalen rate juga berarti tingkat pengembalian atas investasi yang telah ditanamkan.equivalen rate ini perannya sama dengan bunga pada bank konvensional, yaitu memberikan gambaran seberapa besar tingkat pengembalian atas investasi yang ditanam. Bedanya, bunga langsung diperjanjikan di awal kontrak sebelum investasi berjalan.sedangkan equivalen rate dihitung oleh pihak bank setiap akhir bulan setelah investasi yang dijalankan memberikan hasil.jadi, nasabah dapat melihat berapa equivalen rate bank bulan lalu untuk memberikan perkiraan berapa equivalen rate bank pada bulan berjalan. Dalam penerapannya, tidak boleh menyamakan bagi hasil dengan equivalen rate, kecuali equivalen rate tersebut merupakan hasil masa lalu. Jadi misalnya jika suatu bank menyatakan bagi hasil bulan kemarin setara dengan 12% tetap saja tidak dapat menentukan berapa besaran bagi hasil pada bulan yang akan datang. Jika nisbah bagi hasil misalnya 60:40, hasil dari bagi hasil di masa datang kemungkinan bisa kurang bisa lebih dari 12%, semuanya tergantung dari pendapatan bank. Hal seperti ini merupakan praktek yang umum di bank syariah di Indonesia. Penyebutan equivalen rate hanya untuk mempermudah nasabah dalam memperkirakan bagi hasil saja, dan bukan bagi hasilnya. Jika equivalen ratesama dengan
61 bagi hasil di masa yang akan datang berarti bagi hasil tersebut sudah dipastikan di awal hal tersebut berarti riba. Perhitungan bagi hasil deposito sebagai berikut. Contoh : Nominal deposito x equivalen rate Ibu Nurkhasanah memiliki deposito 10.000.000,- jangka waktu 6 bulan dan nisbah bagi hasil 1,1%. Berapa keuntungan yang diperoleh ibu nurkhasanah? Jawab: Nominal deposito x equivalen rate Rp 10.000.000 x 1,1% = Rp 110.000,- Jadi Ibu Nurkhasanah memperoleh keuntungan perbulan sebesar Rp 110.000,- maka selama 6 bulan memperoleh Rp 660.000,- Dalam hasil wawancara tentang perhitungan bagi hasil deposito mudharabah di BMT Muamalat Lestari Suradadi dengan Bapak Mabrur Rois, mengatakan bahwa Dalam menghitung bagi hasil deposito mudharabah menggunakan equivalen rate sebagai acuan dalam memberikan kejelasan kepada nasabah tentang perhitungan bagi hasilnya, nanti disitu nasabah akan diberitahu tentang persentase nisbah yang akan didapat (bernegosiasi).setelah nasabah sepakat dengan bagi hasil yang akan didapat, maka nanti nisbah akan tertera secara otomatis di sertifikat deposito. Di BMT Muamalat Lestari Suradadi nasabah deposito mudharabah tidak dikenakan beban pajak, karena pajak ditanggung oleh BMT itu sendiri. Apabila nasabah mengambil dana sebelum jatuh tempo maka akan
62 dikenakan denda atau penalti yaitu tidak mendapatkan bagi hasil sebulan sebelum pengambilan. 65 Manfaat dan kelebihan deposito, antara lain sebagai berikut. 1. Bagi hasil keuntungan atas pengelolaan dana. 2. Jangka waktu yang fleksibel yaitu 1, 3, 6, dan 12 bulan. 3. Dapat dijadikan jaminan pembiayaan. 4. Hasil investasi dapat diambil secara tunai, otomatis dikreditkan ke rekening tabungan, atau ditambahkan pokok deposito sesuai dengan keinginan. B. Kesesuaian antara Model Bagi Hasil di BMT dengan Aturan Syara Prinsip fikih Islam adalah titik tolak pelaksanaan ketetapanketetapan Allah yang berkaitan dengan orang yang terkena beban hukum (mukallaf), baik yang berbentuk perintah, larangan, maupun pilihanpilihan.prinsip yang paling utama adalah ketauhidan, keadilan, dan kemanusiaan. 66 Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI), setelah menimbang hal-hal berikut. 67 1. Bahwa untuk meningkatkan aktivitas ekonomi dan keuangan masyarakat serta investasi diperlukan jasa perbankan dan salah satu produk perbankan di bidang penghimpunan dana masyarakat adalah 65 Hasil wawancara dengan Bapak Mabrur Rois, (Manajer), BMT Lestari Muamalat Suradadi Tegal, pada 30 Mei 2016. Pukul 14.00 WIB 66 Muhammad Asro dan Muhammad Kholid, Fiqh Perbankan, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2011), hlm. 33 67 Majelis Ulama Indonesia, Himpunan Fatwa Keuangan Syariah hlm. 54
63 deposito, yaitu simpanan dana berjangka yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan dengan bank. 2. Bahwa tidak semua deposito dapat dibenarkan secara syariah. 3. Bahwa oleh karena itu, DSN-MUI memandang perlu menetapkan fatwa tentang deposito pada Perbankan syariah. Tata cara pemberian imbalan kepada para pemegang rekening deposito mudharabah biasanya diatur sebagai berikut. 68 1. Mula-mula bank menetapkan berapa persen dana-dana yang disimpankan di bank Islam itu mengendap dalam satu tahun sehingga bisa dipergunakan untuk kegiatan usaha bank. Menurut statistik, dana dari deposito mudharabah tergantung dari jangka waktunya masingmasing yaitu apabila satu tahun berarti 100%, apabila kurang dari 1 tahun berarti kurang dari 100%, dan apabila lebih dari 1 tahun berarti lebih dari 100%. Prosentase dana yang mengendap ini menunjukan prosentase dari dana tersebut yang berhak atas bagi hasil usaha bank. 2. Tahap kedua, bank menetapkan jumlah masing-masing dana simpanan yang berhak atas bagi hasil usaha bank menurut deposito mudharabah sesuai dengan jangka waktunya. Caranya ialah dengan mengalikan prosentase dana yang mengendap dari masing-masing jenis simpanan dengan jumlah simpanan yang terjadi menurut jenisnya. 68 Karnaen Perwata Atmadja dan Muhammad Syafi I Antonio, Apa dan Bagaimana Bank Islam, (Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Wakaf, 1992),hlm 44
64 3. Tahap ketiga, bank menetapkan jumlah-jumlah pendapatan bagi hasil bank untuk masing-masing jenis simpanan dana. Caranya dengan mengalikan hasil bagi dari jumlah dana simpanan yang berhak atas bagi hasil usaha bank menurut masing-masing jenis dengan jumlah dana simpanan yang berhak atas bagi hasil bank seluruhnya, dengan jumlah-jumlah pendapatan bagi hasil bank untuk dibagikan yang diperoleh seluruhnya. 4. Tahap keempat, bank menetapkan porsi bagi hasil antara bank dengan masing-masing jenis simpanan dana, sesuai dengan situasi dan kondisi pasar yang berlaku. Sebagai contoh : bagi hasil antara bank dengan pemegang rekening deposito mudharabah 30% : 70%. 5. Tahap kelima, bank menetapkan porsi bagi hasil untuk setiap pemegang rekening menurut jenis simpanannya sebanding dengan jumlah simpanannya. Menurut Fatwa DSN-MUI Deposito ada dua jenis, yaitu sebagai berikut. 69 1. Deposito yang tidak dibenarkan secara syariah, yaitu deposito yang berdasarkan perhitungan bunga. 2. Deposito yang dibenarkan secara syariah, yaitu deposito yang berdasarkan prinsip mudharabah. Deposito syariah menggunakan sistem bagi hasil, sedangkan deposito pada bank konvensional menggunakan sistem bunga.dengan 69 Majelis Ulama Indonesia, Himpunan Fatwa Keuangan... hlm.58
65 demikian, pendapatan dari deposito mudharabah tidak tetap sebagaimana pada bunga, melainkan berfluktuasi sesuai tingkat pendapatan bank syariah. Contoh rumus perhitungan bagi hasil deposito menurut Karnaen Perwata Atmadja dan M. Syafi i Antonio. 70 Nominal deposito x keuntungan yang diperoleh x nisbah Total dana deposito Contoh : Bapak Andi memiliki deposito nominal Rp 10.000.000, jangka waktu 1 bulan (01-03-2013 s.d 01-04-2013) dengan nisbah 57:43.Jika keuntungan yang diperoleh untuk deposito dalam 1 bulan sebesar Rp 30.000.000 dan rata-rata saldo deposito jangka waktu 1 bulan adalah Rp 950.000.000.berapakah keuntungan yang diperoleh Bapak Andi? Jawab : Bagi hasil: (Rp 10.000.000 : Rp 950.000.000) x Rp 30.000.000 x 57% = Rp 180.000 70 Karnaen Perwata Atmadja dan Muhammad Syafi I Antonio, Apa dan Bagaimana BankIslam, (Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Wakaf, 1992),hlm 21
66 Contoh di BMT Lestari Muamalat Suradadi Tegal Ibu Siti memiliki deposito Rp 10.000.000,- dengan jangka waktu 3 bulan dan nisbah bagi hasilnya 1%. Berapa keuntungan yang diperoleh Ibu Siti? Jawab : Nominal deposito x equivalen rate 10.000.000 x 1% = 100.000,- Jadi keuntungan yang diperoleh Ibu Siti Rp 100.000,- perbulan. Untuk 3 bulan Rp 100.000,- x 3 = Rp 300.000,- Dari perhitungankarnaen Perwata Atmadja dan M. Syafi i Antonio berbeda dengan perhitungan yang digunakan oleh BMT Muamalat Lestari Suradadi sehingga penulis menyimpulkan bahwa perhitungan yang ada di BMT Muamalat Lestari tidak sesuai dengan syariat Islam karena perhitungan yang digunakan di BMT seperti perhitungan yang digunakan pada bunga. Maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Bank syariah Besar kecilnya bagi hasil yang diperoleh deposan bergantung pada : - Pendapatan bank. - Nisbah bagi hasil antara bank dan nasabah. - Nominal deposito nasabah.
67 - Rata-rata saldo deposito untuk jangka waktu tertentu yang ada pada bank. - Jangka waktu deposito karena mempengaruhi pada lama investasi. 2. Bank konvensional Besar kecil bunga yang diperoleh deposan bergantung pada: - Tingkat bunga yang berlaku. - Nominal deposito. - Jangka waktu deposito.