TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN YANG HOSPITALISASI Nugrahaeni Firdausi Abstrak Permasalahan yang sering dijumpai saat ini banyak pasien mengalami kecemasan saat baru pertama kali mengalami rawat inap. Cemas merupakan suatu perasaan takut dan tidak menyenangkan dan tidak dapat dibenarkan yang disertai gejala fisiologis. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tingkat kecemasan pada Pasien yang baru pertama kali masuk Rumah Sakit. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif, populasi yang diteliti adalah pasien yang baru pertama kali masuk Rumah Sakit dan mengalami rawat inap di Ruang Flamboyan RSUD Kabupaten Kediri sebanyak 130 pasien baru pada bulan September-November dengan tehnik purposive sampling dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 14-18 Mei 2011 dengan jenis penelitian deskriptif dengan metode deskriptif dan menggunakan tehnik pengumpulan data dengan instrument HARS, yang diberikan pada 15 responden sebagai objek penelitian yaitu pasien yang baru pertama kali masuk rumah sakit dan mengalami rawat inap. Berdasarkan hasil penelitian dari 15 responden yang diteliti didapatkan responden dalam kategori kecemasan berat sebanyak 6 (40%) responden, dalam kategori kecemasan sedang sebanyak 7 (46,67%) responden, dalam kategori tidak ada kecemasan sebanyak 2 (13,33%) responden. Berdasarkan Hasil penelitian maka perlu optimalisasi peran perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan untuk memberikan orientasi ruangan agar bermanfaat bagi responden. Kata kunci : Tingkat kecemasan, hospitalisasi, orientasi Abstract Problems wich often encountered are many patients experience anxiety when first-time experience of hospitalization. Anxiety is an unpleasant feeling of fear and can not be justified and accompanied by physiological symptoms. The purpose of this study to determine the level of anxiety in patients who first entered the Hospital. The design study is a descriptive, population studied was patients who had first entered the hospital and inpatient experience in Kediri District Hospital Flamboyan Room 130 new patients in the month of September-November with a purposive sampling technique with inclusion and exclusion criteria. The research was conducted on 14 to 18 May 2011 with the type of descriptive research with descriptive method and use the techniques of data collection with HARS instrument, given in 15 respondents as the object of study in which patients are first admitted to hospital and inpatient experience. Based on the results of the 15 respondents surveyed found the respondent in the category of severe anxiety as much as six (40%) of respondents, in the categories of anxiety are as many as 7 (46.67%) of respondents, there is no anxiety in category 2 (13.33%) respondents. Based on the results it is necessary to optimize the role of nurses as providers of nursing care to orient the room for the benefit of respondents. Key words: Levels of anxiety, hospitalization, orientation Latar Belakang Hospitalisasi adalah suatu kondisi dimana seseorang harus menjalani perawatan untuk suatu masalah kesehatan dengan harus berada di lingkungan rumah sakit untuk beberapa waktu (Tamsuri,2010). Permasalahan yang dijumpai saat ini banyak pasien yang mengalami kecemasan saat baru pertama kali masuk rumah sakit atau ruang perawatan, hal ini dapat disebabkan karena perawat tidak memberikan orientasi pada pasien saat masuk ruang perawatan. Terpisahnya diri dari lingkungan yang dikenal dan masuk ke dalam lingkungan yang tidak dikenalnya dan menyerahkan kondisi diri pada petugas kesehatan dan prosedur serta konsekuensi dari pelaksanaan hospitalisasi semuanya dapat menjadikan pasien Jurnal AKP 10 Vol.6 No.1, 1 Januari 30 Juni 2015
mengalami ketegangan dan kecemasan (Tamsuri, 2010). Kecemasan merupakan suatu respon terhadap situasi yang penuh dengan tekanan (DepKes RI, 1999). Berdasarkan penelusuran literatur dan hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti Tri Wulandari pada tahun 2008 di salah satu rumah sakit yang ada Palu telah mewawancarai sejumlah 161 pasien yang semuanya menyatakan keprihatinan waktu memasuki Rumah Sakit, bahkan 52% dari pasien tersebut merasakan ketakutan dan kecemasan berat (Sutisehati, 2008). Begitu juga berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti dengan tehnik wawancara pada tanggal 15-16 Oktober 2010 di Ruang Flamboyan RSUD Kabupaten Kediri didapatkan ada 25 pasien yang sedang rawat inap dan 8 pasien diantaranya baru pertama kali masuk Rumah Sakit atau baru dirawat inap. Dari 8 pasien yang baru rawat inap tersebut didapatkan 4 pasien (50%) diantaranya mengalami kecemasan berat, 3 pasien (37,5%) diantaranya mengalami kecemasan sedang dan 1 pasien (12,5%) mengatakan tidak terlalu cemas atau ringan. Kecemasan pasien tersebut dapat dikarenakan belum adanya pengenalan tentang bagaimana kondisi ruangan atau Rumah Sakit. Tingginya pasien baru yang mengalami kecemasan dapat disebabkan kurangnya pengetahuan dan informasi, pengalaman pribadi dan pendidikan kesehatan yang diperoleh pasien baru tentang kondisi ruangan dan rumah sakit. Kurangnya orientasi tentang kondisi ruangan atau rumah sakit oleh petugas kesehatan dapat juga berpengaruh terhadap pola pikir pasien baru dalam menghadapi hospitalisasi. Kondisi ini dapat menimbulkan stres sehingga memicu timbulnya kecemasan. Untuk memecahkan masalah diatas maka dalam hal ini perawat sebagai tenaga kesehatan hendaknya berperan sebagai pendamping pasien dengan cara membantu pasien dalam meningkatkan pengetahuan pasien tentang keadaan rumah sakit (Hidayat, 2008). Peran perawat tersebut diberikan untuk memperkecil kecemasan pasien yang baru pertama kali dirawat di Rumah Sakit, diantaranya yaitu dengan memberikan orientasi tentang dimana posisi pasien berada serta letak-letak ruangan lain yang berhubungan dengan kebutuhan perawatan dan pengobatan pasien. Orientasi ditujukan untuk mengurangi kecemasan pasien sehingga tidak timbul dampak kecemasan pada kesehatan pasien sendiri (Tamsuri, 2010). Sehingga peneliti tertarik mengambil judul tentang Gambaran Tingkat Kecemasan Pada Pasien Yang Hospitalisasi di Ruang Flamboyan RSUD Kabupaten Kediri Tahun 2011. Tujuan Penelitian Mengetahui gambaran tingkat kecemasan pada pasien yang hospitalisasi di Ruang Flamboyan RSUD Kabupaten Kediri Tahun 2011. Desain penelitian Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain deskriptif. Dalam penelitian ini peneliti ingin menggambarkan tingkat kecemasan pada pasien yang hospitalisasi di Ruang Flamboyan RSUD Kabupaten Kediri. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien yang hospitalisasi di Ruang Flamboyan RSUD Kabupaten Kediri sejumlah 130 pasien pada bulan September November 2010 dengan rata-rata pasien 43 pasien per bulan. Jumlah sampel yang digunakan pada penelitian ini sebanyak 15 responden yang memenuhi kriteria inklusi. Sampel diambil menggunakan teknik sampling yaitu purposive sampling. Tempat penelitian dilakukan di Ruang Flamboyan RSUD Kabupaten Kediri pada tanggal 14 18 Mei 2011. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner HARS yang dibagikan peneliti kepada responden yang dijamin kerahasiaannya. Hasil Penelitian a. Karakteristik responden berdasarkan umur 46,66% 21-30 tahun 31-40 tahun 41-50 tahun Berdasarkan diagram diatas diketahui yaitu responden yang berusia 31 40 tahun berjumlah 7 responden (46,66%), 4 responden (26,67) masing-masing berusia 21 30 tahun dan 41 50 tahun, sedangkan tresponden yang berusia > 50 tahun tidak ada (0,0%). Jurnal AKP 11 Vol.6 No.1, 1 Januari 30 Juni 2015
b. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin responden (20,0%) IRT dan yang bekerja sebagai wiraswasta sebanyak 1 responden (6,67%). 53,33% 46,67% e. Tingkat kecemasan pasien yang hospitalisasi adalah sebagai berikut : Laki-laki Dari diagram diatas diketahui bahwa dari 15 responden terdapat responden berjenis kelamin perempuan berjumlah 8 responden (53,33 %) dan 7 responden (46,67%) berjenis kelamin laki-laki. c. Karakterisrik responden berdasarkan tingkat pendidikan 40,0% Berdasarkan diagram diatas diketahui yaitu 6 responden (40,0%) berpendidikan SMA, 5 responden (33,33%) berpendidikan SD, 4 responden () berpendidikan SLTP. d. Karakterisrik responden berdasarkan pekerjaan 6,67% 20,0% Perempuan 33,33% SD SLTP SMA 40,0% 33,33% Petani Swasta Wiraswasta IRT Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa dari 15 responden didapatkan hasil yaitu 6 responden (40,0%) bekerja sebagai swasta, 5 responden (33,33) petani, 3 No. Tingkat Kecemasan F % 1. Tidak ada 2 13,33 kecemasan 2. Kecemasan sedang 7 46,67 3. Kecemasan berat 6 40,00 Jumlah 15 100,00 Berdasarkan tabel diatas menunjukkan yaitu 7 responden (46,67%) memiliki tingkat kecemasan sedang, 6 responden (40,00%) dengan kecemasan berat dan 2 responden (13,33%) tidak ada kecemasan. Pembahasan Setelah dilakukan analisa data dan melihat hasil yang sudah di dapatkan maka tingkat kecemasan pasien yang hospitalisasi di Ruang Flamboyan RSUD Kabupaten Kediri,Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.1 menunjukkan bahwa dari 15 responden yang diteliti didapatkan hasil yaitu 7 responden (46,67%) memiliki tingkat kecemasan sedang, 6 responden (40,00%) dengan kecemasan berat dan 2 responden (13,33%) tidak ada kecemasan. Dari hasil penelitian yang dilakukan bahwa rata-rata tingkat kecemasan pasien yang hospitalisasi di Ruang Flamboyan RSUD Kabupaten Kediri dikategorikan sedang. Dari data rekapitulasi hasil penelitian tentang gambaran tingkat kecemasan pasien yang hospitalisasi di Ruang Flamboyan RSUD Kabupaten Kediri, dari hasil 6 (40,00) responden yang mengalami kecemasan berat dapat dilihat pada pendidikan responden SD dan SLTP memiliki skor lebih tinggi. Menurut Monks, Fj (2002) dalam Yuniar, KTI (2007) salah satu faktor yang mempengarui tingkat kecemasan adalah pendidikan, karena pendidikan merupakan salah cara untuk memperoleh pengetahuan melalui proses belajar. Pada pasien yang baru pertama dirawat di rumah sakit (di Ruang Flamboyan) umumnya sudah merasa cemas karena penyakitnya, dengan masuk Jurnal AKP 12 Vol.6 No.1, 1 Januari 30 Juni 2015
dilingkungan yang baru atau lingkungan asing dapat menambah rasa cemas yang dialami. Faktor lingkungan yang tampak disini karena terpisahnya diri dari lingkungan yang dikenal dan masuk ke dalam lingkungan yang tidak dikenalnya serta prosedur dari pelaksanaan hospitalisasi semuanya dapat menjadikan pasien mengalami ketegangan dan kecemasan (Tamsuri, 2010). Dari data yang sesuai dengan fakta dan teori di atas kemungkinan bahwa dalam hal ini perawat sebagai tenaga kesehatan hendaknya berperan sebagai pendamping pasien dengan cara membantu pasien dalam meningkatkan pengetahuan tentang keadaan rumah sakit atau ruangan tempatnya dirawat (Hidayat, 2008). Sehingga rasa cemas pasien akan menurun dikarenakan pasien lebih tahu tentang keadaan ruangan perawatan yang akan ditempati dan rasa takut serta khawatir sedikit berkurang bahkan berangsur hilang. Kesimpulan Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan oleh peneliti tentang gambaran tingkat kecemasan pada pasien yang hospitalisasi di Ruang Flamboyan RSUD Kabupaten Kediri dapat diambil kesimpulan: Berdasarkan hasil penelitian dari 15 responden yang diteliti didapatkan responden dalam kategori kecemasan berat sebanyak 6 (40%) responden, dalam kategori kecemasan sedang sebanyak 7 (46,67%) responden, dalam kategori tidak ada kecemasan sebanyak 2 (13,33%) responden. Saran 1. Institusi Pendidikan Literatur diperbanyak terutama tentang tingkat kecemasan dan orientasi agar dapat membantu memperlancar dalam memperoleh informasi yang dibutuhkan. 2. Tempat Penelitian Perlu adanya bimbingan khusus atau pengarahan dari petugas rumah sakit tentang kondisi ruangan bagi setiap pasien yang hospitalisasi di Ruang perawatan. 3. Bagi Peneliti Lain Kepada peneliti lain yang mempunyai minat meneliti tentang tingkat kecemasan dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi di tempat lain. 4. Bagi Pasien Diharapkan pasien lebih dapat memperhatikan penjelasan yang diberikan oleh perawat atau petugas kesehatan tentang orientasi ruangan agar rasa cemas yang dirasakan dapat berkurang. DAFTAR PUSTAKA Arikunto S, (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta Azwar, Saifudin. (2003). Sikap Manusia Dan Teori Pengukurannya. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Hidayat, Alimul, (2008). Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisa Data. Jakarta : Salemba Medika Dep Kes RI. (1999). Kecemasan. http://www.wikipedia.com. (Download tanggal 29 November 2010) Yuniar, (2007). Kecemasan ibu pada masa post partum. KTI Nursalam, (2002). Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta. Salemba Medika Notoatmodjo, 2003, Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta Nursalam dan Pariani,S. (2001). Pendekatan Praktek Metodologi Riset Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika Poerwodarminto, 2003.Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Alfabeta Stuart dan Sudeen, (1998). Buku Saku Keperawatan Jiwa.Ed 3. Alih Bahasa oleh Achir Yani. Jakarta : EGC Sutisehati. (2008). Angka Kejadian Kecemasan. http://www.blogspot.com (Download tanggal 14 Juli 2011) Suwandi, 2009. Orientasi. http://www.betterhealth.co.id (Download tanggal 29 November 2010) Tamsuri, Anas. (2006). Komunikasi Dalam Keperawatan. Jakarta : EGC Jurnal AKP 13 Vol.6 No.1, 1 Januari 30 Juni 2015
Tamsuri, Anas. (2008). Riset Keperawatan Bagi Pemula. Akper Pamenang Tamsuri, Anas (2010). Teori Dan Aplikasi Komunikasai Terapeutik Bagi Perawat Di Rumah Sakit. Kediri : Pamenang Press Jurnal AKP 14 Vol.6 No.1, 1 Januari 30 Juni 2015