IMPLEMENTASI SISTEM PENTANAHAN GRID PADA TOWER TRANSMISI 150 KV

dokumen-dokumen yang mirip
JURNAL IPTEKS TERAPAN Research of Applied Science and Education V9.i2 ( )

JURNAL IPTEKS TERAPAN Research of Applied Science and Education V9.i1 ( )

IMPLEMENTASI SISTEM PENTANAHAN GRID PADA TOWER TRANSMISI 150 KV (APLIKASI PADA TOWER SUTT 150 KV TOWER 33)

BAB I PENDAHULUAN. gardu induk maka tenaga listrik tidak dapat disalurkan. Sehingga pembangunan

NASKAH PUBLIKASI EVALUASI KEAMANAN PADA SISTEM PENTANAHAN GARDU INDUK 150 KV JAJAR. Diajukan oleh: HANGGA KARUNA D JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

BAB II LANDASAN TEORI

STUDI PERENCANAAN SALURAN TRANSMISI 150 kv BAMBE INCOMER

Kata Kunci Pentanahan, Gardu Induk, Arus Gangguan Ketanah, Tegangan Sentuh, Tegangan Langkah, Tahanan Pengetanahan. I. PENDAHULUAN

ANALISA PENGARUH JARAK DAN KEDALAMAN TERHADAP NILAI TAHANAN PEMBUMIAN DENGAN 2 ELEKTRODA BATANG

Pengaruh Umur Pada Beberapa Volume PENGARUH UMUR PADA BEBERAPA VOLUME ZAT ADITIF BENTONIT TERHADAP NILAI TAHANAN PENTANAHAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

EKSERGI Jurnal Teknik Energi Vol 11 No. 1 Januari 2015; 23 28

PERENCANAAN SISTEM PENGETANAHAN PERALATAN UNTUK UNIT PEMBANGKIT BARU DI PT. INDONESIA POWER GRATI JURNAL

PERBEDAAN PENAMBAHAN GARAM DENGAN PENAMBAHAN BENTONIT TERHADAP NILAI TAHANAN PENTANAHAN PADA SISTEM PENTANAHAN. IGN Janardana

SISTEM PENTANAHAN SWITCHYARD DENGAN KISI-KISI (GRID) PADA GARDU INDUK 150 KV BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. Pada gardu induk harus memiliki sistem pembumian yang handal yang

Perencanaan Sistem Pentanahan Tenaga Listrik Terintegrasi Pada Bangunan

Pemanfaatan Bentonite sebagai Media Pembumian Elektroda Batang

PENENTUAN RESISTIVITY TANAH DI DALAM MENETAPKAN AREA PEMASANGAN GROUNDING GARDU DISTRIBUSI

Penentuan Kedalaman Elektroda pada Tanah Pasir dan Kerikil Kering Untuk Memperoleh Nilai Tahanan Pentanahan yang Baik

EVALUASI SISTEM PEMBUMIAN GARDU INDUK BELAWAN

BAB I PENDAHULUAN. terus berkembang dengan pesat dan besar. Apabila terjadi kesalahan di sistem tenaga

EVALUASI KEAMANAN PADA SISTEM PENTANAHAN GARDU INDUK 150 KV NGAWI

SISTEM PEMBUMIAN PERALATAN RUANG STUDIO TEKNIK ARSITEKTUR GEDUNG B FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA JALAN PB. SUDIRMAN DENPASAR

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai angka terjadinya petir cukup tinggi. Untuk menghindari/meminimalisir

Analisis Perbandingan Nilai Tahanan Pembumian Pada Tanah Basah, Tanah Berpasir dan Tanah Ladang

EVALUASI TEGANGAN SENTUH DAN TEGANGAN LANGKAH GARDU INDUK (GI) 150 kv KOTA BARU AKIBAT PERUBAHAN RESISTIVITAS TANAH

Analisa Perbandingan Konfigurasi Vertikal Dengan Bujur Sangkar Elektroda Pentanahan Menggunakan Matlab

PENGARUH KADAR AIR DAN KEDALAMAN ELEKTRODA BATANG TUNGGAL TERHADAP TAHANAN PEMBUMIAN PADA TANAH LIAT

Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) SISTEM GROUNDING LABORATORIUM TEGANGAN TINGGI TEKNIK ELEKTRO IST AKPRIND YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II IMPEDANSI SURJA MENARA DAN KAWAT TANAH

METODE PENURUNAN TAHANAN PEMBUMIAN PADA ELEKTRODA PLAT DENGAN SOIL TREATMENT GARAM

Departemen Teknik Elektro Universitas Indonesia

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RESPON TRANSIEN PEMBUMIAN GRID

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

PENGARUH POROSITAS TANAH SISTEM PENTANAHAN PADA KAKI MENARA SALURAN TRANSMISI 150 kv

SISTEM PENTANAHAN GRID PADA GARDU INDUK PLTU TELUK SIRIH. Oleh: ABSTRAK ABSTRACT

NASKAH PUBLIKASI ANALISIS SISTEM PENTANAHAN MENGGUNAKAN TEMBAGA DIBANDING DENGAN MENGGUNAKAN PIPA GALVANIS (LEDENG)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS SISTEM PROTEKSI PETIR EKSTERNAL DI OFFTAKE WARU, PT. PERUSAHAAN GAS NEGARA (PERSERO) TBK SBU WIL II JABATI

Analisa Tahanan Pembumian Peralatan Gedung Laboratorium Teknik Universitas Borneo Tarakan Yang Menggunakan Elektrode Pasak Tunggal Panjang 2 Meter

Satellite SISTEM PENTANAHAN MARYONO, MT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STUDI PERANCANGAN SISTEM PEMBUMIAN GARDU INDUK 150/20 KV DI GARDU INDUK GARUDA SAKTI

PENGGUNAAN KONDUKTOR TEMBAGA DAN ALUMINIUM UNTUK SISTEM PENTANAHAN

ANALISIS PENAMBAHAN LARUTAN BENTONIT DAN GARAM UNTUK MEMPERBAIKI TAHANAN PENTANAHAN ELEKTRODA PLAT BAJA DAN BATANG

Probabilitas Tegangan Sentuh dan Tegangan Langkah di Lokasi Rencana Gardu Induk 500 kv Antosari

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun langkah-langkah penyusunan ditunjukkan oleh gambar 3.1. Studi pendahuluan. Identifikasi dan perumusan masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dalam penelitian ini data yang diambil dari pengukuran

SIMULASI PENGARUH KEDALAMAN PENANAMAN DAN JARAK ELEKTRODA TAMBAHAN TERHADAP NILAI TAHANAN PEMBUMIAN. Mohamad Mukhsim, Fachrudin, Zeni Muzakki Fuad

METODE PENURUNAN TAHANAN PENTANAHAN PADA ELEKTRODA PLAT DENGAN SOIL TREATMENT GARAM

ANALISA PERBANDINGAN TAHANAN PEMBUMIAN PERALATAN ELEKTRODA PASAK PADA GEDUNG LABORATORIUM TEKNIK UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN

STUDI PENGARUH KANDUNGAN AIR TANAH TERHADAP TAHANAN JENIS TANAH LEMPUNG (CLAY)

BAB II PEMBUMIAN PERALATAN LISTRIK DENGAN ELEKTRODA BATANG. Tindakan-tindakan pengamanan perlu dilakukan pada instalasi rumah tangga

Rizky Fajar Adiputra

JOBSHEET PRAKTIKUM 6 WORKHSOP INSTALASI PENERANGAN LISTRIK

by: Moh. Samsul Hadi

ADALAH PENGHANTAR YG DITANAM DALAM BUMI DAN MEMBUAT KONTAK LANGSUNG DGN BUMI

PENGARUH PASIR - GARAM, AIR KENCING SAPI, BATU KAPUR HALUS DAN KOTORAN AYAM TERNAK TERHADAP NILAI TAHANAN PEMBUMIAN PADA SAAT KONDISI TANAH BASAH

Sistem pembumian plat Tahanan tubuh manusia Arus melalui tubuh manusia Arus fibrasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sistem pentanahan merupakan sistem pengamanan terhadap perangkatperangkat

PENGARUH PENAMBAHAN GYPSUM DALAM MEREDUKSI NILAI RESISTANSI PENTANAHAN DI TANAH LADANG

Vol.13 No.2. Agustus 2012 Jurnal Momentum ISSN : X

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STUDI PENGUKURAN TAHANAN PENTANAHAN TOWER SALURAN UDARA TEGANGAN EKSTRA TINGGI (SUTET) 500 KV PEDAN- UNGARAN

Kata kunci : gardu beton; grid; pentanahan; rod

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGAMBILAN DATA

Presented by dhani prastowo PRESENTASI FIELD PROJECT

BAB I PENDAHULUAN. Pentanahan adalah penghantaran antara peralatan dengan bumi. Pentanahan

ANALISIS PENGARUH JENIS TANAH TERHADAP BESARNYA NILAI TAHANAN PENTANAHAN

Evaluasi dan Perancangan Sistem Proteksi Petir Internal dan Eksternal Divisi Fabrikasi Baja pada Perusahaan Manufaktur

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB 10 SISTEM PENTANAHAN JARINGAN DISTRIBUSI

PERENCANAAN SALURAN UDARA TRANSMISI TEGANGAN TINGGI APLIKASI TANJUNG JABUNG - SABAK JAMBI

ANALISA SISTEM PENANGKAL PETIR PADA GEDUNG BERTINGKAT DI APARTEMEN THE PAKUBUWONO VIEW, KEBAYORAN LAMA, JAKARTA

BAB II TEORI UMUM PEMBUMIAN GRID PADA DUA LAPIS TANAH. Sistem pembumian peralatan-peralatan pada gardu induk biasanya

PETUNJUK PRAKTIS PERANCANGAN PENTANAHAN SISTEM TENAGA LISTRIK

Hasrul, Evaluasi Sistem Pembumian Instalasi Listrik Domestik di Kabupaten Barru

Studi Pengaruh Jenis Tanah dan Kedalaman Pembumian Driven Rod terhadap Resistansi Jenis Tanah

KONDUKTOR ALUMUNIUM PADA SISTEM GROUNDING. Galuh Renggani Wilis Dosen Prodi Teknik Mesin Universitas Pancasakti Tegal

Politeknik Negeri Sriwijay A BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR ISI SISTEM PENTANAHAN (PEMBUMIAN) TITIK NETRAL 3

COMPARATIVE ANALYSIS OF GROUNDING RESISTANCE VALUE IN SOIL AND SEPTICTANK. Abdul Syakur, Juningtyastuti, Arif Dermawan *)

PERANCANGAN GROUNDING UNTUK LABORATORIUM TEKNIK TEGANGAN TINGGI DI TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

BAB III METODE PENGUKURAN PENTANAHAN Blok Diagram Perancangan Pengukuran Pentanahan. Dibuat Berpetak

I Gusti Ngurah Satriyadi Hernanda, ST. MT Dr. Eng. I Made Yulistya Negara, ST. M.Sc

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Jenis-Jenis Elektroda Pentanahan. Oleh Maryono

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Energi listrik merupakan salah satu bentuk energi yang mudah dalam

ANALISA PENGARUH KEDALAMAN ELEKTRODA PENTANAHAN TERHADAP NILAI TAHANAN PEMBUMIAN

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Kelistrikan

MITIGASI GANGGUAN TRANSMISI AKIBAT PETIR PADA PT. PLN (PERSERO) P3B SUMATERA UPT TANJUNG KARANG

EVALUASI NILAI TAHANAN PENTANAHAN TOWER SALURAN UDARA TEGANGAN TINGGI (SUTT) 150kV TRANSMISI MANINJAU SIMPANG EMPAT

SISTEM PENTANAHAN PADA GARDU INDUK

Politeknik Negeri Sriwijaya

PERBAIKAN SISTEM PENTANAHAN PADA GEDUNG LISTRIK POLITEKNIK NEGERI SEMARANG

BAB IV EVALUASI. 4.1 Umum

Transkripsi:

IMPLEMENTASI SISTEM PENTANAHAN GRID PADA TOWER TRANSMISI 150 KV ( Aplikasi Pada Tower Transmisi 150 kv Antara Gardu Induk Indarung Dengan Gardu Induk Bungus) Dea Ofika Yudha (1), Ir. Arnita, M. T (2), Ir. Ija Darmana, M. T (2) (1) Mahasiswa Teknik Elektro, Universitas Bung Hatta, (2) Dosen Teknik Elektro, Universitas Bung Hatta. E-mail: yudha5757@gmail.com Abstrak Sistem pentanahan pada tower transmisi merupakan perlengkapan keamanan yang amat sangat penting. Pentanahan pada tower transmisi berfungsi untuk menghindari bahaya-bahaya terhadap orang yang berada di daerah tower transmisi atau terhadap peralatan listrik yang terdapat pada tower tersebut. Sistem pentanahan tower transmisi biasanya terdapat pada rangka-rangka tower. Penelitian dilaksanakan pada tower 33 Indarung-Bungus. Pengukuran pentanahan tower dilakukan dengan mengukur nilai tahanan pentanahan tower melalui kaki tower dengan menggunakan alat earth tester. Rangka- rangka tower di hubungkan dengan pentanahan grid yang di tambah dengan satu batang elektroda. Dari hasil penelitian yang sudah dilaksanakan, sistem pentanahan dengan tambahan grid mampu mereduksi nilai pentanahan menjadi 0,5 Ω. Semakin kecil nilai pentanahan yang di dapat maka semakin bagus sistem pentahanahannya. Untuk mendapatkan nilai pentanahan yg kecil dari 1 ohm, pentanahan dengan menambahkan pentanahan grid menjadi solusi yang sangat tepat. Kata kunci : tower transmisi, grid 1. Pendahuluan Tower saluran udara tegangan tinggi (SUTT) 150 kv adalah bagian dari pendukung sistem pendistribusian tenaga listrik, saluran ini sangat lah mungkin terjadi gangguan akibat adanya sambaran petir yang dapat mengakibatkan kenaikan tegangan yang dapat merusak peralatan listrik. Indonesia sebagai negara di wilayah tropis yang mempunyai angka terjadinya petir cukup tinggi. Untuk menghindari hal tersebut maka pada tower transmisi 150 kv dipasanglah sistem pentanahan atau grounding untuk meminimalisir gangguan tersebut. Oleh karena itu, pentanahan adalah suatu hal yang penting pada tower SUTT 150 kv. Besarnya harga tahanan pentanahan tower SUTT 150 kv harus sesuai dengan ketentuan yang diizinkan untuk menjamin keterandalan sistem bila terjadi tegangan lebih akibat sambaran petir. Apabila nilai tahanan pada tower transmisi tetap besar maka di rancanglah suatu jenis pentanahan grid yang berfungsi untuk memperkecil nilai tahanan penatanahan pada tower transmisi. 2. Landasan Teori Pentanahan peralatan bertujuan untuk : a. Mencegah timbulnya arus gangguan baik besarnya maupun lamanya dalam gangguan keadaan tanah tanpa menimbulkan kebakaran atau ledakan pada bangunan atau isinya. b. Untuk memperbaiki kinerja sistem c. Mengatasi terjadinya tegangan kejut listrik yang berbahaya untuk orang di dalam atau di kawasan daerah itu.

Tabel 1. Tahanan jenis tanah No Jenis tanah Tahanan jenis 1 Tahan berair, tanah humus 30 2 Tanah liat 100 3 Pasir basah 200 4 Kerikil basah 500 5 Pasir dan kerikil kering 1000 3 Tanah berbatu 3000 2.1. Sistem Pentanahan Grid Sistem pentanahan grid merupakan pentanahan yang menerapkan sistem penanaman elektroda secara horizontal dengan bentuk kisi-kisi (grid). Dalam sistem pentanahan grid sulit mencari nilai tahanan pentanahan karena susunan grid agak kompleks, sehingga digunakan metode bujur sangkar dengan anggapan bahwa muatan yang tersebar pada permukaan konduktor yang membentuk grid adalah sama. Pentanahan sistem ini terdiri atas pentanahan sistem grid simetris dan sistem tidak simetris. 2.1.1. Sistem Pentanahan Grid Simetri Pentanahan dengan sistim grid ini dilakukan dengan menanamkan batang-batang elektroda pentanahan dalam tanah pada kedalaman beberapa cm, sejajar dengan permukaan tanah dan elektroda tersebut dihubungkan satu dengan yang lainnya sehingga membentuk beberapa jaringan. Makin banyak konduktor yang ditanam pada sistem ini, maka tegangan yang timbul pada permukaan tanah pada saat terjadi gangguan ketanah kan terdistribusi dengan merata.. Gambar 1.sistem pentanahan grid 2.1.2. Sistem Pentanahan Grid Tidak Simetri Pentanahan sistem grid tidak simetri ini pada prinsip nya sama denga pentanahan sistm grid simetri. Perbedaannya hanya pada distribusi konduktor kisi-kisi (konduktor paralel yang membentuk grid) tidak sama jaraknya untuk satu sisi. Penetapan konduktor paralel yang pertama selalu dimulai pada pertengahan daerah pentanahan. Sistem pentanahan grid tidak smetri ditunjukan pada gambar di bawah ini: Gambar.2. grid tidak simetri 2.2. Pengukuran Pentanahan Pada Tower Transmisi 150 kv Dalam melakukan penelitian ini penulis melakukan beberapa jenis pengukuran yaitu : 1. Pengukuran tahanan tanah 2. Pengukuran pentanahan tower 3. Pengukuran pentanahan grid 4. Pengukuran gabungan pentanahan Grid dan pentanahan tower.

2.2.1. Pengukuran tahanan tanah Pengukuran ini dilakukan pada daerah kaki- kaki tower. Pengukuran pentanahan dapat dilihat pada gambar dibawah ini: Gambar 4. pengukuran pentanahan tower Gambar 3. Pengukuran tahanan tanah Menghitung tahanan tanah di ukur dengan menggunakan alat eart tester. Untuk 3 kali percobaan yang di ukur maka R rata-rata tanah adalah : 2.2.3. Pengukuran pentanahan grid Pengukuran tahanan pentanahan grid dilakukan dengan cara menghubungkan kabel earth tester warna hijau dengan konduktor pada grid. Dan menancapakan dua batang elektroda ketanah, masing masing elektroda di hubungkan dengan kabel warna kuning dan kabel warna merah. Grid di tanam ketanah 30 cm. Semakin dalam grid yang di tanam semakin bagus nilai pentanahan yang didapat. R = R 1+ R 2 + R 3 3 (1) Keterangan : R = tahanan rata-rata tanah R 1 = tahanan tanah pengukuran 1 R 2 = tahanan tanah pengukuran 2 R 3 = tahanan tanah pengukuran 3 2.2.2. Pengukuran tahanan tower Pada tower transmisi 150 kv biasanya pentanahannya menggunakan elektroda batang yang ditancapkan ketanah. Batang pentanahan pada tower ini dihubungkan dengan earth tester dengan menggunakan kabel berwana hijau, kemudian dua batang elektroda masingmasing dihubungkan dengan mengunakan kabel kuning dan kabel berwarna merah di tancapkan seperti pada gambar 4.2 dibawah ini: Gambar 5. Pentanahan grid Untuk menghitung tahanan pentanaha grid maka di gunakan persamaaan tahanan grid oleh IEEE std 80-1986 diperoleh persamaan utuk kedalaman konduktor 0 m < h< 2,5 meter : R g = ρ [ 1 + 1 (1 + 1 )] (2) L 20 A 1+h 20/A

Keterangan : R g = tahanan pentanahan grid ρ = tahanan jenis tanah L = panjang konduktor (m) r = jari-jari konduktor (m) A = Luas area pertanahan (m 2 ) h = kedalaman grid (m) 2.2.4. Pengukuran gabungan pentanahan grid dan pentanahan tower Setelah melaksanakan pengukuran tahanan tanah, tahanan pentanahan tower, tahanan grid maka selanjutnya pengukuran sistem pentanahan grid akan di paralelkan dengan sistem pentanahan pada tower transmisi. Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat gambar 4.5. dibawah ini: 2.3. Data 2.3.1. Data grid Grid terbuat dari gabungan beberapa tembaga yang dirangakai menjadi satu sehingga satu sama lain membentuk kisi-kisi atau jaring. Dalam penelitian ini ukuran konduktor grid yang digunakan adalah: Panjang konduktor kisi-kisi utama = 4x1 = 4 meter Panjang konduktor kisi-kisi melintang = 5x1 = 5 meter Panjang batang-batang pentanahan = 4x1 = 4 meter Diameter konduktor = 16 mm Kedalaman grid ditanam (h) = 30 cm = 0,3 m 2.3.2. Hasil Pengukuran Hasil pengukuran pada tower trasmisi 150 kv yang diukur pada tower 33, yang terletak di Kecamatan Lubuk kilanagan, Kelurahan tarantang seperti yang ditunjukan pada tabel 2. berikut ini: No Pengukuran 1 Tabel 2. Hasil pengukuran 2 3 Ratarata Gambar 6. Gabungan grid dan tower 1. R tanah 18,2 15,4 17,2 16,93 2. R tower 2,7 2,4 2,5 2,53 Nilai pentanahan grid yang telah digabungkan dengan pentanahan tower dapat dirumuskan melalui persamaan: 3. R grid 1.17 1,58 1,26 1,33 4. Rgrid+ tower 0,65 0,5 0,6 0,58 Keterangan : R total = R tower. R grid R tower +.R grid R total = tahanan gabungan grid dan tower R grid = tahanan grid R tower = tahanan tower 2.4. Analisa Berdasarkan perhitungan serta pengukuran yang telah dilakukan pada tower 33 Indarung-Bungus, penggunaan sistem pentanahan grid dengan menambahkan elektroda batang ditengah-tengah mampu mereduksi nilai pentanahan yang sudah ada

pada tower. Tidak semua tower transmisi yang memiliki pentanahan tambahan. Untuk melakukan pengukuran pentanahan pada tower yang tidak menggunakan pentanahan tambahan cukup dengan cara mengukur kaki tower dengan menggunakan alat earth tester. Hal ini dikarenakan pentanahan tower sudah ada pada rangka-rangka tower pada saat pembangunan tower. Nilai rata-rata tahanan pentanahan tower yang terdapat pada tower 33 indarung bungus sebesar 2,53 Ω. Peneliti menggabungkan pentanahan yang terdapat pada rangka / kaki tower dengan pentanahan jenis grid dimana dengan luas area grid dipasang 1x1 meter dapat mereduksi pentanahan tower sebesar 0,5 Ω. Semakin kecil nilai pentanahan semakin bagus sistem proteksinya. Hasil dari pengukuran ini dapat disimpulkan penambahan sistem pentanahan dengan menggunakan grid yg di gabungkan dengan elektroda batang dapat menghasilkan nilai tahanan pentanahan kecil dari 1 ohm. Nilai tahanan pentanahan pada tower transmisi 150 kv semakin bagus dengan penambahan sistem pentanahan jenis grid ini. 2.5. Kesimpulan Dari hasil penelitian, pengukuran dan perhitungan yang diperoleh dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Sistem pentanahan grid yang di pasang saat penelitian, pada tower 33 Indarungbungus dapat mereduksi nilai pentanahan tower kecil dari satu ohm. 2. Sistem pentanahan grid yang di kopel dengan penambahan elektroda batang, yang dikopel ditengah-tengah grid mampu memperkecil nilai pentanahan grid. 3. Pentanahan grid adalah alternatif cara untuk mendapatkan nilai pentanahan kecil dari 1 Ω. 2.6. Daftar Pustaka 1. Dermawan Arif, Juningtyastuti dan Syakur Abdul. Analisis Nilai Tanahan Pentanahan Yang Ditanam Ditanah dan di Septicktank Pada Perumahan. Semarang. Universitas Diponegoro. 2. IEEE Guide for Safety in AC Substation Grounding. 3. Janardana IGN. 2005. Pengaruh Umur Pada Beberapa Volume Zat Aditif Betonit Terhadap Nilai Tahanan Pentanahan. Bali. Universitas Udayana. 4. Joko Pramono, Buwono candra dan Zamrudi. 2010. Transmission Of Electrical Energi. Depok. Univeritas Indonesia 5. Lukmanto Widen, Mahmudsyah S. Yuwono Teguh. Studi Perencanaan Saluran Transmisi 150 kv Bambe Incomer. Surabaya. Institut Teknologi Sepuluh November. 6. Muklis. 2008. Implementasi Sistem Pentanahan Grid (Aplikasi Pada Kampus III UBH). Padang. Universitas Bung Hatta. 7. Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000). 8. Syofian Andi. 2013. Sistem Pentanahan Grid Pada Gardu Induk Teluk sirih. Padang. Institut Teknologi Padang. 9. Tanjung Abrar.2008. Analisis Sistem Pentanahan Gardu Induk Teluk Lembu dengan Bentuk Konstruksi Grid (Kisi- Kisi). Pekan baru. Universitas Lancang Kuning. 10. Utama Putra Arif. Evaluasi Nilai Tahanan Pentanahan Tower Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kv Transmisi Maninjau-Simpang Empat. Padang. Universitas Bung Hatta.