BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat (Rahayu, 2000). Berdasarkan data American. hipertensi mengalami peningkatan sebesar 46%.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dapat melaksanakan masing-masing tugasnya (Kertohoesodo, 1979).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. yang terdiri dari orang laki-laki dan orang perempuan.

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner, stroke), kanker, penyakit pernafasan kronis (asma dan. penyakit paru obstruksi kronis), dan diabetes.

BAB 1 : PENDAHULUAN. utama masalah kesehatan bagi umat manusia dewasa ini. Data Organisasi Kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. orang yang memiliki kebiasaan merokok. Walaupun masalah. tahun ke tahun. World Health Organization (WHO) memprediksi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan menuju hidup sehat 2010 yaitu meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkannya. Bila kondisi tersebut berlangsung lama dan menetap, maka dapat menimbulkan penyakit hipertensi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penyempitan pembuluh darah, penyumbatan atau kelainan pembuluh

BAB I PENDAHULUAN. diwaspadai. Hipertensi menjadi masalah kesehatan masyarakat yang terjadi

Bab 1: Mengenal Hipertensi. Daftar Isi

TEKANAN DARAH TINGGI (Hipertensi)

BAB I PENDAHULUAN. jantung koroner (untuk pembuluh darah jantung) dan hipertrofi/left ventricle

FAKTOR-FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA LAKI-LAKI PENGUNJUNG PUSKESMAS MANAHAN DI KOTA SURAKARTA

BAB V PEMBAHASAN. A. Karakteristik Responden yang Memengaruhi Tekanan Darah

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh PTM terjadi sebelum usia 60 tahun, dan 90% dari kematian sebelum

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. menjadi tahun. Menurut data dari Kementerian Negara Pemberdayaan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam tekanan darah setiap hari. Tekanan darah merupakan. faktor yang amat penting pada sistem sirkulasi.

BAB II TINJAUAN TEORITIS. antara curah jantung (Cardiac Output = CO) dan tekanan vaskuler

BAB I PENDAHULUAN. diseluruh dunia baik di negara berkembang maupun negara yang sedang

Karakteristik Umum Responden

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kematian yang terjadi pada tahun 2012 (WHO, 2014). Salah satu PTM

BAB 1 PENDAHULUAN. Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu peningkatan abnormal

PERBEDAAN CARDIOTHORACIC RATIO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HUBUNGAN OLAHRAGA TERHADAP TEKANAN DARAH PENDERITA HIPERTENSI RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mencapai 400 per kematian (WHO, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. tekanan darah lebih dari sama dengan 140mmHg untuk sistolik dan lebih dari

BAB I PENDAHULUAN. (Armilawati, 2007). Hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif

BAB I PENDAHULUAN. gizi terjadi pula peningkatan kasus penyakit tidak menular (Non-Communicable

BAB I PENDAHULUAN.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. pembuluh darah untuk beredar dalam seluruh tubuh. Darah berfungsi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang

BAB 1 PENDAHULUAN. otak atau penyakit jantung koroner untuk pembuluh darah jantung dan otot

Mengetahui Hipertensi secara Umum

BAB 1 PENDAHULUAN. masalah kesehatan untuk sehat bagi penduduk agar dapat mewujudkan derajat

BAB 1 PENDAHULUAN. dikenal juga sebagai heterogeneous group of disease karena dapat menyerang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk dunia meninggal akibat diabetes mellitus. Selanjutnya pada tahun 2003

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. milimeter air raksa (mmhg) (Guyton, 2014). Berdasarkan Seventh Joint National

BAB I PENDAHULUAN. batas-batas tekanan darah normal yaitu 120/80 mmhg. Penyebab hipertensi

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi bergeser ke penyakit non-infeksi/penyakit tidak

BAB I PENDAHULUAN. yang mendadak dapat mengakibatkan kematian, kecacatan fisik dan mental

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan usia harapan hidup dan penurunan angka fertilitas. mengakibatkan populasi penduduk lanjut usia meningkat.

Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi)

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang menyerang

BAB I PENDAHULUAN.

PENYAKIT JANTUNG CORONER

BAB I PENDAHULUAN. jantung beristirahat. Dua faktor yang sama-sama menentukan kekuatan denyut nadi

BAB I PENDAHULUAN. Pola penyakit yang diderita masyarakat telah bergeser ke arah. penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah,

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah kondisi dimana jika tekanan

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi adalah tekanan darah tinggi dimana tekanan darah sistolik lebih

BAB 1 PENDAHULUAN. tekanan darah diatas normal yang mengakibatkan peningkatan angka morbiditas

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 29 orang, PNS yang mengajar di SD N Pujokusuman 1 Yogyakarta sebanyak

BAB I PENDAHULUAN. penyakit infeksi ke penyakit tidak menular ( PTM ) meliputi penyakit

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya penyempitan, penyumbatan, atau kelainan pembuluh nadi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang


BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit tidak menular banyak ditemukan pada usia lanjut (Bustan, 1997).

UPT Balai Informasi Teknologi LIPI Pangan & Kesehatan Copyright 2009

BAB I PENDAHULUAN. Triple Burden Disease, yaitu suatu keadaan dimana : 2. Peningkatan kasus Penyakit Tidak Menular (PTM), yang merupakan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit jantung koroner (PJK) penyebab kematian nomor satu di dunia.

Diabetes tipe 2 Pelajari gejalanya

BAB I PENDAHULUAN. Tekanan darah adalah tenaga pada dinding pembuluh darah arteri saat

BAB I PENDAHULUAN. sedang berkembang menuju masyarakat industri. Perubahan kearah. pada gilirannya dapat memacu terjadinya perubahan pola penyakit.

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kesehatan saat ini sudah bergeser dari penyakit infeksi ke

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Insiden hipertensi mulai terjadi seiring bertambahnya usia. Pada

BAB I PENDAHULUAN. terjadi peningkatan secara cepat pada abad ke-21 ini, yang merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sangat serius saat ini adalah hipertensi yang disebut sebagai the silent killer.

BAB I PENDAHULUAN. angka kesakitan (morbiditas) dan angka kematian (mortalitas) (Purwanto,

BAB 1 PENDAHULUAN. Lansia (lanjut usia) adalah seseorang yang usia 65 tahun keatas (Potter

BAB I PENDAHULUAN. inaktivitas fisik, dan stress psikososial. Hampir di setiap negara, hipertensi

BAB I PENDAHULUAN. 7%, sehingga Indonesia mulai masuk dalam kelompok negara berstruktur

BAB I PENDAHULUAN. degeneratif seperti jantung koroner dan stroke sekarang ini banyak terjadi

PENGANTAR KESEHATAN. DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY. Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dasar Disamping itu, pengontrolan hipertensi belum adekuat

BAB I PENDAHULUAN. Kekayaan utama yang paling berharga bagi setiap bangsa adalah sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. jumlah lansia (Khomsan, 2013). Menurut Undang-Undang No.13/1998

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit

BAB II TINJAUAN TEORITIS. darah arteri meningkat melebihi batas normal.menurut World. (2001) seseorang dikatakan hipertensi apabila tekanan

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kesehatan saat ini sudah bergeser dari penyakit infeksi ke

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. Dewasa ini perilaku pengendalian PJK belum dapat dilakukan secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. koroner untuk pembuluh darah jantung dan untuk otot jantung. Proporsi kematian

BAB 1 PENDAHULUAN. (overweight) dan kegemukan (obesitas) merupakan masalah. negara. Peningkatan prevalensinya tidak saja terjadi di negara

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hipertensi 1. Definisi Hipertensi Menurut WHO menetapkan bahwa tekanan darah seseorang adalah tinggi bila tekanan sistolik (sewaktu bilik jantung mengerut) melewati batas lebih dari 140 mmhg sedangkan tekanan diastolik (sewaktu bilik jantung mengembang ) dalam ambang batas lebih dari 90 mmhg 22. Tekanan sistolik berkaitan dengan tingginya tekanan pada arteri bila jantung berkontraksi (denyut jantung), ini adalah tekanan maksimum dalam arteri pada suatu saat dan tercermin pada hasil pembacaan tekanan darah sebagai tekanan atas yang nilainya lebih besar, tekanan diastolik berkaitan dengan tekanan dalam arteri bila jantung dalam keadaan relaksasi diantara dua denyutan, ini adalah tekanan minimum dalam arteri pada suatu saat dan ini tercermin dari hari pemeriksaan tekanan darah sebagai tekanan bawah yang nilainya lebih kecil 2. Tekanan darah adalah kekuatan yang ditimbulkan oleh jantung yang berkontraksi seperti pompa, sehingga darah terus mengalir dalam pembuluh darah, kekuatan ini mendorong dinding pembuluh arteri atau nadi. Tekanan darah ini diperlukan agar darah tetap mengalir dan mampu melawan gravitasi serta hambatan dalam dinding arteri, tanpa adanya kekuatan secara terus menerus dalam sistem peredaran darah sehingga darah tidak dapat terbawa keotak dan kejaringan seluruh tubuh, hal ini disebabkan peredaran darah merupakan suatu sistem yang tertutup artinya setelah sampai diujung jaringan akan kembali lagi ke jantung 11. Boedi Darmoyo tahun 1990 dalam penelitiannya, menemukan bahwa antara 1,8%-28% penduduk dewasa adalah penderita hipertensi. Angka 1,8% berasal dari penelitian Kalirejo, Jawa Tengah, sedangkan nilai 28,6% dilaporkan dari hasil penelitian di Sukabumi, Jawa Barat 12.

2. Klasifikasi Hipertensi Berdasarkan penyebabnya hipertensi dapat di kelompokan menjadi dua golongan yaitu : a. Hipertensi esensial atau hipertensi primer Sebanyak 90-95% kasus hipertensi yang terjadi tidak diketahui dengan pasti apa penyebabanya, para pakar menunjuk stres sebagai tertuduh utama, setelah faktor lain yang mempengaruhi dan para pakar juga menemukan hubungan antara riwayat keluarga penderita hipertensi (genetik) dengan risiko untuk juga menderita penyakit ini. Faktor-faktor lain yang dapat dimasukan dalam daftar penyebab hipertensi jenis ini adalah lingkungan, kelainan metabolisme intra seluler, dan faktor-faktor yang meningkatkan risikonya seperti obesitas, konsumsi alkohol, merokok, dan kelainan darah (polisitemia) 9. b. Hipertensi renal atau hipertensi sekunder Pada 5-10% kasus sisanya, penyebab spesifiknya sudah diketahui yaitu gangguan hormonal, penyakit jantung, diabetes, ginjal, penyakit pemuluh darah, atau berhubungan dengan kehamilan 9. Banyak ahli kedokteran membuat batasan hipertensi dengan alasan masingmasing. Oleh karena itu WHO-ISH mengeluarkan panduan klasifikasi hipertensi sebagai berikut : 1) Tekanan sistolik (mmhg) - < 120 = tekanan darah optimal - 120-129 = tekanan darah normal - 130-139 = tekanan darah normal tinggi - 140 159 = hipertensi ringan - 160 179 = hipertensi sedang - > 180 = hipertensi berat 2) Tekanan diastolik (mmhg) - < 80 = tekanan darah optimal - 80-84 = tekanan darah normal - 85-89 = tekanan darah normal tinggi - 90 99 = hipertensi ringan

- 100 109 = hipertensi sedang - > 110 = hipertensi berat 22. 3. Etiologi Kurang dari 10% penderita hipertensi non esensial yaitu yang disebabkan oleh kelainan organ tubuh lain yang telah terbukti kaitannya dikenal sebagai hipertensi sekuender seperti misalnya kelainan atau penyakit ginjal, penyakit endokrin, penyakit pembuluh darah 16. Berdasarkan hal diatas, jelas bahwa golongan hipertensi esensial yang belum diketahui penyebabnya merupakan lebih dari 90% populasi penderita hipertensi dalam masyarakat. Hipertensi ini dapat di kenali dengan alat tensimeter saja dan golongan tersebut merupakan golongan risiko yang akan banyak kita jumpai 6. 4. Patogenesis Darah diperlukan oleh jaringan tubuh sebagai sarana pengangkut sumber zat yang dibutuhkan oleh jaringan tersebut, misalnya oksigen, nutrient, air, elektrolit, dan juga sebagai sarana pembawa zat yang tidak berguna ke organ-organ pembuangan. Agar dapat bersirkulasi, darah harus di pompa oleh jantung keseluruh tubuh melalui sistem pembuluh darah dan harus dapat mengatasi tonus pembuluh arteri yang mempunyai tekanan perifer cukup besar 16. Dilihat dari keadaan diatas, maka daya pompa atau tekanan darah sama dengan besar curah jantung (cardiac output) di kalikan tahanan perifer, perubahan besar tekanan darah dipengaruhi oleh kedua faktor tersebut, jadi hipertensi terjadi akibat meningkatnya curah jantung dan tahanan perifer, selain itu masih banyak faktor lain yang mempengruhi kedua faktor tesebut 16.

B. Epidemiologi Hipertensi 1. Hipertensi sebagai faktor risiko Kajian epidemiologi selalu menunjukan adanya hubungan yang penting dan bebas antara tekanan darah dan bebagai kelainan, terutama penyakit jantung koroner, stroke, gagal jantung dan kerusakan fungsi ginjal. Sudah diketahui bahwa tekanan darah sistolik selalu di identifikasikan sebagai faktor risiko-relatif yang lebih tinggi pada penyakit jantung koroner, stroke, gagal jantung, penyakit ginjal, dan kematian umum untuk tekanan darah pada rentang yang sama 19. Hipertensi atau tekanan darah tinggi secara bebas berkaitan dengan peningkatan risiko terjadinya kardiovaskuler, risiko akan meningkat secara berarti dengan adanya faktor risiko lain seperti merokok, kolesterol, dan diabetes, akibatnya tekanan darah yang yang sama bisa saja mempunyai risiko yang berlainan jika di kaitkan dengan kombinasi faktor risiko yang berbeda 19. 2. Faktor karakteristik yang mempengaruhi tekanan darah a. Umur Kajian pengamatan prospektif pada beberapa kelompok orang, selalu menunjukan adanya hubungan yang positif antara umur dan tekanan darah, sebagian populasi dengan berbagai ciri geografis, budaya,dan sosio ekonomi. Pada sebagian besar populasi di negara barat, tekanan darah sistolik cenderung meningkat secara progresif pada masa kanak-kanak, remaja dan dewasa untuk mencapai nilai rata-rata 140 mmhg pada usia 70-an atau 80-an. Tekanan darah diastolik juga cenderung meningkat dengan bertambahnya umur, tetapi dengan laju lebih rendah dari pada tekanan darah sistolik, dan nilai rata-rata cenderung tetap datar atau turun setelah usia 50-an, hal ini mengakibatkan peningkatan tekanan nadi, dan peningkatan tekanan darah sistolik menjadi hal yang biasa dengan bertambahnya umur 19.

b. Jenis kelamin Pada usia dini tidak terdapat bukti nyata tentang adanya perbedaan tekanan darah antara pria dan wanita, akan tetapi pada masa remaja, pria cenderung menunjukan nilai rata-rata yang lebih tinggi, perbedaan ini jelas pada orang dewasa muda dan orang setengah baya, perubahan pada masa tua antara lain dapat di jelaskan dengan tingkat kematian awal yang lebih tinggi pada pria setengah baya yang mengidap hipertensi, sementara perubahan pascamenopouse pada wanita dapat pula berpengaruh terhadap tekanan darah 19. c. Suku Kajian populasi selalu menunjukan bahwa tekanan darah pada masyarakat kulit hitam lebih tinggi dari pada tekanan darah pada golongan kulit putih. Besar variasi antar suku di Indonesia terendah yaitu di lembah balim jaya sebesar 0,6% dan tertinggi di Sukabumi Jawa Barat sebesar 28,6% 19. d. Pendapatan Tekanan darah dan prevalensi hipertensi pada masyarakat di pengaruhi oleh tingkat pendapatan, pendidikan dan pekerjaan seseorang 19. Pada masyarakat dengan tingkat pendapatan tinggi lebih mampu memanfaatkan pelayanan kesehatan untuk melakukan pengobatan sedangkan seseorang dengan tingkat pendapatan yang rendah kurang memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada, mungkin oleh karena tidak mempunyai cukup uang untuk membeli obat atau untuk yang lain, hal itu dapat mengakibatkan penyakit yang di derita bertambah parah 21. 3. Prevalensi hipertensi Perkiraan prevalensi hipertensi bergantung pada titik potong yang dipakai untuk menentukannya, karena ada hubungan langsung antara tekanan darah dan risiko komplilasi. Perkiraan prevalensi dari beberapa bagian dunia menunjukan bahwa hipertensi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting diseluruh dunia, prevalensi hipertensi dilaporkan antara 10% dan 20% pada beberapa populasi dewasa untuk tekanan darah sistolik 160 mmhg dan tekanan darah diastolik 95 mmhg, sedangkan untuk tekanan darah sistolik 140 mmhg dan tekanan darah diastolik 90 mmhg perkiraan prevalensi lebih tinggi, prevalensi

hipertensi meningkat dengan bertambahnya umur dan menunjukan jumlah relatif lebih besar pada pria dibawah usia 50 tahun 19. Beberapa perbedaan geografis telah di catat dan Negara industri melaporkan adanya angka prevalensi yang tinggi jika dibandingkan dengan sebagaian besar negara berkembang. Di beberapa Negara berkembang, perbedaan antara daerah perkotaan dan pedesaan menunjukan bahwa perkiraan prevalensi yang tinggi ditemukan pada masyarakat perkotaan. Dalam hal ini perbedaan suku dari beberapa negara dilaporkan bahwa rata-rata prevalensi yang lebih tinggi ditemukan pada orang kulit hitam dari pada orang kulit putih 19. 4. Faktor risiko hipertensi a. Keturunan Riwayat keluarga memperlihatkan bahwa kemungkinan munculnya hipertensi lebih besar diantara orang-orang yang orang tuanya atau neneknya menderita hipertensi 14. Semakin dekat hubungan darah dengan seseorang yang mengidap hipertensi semakin besar kemungkinan mengidapnya juga 8. b. Obesitas Risiko terbesar bagi pengidap hipertensi adalah kegemukan/ obesitas, semakin banyak kelebihan berat badan semakin besar pula risiko yang dihadapi 8. Berat badan yang berlebihan adalah faktor penting dalam perkembangan hipertensi dan sekaligus menjadi faktor satu-satunya yang diketahui dan yang paling mudah di hindari. Orang yang mempunyai berat badan 20% di atas normal mempunyai kemungkinan tiga kali lebih besar menderita hipertensi dari pada orang yang mempunyai berat badan normal. Semantara risiko hipertensi bertambah sejalan dengan kelebihan berat badan, sebaliknya penurunan berat badan dapat menurunkan tekanan darah bahkan sampai pada tingkat yang normal 14. c. Konsumsi garam Para pakar menemukan makanan modern sebagai penyumbang utama terjadinya hipertensi. Garam dapur dapat menaikan tekanan darah karena mengandung natrium dalam jumlah yang berlebih. Natrium bersama klorida dalam garam dapur sebenarnya membantu tubuh mempertahankan

keseimbangan cairan tubuh dan mengatur tekanan darah, namun natrium dalan jumlah berlebih dapat menahan air (retensi). Sehingga meningkatkan jumlah vulume darah, akibatnya jantung harus bekerja lebih keras untuk memompanya dan tekanan darah menjadi naik, selain itu natrium yang berlebih akan menggumpal dinding pembuluh darah dan mengikisnya sehingga terkelupas dan kotoran tersebut akan menyumbat pembuluh darah 9. Hubungan antara konsumsi garam dan perkembangan hipertensi selanjutnya diperkuat oleh suatu penelitian yang diawali dengan mengamati bayi-bayi yang diberi diet rendah garam dan diet garam yang normal. Setelah 6 bulan tekanan darah secara signifikan lebih baik (lebih rendah) pada bayibayi yang diberi diet rendah garam. Bayi-bayi ini kemudian diteliti kembali setelah 15 tahun dan tekanan darah mereka ditemukan masih lebih rendah secara signifikan. Jika anak-anak dapat dibimbing untuk mengkonsumsi sedikit garam, maka kita dapat mencegah terjadinya hipertensi sejak awal 10. d. Konsumsi Lemak Dewasa ini pola makan penduduk yang tinggal di kota-kota besar berubah dimana makanan cepat saji dan makanan yang kaya kolesterol menjadi bagian yang di konsumsi sehari-hari 4. Kadar kolesterol darah yang tinggi dapat mengakibatkan terjadinya endapan kolesterol dalam dinding pembuluh darah, lama kelamaan jika endapan kolesterol bertambah akan menyumbat pembuluh nadi dan mengganggu peredaran darah, dengan demikian akan memperberat kerja jantung dan secara tidak langsung memperparah hipertensi 12. e. Konsumsi Energi Kebutuhan energi seseorang menurut FAO/WHO tahun 1985 adalah konsumsi energi berasal dari makanan yang diperlukan untuk menutupi pengeluaran energi seseorang bila ia mempunyai ukuran dan komposisi tubuh dengan tingkat aktifitas yang sesuai dengan kesehatan jangka panjang, dan yang memungkinkan pemeliharaan aktifitas fisik yang dibutuhkan secara sosial dan ekonomi 23.

Sumber energi berkonsentrasi tinggi adalah bahan makanan sumber lemak, seperti lemak dan minyak, kacang-kacangan dan biji-bijian, setelah itu bahan makanan sumber karbohidrat, seperti padi-padian, umbi-umbian, dan gula murni. Semua makanan tersebut merupakan sumber energi. Keseimbangan energi dicapai bila energi yang masuk ke dalam tubuh melalui makanan sama dengan energi yang dikeluarkan, keadaan ini akan menghasilkan berat badan ideal/normal. Cara menentukan berat badan ideal orang dewasa adalah dengan mengukur tinggi badannya 23. Kelebihan energi terjadi bila konsumsi energi melalui makanan melebihi energi yang dikeluarkan, kelebihan energi ini akan diubah menjadi lemak tubuh, dan akibatnya terjadi berat badan lebih atau kegemukan. Kegemukan bisa disebabkan karena kurang bergerak, kegemukan dapat menyebabkan gangguan dalam fungsi tubuh, itu merupakan risiko untuk menderita penyakit kronis, salah satunya hipertensi atau tekanan darah tinggi 23. f. Lingkungan dan geografis Kajian populasi menunjukan bahwa tekanan darah pada masyarakat yang tinggal di daerah pantai lebih tinggi dari pada tekanan darah pada masyarakat yang tinggal di daerah pegunungan. 2

5. Faktor risiko lain hipertensi a. Merokok Merokok dapat mempermudah penyakit pembuluh darah jantung dan otak, selain itu merokok dapat meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah, untuk sementara hal ini disebabkan pengaruh nikotin dalam peredaran darah 11 b. Alkohol Minuman keras beralkohol yang kadarnya tinggi dapat meningkatkan tekanan darah serta mempercepat pengaruh buruk hipertensi. 3 Bahaya alkohol yang nyata ialah apabila diminum dalam jumlah yang terlalu banyak, minuman beralkohol diatas 15-20 minimum standar seminggu dapat meninggikan tekanan darah dan minuman keras secara langsung meracuni jantung 8. c. Stres Stres atau ketegangan jiwa (rasa tertekan, murung, rasa marah, dendam, rasa takut, rasa bersalah) dapat merangsang kelenjar anak ginjal melepaskan hormon adrenalin dan memacu jantung berdenyut lebih cepat serta lebih kuat, sehingga tekanan darah akan meningkat. Di perkirakan prevalensi atau kejadian hipertensi pada kulit hitam orang Amerika Serikat lebih tinggi di bandingkan dengan orang kulit putih hal itu disebabkan karena stres 12. d. Pil kontrasepsi kombinasi untuk wanita Pil kontrasepsi kombinasi untuk wanita dapat meningkatkan tekanan darah, hormon yang membentuk pil ini dapat mengganggu sistem renin sehingga menyebabkan penimbunan garam dan air di dalam tubuh 8.

C. Kerangka Teori Berdasarkan tinjauan pustaka yang dipaparkan dapat dibuat kerangka teori sebagai berikut : Faktor Karakteristik: - Umur - Jenis kelamin - Pendapatan - Keturunan - Obesitas - Lingkungan dan geografis - Suku - Lemak - Konsumsi garam - Konsumsi energi Kejadian Hipertensi Penyakit : - Ginjal - Endokrin - Merokok - Alkohol - Stres - Pil kontrasepsi kombinasi Bagan 1 : Sumber : Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian hipertensi. Modifikasi laporan komisi pakar WHO.2001. Pengendalian Hipertensi dan Tom Smith, penerjemah Bosco Carvallo.1991. Tekanan Darah Tinggi. D. Kerangka Konsep Variabel bebas Fakor karakteristik: - Umur - Jenis kelamin - Pendapatan Konsumsi garam Variabel terikat Kejadian hipertensi Konsumsi energi

E. Hipotesis Dari penelitian diatas dapat di lakukan hipotesis sebagai berikut : 1. Ada hubungan antara umur dengan kejadian hipertensi pada penduduk di Desa Pasar Banggi yang berusia lebih dari 30 tahun 2. Ada hubungan antara jenis kelamin dengan kejadian hipertensi pada penduduk di Desa Pasar Banggi yang berusia lebih dari 30 tahun 3. Ada hubungan antara pendapatan dengan kejadian hipertensi pada penduduk di Desa Pasar Banggi yang berusia lebih dari 30 tahun 4. Ada hubungan antara konsumsi garam dengan kejadian hipertensi pada penduduk di Desa Pasar Banggi yang berusia lebih dari 30 tahun 5. Ada hubungan antara konsumsi energi dengan kejadian hipertensi pada penduduk di Desa Pasar Banggi yang berusia lebih dari 30 tahun