BAB I PENDAHULUAN. abad ke-18 dan awal abad ke-19 di Eropa khususnya di Inggris, sedangkan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. untuk tetap going concern. Pertumbuhan perusahaan menunjukkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. (real assets) dan investasi dalam bentuk surat-surat berharga (financial

BAB III METODE PENELITIAN. keuangan tahunan. Kerangka pemikiran dari penelitian ini adalah dengan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Hal ini berarti memaksimalkan kemakmuran pemegang saham.

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan perusahaan merupakan suatu harapan penting yang diinginkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Nilai perusahaan didefinisikan sebagai persepsi investor terhadap tingkat

II. LANDASAN TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Sinyal adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan perusahaan yang ingin dicapai dalam setiap usahanya adalah untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Myers (1977) memandang nilai perusahaan sebagai sebuah kombinasi assets in

BAB II DASAR TEORI. antara aktiva riil (asset in place) dan pilihan-pilihan investasi pada masa

BAB I PENDAHULUAN. pergerakan harga saham yang terjadi seorang investor bisa memperoleh return.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tujuan akhir yang ingin dicapai suatu perusahaan yang terpenting adalah

BAB I PENDAHULUAN. keberlangsungan perusahaan tersebut dimasa depan. Tujuan utama perusahaan

diharapkan akan memberikan return yang tinggi. Potensi pertumbuhan perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lain yang belum terpenuhi, dimana hutang ini merupakan sumber dana

BAB II URAIAN TEORITIS. Suharli (2006) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh profitability

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan keputusan yang dilakukan oleh perusahaan (Brigham dan Houston,

BAB I. investasi. Investasi dilakukan oleh banyak pihak seperti individu dan perusahaan. 3. Salah satu bentuk strategi perusahaan

BAB 2. Tinjauan Teoritis dan Perumusan Hipotesis

( Studi Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun ) SKRIPSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. investasi dan deviden terhadap nilai pemegang saham. Kajian teorinya sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. aspek yang positif bagi perusahaan seperti adanya suatu kesempatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH. Pasar modal merupakan lembaga perantara (intermediaries) yang berperan

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan perusahaan merupakan suatu harapan yang diinginkan oleh pihakpihak

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Manajer perusahaan memiliki peran utama dan penting dalam

BAB I PENDUHULUAN. mengembangkan usahanya perusahaan harus mengembangkan perusahaannya

ANALISIS HUBUNGAN INVESTMENT OPPORTUNITY SET (IOS) BERDASARKAN NILAI PASAR DAN NILAI BUKU DENGAN REALISASI PERTUMBUHAN

BAB IV PEMBAHASAN Metode Pengambilan Sampel dan Pengelompokan Data. Penentuan sampel dilakukan dengan metode purposive judgment sampling

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki peran yang strategis dalam pembangunan nasional. Semakin

Penelitian tentang Pengaruh Aliran Kas Bebas Dan Keputusan. Pendanaan Terhadap Nilai Pemegang Saham Dengan Set Kesempatan

BAB II LANDASAN TEORI. waktu yang tertentu. Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan. dibedakan menjadi dua, yaitu :

BABI PENDAHULUAN. Manajer dan pemegang saham selalu berbeda kepentingan, yang dikenal. dengan konflik keagenan (Jensen, 1986). Konflik keagenan akan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Bab 1 Pendahuluan. Peristiwa yang terjadi pada dunia global membawa perubahan-perubahan baik

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh pihak manajemen dengan penentuan membagikan laba yang

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. konflik kepentingan antara prinsipal dan agen, kontrak yang tidak lengkap, serta

PENGARUH INVESTMENT OPPORTUNITY SET (IOS) DENGAN TINGKAT PERTUMBUHAN (SUSTAINABLE GROWTH) DI BURSA EFEK JAKARTA. RM.

BAB I PENDAHULUAN. maupun eksternal perusahaan seperti investor dan kreditur. Pertumbuhan ini

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan perusahaan merupakan suatu harapan yang diinginkan oleh pihak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memiliki topik yang sama. Penelitian tersebut antara lain :

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. sektor ekonomi. Perekonomian di Indonesia yang semakin membaik. menyebabkan timbulnya gairah bagi para pengusaha untuk mengelolah

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan meningkatnya perkembangan bisnis di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. tidak tetap asalkan aset tersebut dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan di

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan instrumen melalui jangka panjang seperti obligasi, saham dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam melakukan analisis investasi di pasar sekuritas dapat dilakukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Menurut Wolk et al. (2001) dalam Thiono (2006:4), teori sinyal (signaling

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. topik pengaruh arus kas operasi, keputusan pendanaan dan dividen perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi yang meningkat dalam suatu periode, menuntut pihak

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan diharapkan dapat memberi dampak positif bagi perusahaan sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu kebijakan keuangan yang dilakukan oleh perusahaan adalah UKDW

BAB I PENDAHULUAN. menentukan keputusan-keputusan yang akan membantu mencapai tujuan tersebut. Secara

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama investor dalam menanamkan modalnya di sebuah perusahaan yaitu

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini dunia usaha sangat tergantung sekali dengan masalah pendanaan.

menggunakan beragam rasio proksi IOS. Secara umum, set kesempatan investasi pada suatu perusahaan akan tergantung kepada faktor-faktor khusus dari

Disusun Oleh : Nama : FLORENTIUS HENDY INDRIARTO NIM :

BAB I PENDAHULUAN UKDW. pemerintahan. Salah satu sebab pesatnya perkembangan pengetahuan akuntansi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era globalisasi ini, perusahaan melakukan kegiatan ekonomi tanpa batas

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuannya. Sumber dana yang dibutuhkan oleh suatu perusahaan dapat

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. ketat. Hal ini disebabkan semakin banyaknya perusahaan yang berdiri dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. antara variabel-variabel melalui analisis data dalam pengujian hipotesis.

BAB II TELAAH TEORETIS DAN HIPOTESIS

Penelitian tentang pengaruh profitability dan investment opportunity set. (pada perusahaan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia) memiliki

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Pengertian dan Pemahaman Dividen

BAB I PENDAHULUAN. Apabila suatu perusahaan dalam memenuhi kebutuhan dananya. mengurangi ketergantungannya kepada pihak luar.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebuah organisasi didirikan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Bab ini menguraikan tentang landasan teori dan konsep serta rumusan hipotesis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi seperti saat ini, dimana persaingan usaha sangat ketat

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan bisnis terutama yang telah go public pada umumnya mempunyai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ABSTRAK. Keywords : Likuiditas, Operating Leverage, Profitabilitas, Struktur Aktiva, Pertumbuhan Penjualan dan Struktur Modal (DER).

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih baik. Akan tetapi usaha-usaha tersebut belum menunjukan hasil

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. yang ditemukannya yaitu pecking order theory (POT). Pecking order

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Marcella Fransisca Santosa dan Paskah Ika Nugroho (2014)

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. oleh Wibowo dan Rossieta, (2009:31), yang mengacu pada pemenuhan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama dari setiap perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaannya

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. maupun dagang yang saling bersaing untuk dapat bertahan dan menjadi yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Aktivitas investasi merupakan aktivitas yang dihadapkan pada berbagai macam resiko dan ketidakpastian

BAB I PENDAHULUAN. industri ini akan memiliki prospek yang baik. Dengan pertimbangan ini, saham di

(Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode ) Yanto Drs. H. Prasetiono, M.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan property dan real estate semakin marak diberbagai penjuru

BAB I PENDAHULUAN. berarti juga memaksimalkan kemakmuran pemegang saham yang merupakan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebijakan dividen menjadi masalah menarik karena akan memenuhi harapan

BAB I PENDAHULUAN. berinvestasi di pasar modal, struktur modal telah menjadi salah satu faktor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Pengelolaan fungsi keuangan ini terkait pengelolaan modal. Modal kerja

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan pertumbuhan ekonomi global dimulai pada akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19 di Eropa khususnya di Inggris, sedangkan pertumbuhan ekonomi di Asia dipelopori oleh Jepang. Kini, mata dunia beralih kepada negara Tirai Bambu, Cina. Saat ini Cina memasuki tahap pertumbuhan tinggi yang berkelanjutan. Dengan pemodal asing dan perluasan akses berbisnis bagi rakyat Cina, negara ini mampu menggerakkan momentum perekonomian yang amat besar (Hidayati, 2008). Dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi global tersebut maka perkembangan jumlah perusahaan merupakan salah satu syarat utama yang harus dipenuhi. Pertumbuhan perusahaan memungkinkan terjadinya pemupukan tabungan yang progresif, penambahan modal dan diversifikasi produksi. Sehingga perusahaan dapat dikatakan sebagai mesin kerja sama. Semakin cepat jumlah perusahaan tumbuh di suatu negara, maka semakin luas pula ruang lingkup kerja sama terbentuk di sana (Hidayati, 2008). Pertumbuhan perusahaan sangat fluktuatif, adakalanya bertumbuh pesat dan adakalanya mengalami penurunan. Pengalaman Indonesia pada saat terjadinya krisis tahun 1997-1998, banyak perusahaan mengalami kesulitan besar sehingga mengharuskan para pemegang saham maupun pihak kreditur menutup perusahaan (Darmadji, 2008). 1

Para stakeholders perusahaan, khususnya para pemegang saham menginginkan perusahaan menjadi besar. Nilai perusahaan dapat tercermin pada harga saham di pasar. Pergerakan harga saham dapat diawali oleh rumor. Jika rumor yang beredar mengenai peluang investasi yang baik dimasa yang akan datang, maka dapat mendongkrak harga saham di pasar. Tetapi jika di kemudian hari ternyata perusahaan tidak mampu menampilkan apa yang diharapkan oleh investor, maka harga sahamnya akan menurun (Darmadji, 2008). Perusahaan memiliki tujuan dan sasaran yang berlainan. Namun pada dasarnya setiap perusahaan memiliki tujuan untuk memaksimalkan kesejahteraan pemegang saham, yang dilakukan tidak lain adalah memodifikasi tujuan dengan memaksimalkan keuntungan perusahaan agar mampu menghadapi perubahan lingkungan operasi yang kompleks. Lebih jauh Donaldson (1984) menyimpulkan bahwa dasar tujuan perencanaan keuangan bagi manager adalah untuk memaksimalkan kesejahteraan perusahaan. Untuk dapat menciptakan kesejahteraan, perusahaan dituntut mampu memanfaatkan sumber daya yang terbatas dan beroperasi pada tingkat produktivitas yang optimal (Keown, Scott, Martin dan Petty, 2001). Tujuan lain dari perusahaan adalah bagaimana memperoleh keuntungan sebesar-besarnya (profit oriented) atau lebih mengejar kepada tingkat pertumbuhan yang pada akhirnya akan membawa kepada keuntungan yang diharapkan (growth oriented) (Keown, Scott, Martin dan Petty, 2001). 2

Pertumbuhan perusahaan yang secara sederhana adalah tingkat keuntungan perusahaan atau seberapa besar perusahaan dapat memberikan imbal hasil kepada para investornya dan adanya kemampuan membayar kewajiban kepada para kreditor. Pertumbuhan perusahaan merupakan suatu hal yang menjadi harapan, baik oleh pihak internal perusahaan (yaitu pihak manajemen) maupun eksternal perusahaan (seperti investor dan kreditor). Pertumbuhan yang diharapkan tersebut harus dapat memberikan aspek positif yaitu dengan adanya kesempatan berinvestasi didalam perusahaan itu (Saputro, 2003). Bagi investor, prospek perusahaan yang tumbuh merupakan suatu prospek yang menguntungkan sebab dana yang telah diinvestasikan menghasilkan imbal hasil yang tinggi. Semakin banyak peluang dalam berinvestasi maka peluang perusahaan untuk tumbuh semakin besar. Investasi dilakukan sebagai alat untuk memperoleh nilai tambah dimasa yang akan datang, misalkan saja pada investasi keuangan dengan membeli suatu aset yang diharapkan dapat dijual kembali dengan nilai yang lebih tinggi pada masa yang akan datang. Investasi juga bertujuan untuk mempersiapkan masa depan melalui perencanaan kebutuhan yang disesuaikan dengan kemampuan keuangan saat ini (Tandelilin; 2001). Dengan adanya gambaran tersebut maka terdapat dua hal utama yang mendasari perlunya melakukan investasi, yaitu: (1). Adanya kebutuhan masa depan atau kebutuhan saat ini yang belum mampu untuk dipenuhi saat ini, (2). Adanya keinginan untuk menambah 3

nilai aset dan adanya kebutuhan untuk melindungi nilai aset yang sudah dimiliki Menurut Tandelilin (2001), investasi memerlukan proses perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan penyesuaian supaya mendapatkan hasil yang diharapkan pada masa yang akan datang. Langkah-langkah dalam proses tersebut merupakan langkah yang sistematis, dinamis dan berkelanjutan. Proses investasi meliputi pemahaman dasar-dasar keputusan investasi dan bagaimana mengorganisir aktivitas-aktivitas dalam proses keputusan investasi. Hal mendasar dalam proses keputusan investasi adalah pemahaman hubungan antara imbal hasil yang diharapkan dan risiko suatu investasi. Hubungan risiko dan imbal hasil yang diharapkan dari suatu investasi merupakan hubungan yang searah dan linier. Artinya semakin besar risiko yang ditanggung, semakin besar pula tingkat imbal hasil yang diharapkan (Tandelilin; 2001). Hubungan seperti itulah yang menjawab pertanyaan mengapa tidak semua investor hanya berinvestasi pada aset yang menawarkan tingkat imbal hasil yang paling tinggi. Di samping memperhatikan imbal hasil yang tinggi, investor juga harus mempertimbangkan tingkat risiko yang harus ditanggung. Perusahaan di dalam melakukan suatu investasi akan memerlukan pendanaan di mana pendanaan tersebut dapat diperoleh dari pendanaan internal maupun eksternal. Pendanaan internal merupakan pendanaan yang berasal dari dalam perusahaan sendiri yang dapat diperoleh dari modal saham yang disetor ataupun laba ditahan yang tidak dibagikan sebagai 4

dividen kepada para pemegang saham, sedangkan pendanaan eksternal berasal dari hutang yang diperoleh dari pihak kreditor. Karena itu setiap perusahaan akan memiliki suatu kebijakan tersendiri di dalam menyediakan pendanaan untuk melaksanakan investasi. Secara spesifik Ross (2005) menyatakan bahwa perencanaan keuangan memformulasikan metoda yang akan menunjukkan tujuan-tujuan dari pendanaan yang akan dicapai, yang terdiri atas dua dimensi yaitu : rangkaian waktu (time frame) dan tingkatan dari agregasi (level of aggregation). Di dalam melaksanakan investasi tersebut, manajemen perusahaan dituntut untuk dapat memaksimalkan nilai yang didapat dan yang akan diperoleh oleh perusahaan. Sehingga diperlukannya usaha untuk mengatasi hal tersebut dengan menetapkan suatu kebijakan yang sesuai dengan kondisi perusahaan. Kekayaan materi suatu masyarakat pada akhirnya ditentukan oleh kapasitas produktif ekonomi barang dan jasa yang dapat diberikan kepada anggotanya. Kapasitas produktif ini merupakan fungsi dari real asset (asset riil) perekonomian, seperti: tanah, bangunan, pengetahuan dan mesin yang digunakan untuk memproduksi barang serta para pekerja yang keahliannya diperlukan untuk memanfaatkan sumber daya tersebut. Secara bersamaan, asset fisik dan sumber daya manusia dapat menghasilkan keseluruhan spectrum output yang diproduksi dan dapat dikonsumsi oleh masyarakat (Bodie, Kane dan Markus, 2006). Kebalikan dari aset riil adalah aset keuangan (financial asset) seperti saham atau obligasi. Aset ini secara terpisah, tidak mencerminkan kekayaan 5

masyarakat. Saham hanya merupakan lembaran kertas atau mungkin jurnal komputer dan tidak secara langsung memiliki kontribusi terhadap kapasitas produktif dalam suatu perekonomian. Sebaliknya, aset keuangan memiliki kontribusi secara tidak langsung terhadap kapasitas produktif suatu perekonomian, karena aset ini memisahkan kepemilikan dan manajemen dalam suatu perusahaan dan memfasilitasi pemindahan dana untuk perusahaan dengan peluang investasi yang menarik. Aset keuangan memiliki kontribusi terhadap kekayaan individu dan perusahaan yang memilikinya. Karena aset keuangan merupakan klaim atas laba yang dihasilkan oleh aset riil (Bodie, Kane dan Markus, 2006). Nilai perusahaan menurut Gaver dan Gaver (1993) digambarkan sebagai sebuah kombinasi antara assets in place (aset yang dimiliki) dengan investment options (pilihan investasi) di masa depan. Dimana nilai investment options ini tergantung pada discretionary expenditures yang dikeluarkan oleh manajer di masa depan, sedangkan assets in place tidak memerlukan investasi semacam itu. Pilihan-pilihan investasi ini kemudian dikenal dengan istilah Investment Opportunity Set (IOS) Pilihan-pilihan investasi yang diharapkan akan menghasilkan imbal hasil yang lebih tinggi dan besarannya tergantung pada pengeluaran-pengeluaran yang ditetapkan manajemen di masa yang akan datang (Saputro, 2003). IOS merupakan variabel yang tidak dapat diobservasi (variabel laten), sehingga diperlukan proksi (Gaver dan Gaver dalam Hartono, 1999). Proksi IOS tidak semuanya adalah ekuivalen dan bernilai (Kallapur dan 6

Trombley, 2001). Oleh karena itu, perlu diadakan penelitian lanjutan guna menemukan suatu proksi yang sesuai dan konsisten. Nilai IOS dapat dihitung dengan kombinasi berbagai jenis proksi yang mengimplikasikan nilai aktiva di tempat yaitu berupa nilai buku aktiva maupun ekuitas dan nilai kesempatan untuk bertumbuh bagi suatu perusahaan di masa depan. Berbagai variabel yang digunakan sebagai proksi IOS telah banyak diteliti dan diuji pada berbagai penelitian (Saputro, 2003). Proksi IOS dapat diklasifikasikan dalam empat tipe (Kallapur dan Trombley, 2001) : 1). Proksi berbasis harga; berdasarkan pada perbedaan antara aset dan nilai perusahaan (Hartono, 1999) 2). Proksi berbasis investasi; menunjukkan tingkat investasi yang tinggi secara positif berhubungan dengan IOS perusahaan 3). Proksi berbasis varian; berdasarkan pada pilihan akan menjadi lebih bernilai sebagai variabilitas dari return dengan mendasarkan pada peningkatan aset (Kallapur dan Trombley, 2001) 4). Proksi gabungan dari proksi IOS individual; alternatif proksi gabungan IOS yang dilakukan untuk mengurangi measurement error yang ada pada proksi dengan rasio individual (Gaver dan Gaver, 1993). Pada penelitian ini proksi yang digunakan, dengan menggunakan beberapa pendekatan yang dapat dikategorikan dalam dua kategori yaitu: 7

1. Pendekatan berdasarkan harga (price-based proxies) Pendekatan ini dimaksudkan untuk membandingkan antara nilai buku perusahaan dengan nilai pasar yang terefleksi dalam harga saham. Proksi yang digunakan adalah: Market to book value of asset (MVABVA); dengan dasar pemikian bahwa prospek pertumbuhan perusahaan terefleksi dalam harga saham. Pasar menilai perusahaan yang sedang tumbuh lebih besar dari nilai bukunya. Market to book value of equity (MVEBVE); dengan dasar pemikiran bahwa pasar menilai return dari investasi perusahaan di masa depan lebih besar dari return yang diharapkan dari ekuitasnya. Firm value to book value of property, plant and equipment (VPPE); menunjukkan adanya investasi pada aktiva tetap yang produktif sebagai asset in place. Price to eaning ratio (PER); dengan dasar pemikiran bahwa nilai ekuitas merupakan jumlah nilai kapitalisasi laba yang dihasilkan dari pengelolaan aset plus nilai sekarang neto (NPV) dari pilihan investasi di masa datang. Semakin besar rasio PER maka semakin besar pula perusahaan kemungkinan untuk tumbuh. 2. Pendekatan berdasarkan investasi (investment-based proxies) Pendekatan ini dilakukan untuk menunjukkan aktivitas investasi didalam perusahaan dengan membandingkan nilai buku perusahaan dengan nilai pasar yang terefleksi dalam harga saham. Proksi yang digunakan adalah: 8

Capital expenditure to book value of assets (CAPBVA); menunjukkan adanya aliran tambahan modal saham perusahaan yang dapat digunakan untuk tambahan investasi aktiva produktifnya. Capital expenditure to market value of asset (CAPMVA); dengan dasar pemikiran bahwa perusahaan yang tumbuh memiliki level aktivitas investasi yang lebih tinggi dibanding dengan perusahaan yang tidak tumbuh. Current assets to net sales (CAONS); dengan dasar pemikiran bahwa working capital dapat digunakan untuk investasi perusahaan yang berasal dari aset perusahaan. Dengan investasi pada current assets akan mampu menghasilkan penjualan sebesar net sales yang diterima. Prasetyo (2000) menyatakan bahwa penelitian pasar modal yang diasosiasikan dengan struktur modal perusahaan, terutama dengan set peluang investasi atau IOS masih sedikit sekali. Selain itu Fijrijanti dan Hartono (2000) menyatakan adanya variabilitas laba yang sangat tinggi antar perusahaan sampel dan antar periode, menyebabkan perusahaan di Indonesia saat ini harus dievaluasi setidaknya satu tahun sekali. 1.2. Perumusan Masalah Istilah IOS pertama kali diperkenalkan sebagai ketergantungan nilai perusahaan terhadap kebijakan pembiayaan perusahaan (Myers (1977), dalam Kallapur dan Trombley, 1999). 9

IOS direpresentasikan oleh proksi-proksi pembentuk pertumbuhan perusahaan (Hartono, 1999). Pertumbuhan perusahaan sangat penting, mengingat pertumbuhan dapat memberikan aspek yang positif bagi perusahaan seperti adanya suatu kesempatan berinvestasi diperusahaan tersebut dan diharapkan dapat memberikan tingkat pengembalian yang tinggi (Hartono, 1999). Jika perusahaan tumbuh maka akan mendapatkan respon positif dari pasar, hal ini yang mendasari pokok permasalahan yang pertama pada penelitian ini dengan mengelompokkan perusahaan yang tumbuh dan tidak tumbuh. Bentuk yang membedakan pilihan investasi (atau pertumbuhan) adalah nilai perusahaan itu tergantung pada kebebasan pemilihan pengeluaran yang ditentukan oleh manajer di masa depan. Manajer perusahaan dituntut harus dapat membuat keputusan sumber pendanaan yang tepat, baik yang berasal dari internal maupun eksternal. Hal itu disebabkan karena tiap sumber dana memiliki karakteristik tertentu (Brigham dan Houston, 2004). Sumber dana yang berasal dari internal diperoleh dari laba ditahan dan sumber dana yang berasal dari eksternal berasal dari hutang (kreditur dan penerbitan saham). Kombinasi antara modal sendiri dan hutang adalah struktur modal perusahaan (Brigham dan Houston, 2004). Myers dan Majluf (1984), menyatakan bahwa kecenderungan perusahaan untuk menentukan pemilihan sumber pendanaan yang pertama kali yaitu dengan internal equity (modal sendiri). Apabila internal equity 10

dianggap tidak mencukupi baru menggunakan external finance. Penggunaan external finance sendiri menggunakan hutang, dan apabila hutang tidak mencukupi baru kemudian perusahaan menggunakan external equity (Penerbitan saham baru). Internal equity yang diperoleh dari laba ditahan merupakan sumber pendanaan yang lebih baik dibanding hutang karena tidak mempunyai risiko. Hutang merupakan sumber dana yang lebih baik dibandingkan penerbitan saham baru. Meskipun keduanya mempunyai risiko, tetapi risiko hutang lebih kecil dibandingkan dengan penerbitan saham baru. Apabila suatu investasi perusahaan tersebut sebagian besar didanai dari internal equity, maka akan mempengaruhi besarnya dividen yang akan dibagikan kepada pemegang saham. Semakin besar investasi yang dilakukan maka semakin berkurang dividen yang akan dibagikan. Sebaliknya bagi perusahaan yang cenderung menggunakan sumber dana dari luar untuk mendanai tambahan investasi akan membagikan dividen yang lebih besar. Hal ini yang mendasari pokok-pokok permasalahan selanjutnya pada penelitian ini. Berdasarkan pemaparan masalah di atas; dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimanakah korelasi antara IOS dengan pertumbuhan perusahaan dan bentuk korelasi keduanya? 2. Bagaimanakah perbedaan kebijakan pendanaan antara perusahaan yang tumbuh dan yang tidak tumbuh? 11

3. Bagaimanakah perbedaan kebijakan dividen antara perusahaan yang tumbuh dan yang tidak tumbuh? 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan, maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui korelasi antara IOS dengan pertumbuhan perusahaan, serta bagaimana bentuk dari korelasi tersebut. 2. Untuk mengetahui perbedaan kebijakan pendanaan antara perusahaan yang tumbuh dan yang tidak tumbuh. 3. Untuk mengetahui perbedaan kebijakan dividen antara perusahaan yang tumbuh dan yang tidak tumbuh. 1.4. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Dapat memberikan bukti empiris dan referensi tambahan yang berkenaan dengan kebijakan pendanaan dan dividen khususnya pada perusahaan perusahaan di Indonesia serta dapat menjadi bahan perbandingan bagi penelitian berikutnya. 2. Bagi investor, dapat mempertimbangkan klasifikasi perusahan baik perusahaan yang tumbuh ataupun tidak tumbuh sebagai dasar dalam melakukan transaksi saham. 12

3. Dapat mempertimbangkan IOS sebagai pengambilan keputusan perusahaan untuk melakukan investasi pada masa yang akan datang. 4. Menambah pengetahuan mengenai IOS dalam kaitannya dengan pertumbuhan perusahaan, kebijakan pendanaan dan dividen. 1.5. Kerangka Pemikiran Penelitian ini dilakukan dengan meletakkan IOS sebagai dasar indikator dari pertumbuhan perusahaan dan berfungsi sebagai prediktor pertumbuhan perusahaan. IOS dihubungkan dengan unsur-unsur realisasi pertumbuhan untuk memperoleh pengelompokan perusahaan tumbuh dan tidak tumbuh kemudian menghubungkannya terhadap kebijakan pendanaan dan kebijakan dividen. Sehingga dapat diilustrasikan sebagai Gambar 1.1. sebagai berikut: 13

Gambar 1.1. Kerangka berfikir A1 A2 B1 A3 B2 A4 A Y B B3 A5 A6 Y1 Y2 B4 A7 C D C D C1 C2 D1 D2 C1 C2 D1 D2 Keterangan: A = Investment Opportunity Set B = Realisasi Pertumbuhan A1 = Market to Book Value Of Equity B1 = Pertumbuhan Penjualan A2 = Market to Book Value Of Asset B2 = Pertumbuhan Laba A3 = Price to Earning Ratio B3 = Pertumbuhan Nilai Buku Ekuitas A4 = Capital Expenditure to Book Value of Assets B4 = Pertumbuhan Aset A5 = Capital Expenditure to Market Value of Assets C = Kebijakan Pendanaan A6 = Firm Value to Book Value of Property, Plant C1 = Book Debt Equity and Equipment A7 = Current Assets to Net Sales C2 = Market Debt Equity D = Kebijakan Dividen Y = Pertumbuhan Perusahaan D1 = Dividen Payout Y1 = Perusahaan Tumbuh D2 = Dividen Yields Y2 = Perusahaan Tidak Tumbuh 14

1.6. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan merupakan gambaran mengenai kerangka penulisan dalam masing-masing bab. Sistematika penulisan karya akhir ini adalah: BAB I Pendahuluan Bab ini menjelaskan tentang latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka pemikiran dan sistematika penulisan. BAB II Dasar Teori Bab ini menguraian teori dan konsep yang digunakan sebagai acuan dasar dalam melakukan penelitian dan analisis terhadap data-data yang diperoleh dari hasil penelitian. BAB III Metode Penelitian Bab ini menjelaskan mengenai metode penelitian yang digunakan dalam karya akhir ini dan teknis pelaksanaannya yang meliputi desain penelitian, populasi, sampel dan teknik pengambilan sampel, definisi operasionalisasi variabel dan pengukuran, sumber data, metode pengumpulan data dan metode analisis data. BAB IV Pembahasan Bab ini berisi analisis dan pembahasan terhadap hasil survei dan hasil perhitungan dari data-data yang dikumpulkan. Pembahasan 15

didasarkan pada konsep teori dan interpretasi dari pengembangan teori yang ada. BAB V Kesimpulan dan Saran Bab ini berisi kesimpulan dari analisis yang telah dilakukan, implikasi manajerial dan saran-saran yang diharapkan dapat berguna bagi para pihak yang terkait di masa mendatang. 16