1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Millenium PBB di New York pada bulan September 2000 dihadiri oleh 189 negara anggota PBB termasuk Indonesia menghasilkan suatu kesepakatan yang tercantum dalam MDG s (Millenium Development Goals). MDG s mencakup delapan tujuan salah satunya yaitu menurunkan angka kematian anak dan meningkatkan kesehatan ibu (Roesli, 2008, p.33). Pernyataan tersebut sesuai dengan evidence based WHO dan UNICEF tentang asuhan bayi baru lahir untuk satu jam pertama bayi yang menyatakan bahwa bayi baru lahir harus dibiarkan untuk melakukan inisiasi menyusu (JNPK-KR, 2008). Di Indonesia hal tersebut tercantum dalam SK Menkes No 450/MenKes/SK/IV/2004 tentang asuhan bayi baru lahir untuk satu jam pertama yang menyatakan bahwa bayi harus mendapat kontak kulit dengan kulit ibunya segera setelah lahir selama paling sedikit satu jam, bayi harus dibiarkan melakukan inisiasi menyusu dan ibu dapat mengenali bahwa bayinya siap untuk menyusu serta memberi bantuan jika diperlukan, menunda prosedur lainnya yang harus dilakukan kepada bayi baru lahir hingga inisiasi menyusu dini selesai dilakukan. Akan tetapi pelaksanaan inisiasi menyusu dini (IMD) di Indonesia menurut SDKI tahun 2009 hanya 40,21% bayi yang disusui dalam 1 jam pertama setelah kelahiran (SDKI, 2009). 1
2 Di Indonesia diperkirakan bahwa 20% bayi meninggal sebelum mencapai usia 1 tahun. Hampir setengah dari kematian bayi ini terjadi pada masa neonatal yaitu pada bulan pertama kelahiran, dimana bayi sangat rentan terhadap kesakitan dan kematian (JNPK-KR, 2008). Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia tahun 2008 mencapai 307/100.000 kelahiran hidup (KH) menurun pada tahun 2009 mencapai 228/100.000 kelahiran hidup (KH) dan angka kematian bayi (AKB) tahun 2008 mencapai 34/1000 KH menurun pada tahun 2009 menjadi 31/1000 KH. Provinsi Jawa Tengah tahun 2009 AKB mencapai angka 10,25/1.000 KH dan AKI sebesar 117,02/100.000 KH (SDKI, 2009). Di Kabupaten Semarang tahun 2009 AKB mencapai angka 203/1.000 KH dan AKI sebesar 19/100.000 KH (Profil Kesehatan Jawa Tengah, 2009) Manfaat inisiasi menyusu dini menurut penelitian dr. Karen Edmond, dkk dari Inggris terhadap 10.974 bayi di Ghana menyatakan bahwa 22% kematian bayi di bawah usia 28 hari dapat dicegah dengan memberikan ASI segera setelah lahir dan 16% bila bayi disusui sejak hari pertama kehidupannya (Roesli, 2008, p.7). Secara alamiah proses inisiasi menyusu dini akan mengurangi rasa sakit pada ibu, membantu pengeluaran plasenta dan mencegah perdarahan. Kerugian bila bayi tidak disusui secara dini bayi cenderung tidak berminat untuk menyusu selama satu minggu kedepan, bila tidak segera disusui ibu akan kesulitan memberi ASI eksklusif yang harus diberikan eksklusif selama 6 bulan (JNPK-KR, 2008). menyusu dini masih sulit diterapkan karena kebanyakan ibu tidak tahu bahwa inisiasi menyusu dini sangat bermanfaat, proses yang hanya
3 memakan waktu satu jam tersebut berpengaruh pada sang bayi seumur hidup serta adanya beberapa pendapat yang tidak benar, diantaranya yaitu ibu menganggap bayinya akan kedinginan bila tidak segera dibedong, ibu terlalu lelah untuk segera menyusui bayinya, ibu takut jika bayinya jatuh, ibu merasa badan dan bayinya masih kotor sehingga harus dimandikan, bayi kurang siaga dalam 1-2 jam pertama, kolostrum tidak keluar atau jumlah kolostrum tidak memadai sehingga diperlukan cairan lain, kolostrum tidak baik, bahkan berbahaya untuk bayi. Pengetahuan tentang inisiasi menyusu dini belum banyak diketahui masyarakat karena inisiasi menyusu dini merupakan ilmu pengetahuan yang baru (Roesli, 2008, p.28). Berdasarkan fenomena yang terjadi bahwa rendahnya pengetahuan ibu tentang ASI sejak kehamilan sampai dengan pasca melahirkan berdampak pada sikap ibu yang kemudian akan berpengaruh terhadap perilaku ibu dalam pemberian ASI. Status kesehatan dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah sikap seseorang itu merespon suatu penyakit. Sikap dapat digunakan untuk memprediksikan tingkah laku apa yang mungkin terjadi. Dengan demikian sikap dapat diposisikan sebagai suatu predisposisi tingkah laku yang akan tampak aktual apabila kesempatan untuk menyatakan terbuka luas (Azwar, 2005, p.27). Hasil penelitian Widowati Primaning Rahayu di di BPS Hj. Sriwahyuni Medoho Semarang tahun 2009 yang berjudul hubungan tingkat pengetahuan ibu bersalin tentang inisiasi menyusu dini dengan pelaksanaan inisiasi menyusu dini menghasilkan ada hubungan tingkat pengetahuan ibu
4 bersalin tentang inisiasi menyusu dini dengan pelaksanaan inisiasi menyusu dini. inisiasi menyusu dini dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan seseorang. Pengetahuan yang semakin baik akan mendorong seseorang untuk melakukan hal yang baik dan menguntungkan bagi dirinya termasuk inisiasi menyusu dini. Dari 35 responden 22 responden bersedia melaksanakan inisiasi menyusu dini dan 13 tidak bersedia melaksanakan inisiasi menyusu dini. Hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan di RB Bhakti Ibu Semarang pada bulan 10 April 2011 diperoleh hasil bahwa dari 10 ibu hamil hanya 3 yang mengetahui tentang manfaat inisiasi menyusu dini dan 7 diantaranya tidak mengetahui tentang manfaat inisiasi menyusu dini. Maka dari itu peneliti berminat untuk melakukan penelitian dengan judul, Hubungan tingkat pengetahuan ibu hamil tentang inisiasi menyusu dini dengan sikap ibu terhadap inisiasi menyusu dini di RB Bhakti Ibu Semarang. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dalam latar belakang maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut : Apakah terdapat hubungan pengetahuan ibu hamil trimester III tentang inisiasi menyusu dini dengan sikap terhadap inisiasi menyusu dini di RB Bhakti Ibu Semarang?
5 C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Mengetahui hubungan pengetahuan ibu hamil trimester III tentang inisiasi menyusu dini dengan sikap terhadap inisiasi menyusu dini di RB Bhakti Ibu Semarang. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui gambaran karakteristik responden yang meliputi umur dan pendidikan b. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil trimester III tentang inisiasi menyusu dini c. Mengetahui sikap ibu hamil trimester III terhadap inisiasi menyusu dini d. Menganalisis hubungan pengetahuan ibu hamil trimester III tentang inisiasi menyusu dini dengan sikap terhadap inisiasi menyusu dini D. Manfaat Penelitian 1. Praktis a. Peningkatan mutu pelayanan kesehatan Menambah masukan bagi tenaga kesehatan untuk meningkatkan dukungan terhadap pelaksanaan inisiasi menyusu dini dengan melaksanakan program inisiasi menyusu dini dan memberikan penyuluhan kesehatan pada masyarakat tentang inisiasi menyusu dini.
6 b. Masyarakat Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu masyarakat dalam meningkatkan pengetahuan mengenai manfaat inisiasi menyusu dini bagi ibu dan bayi baru lahir. c. Sebagai sarana untuk mengaplikasikan ilmu yang didapat diperkuliahan sehubungan dengan penelitian hubungan pengetahuan ibu hamil trimester III tentang inisiasi menyusu dini dengan sikap ibu terhadap inisiasi menyusu dini di RB Bhakti Ibu Semarang. d. Institusi Menambah referensi yang menunjang ilmu pengetahuan dan memperluas wawasan mahasiswa tentang inisiasi menyusu dini 2. Teoritis a. Pengembangan ilmu pengetahuan Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan kepada masyarakat tentang inisiasi menyusu dini. b. Metodologi penelitian Informasi ini dapat digunakan sebagai acuan untuk melakukan penelitian selanjutnya dalam bidang yang sama. E. Keaslian Penelitian Sebatas pengetahuan peneliti, penelitian tentang judul hubungan pengetahuan ibu hamil trimester III tentang inisiasi menyusu dini dengan sikap
7 ibu terhadap inisiasi menyusu dini di RB Bhakti Ibu Semarang belum pernah dilakukan tetapi penelitian yang lain yaitu : No Judul, Nama, Tahun 1. di RSUD dr. M. Ashari Pemalang dan BPS Hj. Rien Asmoeni Kecamatan Ampel Gading Kabupaten Pemalang, Aulia Octoviani, 2008 2. Motivasi dan Sikap Bidan tentang Program di RSUD Salatiga, Mafulah, 2009 3. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Bersalin tentang dengan di BPS Hj. Sriwahyuni Medoho Tabel 1.1 Penelitian Tentang Sasaran Ibu bersalin di RSUD dr. M. Ashari Pemalang dan BPS Hj. Rien Asmoeni Kecamatan Ampel Gading Kabupaten Pemalang Bidan di RSUD Salatiga Ibu Bersalin di BPS Hj. Sriwahyuni Medoho Semarang Variabel yang diteliti Variabel terikat : Variabel bebas: di RSUD dr. M. Ashari Pemalang dan di BPS Hj. Rien Asmoeni Kecamatan Ampel Gading Kabupaten Pemalang Variabel tunggal: Motivasi dan sikap bidan dalam pelaksanaan program inisiasi menyusu dini Variabel terikat : Pengetahuan Ibu Bersalin tentang Variabel bebas : Metode Analitik: Cross Sectional Deskriptif dengan menggunakan metode survey dengan pendekatan: Cross Sectional Analitik: Cross Sectional Hasil dari 15 responden yang melakukan IMD, 60% responden melakukan IMD dengan baik dan 40% responden melakukan IMD tidak baik. Dari 19 bidan 63% bidan tergolong kurang dalam memberikan motivasi dan sejumlah 37 % bidan tergolong baik dalam memberikan motivasi Ada hubungan pengetahuan ibu bersalin tentang inisiasi menyusu dini dengan pelaksanaan inisiasi menyusu dini. Responden yang mempunyai pengetahuan
8 No Judul, Nama, Tahun Semarang, Widowati Primaning, 2009. Sasaran Variabel yang diteliti Metode Hasil baik tentang IMD 48 %, 36% responden mempunyai cukup dan 16% responden mempunyai pengetahuan kurang. Responden yang melaksanakan IMD dengan baik 68% dan melaksanakan IMD kurang baik 32 %. Perbedaan dengan penelitian sebelumnya yaitu tempat penelitian, variabel penelitian, sampel penelitian. Penelitian yang sekarang tempat penelitian di RB Bhakti Ibu Semarang, variabelnya yaitu pengetahuan dengan sikap ibu tentang inisiasi menyusu dini dan sampel penelitian ibu hamil trimester III.