Mei 2012
Sudut pandang tentang batik Konsep pemikiran Museum Batik Indonesia Lokasi pilihan Orientasi bangunan sebagai titik tolak harmonisasi kawasan Situasi tapak Zoning plan Block plan dan konsep bangunan Fasilitas utama Lokasi yang direkomendasikan Peruntukan lahan Zoning plan Rencana tapak Zona skematik Arsitektur bangunan Tata pamer Program ruang
1. Lokasi pilihan Hasil Kajian dan Masterplan tahun 2011 dinilai tidak layak. Kami mengajukan alternatif lokasi di sekitar Museum Keprajuritan/Museum Pusaka/Museum Serangga. 2. Konsep arsitektur bangunan usulan Masterplan 2011 dinilai terlalu modern, kurang mengandung sentuhan kultural yang menguatkan citra batik sebagai salah satu warisan budaya dunia. 3. Fasilitas museum yang direkomendasikan Hasil Kajian dan Masterplan 2011 dapat diakomodir. 4. Tata masa bangunan museum dan kapasitas ruang perlu disesuaikan kembali. 5. Rencana pembangunan Museum Batik meliputi penataan lingkungan sekitar museum (drop off, akses menuju museum).
sudut pandang tentang batik BATIK SEBAGAI REPRESENTASI BUDAYA Kata "batik" berasal dari gabungan dua kata bahasa Jawa: "amba", yang bermakna "menulis" dan "titik" yang bermakna "titik." Batik adalah kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi bagian dari budaya Indonesia (khususnya Jawa) sejak lama. Batik Indonesia telah masuk dalam Daftar Representatif Budaya Tak Benda Warisan Manusia (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity) oleh UNESCO. BATIK SEBAGAI KOMODITAS EKONOMI Batik merupakan ciri khas budaya bangsa Indonesia dan mempunyai keunggulan komparatif dibidang ekonomi, sehingga diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Batik sebagai kombinasi seni, ilmu alam dan matematika dengan rekayasa masih belum sempurna jika tidak berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi masyarakat luas. http://www.ristek.go.id/?module=news+news&id=4341 http://id.wikipedia.org/wiki/batik http://pasca.ugm.ac.id/v2.1/promotion/id/106
konsep pemikiran Eksistensi Batik MUSEUM Batik sebagai representasi budaya Batik sebagai komoditas ekonomi Pelestarian warisan sejarah Wisata edukasi Promosi Nuansa budaya patut ditampilkan pada sosok museum Memberikan pemahaman yang utuh mengenai sejarah, teknologi, industri, dan seni membatik. Mendorong peran batik sebagai komoditas ekonomi potensial MUSEUM BATIK INDONESIA Informasi yang lengkap, penyajian yang mudah diterima Fasilitas dan utilitas Kualitas dan kenekaragaman materi yang disajikan Harmonisasi dengan lingkungan/kawasan TMII MUSEUM BATIK
fasilitas utama Pameran tetap Sejarah dan keanekaragaman batik MUSEUM BATIK INDONESIA Pameran tetap seni, teknologi, dan industri batik Peragaan busana batik Batik store Demo dan Workshop
lokasi pilihan Posisi lokasi lebih depan Akses lebih mudah ; Lingkungan lebih tematis, berdekatan dengan kelompok museum (Museum Pusaka, Museum Serangga, Museum Prajurit); Lingkungan mudah di treatment sehingga Museum Batik mudah dikenali; Kondisi lingkungan memadai untuk aktivitas acara-acara museum; Ruang untuk parkir tersedia dengan luas memadai; Good view ke arah danau sebagai added value; Sudah ada pusat penjualan cindera mata untuk diintegrasikan sebagai bagian dari fasilitas Museum Batik; Tanah milik negara MUSEUM BATIK
lokasi pilihan Museum Keprajuritan Lokasi Museum Batik Museum Pusaka Akuarium Air Tawar Museum Serangga
lokasi pilihan Museum Batik Museum Pusaka Area parkir MUSEUM BATIK
orientasi bangunan museum : upaya harmonisasi kawasan SUMBU IMAJINER /orientasi arah bangunan museum KANTOR PENGELOLA ISTANA ANAK-ANAK INDONESIA LOKASI TERPILIH MUSEUM BATIK
situasi tapak Putaran kendaraan Museum Pusaka Museum Keprajuritan Koleksi Kupu-kupu Akuarium air tawar Lahan peruntukan dipindahkan
lokasi yang direkomendasikan Lokasi berada di ujung timur TMII, berbatasan langsung dengan pemukiman; Sudah ada program TMII, diperuntukkan bagi pengembangan penangkaran burung; Kendala pendanaan tukar guling, apabila penangkaran dipindahkan; Gangguan bau kotoran burung; Akses pengunjung jauh dari pusat kegiatan; View terbatas. Pembangunan penangkaran burung
tata pamer* diakomodir dalam rancangan baru. MATERI PAMERAN BERDASARKAN TEMA DEFINISI BATIK SEJARAH BATIK INDONESIA TEKNOLOGI PEMBUATAN BATIK MOTIF-MOTIF BATIK BATIK DALAM KEKINIAN *) Laporan Akhir Kajian Museum Batik Indonesia, 2011 Museum dengan paradigma baru berorientasi pada tema, berbeda dari museum sebelumnya (tradisional) yang berorientasi pada obyek. Apa yang dimaksudkan dengan tema di sini adalah tema yang dikembangkan dari memori kolektif dan kebutuhan masyarakat masa kini. Terkait dengan materi pameran, agar pengunjung tidak hanya terpaku pada batik karya asal daerahnya (seperti Solo, Yogyakarta, Cirebon, dan sebagainya), maka pameran akan disajikan secara tematis. Oleh karena tujuan yang hendak dicapai MBI adalah memberikan pengetahuan tentang esensi batik Indonesia, maka kepada pengunjung dapat disampaikan berbagai tema yang mencakup seluruh perbatikan Indonesia. Tema itu dapat berupa Sejarah Batik di Indonesia, Batik-batik di daerah pedalaman dan pesisir Indonesia, Teknologi pembuatan batik (tulis dan cap) yang meliputi peralatan, bahan, dan teknik pewarnaan, Motif-motif batik Indonesia, dan Batik dalam konteks kekinian.
program ruang* diakomodir dalam rancangan baru. Ruang Pameran yang meliputi Ruang Pameran Tetap Batik Pesisiran Ruang Pameran Tetap Batik Pedalaman dan Ruang Pameran Tetap Batik Nusantara Ruang Seminar Ruang Audio visual Ruang Koperasi (menjual bahan baku batik, cd katalog perajin batik, katalog motif batik, canting, cap dll) Library Ruang Kurator Ruang Souvenier Shop (buku, cenderamata) Ruang Perkantoran Ruang Workshop untuk pelatihan membuat batik baik teknik tulis maupun cap Ruang Discovery yang berupa bengkel bagi pengunjung yang mencoba membuat batik sebagai bukti untuk melengkapi kreatifitas pemikirannya Ruang Klinik untuk pengunjung yang memberi konsultasi bagaimana merawat batik kepada pengunjung. *) Laporan Akhir Kajian Museum Batik Indonesia, 2011 Pembagian Ruang Ruang % Permanent 40% Temporary permanent display 4% Visitor facilities 6% Curatorial/conservation 13% Education 3% Temporay exhibition 8% Storage 19% Other activity 6% Museum Batik Indonesia membutuhkan lahan berupa TAMAN yang nantinya akan ditanami berbagai tumbuhan yang digunakan sebagai bahan pewarna alam.