BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah perekonomian suatu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah pokok yang dihadapi Bangsa dan Negara Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Nasional secara makro pada hakekatnya bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. tenaga kerja. Biasanya semakain tinggi pertumbuhan ekonomi cenderung

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. selalu mengalami kenaikan dalam jumlah maupun kualitas barang dan jasa

BAB I PENDAHULUAN. masa depan perekonomian dunia. Menurut Kunarjo dalam Badrul Munir (2002:10),

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan jumlah orang yang mencar i pekerjaan. Keadaan ini sangat

ANALISA PENGARUH INVESTASI PMA DAN PMDM, KESEMPATAN KERJA, PENGELUARAN PEMERINTAH TERHADAP PDRB DI JAWA TENGAH PERIODE TAHUN

I. PENDAHULUAN. Proses pembangunan memerlukan Gross National Product (GNP) yang tinggi

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan berlangsungnya proses demografis. Pada tahun 2004, di Jawa. 1,07 persen bila dibanding tahun 2003 (BPS, 2004).

I. PENDAHULUAN. yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat memperluas

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan meningkatnya tingkat kemiskinan. suatu negara. Gambar 1.1 dibawah ini menunjukkan tingkat inflasi yang terjadi di

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, JUMLAH TENAGA KERJA, DAN INFLASI TERHADAP KEMISKINAN DI KOTA SURAKARTA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. tersebut adalah masalah pengangguran (Sukirno,1985). Menurut Nanga

BAB I PENDAHULUAN. masalah ketenagakerjaan hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi angka

PENDAHULUAN. perubahan struktur sosial, sikap hidup masyarakat, dan perubahan dalam

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat berkembang dengan baik hal terburuk yang akan muncul salah. satunya adalah masalah pengangguran.

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan membangunan ekonomi setiap negara adalah tercapainya. pembangunan ekonomi yang adil dan merata. Pembangunan ekonomi adalah

Bab I Pendahuluan Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. atau bahkan tercapainya full employment adalah kondisi ideal perekonomian yang

BAB I PENDAHULUAN. bagi masyarakat. Akan tetapi masih banyak ditemui penduduk yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. (Groos Domestic Product) dan GNP (Gross National Product) tanpa

BAB I PENDAHULUAN. Kesejahteraan masyarakat merupakan tujuan dari pembangunan, namun pada

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah perekonomian suatu negara

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat, dan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam bangsa, yaitu peningkatan pertumbuhan ekonomi, perubahan

I. PENDAHULUAN. setiap negara, terutama di negara-negara berkembang. Negara terbelakang atau

BAB I PENDAHULUAN. ketimpangan dan pengurangan kemiskinan yang absolut (Todaro, 2000).

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Menurut Baasir (2003) yang dikutip oleh Andrianus (2006) dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang dalam. yang sangat kompleks karena mempengaruhi sekaligus dipengaruhi oleh

Judul : Pengaruh Tingkat Pendidikan, Pengangguran, dan Pertumbuhan Ekonomi terhadap Kemiskinan di Provinsi Bali Nama : Ita Aristina NIM :

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan serta pengentasan kemiskinan (Todaro, 1997). ekonomi. Indikator ini pada dasarnya mengukur kemampuan suatu negara untuk

BAB I PENDAHULUAN. menerus dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu indikator

BAB I PENDAHULUAN. negara di dunia, terutama negara sedang berkembang. Secara umum

BAB I PENDAHULUAN. penghambat adalah pertumbuhan penduduk yang tinggi. Melonjaknya

I. PENDAHULUAN. Pembangunan nasional adalah pembangunan manusia seutuhnya serta

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi pada hakekatnya bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam mengelola sumber daya daerah tersebut. menentukan kebijakan untuk masa mendatang.

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan sosial, yaitu berupa kegiatan-kegiatan yang dilakukan suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dikemukakan mengenai latar belakang, pokok

BAB I PENDAHULUAN. mengelola dana masyarakat secara baik dan benar. intermediaries) yang menyalurkan dana dari pihak kelebihan dana (surplus

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas (Irawan dan Suparmoko 2002: 5). pusat. Pemanfaatan sumber daya sendiri perlu dioptimalkan agar dapat

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PENGANGGURAN TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI KABUPATEN JAYAPURA. Evi Hartati 1

HUBUNGAN PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PENGANGGURAN DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian yang secara terus menerus tumbuh akan menimbulkan

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. dilakukan oleh para peneliti terdahulu. Alitasari (2014), teknik analisis yang

BAB I PENDAHULUAN. Kesejahteraan masyarakat merupakan salah satu tujuan dari pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu yang dapat menjadi acuan dalam mengukur keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran merupakan salah satu masalah utama yang selalu dihadapi

BAB I PENDAHULUAN. nasionalnya memiliki satu tujuan yaitu memajukan kesejahteraan umum.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Isi pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 diantaranya menyatakan

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN SEKTOR PERDAGANGAN DI JAWA TENGAH TAHUN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. yang baik. Perencanaan berfungsi sebagai alat koordinasi antar lembaga pemerintahan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan besar dalam struktur sosial, sikap, mental dan kelembagaan, ketimpangan, dan mengatasi kemiskinan (Todaro, 2000).

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. masyarakat, dan institusi-institusi nasional, di samping tetap mengejar akselerasi

BAB I PENDAHULUAN. nasional dimana keadaan ekonominya mula-mula relatif statis selama jangka

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI DAN TINGKAT PENGANGGURAN TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI PROVINSI SUMATERA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan merupakan sebuah upaya atau proses untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. kestabilan harga. Masalah pertumbuhan ekonomi adalah masalah klasik

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan pertumbuhan ekonomi dibutuhkan peran pemerintah, tingkat

BAB I PENDAHULUAN. rakyat dalam rangka mewujudkan tujuan dari pembangunan nasional.

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI DAN TINGKAT INFLASI TERHADAP JUMLAH PENGANGGURAN DI PROVINSI ACEH

PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB), PENGANGGURAN DAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TERHADAP KEMISKINAN DI DKI JAKARTA TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dikatakan baik apabila terjadi peningkatan pada laju pertumbuhan di

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Thomas Maltus mengatakan dalam bukunya yang berjudul Essay on the

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara yang sudah menjadi agenda setiap tahunnya dan dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. saat ini sudah mencapai kondisi yang cukup memprihatinkan. Jumlah penganggur

BAB I PENDAHULUAN. pada sebuah ketidakseimbangan awal dapat menyebabkan perubahan pada sistem

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan merupakan indikator penting untuk

I. PENDAHULUAN. Indikator keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara terletak pada

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengembangkan kegiatan ekonominya sehingga infrastruktur lebih banyak

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pembangunan nasional adalah meningkatkan kinerja. perekonomian agar mampu menciptakan lapangan kerja dan menata

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Ketenagakerjaan merupakan masalah yang selalu menjadi perhatian utama

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Pembangunan adalah kenyataan fisik sekaligus keadaan mental (state

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEMPATAN KERJA DI SUMATERA BARAT ( )

kesenjangan antara pertumbuhan jumlah angkatan kerja disatu pihak dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tujuan utama dari pembangunan ekonomi adalah terciptanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. stabilitas nasional yaitu menciptakan lapangan pekerjaan bagi rakyat.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan daerah dan menserasikan laju pertumbuhan antar daerah

BAB I PENDAHULUAN. hakekatnya adalah upaya untuk meningkatkan kapasitas pemerintahan daerah sehingga tercipta

PENGARUH INVESTASI DAN KONSUMSI TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA DI SUMATERA SELATAN PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatan pertumbuhan PDB (Produk Domestik Bruto) di tingkat

ABSTRAK. Kata Kunci: pertumbuhan ekonomi, inflasi, investasi, pertumbuhan ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. nasional yang akan mempercepat pemulihan ekonomi dan memperkuat ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan kemakmuran masyarakat yaitu melalui pengembangan. masalah sosial kemasyarakatan seperti pengangguran dan kemiskinan.

dibandingkan dengan laju pertumbuhan penduduk (Todaro, 2011). pemerataan, akan terjadi Ketimpangan wilayah (regional disparity), terlihat

PENGARUH TEKNOLOGI TERHADAP PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) PROVINSI DKI JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Luas keseluruhan dari pulau-pulau di

I. PENDAHULUAN. Tolok ukur keberhasilan pembangunan ekonomi dapat dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembangunan ekonomi dapat diartikan sebagai suatu proses yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pengangguran dan kemiskinan masih menjadi masalah besar di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kependudukan dan pertumbuhan ekonomi memiliki hubungan yang

I. PENDAHULUAN. berkembang tidak terkecuali di Indonesia. Pengangguran di Indonesia. merupakan pengangguran dalam skala yang wajar. Dalam negara maju,

BAB 1 PENDAHULUAN. karena sebagian orang tua lebih memilih untuk mempekerjakan anaknya dari pada

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat di suatu wilayah. Hasil dari pembangunan ekonomi

I. PENDAHULUAN. jangka panjang (Sukirno, 2006). Pembangunan ekonomi juga didefinisikan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah perekonomian suatu negara dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi mengukur prestasi dari perkembangan suatu perekonomian dari suatu periode ke periode berikutnya. Menurut Sukirno (2004), tingkat pertumbuhan ekonomi yang dicapai oleh suatu negara diukur dari perkembangan pendapatan nasional riil yang dicapai suatu negara. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan merupakan kondisi utama bagi kelangsungan pembangunan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan, karena jumlah penduduk bertambah setiap tahun yang dengan sendirinya kebutuhan konsumsi sehari-hari juga bertambah setiap tahun, maka dibutuhkan penambahan pendapatan setiap tahun (Tambunan,2004). Selain dari sisi permintaan (konsumsi), dari sisi penawaran, pertumbuhan penduduk juga membutuhkan pertumbuhan kesempatan kerja (sumber pendapatan). Pertumbuhan ekonomi tanpa dibarengi dengan penambahan kesempatan kerja akan mengakibatkan ketimpangan dalam pembagian dari penambahan pendapatan tersebut, yang selanjutnya akan menciptakan suatu kondisi pertumbuhan ekonomi dengan peningkatan kemiskinan (Tambunan, 2004). Salah satu unsur yang menentukan kemakmuran suatu masyarakat adalah tingkat pendapatan. Pendapatan masyarakat mencapai maksimum apabila kondisi tingkat penggunaan tenaga kerja penuh (full employment) 1

dapat terwujud. Pengangguran akan menimbulkan efek mengurangi pendapatan masyarakat, dan itu akan mengurangi tingkat kemakmuran yang telah tercapai. Semakin turunya tingkat kemakmuran akan menimbulkan masalah lain yaitu kemiskinan (Sukirno,2000). Permasalahan pengangguran memang sangat perlu untuk dibahas dan merupakan isu yang penting, karena dapat dikaitkan dengan beberapa indikator. Pengangguran didefinisikan adalah seseorang yang tergolong dalam angkatan kerja dan secara aktif mencari pekerjaan pada suatu tingkat upah tertentu, tetapi tidak memperoleh pekerjaan yang diinginkan (Sukirno, 2004). Pengangguran yang tinggi mempunyai dampak buruk baik terhadap perekonomian, individu dan masyarakat, seperti pengangguran dapat menyebabkan masyarakat tidak dapat memaksimumkan kesejahteraan yang mungkin dicapai. Pengangguran menyebabkan pendapatan pajak pemerintah berkurang sehingga akan menghambat pembangunan ekonomi dan pengangguran tidak akan menggalakkan perekonomian. 2

Grafik 1.1 Tingkat Pengangguran Terbuka Indonesia dan Provinsi D.I.Yogyakarta Tahun 2002-2014 Nasional D.I. Yogyakarta 9.06 9.67 9.86 10.26 10.28 9.11 8.39 7.87 7.14 6.56 6.13 6.17 5.94 5.21 5.62 6.26 6.31 6.10 5.05 5.38 6.00 5.69 3.97 3.90 3.24 3.33 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 Sumber : Badan Pusat Statistik Nasional (2014) Grafik di atas menunjukkan perbandingan antara Tingkat Pengangguran Terbuka secara nasional dengan Tingkat Pengangguran Terbuka di Provinsi DIY. Pada tahun 2002 sampai dengan tahun 2014 Tingkat Pengangguran Terbuka di Indonesia masih lebih tinggi di bandingkan dengan Provinsi DIY. Tingkat Pengangguran Terbuka di Indonesia berada di kisaran 6 sampai 10% pertahunnya sedangkan di DIY hanya sekitar 3 hingga 6% pertahun. Hal ini menunjukkan bahwa Tingkat Pengangguran Terbuka di DIY sudah tergolong cukup rendah jika dibandingkan dengan Tingkat Pengangguran Terbuka secara Nasional. 3

Grafik 1.2 Tingkat Pengangguran Terbuka Provinsi DIY tahun 2002-2014 5.21 5.62 6.26 5.05 6.31 6.1 5.38 6 5.69 3.97 3.9 3.24 3.33 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 Sumber: Badan Pusat statistik DIY Berdasarkan Grafik 1.2 Tingkat Pengangguran terbuka di Provinsi DIY dari tahun 2002 sampai dengan tahun 2013 secara umum mengalami fluktuasi. Tahun 2002 hingga 2004 mengalami peningkatan setiap tahunnya sampai di tahun 2005 turun menjadi 5,05%. Penurunan yang cukup signifikan terjadi di tahun 2011, di mana Tingkat Pengangguran Terbuka Provinsi DIY turun dari 5,69% menjadi 3,97%. Setelah tahun 2011 Tingkat Pengangguran Terbuka di DIY berangsur menurun sampai di tahun 2014 kembali mengalami kenaikan tetapi tidak terlalu signifikan. 4

Grafik 1.3 Tingkat Pengangguran Terbuka menurut Provinsi di Pulau Jawa periode Agustus tahun 2011-2014 DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah Jawa Timur DIY 10.80 9.83 9.67 5.93 4.16 3.97 9.08 8.639.16 5.61 6.01 4.11 4.30 3.90 3.24 8.47 8.45 5.68 4.19 3.33 2011 2012 2013 2014 Sumber: Badan Pusat Statistik Nasional (2015) Grafik 1.3 menunjukkan Tingkat Pengangguran Terbuka 5 Provinsi di Pulau Jawa tahun 2011 hingga 2014, dari 5 provinsi tersebut Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki tingkat pengangguran terbuka yang paling rendah yaitu berada di kisaran 3% hingga 4%. Sedangkan Tingkat Pengangguran Terbuka yang tertinggi di tempati oleh Provinsi DKI Jakarta dengan TPT sebesar 8% hingga 10%. Namun di tahun 2013 TPT tertinggi ditempati oleh Provinsi Jawa Barat dengan angka sebesar 9,16%. Indikator-indikator ekonomi yang mempengaruhi tingkat pengangguran antara lain pertumbuhan ekonomi negara bersangkutan. Apabila di suatu negara pertumbuhan ekonominya mengalami kenaikan, diharapkan akan berpengaruh pada penurunan jumlah pengangguran. (Sukirno, 2008) 5

Grafik 1.4 Pertumbuhan Ekonomi Provinsi DIY tahun 1995-2014 8.09 7.69 3.53 1.84 4.01 4.27 4.5 4.58 5.12 4.73 3.7 4.31 5.03 4.43 4.88 5.17 5.32 5.4 5.18-11.36 Sumber : Badan Pusat Statistik DIY (2015) Berdasarkan grafik 1.4 Pertumbuhan Ekonomi provinsi DIY tahun 1995 hingga 2014 secara umum mengalami fluktuasi. Pertumbuhan Ekonomi tertinggi dicapai pada tahun 1995 yaitu sebesar 8.09%. Namun pada tahun 1998 pertumbuhan ekonomi DIY mengalami penurunan yang sangat besar bahkan mencapai angka negatif. Hal ini disebabkan karena pada tahun 1998 terjadi krisis ekonomi di Indonesia sehingga menyebabkan perekonomian baik secara nasional maupun regional menurun. Pada tahun 1999 pertumbuhan ekonomi di DIY kembali meningkat yang menandakan sudah adanya perbaikan perekonomian di daerah tersebut. Namun sampai tahun 2014 pertumbuhan ekonomi di DIY masih mengalami fluktuasi. Provinsi DIY merupakan salah satu provinsi dengan pertumbuhan ekonomi yang cukup rendah jika dibandingkan dengan daerah lain. Menurut Badan Pusat Statistik Provinsi DIY memiliki pertumbuhan ekonomi yang cukup lambat yang ditunjukkan melalui grafik di berikut. 6

Grafik 1.5 Laju Pertumbuhan Ekonomi Menurut Provinsi Di Pulau Jawa tahun 2010-2013 DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah Jawa Timur DIY 7.22 7.27 6.50 6.68 6.73 6.51 6.53 6.20 6.286.34 6.55 6.11 5.84 6.03 6.06 5.81 5.17 5.32 5.40 4.88 2010 2011 2012 2013 Sumber : Badan Pusat Statistik Nasional (2015) Grafik 1.5 menunjukkan besarnya laju pertumbuhan ekonomi 5 provinsi di Pulau Jawa. Pertumbuhan ekonomi Provinsi DIY selalu mengalami kenaikan setiap tahunnya, tetapi dari kelima provinsi tersebut pada tahun 2010 hingga tahun 2013 pertumbuhan ekonomi terendah ditempati oleh provinsi DIY dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 4% hingga 5% pertahun sehingga dapat dikatakan pertumbuhan ekonomi di DIY masih cenderung lambat. Sedangkan pertumbuhan ekonomi tertinggi ditempati oleh provinsi Jawa Timur dengan kisaran angka 6% hingga 7% pertahun. Dari paparan di atas dapat diketahui bahwa tingkat pengangguran terbuka di provinsi DIY sudah tergolong cukup rendah namun kondisi tersebut tidak diikuti oleh pertumbuhan ekonomi yang baik karena dapat dikatakan pertumbuhan ekonomi di DIY masih cukup rendah jika dibandingkan dengan daerah lain, sehingga berdasarkan latar belakang di atas penting untuk mengetahui seberapa besar 7

pengaruh dari pertumbuhan ekonomi terhadap pengangguran terbuka di Provinsi DIY melalui penelitian ilmiah yang berjudul Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Tingkat Pengangguran Terbuka Di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 1984-2014. 1.2 Rumusan Masalah Menurut Sukirno (2008) indikator-indikator ekonomi yang mempengaruhi tingkat pengangguran antara lain pertumbuhan ekonomi negara bersangkutan. Apabila di suatu negara pertumbuhan ekonominya mengalami kenaikan, diharapkan akan berpengaruh pada penurunan jumlah pengangguran. Provinsi DIY memiliki tingkat pengangguran terbuka yang cukup rendah, namun pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut juga masih tergolong rendah jika dibandingkan dengan wilayah lain, sehingga dari permasalahan tersebut diperlukan adanya penelitian untuk mengetahui bagaimana pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap tingkat pengangguran terbuka di provinsi DIY dan seberapa besar pengaruhnya. 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah di atas maka penelitian ini bertujuan untuk 1. Untuk mengetahui pengaruh tingkat pertumbuhan ekonomi terhadap tingkat pengangguran terbuka di Provinsi DIY tahun 1980-2013 dan seberapa besar pengaruhnya. 8

1.4 Manfaat Penulisan Penulisan Tugas Akhir ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang terkait, antara lain : 1. Memberikan gambaran tentang kondisi pengangguran dan pertumbuhan ekonomi di Provinsi DIY serta bagaimana hubungan dari kedua variabel tersebut. 2. Memberikan tambahan wawasan dan pengetahuan bagi penulis untuk membuktikan teori-teori yang sebelumnya dipelajari selama proses perkuliahan. 3. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi bagi penelitian selanjutnya yang berkenaan dengan pertumbuhan ekonomi dan pengangguran oleh peneliti lain. 9

1.5 Kerangka Pemikiran Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran Latar Belakang 1. Pertumbuhan ekonomi mengukur prestasi dari perkembangan suatu perekonomian dari suatu periode ke periode berikutnya. 2. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang mempengaruhi tingkat pengangguran suatu wilayah. 3. DIY memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi yang tergolong rendah. 4. Tingkat Pengangguran Terbuka di DIY juga tergolong cukup rendah. Tujuan Penulisan Untuk mengetahui pengaruh tingkat pertumbuhan ekonomi terhadap tingkat pengangguran terbuka di Provinsi DIY tahun 1980-2013 dan seberapa besar pengaruhnya. Rumusan Masalah Provinsi DIY memiliki tingkat pengangguran terbuka yang cukup rendah, namun pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut juga masih tergolong rendah jika dibandingkan dengan wilayah lain, sehingga dari permasalahan tersebut diperlukan adanya penelitian untuk mengetahui bagaimana pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap tingkat pengangguran terbuka di provinsi DIY dan seberapa besar pengaruhnya. Landasan Teori 1. Teori Pertumbuhan Ekonomi Klasik 2. Hukum Okun (Okun s Law) 3. Hubungan antara Pengangguran dan Pertumbuhan Ekonomi Kesimpulan Metodologi 1. Data Sekunder 2. Sumber Data Badan Pusat Statistik 3. Variabel Dependen : Tingkat Pengangguran Terbuka 4. Variabel Independen : Tingkat Pertumbuhan Ekonomi Hasil Alat Anailis Model dan Hipotesis UNi= ß0 + ß1 GDPRi + Regresi Linear Sederhana dengan metode Ordinary Least Squared Ho:α1=0 Artinya, pertumbuhan ekonomi tidak berpengaruh signifikan terhadap pengangguran di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Ha:α1 0 Artinya, pertumbuhan ekonomi berpengaruh signifikan terhadap pengangguran di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. 10