BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah perekonomian suatu negara dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi mengukur prestasi dari perkembangan suatu perekonomian dari suatu periode ke periode berikutnya. Menurut Sukirno (2004), tingkat pertumbuhan ekonomi yang dicapai oleh suatu negara diukur dari perkembangan pendapatan nasional riil yang dicapai suatu negara. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan merupakan kondisi utama bagi kelangsungan pembangunan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan, karena jumlah penduduk bertambah setiap tahun yang dengan sendirinya kebutuhan konsumsi sehari-hari juga bertambah setiap tahun, maka dibutuhkan penambahan pendapatan setiap tahun (Tambunan,2004). Selain dari sisi permintaan (konsumsi), dari sisi penawaran, pertumbuhan penduduk juga membutuhkan pertumbuhan kesempatan kerja (sumber pendapatan). Pertumbuhan ekonomi tanpa dibarengi dengan penambahan kesempatan kerja akan mengakibatkan ketimpangan dalam pembagian dari penambahan pendapatan tersebut, yang selanjutnya akan menciptakan suatu kondisi pertumbuhan ekonomi dengan peningkatan kemiskinan (Tambunan, 2004). Salah satu unsur yang menentukan kemakmuran suatu masyarakat adalah tingkat pendapatan. Pendapatan masyarakat mencapai maksimum apabila kondisi tingkat penggunaan tenaga kerja penuh (full employment) 1
dapat terwujud. Pengangguran akan menimbulkan efek mengurangi pendapatan masyarakat, dan itu akan mengurangi tingkat kemakmuran yang telah tercapai. Semakin turunya tingkat kemakmuran akan menimbulkan masalah lain yaitu kemiskinan (Sukirno,2000). Permasalahan pengangguran memang sangat perlu untuk dibahas dan merupakan isu yang penting, karena dapat dikaitkan dengan beberapa indikator. Pengangguran didefinisikan adalah seseorang yang tergolong dalam angkatan kerja dan secara aktif mencari pekerjaan pada suatu tingkat upah tertentu, tetapi tidak memperoleh pekerjaan yang diinginkan (Sukirno, 2004). Pengangguran yang tinggi mempunyai dampak buruk baik terhadap perekonomian, individu dan masyarakat, seperti pengangguran dapat menyebabkan masyarakat tidak dapat memaksimumkan kesejahteraan yang mungkin dicapai. Pengangguran menyebabkan pendapatan pajak pemerintah berkurang sehingga akan menghambat pembangunan ekonomi dan pengangguran tidak akan menggalakkan perekonomian. 2
Grafik 1.1 Tingkat Pengangguran Terbuka Indonesia dan Provinsi D.I.Yogyakarta Tahun 2002-2014 Nasional D.I. Yogyakarta 9.06 9.67 9.86 10.26 10.28 9.11 8.39 7.87 7.14 6.56 6.13 6.17 5.94 5.21 5.62 6.26 6.31 6.10 5.05 5.38 6.00 5.69 3.97 3.90 3.24 3.33 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 Sumber : Badan Pusat Statistik Nasional (2014) Grafik di atas menunjukkan perbandingan antara Tingkat Pengangguran Terbuka secara nasional dengan Tingkat Pengangguran Terbuka di Provinsi DIY. Pada tahun 2002 sampai dengan tahun 2014 Tingkat Pengangguran Terbuka di Indonesia masih lebih tinggi di bandingkan dengan Provinsi DIY. Tingkat Pengangguran Terbuka di Indonesia berada di kisaran 6 sampai 10% pertahunnya sedangkan di DIY hanya sekitar 3 hingga 6% pertahun. Hal ini menunjukkan bahwa Tingkat Pengangguran Terbuka di DIY sudah tergolong cukup rendah jika dibandingkan dengan Tingkat Pengangguran Terbuka secara Nasional. 3
Grafik 1.2 Tingkat Pengangguran Terbuka Provinsi DIY tahun 2002-2014 5.21 5.62 6.26 5.05 6.31 6.1 5.38 6 5.69 3.97 3.9 3.24 3.33 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 Sumber: Badan Pusat statistik DIY Berdasarkan Grafik 1.2 Tingkat Pengangguran terbuka di Provinsi DIY dari tahun 2002 sampai dengan tahun 2013 secara umum mengalami fluktuasi. Tahun 2002 hingga 2004 mengalami peningkatan setiap tahunnya sampai di tahun 2005 turun menjadi 5,05%. Penurunan yang cukup signifikan terjadi di tahun 2011, di mana Tingkat Pengangguran Terbuka Provinsi DIY turun dari 5,69% menjadi 3,97%. Setelah tahun 2011 Tingkat Pengangguran Terbuka di DIY berangsur menurun sampai di tahun 2014 kembali mengalami kenaikan tetapi tidak terlalu signifikan. 4
Grafik 1.3 Tingkat Pengangguran Terbuka menurut Provinsi di Pulau Jawa periode Agustus tahun 2011-2014 DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah Jawa Timur DIY 10.80 9.83 9.67 5.93 4.16 3.97 9.08 8.639.16 5.61 6.01 4.11 4.30 3.90 3.24 8.47 8.45 5.68 4.19 3.33 2011 2012 2013 2014 Sumber: Badan Pusat Statistik Nasional (2015) Grafik 1.3 menunjukkan Tingkat Pengangguran Terbuka 5 Provinsi di Pulau Jawa tahun 2011 hingga 2014, dari 5 provinsi tersebut Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki tingkat pengangguran terbuka yang paling rendah yaitu berada di kisaran 3% hingga 4%. Sedangkan Tingkat Pengangguran Terbuka yang tertinggi di tempati oleh Provinsi DKI Jakarta dengan TPT sebesar 8% hingga 10%. Namun di tahun 2013 TPT tertinggi ditempati oleh Provinsi Jawa Barat dengan angka sebesar 9,16%. Indikator-indikator ekonomi yang mempengaruhi tingkat pengangguran antara lain pertumbuhan ekonomi negara bersangkutan. Apabila di suatu negara pertumbuhan ekonominya mengalami kenaikan, diharapkan akan berpengaruh pada penurunan jumlah pengangguran. (Sukirno, 2008) 5
Grafik 1.4 Pertumbuhan Ekonomi Provinsi DIY tahun 1995-2014 8.09 7.69 3.53 1.84 4.01 4.27 4.5 4.58 5.12 4.73 3.7 4.31 5.03 4.43 4.88 5.17 5.32 5.4 5.18-11.36 Sumber : Badan Pusat Statistik DIY (2015) Berdasarkan grafik 1.4 Pertumbuhan Ekonomi provinsi DIY tahun 1995 hingga 2014 secara umum mengalami fluktuasi. Pertumbuhan Ekonomi tertinggi dicapai pada tahun 1995 yaitu sebesar 8.09%. Namun pada tahun 1998 pertumbuhan ekonomi DIY mengalami penurunan yang sangat besar bahkan mencapai angka negatif. Hal ini disebabkan karena pada tahun 1998 terjadi krisis ekonomi di Indonesia sehingga menyebabkan perekonomian baik secara nasional maupun regional menurun. Pada tahun 1999 pertumbuhan ekonomi di DIY kembali meningkat yang menandakan sudah adanya perbaikan perekonomian di daerah tersebut. Namun sampai tahun 2014 pertumbuhan ekonomi di DIY masih mengalami fluktuasi. Provinsi DIY merupakan salah satu provinsi dengan pertumbuhan ekonomi yang cukup rendah jika dibandingkan dengan daerah lain. Menurut Badan Pusat Statistik Provinsi DIY memiliki pertumbuhan ekonomi yang cukup lambat yang ditunjukkan melalui grafik di berikut. 6
Grafik 1.5 Laju Pertumbuhan Ekonomi Menurut Provinsi Di Pulau Jawa tahun 2010-2013 DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah Jawa Timur DIY 7.22 7.27 6.50 6.68 6.73 6.51 6.53 6.20 6.286.34 6.55 6.11 5.84 6.03 6.06 5.81 5.17 5.32 5.40 4.88 2010 2011 2012 2013 Sumber : Badan Pusat Statistik Nasional (2015) Grafik 1.5 menunjukkan besarnya laju pertumbuhan ekonomi 5 provinsi di Pulau Jawa. Pertumbuhan ekonomi Provinsi DIY selalu mengalami kenaikan setiap tahunnya, tetapi dari kelima provinsi tersebut pada tahun 2010 hingga tahun 2013 pertumbuhan ekonomi terendah ditempati oleh provinsi DIY dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 4% hingga 5% pertahun sehingga dapat dikatakan pertumbuhan ekonomi di DIY masih cenderung lambat. Sedangkan pertumbuhan ekonomi tertinggi ditempati oleh provinsi Jawa Timur dengan kisaran angka 6% hingga 7% pertahun. Dari paparan di atas dapat diketahui bahwa tingkat pengangguran terbuka di provinsi DIY sudah tergolong cukup rendah namun kondisi tersebut tidak diikuti oleh pertumbuhan ekonomi yang baik karena dapat dikatakan pertumbuhan ekonomi di DIY masih cukup rendah jika dibandingkan dengan daerah lain, sehingga berdasarkan latar belakang di atas penting untuk mengetahui seberapa besar 7
pengaruh dari pertumbuhan ekonomi terhadap pengangguran terbuka di Provinsi DIY melalui penelitian ilmiah yang berjudul Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Tingkat Pengangguran Terbuka Di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 1984-2014. 1.2 Rumusan Masalah Menurut Sukirno (2008) indikator-indikator ekonomi yang mempengaruhi tingkat pengangguran antara lain pertumbuhan ekonomi negara bersangkutan. Apabila di suatu negara pertumbuhan ekonominya mengalami kenaikan, diharapkan akan berpengaruh pada penurunan jumlah pengangguran. Provinsi DIY memiliki tingkat pengangguran terbuka yang cukup rendah, namun pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut juga masih tergolong rendah jika dibandingkan dengan wilayah lain, sehingga dari permasalahan tersebut diperlukan adanya penelitian untuk mengetahui bagaimana pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap tingkat pengangguran terbuka di provinsi DIY dan seberapa besar pengaruhnya. 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah di atas maka penelitian ini bertujuan untuk 1. Untuk mengetahui pengaruh tingkat pertumbuhan ekonomi terhadap tingkat pengangguran terbuka di Provinsi DIY tahun 1980-2013 dan seberapa besar pengaruhnya. 8
1.4 Manfaat Penulisan Penulisan Tugas Akhir ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang terkait, antara lain : 1. Memberikan gambaran tentang kondisi pengangguran dan pertumbuhan ekonomi di Provinsi DIY serta bagaimana hubungan dari kedua variabel tersebut. 2. Memberikan tambahan wawasan dan pengetahuan bagi penulis untuk membuktikan teori-teori yang sebelumnya dipelajari selama proses perkuliahan. 3. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi bagi penelitian selanjutnya yang berkenaan dengan pertumbuhan ekonomi dan pengangguran oleh peneliti lain. 9
1.5 Kerangka Pemikiran Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran Latar Belakang 1. Pertumbuhan ekonomi mengukur prestasi dari perkembangan suatu perekonomian dari suatu periode ke periode berikutnya. 2. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang mempengaruhi tingkat pengangguran suatu wilayah. 3. DIY memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi yang tergolong rendah. 4. Tingkat Pengangguran Terbuka di DIY juga tergolong cukup rendah. Tujuan Penulisan Untuk mengetahui pengaruh tingkat pertumbuhan ekonomi terhadap tingkat pengangguran terbuka di Provinsi DIY tahun 1980-2013 dan seberapa besar pengaruhnya. Rumusan Masalah Provinsi DIY memiliki tingkat pengangguran terbuka yang cukup rendah, namun pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut juga masih tergolong rendah jika dibandingkan dengan wilayah lain, sehingga dari permasalahan tersebut diperlukan adanya penelitian untuk mengetahui bagaimana pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap tingkat pengangguran terbuka di provinsi DIY dan seberapa besar pengaruhnya. Landasan Teori 1. Teori Pertumbuhan Ekonomi Klasik 2. Hukum Okun (Okun s Law) 3. Hubungan antara Pengangguran dan Pertumbuhan Ekonomi Kesimpulan Metodologi 1. Data Sekunder 2. Sumber Data Badan Pusat Statistik 3. Variabel Dependen : Tingkat Pengangguran Terbuka 4. Variabel Independen : Tingkat Pertumbuhan Ekonomi Hasil Alat Anailis Model dan Hipotesis UNi= ß0 + ß1 GDPRi + Regresi Linear Sederhana dengan metode Ordinary Least Squared Ho:α1=0 Artinya, pertumbuhan ekonomi tidak berpengaruh signifikan terhadap pengangguran di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Ha:α1 0 Artinya, pertumbuhan ekonomi berpengaruh signifikan terhadap pengangguran di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. 10