BAB VI SIMPULAN DAN SARAN. gambaran pengalaman psikososial remaja yang tinggal di panti asuhan.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dalam menunjukkan bahwa permasalahan prestasi tersebut disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia sepanjang rentang kehidupannya memiliki tahap-tahap

5. PENUTUP. Universitas Indonesia

BAB IV ANALISIS PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PEMBINAAN KEDISIPLINAN SISWA DI SMP NEGERI 3 WARUNGASEM KABUPATEN BATANG

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengalaman hidup sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Ada beberapa penelitian yang telah dilakukan mengenai resiliency pada

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesuksesan, karena dengan kepercayaan diri yang baik seseorang akan mampu

BAB I PENDAHULUAN. bahwa mereka adalah milik seseorang atau keluarga serta diakui keberadaannya.

BAB I PENDAHULUAN. dan berfungsinya organ-organ tubuh sebagai bentuk penyesuaian diri terhadap

BAB I PENDAHULUAN. usia tahun atau pada masa awal remaja di tengah masa pubertas

BAB I PENDAHULUAN. aman belajar bagi dirinya sendiri, sekaligus bagi siswa lain yang berada di

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya maka ditarik kesimpulan dan saran sebagai berikut:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Panti Asuhan Anak Terlantar di Solo BAB I PENDAHULUAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB III GAMBARAN SUBJEK DAN HASIL PENELITIAN

2015 POLA ASUH PANTI ASUHAN AL-FIEN DALAM PENANAMAN KEMANDIRIAN ANAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. Gangguan identitas gender adalah suatu gangguan yang membuat

BAB I PENDAHULUAN. orang lain dan membutuhkan orang lain dalam menjalani kehidupannya. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. Remaja atau Adolescene berasal dari bahasa latin, yaitu adolescere yang

BAB I PENDAHULUAN. Badan Narkotika Nasional, sebagian besar korban penyalah gunaan narkoba. remaja berusia dibawah 20 tahun. (Rahman, 2008: 71).

BAB I PENDAHULUAN. ketakutan besar dalam kehidupan, dapat berdampak terhadap kualitas kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya pergeseran pola penyebab tindak kriminalitas. World Health

PELAYANAN REHABILITASI SOSIAL PSIKOTIK DI PANTI SOSIAL BINA LARAS HARAPAN SENTOSA 3 CEGER

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Sadar akan hakikatnya, setiap manusia Indonesia di muka bumi ini selalu

BAB V PEMBAHASAN. hasil penelitian ini sesuai dengan teori bahwa perilaku adalah segala sesuatu yang

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. peralihan dari satu tahap anak-anak menuju ke tahap dewasa dan mengalami

1 KUESIONER PENELITIAN UNTUK PERAWAT

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. membantu mereka melewati fase-fase perkembangan. Dukungan sosial akan

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN HUBUNGAN PERUBAHAN FISIK USIA REMAJA DENGAN RASA PERCAYA DIRI PADA SISWI KELAS 7

BAB I PENDAHULUAN. dengan keluarga utuh serta mendapatkan kasih sayang serta bimbingan dari orang tua.

BAB I PENDAHULUAN. panti tidak terdaftar yang mengasuh sampai setengah juta anak. Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa

BAB I PENDAHULUAN. Manusia memerlukan mitra untuk mengembangkan kehidupan yang layak bagi

BAB I PENDAHULUAN. perpecahan antara pemikiran, emosi dan perilaku. Stuart, (2013) mengatakan

ANGKET UNTUK ORANG TUA / WALI

BAB 5 SIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN. maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara

Bagan Pengambilan Keputusan Pada Anak Bungsu Remaja Akhir

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab I Pendahuluan. Manusia merupakan makhluk sosial yang hidup bermasyarakat atau dikenal dengan

BAB I PENDAHULUAN. dimana individu mengalami perubahan dari masa kanak-kanak menuju. dewasa. Dimana pada masa ini banyak terjadi berbagai macam

BAB I PENDAHULUAN. diasuh oleh orangtua dan orang-orang yang berada di lingkungannya hingga

BAB I PENDAHULUAN. psikososial anggota keluarga dan mentransmisikan tuntutan dan nilai-nilai. dari masyarakat (Friedman,1998).

I. PENDAHULUAN. perlindungan anak sesuai denagan amanat dalam Undang-Undang Dasar 1945

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

A. Pengertian Defisit Perawatan Diri B. Klasifikasi Defisit Perawatan Diri C. Etiologi Defisit Perawatan Diri

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG

Gambaran konsep pacaran, Nindyastuti Erika Pratiwi, FPsi UI, Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, baik di negara-negara maju maupun negara-negara yang sedang

BAB I PENDAHULUAN. perilaku, komunikasi dan interaksi sosial (Mardiyono, 2010). Autisme adalah

PENGALAMAN REMAJA DALAM MENERIMA PENDIDIKAN SEKS

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 74 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam menjalankan kehidupan sehari-hari, manusia selalu membutuhkan

BAB IV ANALISA DATA. A. Analisis tentang Gejala Gejala Depresi Yang Di Tampakkan Seorang

BAB I PENDAHULUAN. Membentuk sebuah keluarga yang bahagia dan harmonis adalah impian

FORMULIR PERMOHONAN PENELITIAN HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA LANSIA DI BLUD PUSKESMAS KECAMATAN KEBON JERUK JAKARTA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ahli psikologi. Karena permasalahan remaja merupakan masalah yang harus di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia mendominasi sekitar 41,8% dari total jumlah penduduk (bps.go.id, 2016).

I. PENDAHULUAN. dilaksanakan secara tertib dan terencana yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dari tahapan demi tahapan perkembangan yang harus dilalui. Perkembangan

INVENTORI TUGAS PERKEMBANGAN SISWA SD. Berikut ini 50 rumpun pernyataan, setiap rumpun terdiri atas 4 pernyataan

BAB IV KESIMPULAN. tidak terjadinya masalah-masalah yang dapat menyebabkan kekacauan atau

BAB I PENDAHULUAN. anak (Undang-Undang Perlindungan Anak, 2002).

LEMBARAN DAERAH NOMOR 2 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN TENTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan dengan laki-laki, yaitu 10,67 juta orang (8,61 % dari seluruh penduduk

BAB IV ANALISA DATA. A. Analisis Tentang Proses Bimbingan dan Konseling Islam dengan Terapi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadikan individu lebih baik karena secara aktif

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI DEMAK,

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjadi manusia dewasa yang mampu berdiri sendiri di tengah-tengah

BAB I PENDAHULUAN. mengindikasikan bahwa jumlah penduduk lanjut usia (lansia) dari tahun ke. baik dari segi kualitas maupun kuantitas (Stanley, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Panti Sosial Asuhan Anak adalah suatu lembaga usaha kesejahteraan sosial

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Departemen Kesehatan RI pada tahun 2010 jumlah anak usia dini (0-4 tahun) di

I. PENDAHULUAN. Sebagai makhluk sosial kita tidak akan mampu mengenal dan dikenal tanpa

BAB I PENDAHULUAN. perempuan. Menstruasi pertama kali disebut dengan menarche (Wong,2008).

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECEMASAN PADA LANJUT USIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI KOTA SURAKARTA SKRIPSI

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK DARI TINDAK KEKERASAN

BAB I PENDAHULUAN. mengatakan mereka telah dilukai dengan senjata. Guru-guru banyak mengatakan

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan di zaman global seperti sekarang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. dari masa kanak kanak ke masa dewasa, terutama perubahan alat reproduksi.

BAB I PENDAHULUAN. ini melalui Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), yaitu pendidikan yang ditujukan

BAB I PENDAHULUAN. Gagal ginjal kronis atau penyakit renal tahap akhir adalah gangguan pada

FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN. Peserta JamKesMas di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provsu Medan

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja yang sehat dan berkualitas menjadi perhatian serius bagi orang tua,

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dan pertumbuhan tersebut, salah satu fase penting dan menjadi pusat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV ANALISIS PERANAN POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PENYESUAIAN SOSIAL ANAK DI DESA WONOSARI KECAMATAN KARANGANYAR

Apa itu menstruasi? Menstruasi adalah tanda anak perempuan tumbuh menjadi dewasa. Menstruasi adalah proses alami bagi perempuan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sakit merupakan keadaan dimana terjadi suatu proses penyakit dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. diharapkan oleh kelompok sosial, serta merupakan masa pencarian identitas untuk

TARIF LAYANAN BERDASARKAN KELAS BADAN LAYANAN UMUM RUMAH SAKIT JIWA JIWA DR. SOEHARTO HEERDJAN JAKARTA PADA KEMENTERIAN KESEHATAN KELAS II

Transkripsi:

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini, peneliti menjelaskan simpulan dan saran yang berhubungan dengan masalah penelitian yang dilakukan. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran pengalaman psikososial remaja yang tinggal di panti asuhan. A. Kesimpulan Berdasarkan penjelasan bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan pengalaman psikososial remaja selama tinggal di panti asuhan adalah sebagai berikut : didapatkan delapan tema terkait yaitu respon psikologis remaja selama tinggal di panti asuhan, kegiatan remaja di panti asuhan, masalah sosial di panti asuhan, mekanisme koping yang digunakan remaja selama tinggal di panti asuhan, Pelanggaran dan sanksi di panti asuhan bentuk dukungan yang diterima remaja selama tinggal di panti asuhan, harapan remaja kepada pihak panti asuhan, dan identitas diri remaja selama tinggal di panti asuhan. Karakteristik partisipan adalah dengan latar pendidikan bervariasi yaitu SD, SMP, dan SMA. Usia partisipan dalam rentang usia 12-20 tahun dan sebagian besar partisipan dengan lama tinggal di panti asuhan adalah lebih dari satu tahun. Hasil penelitian ini memperjelas pemahaman terhadap situasi anak di dalam panti. Penelitian ini memberikan gambaran tentang kehidupan keseharian mereka di panti dan luar panti. Sisi kehidupan di panti asuhan

yang dianggap menyenangkan diantaranya adalah banyak teman sehingga bisa saling berbagi satu-sama lain, sedangkan hal yang menyedihkan adalah karena terpisah jauh dari keluarga, keterbatasan dukungan baik dari keluarga dan pengasuh, ketidakdekatan dengan keluarga dan kehilangan teman di lingkungan rumah dan aturan yang ketat. Hal yang tidak kalah pentingnya adalah kehidupan mereka di sekolah, mereka di hadapkan pada kekhawatiran tentang masa depan. Umumnya anakanak mencemaskan kondisi setelah mereka menyelesaikan SLTA, kondisi ini membuat anak-anak bingung dan cemas, sehingga remaja mempunyai harapan terhadap orang tua dan pengasuh. Remaja berharap kepada orang tua ataupun kerabat walaupun mereka dititipkan di panti asuhan dengan mendapat fasilitas dari pihak panti seperti di sekolahkan gratis, terpenuhi kebutuhan materi seperti di beri makan, minum, di beri pakaian fasilitas olah raga, fasilitas kesehatan, fasilitas asrama dan pendidikan agama, mereka juga tetap menantikan dukungan emosional. Dukungan emosional yang kuat dari keluarga seperti perhatian, kasih sayang, kehadiran dalam bentuk kunjungan orang tua dan menantikan kabar berita dari kampung karena dengan demikian mereka mendapatkan kekuatan bathin yang membuat mereka bisa bertahan hidup di panti asuhan, merasa di hargai dan keberadaan mereka diakui keluarga sehingga mereka tidak mengalami kecemasan dan kebingungan dalam menentukan jalan hidup bagi masa depan mereka.

Bagi petugas panti asuhan dalam hal ini pengasuh, remaja mempunyai harapan mendapat perhatian secara individual dari pengasuh, dapat menemui pengasuh jika memerlukan dukungan ketika menghadapi masalah atau sekedar ingin berbicara secara pribadi. Remaja juga berharap yang menjadi pengasuh harus sesuai dengan anak yang di asuhnya misalnya remaja putri diasuh oleh pengasuh perempuan dan begitu juga sebaliknya remaja putra diasuh oleh pengasuh laki-laki, karena dalam hal ini yang menjadi pengasuh remaja putri berjenis kelamin laki-laki walaupun pengasuh tersebut sudah berkeluarga, tetapi remaja putri merasa segan menemui pengasuh disaat membutuhkan diskusi, meminta dukungan dan solusi penyelasaian masalah jika pengasuhnya berbeda gender. Remaja juga berharap pengasuh agar berlaku adil dalam pemberian hukuman karena ada sebagian remaja merasa kurang mendapatkan keadilan dalam segi pemberian hukuman. Remaja juga menginginkan adanya pengadaan komputer karena komputer sangat di perlukan apabila ada tugas dari sekolah, fasilitas olah raga di tambah, renovasi asrama putra, sebagian remaja menginginkan bentuk asrama di buat seperti kos-kosan, peraturan yang ada di perketat lagi agar terciptanya disiplin karena menurut partisipan masih ada temannya yang membuang sampah sembarangan sehinga lingkungan panti asuhan terutama di asrama cowok terlihat kurang bersih dan telihat sampah-sampah menumpuk di depan halaman panti asuhan.

B. Saran 1. Bagi Dinas Sosial dan Panti Asuhan a) Pengurus yang akan bekerja di Lembaga Kesejahteraan Sosial harus mengikuti pelatihan tentang pengasuhan dan perlindungan anak termasuk menjadi orang tua yang efektif agar dapat memberikan disiplin positif, serta mencegah kekerasan terhadap anak. b) Setiap enam bulan sekali dilakukan review terhadap kinerja staf dan relawan dengan melibatkan anak serta merespon pertimbangan/pendapat anak terhadap hasil review tersebut. c) Jika pengurus, petugas, dan relawan terbukti melakukan tindakan kekerasan, maka prosedur penegakan disiplin harus berjalan sesuai tingkat keseriusan dari kasus tersebut, mulai dari peringatan tertulis, larangan melaksanakan tugas sampai ada keputusan lebih lanjut, dan pemecatan. d) Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak harus menyediakan minimal satu orang pengasuh untuk lima anak baik dalam sistem keluarga maupun wisma. e) Pelaksanaan tugas pengasuh harus disupervisi oleh dinas pekerja sosial yang memiliki kualifikasi kompetensi dan pengalaman bekerja lebih tinggi dalam pelayanan anak. f) Bagi pengasuh berinisiatiflah melakukan pendekatan kepada remaja untuk memberikan dukungan, motivasi, perhatian, tempat konseling sehingga terbina hubungan saling percaya, kekerabatan,

dan saling menghargai. Anggaplah penghuni panti sebagai keluarga besar panti asuhan yang membutuhkan perlindungan baik secara fisik, psokologis sehingga remaja merasakan nyaman tinggal di panti asuhan dan masalah psikososial dapat diminimalisir. 2. Bagi Institusi Pendidikan Meningkatkan pemahaman dan kesadaran peserta didik, bahwa masalah psikososial merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia, sehingga lebih dioptimalkan dalam melakukan asuhan keperawatan dan memberikan edukasi pada remaja dengan masalah psikososial. 3. Bagi Penelitian selanjutnya a. Bagi perkembangan penelitian selanjutnya, peneliti dapat menjadikan hasil penelitian sebagai dasar untuk memberikan solusi atas permasalahan psikososial remaja yang tinggal di panti asuhan yaitu dengan melakukan asuhan keperawatan psikososial remaja. b. Bagi peneliti selanjutnya di sarankan khususnya spesialis keperawatan jiwa agar bisa memberikan terapi generalis atau spesialis bagi masalah psikososial yang di temukan