BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada suatu organisasi, baik organisasi swasta (private sector) maupun organisasi publik (public sector) memiliki aset yang merupakan aspek yang sangat penting untuk mendukung organisasi dalam mencapai tujuan. Aset yang baik dapat berpengaruh positif terhadap pencapaian tujuan organisasi demikian juga sebaliknya, aset yang kurang baik dapat berpengaruh negatif terhapat pencapaian tujuan organisasi.aset adalah bahwa aset merupakan sesuatu yang memiliki nilai. Oleh karena itu pembahasan penulisan ini terkait dengan aset pada organisasi publik (public sector) yaitu pemerintah. Fungsi pemerintah disuatu negara sangatlah penting untuk kelangsungan kemajuan negara dengan didukungnya kejujuran dan adil untuk mensejahterakan masyarakatnya. Fungsi pemerintah yang diutarakan oleh (Salam:2002:33) pemerintah dibagi menjadi empat fungsi, yaitu :1) Fungsi besstur atau pemerintahan dalam arti sempit; 2) Fungsi preventive rechtszorg (pencegahan timbulnya pelanggaranpelanggaran terhadap tata tertib hukum dalam usahanya untuk memelihara tata tertib masyarakat); 3) Fungsi peradilan yaitu kekuasaan untuk menjalin keadilan di dalam negara; dan 4) Fungsi regeling yaitu kekuasaan untuk membuat peraturan-peraturan umum dalam negara.sesuai pendapat tersebut pada dasarnya fungsi pemerintah bertujuan terwujudnya kesejahteraan masyarakat yaitu jika ketertiban, keadilan dan keamanan dimasyarakat bisa benar-benar terjadi. Maka pendefenisian pun perlu merujuk pada peraturan yang berlaku.
Peraturan UU 1945 Amandemen ke IV, fungsi pemerintah yaitu mewujudkan cita-cita nagara yang termaktub dalam pembukaan alinea ke III, yaitu: melindungi seluruh bangsa Indonesia dan tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan dan keadilan sosial.dalam Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintah. Standar Akuntansi Pemerintah di negera kita telah menetapkan definisi yang tegas tentang aset, yaitu sebagai berikut : Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dan/atau sosial dimasa depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh pemerintah maupun masyarakat, serta dapat diukur dalam suatu uang, termasuk sumber daya nonkeuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang dipelihara karena alasan sejarah dan budaya. Aset memiliki berbagai macam bentuk. Dalam akuntansi, aset dibedakan menjadi aset lancar (current assets) dan aset nonlancar (noncurrent assets). Adapun klasifikasi aset secara lebih detail dapat dilihat di Standar Akuntansi Pemerintah. Kerangka konseptual Akuntansi Pemerintah paragraf 62-67 telah secara ringkas menegaskan tentang klasifikasi aset sebagai berikut : Aset diklasifikasikan ke dalam aset lancar (current assets) dan aset nonlancar (noncurrent assets). Suatu aset diklasifikasikan sebagai aset lancar jika diharapkan segera untuk dapat direalisasikan atau dimiliki untuk dipakai atau dijual dalam waktu 12(dua belas) bulan sejak tanggal perolehan. Aset yang tidak dapat dimasukkan dalam kiteria tersebut diklasifikasikan sebagai aset nonlancar
(hppts.//biargaterkenalaja.files.wordpress.com/2014/10/manajemen-asset-bahandepkeu).aset lancar meliputi kas dan setara kas, investasi jangka pendek, piutang, dan persediaan. Aset nonlancar mencakup aset yang bersifat jangka panjang. Dan aset tak berwujud yang digunakan baik langsung maupun tidak langsung untuk kegiatan pemerintah atau yang digunakan masyarakat umum. Aset nonlancar diklasifikasikan menjadi investasi jangka panjang, aset tetap, dana cadangan, dan aset lainnya.aset tetap meliputi tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan, irigasi, dan jaringan, aset tetap lainnya dan kontruksi dalam pengerjaan.aset nonlancar lainnya diklasifikasikan sebagai aset lainnya. Termasuk dalam aset lainnya adalah aset tak berwujud dan aset kerja sama (kemitraan). Organisasi publik wajib untuk bisa mengelola aset yang dimilikinya, tujuannya dari pengelolaan aset adalah untuk mengoptimalkan potensi pengadaan pelayanan dari aset yang bersangkutan, meminimalisasi resiko dan biaya, dan meningkatkan nilai positif modal alami dan sosial dalam siklus kehidupan suatu aset.pada pemerintahan, aset adalah barang yang di beli atau diperoleh atas beban APBN atau berasal dari perolehan lainnya yang sah disebut Barang Milik Negara (BMN). Seperti yang diutarakan oleh (Halim:2014:23) Anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) adalah wujud dari pengelolaan keuangan negara yang merupakan instrumen bagi pemerintah untuk mengatur pengeluaran dan penerimaan negara dalam rangka membiayai pelaksanaan kegiatan pemerintahan dan pembangunan, mencapai pertumbuhan ekonomi, meningkatkan pendapatan nasional, mencapai stabilitas perekonomian, dan menentukan arah serta prioritas pembangunan secara umum.
Pengelolaan Aset Daerah mencakup lingkup perencanaan kebutuhan dan penganggaran; pengadaaan; penggunaan; pemanfaatan; pengamanan dan pemeliharaan; penilaian; penghapusan; pemindahtanganan; penatausahaan; pembinaan, pengawasan, dan pengendalian. Untuk berjalannya pengelolaan Barang Milik Negara perlu adanya manajemen gunanya untuk mengawasi pekerjaan yang sudah dimandatkan masyarakat kepada pemimpin negara. Manajemen adalah aktivitas kerja yang melibatkan koordinasi dan pengawasan terhadap pekerja orang lain, sehingga pekerjaan tersebut dapat diselesaikan secara efisien dan efektif( Robbins And Coulter:2010:7). Dalam mengelola kekayaan negara yang ada, Kementerian Keuangan mendirikan beberapa organisasi dibawahnya, salah satunya yaitu Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN). Direktorat Jenderal Kekayaan Negara mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang kekayaan negara, piutang negara, dan lelang sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan, dan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.dalam melaksanaan tugas di bidang kekayaan negara, Kanwil DJKN (Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara) diberi wewenang untuk mengelola barang yang dimiliki oleh negara atau Barang Milik Negara. Dalam akuntansi pemerintahan, Barang Milik Negara merupakan bagian dari aset pemerintah pusat yang berwujud. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah, dalam Lampiran I.08 PSAP 07 tentang Akuntansi Aset Tetap dijelaskan bahwa asettetap diklasifikasikan berdasarkan kesamaan dalam sifat atau fungsinya dalam aktivitas operasi entitas. Barang Milik Negara
merupakan aset, yang dalam Laporan Keuangan Pemerintah Pusat akan dilaporkan dineraca. Barang Milik Negara berupa Persediaan merupakan aset yang dilaporkan sebagai kelompok Aset Lancar. Tanah, Peralatan dan Mesin, Gedung dan Bangunan, Jalan, Irigasi dan Jaringan serta Aset Tetap Lainnya merupakan aset yang diklasifikasikan sebagai Aset Tetap. Aset Tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan untuk digunakan, atau dimaksudkan untuk digunakan, dalam kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum. Sementara itu Aset Tak Berwujud dan Aset Tetap yang dihentikan dari penggunaan akan dilaporkan sebagai Aset Lainnya dalam neraca.nilai Aset Tetap yang dilaporkan dineraca merupakan nilai historis/perolehan. Bagi pengguna informasi akuntansi, nila Aset Tetap ini akan digunakan untuk menganalisis kondisi keuangan pemerintah. Hasil analisis ini akan dijadikan dasar untuk pengambilan keputusan baik oleh pemerintah itu sendiri maupun oleh fihak-fihak yang berkepentingan. Jika Barang Milik Negara yang sudah rusak dan tidak digunakan lagi atau Barang Milik Negara yang sudah hilang tidak dihapuskan sehingga masih tetap dilaporkan dineraca, maka pengambilan keputusan yang didasarkan pada informasi tersebut tentu tidak tepat. Disamping itu Barang Milik Negara yang sudah rusak sebelum dihapuskan juga tetap harus diamankan baik secara fisik, administrasi maupun hukum, sehingga memerlukan biaya yang tidak sedikit. Sehubungan dengan itu, maka menghapus Barang Milik Negara yang sudah memenuhi persyaratan tertentu merupakan tindakan yang tetap. Barang Milik Negara yang status penggunaannya berada pada suatu Pengguna Barang dapat dialihstatuskan ke Pengguna Barang Lainnya dengan
mengikuti Prosedur yang diatur dalam Lampiran I PMK Nomor:96/PMK.06/2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan Penggunaan, Pemanfaatan, Penghapusan dan Pemindahtanganan Barang Milik Negara. BMN ini harus dihapuskan dari Daftar Barang Kuasa Pengguna dan Daftar Barang Pengguna yang menatausahakan Barang Milik Negara (yang mengalih statuskan), karena Barang Milik Negara ini nantinya akan dicatat di Daftar Barang Kuasa Pengguna dan Daftar Barang Pengguna (Kementerian/Lembaga) yang menerima Barang Milik Negara tersebut. Barang Milik Negara yang tidak digunakan wajib menyerahkan BMN pada Kementerian/Lemabaga yang bersangkutan kepada pengelola barang, seperti yang sudah diatur dalam PMK 250/PMK.06/2011 tentang Tata Cara Pengelolaan BMN yang Tidak Digunakan Untuk Menyelenggarakan Tugas dan Fungsi Kementerian/Lembaga. Pasal 2 mengatakan bahwa Pengguna Barang Wajib menyerahkan Barang Milik Negara idle pada Kementerian/Lembaga unit kerja Pengguna Pengguna Barang yang bersangkutan kepada Pengelola Barang. Prosedur penyerahan Barang Milik Negara tersebut diatur lebih lanjut dengan Peraturan Direktur Jenderal Kekayaan Negara nomor Per-5/KN/2012 tentang Prosedur Kerja dan Bentuk Surat Dalam Pengelola Barang Milik Negara yang Tidak Digunakan Untuk Menyelenggarakan Tugas dan Fungsi Kementerian/Lembaga. Sehubungan dengan hal-hal yang telah dikemukakan di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Analisis Pengelolaan Barang Milik Negara Berupa Aset Tetap Pada Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Sumatera Utara.
B. Rumusan Masalah Sehubungan dengan latar belakang di atas maka penulis merumuskan masalah utama yang akan dibahas dalam penulisan Tugas Akhir ini yaitu, Bagaimana prosedur dalam mengelola barang milik negara berupa aset tetap pada Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Sumatera Utara? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu : 1. Bagi peneliti, sebagaisalah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada program Diploma III Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. 2. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan peneliti tentang prosedur pengelolaan Barang Milik Negara berupa aset tetappadalingkungan Kantor Wilayah DirektoratJenderalKekayaan Negara. 3. Untuk mengetahui lebih jauh lagi teori yang didapat dalam perkuliahan dengan melihat penerapannya yang dilaksanakan oleh Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Sumatera Utara. D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian yang dapat diperoleh dari penelitian ini yaitu : 1. Bagi peneliti Hasil penelitian ini diharapkan peneliti dapat mengamati secara langsung dan memperluas wawasan mengenai analisis prosedur pengelolaan Barang Milik Negara berupa aset tetap suatu perusahaan.
2. Bagi Perusahaan Hasil penelitian ini dapat memberikan pandangan dan masukan untuk Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (Kanwil DJKN) Sumatera Utara mengenai Analisis Pengelolaan Barang Milik Negara Berupa Aset Tetap. 3. Bagi Peneliti Lain Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai refrensi untuk penelitian lebih lanjut dalam bidang kajian yang sama, yaitu Analisis Pengelolaan Barang Milik Negara berupa aset tetap. E. Rencana Penulisan 1. Jadwal Survei / Observasi Jadwalpenelitianakandilakukan mulai dari masa siap Praktek kerja Lapangan (PKL) atau Magang yang dilaksanakan di Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan NegaraSumatera Utara. Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Sumatera Utara tersebut berlokasi di Jl. P. Diponegoro No.30 A Medan 20152 (Gedung Keuangan Negara Unit II Lt.4) Sumatera Utara. Tabel 1.1 Jadwal Survei/ Observasi dan Penyusunan Tugas Akhir NO KEGIATAN MEI2017 JUNI 2017 I II III IV I II III 1 Pengesahan Tugas Akhir 2 Pengajuan Judul 3 Pengajuan Dosen Pembimbing
4 Pengajuan Surat Izin Riset 5 Pengumpulan Data 6 Penyusunan Tugas Akhir 7 Bimbingan Tugas Akhir 8 Penyelesaian Tugas Akhir 2. Rencana Isi Untuk mempermudah dalam penulisan Tugas Akhir ini, penulis membuat rencana isi dalam empat bab, masing-masing terdiri bab dibagi atas sub-sub bab sesuai kebutuhan. Secara garis besar pokok pembahasannya adalah sebagai berikut : BAB I : PENDAHULUAN Pada bab ini penulis akan menguraikan tentang apa yang menjadi latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan rencana rencana penullisan yang terbagi menjadi dua jenis yaitu jadwal survei/ observasi dan rencana isi. BAB II : KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA SUMATERA UTARA Dalam bab ini penulis akan menguraikan tentang sejarah ringkas perusahaan, struktur organisasi, job description, jaringan kegiatan, kinerja kegiatan terkini, dan rencana kegiatan. BAB III : ANALISIS PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA BERUPA ASET TETAP PADA KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA SUMATERA UTARA
Dalam bab ini penulis akan menguraikan tentang pengertian analisis, pengertian aset tetap,cara perolehan aset tetap, metode penyusutan aset tetap, penggantian aset tetap, pengertian barang milik negara, jenis-jenis aset tetap yang menjadi barang milik negara, asas-asas pengelolaan barang milik negara, prosedur pengelolaan barang milik negara berupa aset tetap. BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN Dalam bab ini penulis akan memberikan kesimpulan berdasarkan uraian terdahulu dan saran guna meningkatkan pengelolaan Barang Milik Negara berupa aset tetap pada Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Sumatera Utara dalam menunjang kemajuan yang akan datang.