1
DAFTAR ISI 2
PENGANTAR 3
VISI DAN MISI Visi dan Misi Paroki Kampung Sawah Santo Servatius Visi Gereja Katolik di Kampung Sawah dibangun dan dikembangkan menjadi umat Allah yang semakin setia kepada Yesus Kristus sebagai saksi dan utusan-nya, berbasis budaya Betawi yang terbuka pada keanekaragaman dengan semangat persaudaraan sejati berlandaskan cinta kasih dan pelayanan. Misi Memberdayakan komunitas basis yang berpusat pada Yesus Kristus agar semakin berkualitas dalam : 1. Penghayatan dan pewartaan iman. 2. Persaudaraan dan pelayanan kasih, 3. Mengembangkan budaya Betawi, 4. Dialog dalam interaksi dengan budaya dan keyakinan lain. Arah Dasar Pastoral KAJ 2011-2015 Gereja Keuskupan Agung Jakarta bercita-cita menjadi Umat Allah yang, atas dorongan dan tuntunan Roh Kudus, semakin memperdalam imannya akan Yesus Kristus, membangun persaudaraan sejati dan terlibat dalam pelayanan kasih di tengah masyarakat. 4
Dilandasi oleh spiritualitas Gembala Baik dan pelayanan yang murah hati, ditopang oleh tata-penggembalaan partisipatif dan transformatif, seluruh umat Keuskupan Agung Jakarta berkehendak untuk menyelenggarakan pelbagai kegiatan dalam rangka menghayati dan meneruskan nilai-nilai Injili, ajaran serta Tradisi Gereja Katolik dan melibatkan diri dalam berbagai permasalahan sosial, terutama kemiskinan, kerusakan lingkungan hidup serta intoleransi dalam hidup bersama. Rencana kegiatan dan keterlibatan itu dilaksanakan dengan mengembangkan tata layanan pastoral berbasis data; memberdayakan komunitas teritorial lingkungan dan komunitas kategorial menjadi komunitas beriman yang bertumbuh dalam persaudaraan dan berbuah dalam pelayanan kasih; menggerakkan karya-karya pastoral yang kontekstual; menggiatkan kerasulan awam; serta menjalankan kaderisasi dan pendampingan berkelanjutan bagi para pelayan pastoral. Semoga Bunda Maria, Bunda Gereja, meneguhkan iman, harapan dan kasih kita, agar kita semua, bersama Para Kudus pelindung kita, dengan tulus dan gembira berjalan bersama mewujudkan cita-cita kita. 5
SEJARAH PAROKI ST. SERVATIUS Sejarah Paroki Santo Servatius Pada akhir abad XIX, sebagian besar warga Kampung Sawah telah menganut agama. Walaupun demikian ritual-ritual masih sering mereka lakukan, terutama bila mereka memasuki tempat-tempat yang dianggap angker. Wilayah Kampung Sawah saat itu masih sepertihutan belantara yang gelap. Mayoritas penghuninya adalah orang-orang Betawi yang berbahasa dan terdiri dari percampuran berbagai macam kebudayaan dan keturunan. Perpaduan antara budaya Betawi dengan kekristenan sebenarnya sudah terjadi sebelum masuknya Katolik ke Kampung Sawah. Meester Anthing adalah orang pertama yang berhasil masuk ke dalam budaya Betawi. Ia berhasil mendirikan jemaat di Kampung Sawah dan berhasil memadukan ritus-ritus budaya dengan kekristenan yang menitikberatkan pada ngelmu dan hal-hal mistik lainnya. Sayangnya hal tersebut dianggap dan semakin lama praktik-praktik tersebut mulai memudar. Saat ini masih tersisa beberapa anggota jemaat yang menggunakan dalam untuk melindungi mereka di tempat-tempat angker. Paroki Santo Servatius Kampung Sawah sendiri merupakan sempalan dari Gereja Protestan Kampung Sawah yang dirintis oleh Meester Anthing. Pada tahun 1895 jemaat Protestan Kampung Sawah terpecah menjadi tiga fraksi yang saling bermusuhan. Fraksi pertama adalah kelompok Laban yang bermarkas di Kampung Sawah barat, fraksi kedua adalah kelompok Yoseh yang mengadakan kebaktian di Kampung Sawah timur dan fraksi ketiga adalah kelompok guru Nathanael yang memilih untuk masuk ke Kampung Sawah. Guru 6
Nathanael sendiri melakukan hal tersebut setelah ia dipecat dari jabatan guru pembantu di Gereja Protestan Kampung Sawah. Ia kemudian mencari bantuan ke gereja Katedral yang berada di. Pada tanggal dianggap sebagai hari kelahiran umat Kampung Sawah (sebutan awal untuk Paroki Santo Servatius Kampung Sawah) setelah Pastor Schweitz 18 anak di Kampung Sawah. Sejarah Ritual Bebaritan menjadi Sedekah Bumi Bebaritan adalah ritual yang dilakukan oleh warga Kampung Sawah untuk memohon keselamatan kepada denghaeng, dedemit, ataupun penunggu dari suatu daerah yang dianggap angker. Seluruh warga membawa makanan yang diolah dari hasil bumi mereka masingmasing dan berkumpul di tempat angker tersebut. Semua makanan yang telah dibawa oleh tiap-tiap warga dicampur dan disusun di atas daun pisang yang lebar sebagai alasnya. Warga kemudian mengambil tempat dan berbaris sejajar dengan makanan yang sudah disusunnya. Kemudian pemimpin ritual membacakan rapal-rapal (mantra-mantra) dari ujung barisan. Setelah pembacaan rapal, seluruh warga menyantap makanan yang telah mereka susun di atas daun pisang tadi. Ungkapan syukur warga melalui pembacaan rapalan dan acara makan bersama biasanya diisi pula dengan tari-tarian dan musik tradisional Betawi. Saat ini ritual bebaritan dalam bentuk yang asli sudah tidak ada lagi. Ritual bebaritan terakhir kali dilakukan pada tahun / dan dilangsungkan dalam bentuk yang lebih modern, yaitu dengan dangdutan. Pada tahun, untuk pertama kalinya diadakan upacara sedekah di antara anggota Paroki Santo Servatius Kampung Sawah. Ketika itu Pastor Oscar Cremers memberkati panen padi sebagai bentuk pengucapan syukur dari warga Kampung Sawah. [ Peristiwa tersebut menjadi cikalbakal ritual sedekah bumi di Paroki Santo Servatius. [ Ritual sedekah bumi hingga kini dilaksanakan setiap tanggal. Saat itu ritual tersebut dilakukan secara sederhana, yaitu pemberkatan panen dan pembagian sebagian hasil panen tersebut kepada penderep. 7
Penderep adalah orang-orang yang membantu pemilik sawah untuk memetik hasil panennya. Ritual tersebut kemudian juga dilakukan dalam bentuk penyerahan persembahan dari warga yang hadir ketika dilaksanakan. Para anggota Paroki Santo Servatius menyerahkan hasil bumi berupa kelapa, durian, nangka, rambutan, singkong, padi, dan sebagainya secara langsung di dala Misa di gereja. Inkulturasi Budaya Betawi Pada tanggal, yaitu hari peringatan, sebanyak enam pria dan enam wanita asli dilantik sebagai anggota perkerabatan Santo Servatius. Perkerabatan Santo Servatius merupakan bentuk penghidupan kembali tradisi kuno dalam gereja Katolik yang mengungkapkan iman para anggotanya melalui bentuk-bentuk lahiriah untuk nilai-nilai spiritual (seperti fraternity atau conferia). Perkerabatan tersebut bertujuan untuk melayani dan memperkenalkan devosi terhadap Santo Servatius yang relikwinya akan ditempatkan di dalam gereja tersebut. Berbagai atribut pakaian khas Betawi pun digunakan oleh mereka, seperti peci hitam, celana komprang hitam, baju sadaria putih, sarung merah dan golok bagi para bapak, sedangkan bagi para ibu menggunakan kerudung putih, sarung batik dan kebaya putih. Korps musik untuk pertama kalinya tampil di tengah anggota jemaat. Nyanyian jemaat pun digubah sesuai dengan nada lagu Betawi yang sebagian besar digubah oleh Marsianus Balita. Upacara tersebut ditutup dengan makan bersama di halaman gereja dan di Warung Servas (singkatan dari Servatius) yang terletak di seberang gereja. Pelantikan tersebut dilakukan bersamaan dengan ritual sedekah bumi yang menjadi ciri khas paroki Santo Servatius. Saat ini setiap tanggal paroki Santo Servatius selalu mengadakan ritual sedekah bumi dan pesta rakyat yang berlangsung selama misa dan setelah misa. Selain berbagi hasil bumi berupa makanan khas Kampung Sawah seperti kue abug, singkong rebus, kacang rebus, dll, acara juga dimeriahkan dengan lagu-lagu. Selain acara-acara tersebut, di dalam ritual sedekah bumi juga dilakukan pembuatan dodol (ngaduk 8
dodol). Dodol ini diolah sejak dini hari dan dilakukan selama tujuh jam. Makna dari kegiatan ngaduk dodol ini tidak terlepas dari syaratsyarat dalam proses pembuatannya. Syarat pertama adalah syarat kultural yang dibagi menjadi dua macam yaitu dan pengendalian. Bentuk sugesti yang dilakukan adalah dengan menepuk kuali sebanyak tiga kali sambil mengajukan permintaan agar dodol jadi dalam waktu yang telah ditentukan, tetapi apabila tidak jadi sesuai dengan waktu yang ditentukan maka dodol tersebut akan dihanyutkan ke sungai yang mengalir. Bentuk pengendalian yang dilakukan selama pembuatan dodol adalah menjaga agar adonan tidak terlalu kental. Orang yang boleh mencicipi kole (dodol setengah jadi) adalah orang yang dianggap paling tua. Kayu yang digunakan untuk bahan bakar adalah kayu rambutan atau pelepah kelapa sebab tidak menimbulkan banyak abu. Selain itu, api yang digunakan untuk memasak adonan harus dijaga agar tetap kecil 9
TUGAS KEPANITIAAN PERAYAAN BESAR TAHUN PELAYANAN 2013-2015 PERAYAAN 2013 2014 2015 APP Stanislaus Petrus III Theresia I Petrus II Theresia II PASKAH Petrus I Maria II Ignatius I Petrus II Maria I Ignatius II Petrus III Fransiskus SEDEKAHBUMI Yohanes I Ignatius II Petrus I Yohanes II Ignatius II Petrus II NATAL Ignatius I Maria III Yohanes I Ignatius II Maria IV Yohanes II RELIKWI Theresia I Yohanes I, II Maria III HUT GEREJA Fransiskus Stanislaus K. Petrus III APS/HPS Theresia II Theresia I Maria I Maria III Petrus I Maria II TAHUN BARU OMK Maria I OMK Petrus OMK Yohanes HUT RI OMK Maria II OMK Theresia OMK Fransiskus 1
Kepanitiaan Berdasarkan PDDP 2013 1. Panitia adalah badan yang dibentuk untuk melaksanakan tugas dan kepentingan tertentu dalam jangka waktu tertentu. Bab I Pasal 2, ayat 12 2. Membentuk dan meminta pertanggungjawaban Panitia dan Tim Khusus untuk melaksanakan tugas khusus secara ad hoc misalnya tugas perencanaan, penelitian, liturgi, hari raya, dsb. Bilamana diperlukan Tim Khusus dapat dibentuk setara Seksi dan bertanggungjawab kepada Ketua Umum Dewan Harian dengan masa bakti sama dengan masa bakti Dewan Harian. Bab III Pasal 12, ayat 8, Hal :Tugas Dewan Paroki Harian. 3. Rapat Rutin Dewan Paroki Inti diadakan paling sedikit 4 kali dalam setahun untuk membicarakan hal-hal yang membutuhkan koordinasi pastoral antar Wilayah/Lingkungan dan dalam rangka kepanitiaan. Bab IV, Tata Kerja Pastoral, Pasal 22, ayat 4. Hal : Rapat-Rapat. Kepanitiaan adalah kepanitiaan yang dibentuk untuk mendukung kelancaran dan kekhidmatan perayaan- perayaan; seperti : 1. APP mulai 05 Maret 2014 (Rabu Abu). 2. Trihari Suci Paskah: Minggu Palma, 13 April 2014, Kamis Putih, 17 April 2014, Jumat Agung, 18 April 2014, Sabtu Suci, 19 April 2014, Minggu Paskah, 20 April 2014. 3. Sedekah Bumi: 13 Mei dirayakan Minggu 11 Mei 2014 4. Natal : 24 dan 25 Desember 2014 5. Prosesi Relikwi : 30 September 2014 6. Hut Gereja : 06 Oktober dirayakan Minggu 05 Oktober 2014 dengan inkulturasi Nusantara 7. APS/HPS : 16 Oktober dirayakan Minggu 19 Oktober 2014 8. Tahun Baru : 1 Januari 2015 9. HUT RI : 17 Agustus 2014 Kepanitiaan dibentuk dalam koordinasi satu atau gabungan beberapa wilayah mengacu pada banyaknya kegiatan yang harus dikerjakan. Disarankan untuk melibatkan seksi atau kelompok kategorial yang lain sehigga kerjasama dan kebersamaan antar/lintas seksi akan semakin terbina. Dewan Paroki Harian akan memberikan Surat Tugas/Surat Keputusan kepada panitia yang ditunjuk 11
pada rapat DP Pleno awal tahun saat pengesahan Program Kerja Paroki. Arah kepanitiaan adalah : persaudaraan sejati, beriman mendalam, berbelarasa. Struktur kepanitiaan yang semestinya ada di dalam kepanitiaan besar: Ketua, wakil ketua, sekretaris, bendahara, sie acara, sie liturgi, sie dekorasi, sie tata tertib, sie dekorasi, sie konsumsi, sie kebersihan, dan sie lain yang diperlukan. Hal-hal penting yang perlu mendapat perhatian : 1. Liturgi Penanggung jawab liturgi dalam perayaan Ekaristi adalah Seksi Liturgi Paroki, sie liturgi dan tata laksana panitia mendukung penuh liturgi tersebut agar dapat berjalan lancar. 2. Dana Sumber dana dari kolekte atau amplop persembahan umat seperti untuk Natal, Paskah dan HPS, sumber dana selain dari dana tersebut wajib dituliskan dalam laporan. Pengajuan anggaran disampaikan dalam bentuk proposal kegiatan (mengacu pada panduan penyusunan profosal) 2 bulan setelah surat Keputusan diserahkan pada rapat pleno pengesahan program kerja, ditujukan kepada DPH u.p. Bendahara Paroki, dibahas bersama antara DPH dan panitia, dilaksanakan setelah disetujui pastor Paroki. Plafon anggaran : ACARA HUT RI Relikwi Sedekah Bumi HUT Gereja PLAFON ANGGARAN Laporan Laporan pelaksanaan kegiatan selambat-lambatnya 4 minggu setelah kegiatan selesai dilaksanakan. Lebih cepat lebih baik. Laporan kegiatan selain keuangan juga refleksi pengalaman iman yang ditumbuhkembangkan melalui kegiatan dengan mengacu pada nilai-nilai yang diharapkan muncul dalam ardas 2011-2015. 12
Parkir Mengingat areal parkir tidak mampu menampung semua kendaraan umat (khususnya saat perayaan-perayaan besar), panitia wajib mengatur parkir dengan tertib bekerjasama dengan keamanan gereja, mengirim surat permohonan meminjam lahan warga sekitar gereja untuk parkir. Keamanan Khusus untuk keamanan petugas keamanan panitia sifatnya membantu keamanan paroki. Panduan Penyusunan Profosal PROPOSAL NAMA KEGIATAN PAROKI KAMPUNG SAWAH SANTO SERVATIUS Nama Panitia Alamat Sekretariat I. Pendahuluan. (Ardas 2011-2015) (Latar Belakang Penyelenggaraan Kegiatan mengacu pada Ardas 2011/2015 KAJ, Visi dan Misi Paroki Kampung Sawah Santo Servatius) II. Dasar Kegiatan (Landasan / dasar penyelenggaraan) III. Tujuan Rumusan yang ingin dicapai jangka panjang sesuai Arah Dasar pastoral dan tujuan khas paroki. Misalnya : Umat semakin berbela rasa. IV. Sasaran Prioritas (Sasaran khusus jangka pendek (1 tahun) yang ingin dicapai Paroki dalam rangka mencapai tujuan jangka panjang. Sasaran Prioritas sedapat mungkin disesuikan dengan tema Paroki tahun berjalan. Misalnya: meningkatkan kepedulian umat terhadap kaum miskin di sekitar gereja.) 13
V. Indikator Pencapaian (Gambaran keadaan secara kuantitatif dan kualitatif yang akan terjadi bila sasaran prioritas tercapai. Misalnya: jumlah bantuan sosial yang diberikan naik; atau kesadaran umat untuk berbagi meningkat.) VI. Target (Besaran yang ingin dicapai secara numerik atau atribut: angka, presentase, atau atibut: sedikit, banyak, semakin baik, dll. Misalnya: naik 15 % atau lebih banyak dari sebelumnya.) VII. Lintas Seksi Terkait: (Personalia atau badan, lembaga terkait yang bertanggungjawab terhadap pelaksanaan pencapaian sasaran prioritas dimaksud. Misalnya: Pastor Kepala, Sekretaris Dewan, Dewan Paroki Harian, Seksi tertentu, Wilayah, Lingkungan atau kategorial tertentu.) VIII. Waktu: (Kapan sasaran prioritas itu harus dicapai. Sebaiknya ditentukan waktu selesainya bukan waktu mulai; bila ditentukan kurun waktu, misalnya kwartal II/th... atau per semester, bisa juga multi years.) IX. Tema (Semboyan selama pelaksanaan kegiatan) X. Nama Kegiatan (Beri nama kegiatan sesuai kegiatan yang dimaksud) Jenis Kegiatan : 1. 2. 3. dst XI. XII. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kegiatan (Menjelaskan waktu, tempat/ lokasi kegiatan) Hari/ Tanggal : Tempat : Teknis Penyelengaraan (Teknis Pelaksanaan, Jadwal) Jadwal Kegiatan Terlampir 14
XIV. Kepanitiaan (Siapa yang jadi panitia, pelindung, penasehat dll ) Daftar susunan kepanitiaan terlampir Anggaran (Sumber, besar iuran dan rencana pembiayaan) Anggaran kegiatan bersumber dari : 1. 2. Perincian anggaran dan kebutuhan terlampir. XV. Penutup. TEMPAT, TANGGAL BULAN TAHUN PANITIA Ketua Sekretaris Mengetahui/menyetujui: PASTOR PAROKI KAMPUNG SAWAH SANTO SERVATIUS RP. YAKOBUS RUDIYANTO, SJ KETUA UMUM Diterima sekterariat Paroki pada tanggal Dibahas dalam rapat bersama DPH pada tanggal Diserahkan kembali kepada panitia untuk dilaksanakan Lampiran : 1. Jadwal agenda Kegiatan. 2. Anggaran Penyelenggaraan, dibuat rinci sesuai dengan PKP (Pedoman Keuangan Paroki) 3. Blangko blangko/formulir (jika menggunakan). 4. Susunan Panitia 15
JADWAL TUGAS LITURGI 16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
PROGRAM KERJA SEKSI-SEKSI 29
PROGRAM PRODIAKON 30
31
PROGRAM SEKSI KATAKESE 32
33
34
35
PROGRAM SEKSI KEPEMUDAAN 36
37
38
PROGRAM SEKSI KERSULAN KITAN SUCI 39
40
40
PROGRAM SEKSI KATAKESE 32
5 6 7 33
34
35
36
37
38
39
40
40