1 BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian memiliki peranan yang sangat besar dalam perekonomian nasional. Sektor ini mendorong pencapaian tujuan pembangunan perekonomian nasional secara langsung maupun tidak langsung. Peran sektor pertanian adalah mewujudkan ketahanan pangan, penciptaan lapangan kerja, pemerataan pendapatan, dan pengentasan kemiskinan. Sementara itu perkembangan kegiatan ekonomi menimbulkan konsekuensi peningkatan penggunaan lahan untuk dapat mewadahi kegiatan perekonomian, sehingga tekanan alih fungsi lahan tidak dapat dihindari. Alih fungsi lahan pertanian merupakan salah satu penyebab berkurangnya luas areal sawah produktif dan menurunnya produksi pangan. Diketahui bahwa penurunan produksi padi tahun 2011 terjadi di Jawa sebesar 2,22 juta ton (Nurdin, 2011). Alih fungsi lahan pertanian menjadi kawasan non pertanian telah menyebabkan produksi padi menjadi berkurang, akibatnya suatu daerah harus mendatangkan bahan pangan pokok beras dari daerah lain. Hal ini menyebabkan terjadinya ketergantungan dan menurunnya tingkat ketahanan pangan di suatu wilayah. Masalah utama sehubungan dengan alih fungsi lahan di Kabupaten Sleman, yaitu perubahan struktur pemanfaatan ruang yang berimplikasi pada berkurangnya lahan pertanian. Lahan pertanian berubah fungsi menjadi lahan
2 terbangun berupa permukiman, perdagangan dan jasa. Masalah tersebut muncul dikarenakan Kabupaten Sleman merupakan daerah pendidikan, wisata, dan budaya yang menarik minat orang luar daerah untuk berinvestasi dalam bentuk tanah bangunan atau untuk tinggal di daerah ini, ditambah lagi Kabupaten Sleman berbatasan langsung dengan kota Yogyakarta yang semakin padat dan perkembangannya menuju ke arah Kabupaten Sleman. Jika tidak direncanakan dengan baik maka di masa mendatang lahan pertanian tidak dapat dipertahankan dan berubah fungsi menjadi pusat permukiman, pendidikan, perdagangan dan jasa. Di sisi lain pertumbuhan penduduk di Kabupaten Sleman meningkat dari tahun ke tahun sehingga berakibat peningkatan kebutuhan lahan permukiman yang menyebabkan alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan terbangun. Jumlah penduduk pada tahun 2013 tercatat sebanyak 1.141.718 jiwa. Penduduk laki-laki berjumlah 574.913 jiwa, perempuan 566.805 jiwa dengan pertumbuhan penduduk yang tinggi yaitu sebesar 2,37 % (BPS Kab. Sleman 2014). Isu strategis pada urusan penataan ruang adalah pesatnya permohonan alih fungsi lahan oleh masyarakat sementar Kabupaten Sleman merupakan kawasan resapan air untuk wilayah Kota Yogyakarta dan Bantul, dengan kewajiban memelihara kelestarian lingkungan dan pengembangan kawasan pertanian dalam rangka keamanan dan ketahanan pangan (Pemda Kab Sleman, 2015). Di sisi lain isu strategis pada urusan ketahanan pangan adalah bahwa Kabupaten Sleman merupakan salah satu lumbung padi di Derah Istimewa Yogyakarta sebagai penyangga utama produksi padi dengan kontribusi hasil
3 produksi padi sekitar 35-40%. Dengan tingginya alih fungsi lahan di Kabupaten Sleman, produksi hasil pertanian khususnya padi cenderung menurun, sehingga hal ini akan mempengaruhi ketahanan pangan di Kabupaten Sleman. Alih fungsi lahan pertanian di wilayah ini umumnya terjadi akibat pesatnya pembangunan perumahan dan pengembangan kawasan pendidikan. Konsekuensi dan dampak negatif jika ketahanan pangan tidak tercapai adalah instabilitas kondisi politik dan ekonomi. Dari segi politik akan menimbulkan ketidakpercayaan akan pemerintah, dan pemerintahan menjadi tidak kuat karena tergantung kepada daerah atau negara lain untuk mencukupi kebutuhan pangannya. Sementara dari segi ekonomi harga bahan pangan akan naik dan terjadi tekanan ekonomi yang akan dirasakan oleh masyarakat, utamanya kelas menengah ke bawah. Berdasarkan uraian di atas maka penelitian ini diharapkan mampu untuk menjawab pertanyaan sebagai berikut: 1. Bagaimana alih fungsi lahan pertanian di Kabupaten Sleman?. 2. Bagaimana implikasi alih fungsi lahan pertanian di Kabupaten Sleman terhadap ketahanan pangan wilayah?. 1.2 Keaslian Penelitian Keaslian penelitian dimaksudkan untuk menunjukkan perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya dengan topik yang sama yakni tentang alih fungsi lahan pertanian serta menunjukkan posisi penelitian ini dibandingkan
4 dengan penelitian sebelumnya. Untuk tujuan tersebut kami telah menghimpun beberapa penelitian sebelumnya dengan topik alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan non pertanian dan perbedaan utama penelitian ini dari penelitian penelitian tersebut terdapat dalam tebel 1.1 sebagai berikut: Tabel 1.1 Penelitian Terdahulu Terkait Alih Fungsi Lahan Pertanian Peneliti (tahun) Catur TB, dkk (2008) Fokus / Hasil Utama Judul : Dampak Alih Fungsi Lahan Pertanian ke Sektor Non Pertanian Terhadap Ketersediaan Beras Di Kabupaten Klaten Provinsi Jawa Tengah Fokus : alih fungsi lahan dan ketersediaan beras Hasil : Terjadi penurunan panen padi sawah di Kabupaten Klaten yang berkaitan dengan penyusutan lahan sawah yang relatif besar. Dyah May Karini (2013) Judul penelitian :Dampak Alih Fungsi Lahan Persawahan Terhadap Produksi Beras Dalam Rangka Ketahanan Pangan (Studi Kasus Di Kabupaten Tangerang) Fokus: alih fungsi persawahan dan produksi beras Hasil: alih fungsi lahan persawahan dipengaruhi oleh perubahan struktur ekonomi, peningkatan fasilitas infrastruktur, dan tingginya pertumbuhan penduduk.
5 Tabel 1.1 Lanjutan Kurnia Nur Fitriana (2014) Judul penelitian : Dinamika Ketahanan Pangan Daerah (Studi Kasus Dinamika Ketahanan Pangan di Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman). Fokus :Dinamika Ketahanan Pangan, Kerawanan Pangan, Interaksi Aktor. Hasil : dinamika ketahanan pangan di Kec. Minggir, Kab. Sleman sangat dinamis dimana pada tahun 2012 terjadi penguatan ketahanan pangan dengan kondisi perubahan terbaik berada pada subsistem produksi atau ketersediaan pangan. Sedangkan yang masih memiliki kerentanan dalam ketahanan pangan ialah subsistem konsumsi dikarenakan diversifikasi pangan belum dapat berjalan optimal dan masih rendahnya aksesbilitas pangan beras bagi masyarakat di Kec. Minggir yang mayoritasnya merupakan rumah tangga miskin. Fokus penelitian ini yaitu untuk mengetahui implikasi alih fungsi lahan pertanian (sawah) terhadap produksi hasil pertanian (beras) dan ketahanan pangan wilayah, mengetahui faktor faktor apa saja yang menyebabkan alih fungsi lahan pertanian, mengetahui bagaimana alih fungsi lahan pertanian di Kabupaten Sleman serta tingkat ketahanan pangan saat ini dan perkiraannya
6 hingga tahun 2020, serta mengetahui bagaimana upaya untuk menjaga produksi pertanian dalam rangka menjaga ketahanan pangan wilayah di Kabupaten Sleman. Perbedaan utama penelitian yang akan dilakukan dibandingkan dengan penelitian penelitian tersebut adalah lokasi, tahun penelitian, dan aspek aspek yang menjadi fokus penelitian. Sejauh ini yang saya ketahui bahwa penelitian tentang alih fungsi lahan pertanian dan implikasinya terhadap ketahanan pangan belum ada yang berlokasi di Kabupaten Sleman, sehingga penelitian yang dilakukan ini memiliki nilai strategis. 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang di atas maka tujuan penelitian ini adalah untuk: 1. Mengetahui bagaimana alih fungsi lahan pertanian di Kabupaten Sleman. 2. Mengetahui bagaimana implikasi alih fungsi lahan pertanian terhadap ketahanan pangan di Kabupaten Sleman. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah: 1. Bagi peneliti: dapat menerapkan ilmu ilmu yang didapat selama perkuliahan serta mendapatkan tambahan ilmu yang berhubungan dengan ketahanan pangan di suatu wilayah.
7 2. Bagi bidang keilmuan: dapat digunakan sebagai referensi khususnya yang berhubungan dengan ketahanan pangan wilayah oleh peneliti selanjutnya yang akan meneliti dengan topik atau wilayah yang sama. 3. Bagi instansi pemerintah, khususnya pemerintah daerah Kabupaten Sleman: sebagai acuan atau pertimbangan dalam menetapkan kebijakan alih fungsi lahan serta kebijakan yang berhubungan dengan pertanian dan ketahanan pangan.