PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. mengaudit laporan keuangan historis yang dipublikasikan oleh semua perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. yang berarti para auditor harus memiliki sikap mental yang bebas dari pengaruh,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk membahas permasalahan yang diteliti, teori-teori tersebut antara lain teori

audit yang tinggi menyebabkan merosotnya kepercayaan masyarakat waktu yang berbeda dan mengintegrasikan informasi dari bukti-bukti tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut metodenya penelitian ini adalah penelitian survey

BAB I PENDAHULUAN. Keuangan (SAK). Opini tersebut menunjukkan kualitas atas laporan keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN. dibutuhkan suatu alat. Laporan keuangan yang diterbitkan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perusahaan dalam mempertanggung jawabkan aktivitas bisnisnya dan menilai

BAB I PENDAHULUAN. profesi akuntan dalam mengaudit laporan keuangan. Munculnya krisis ini


Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB I PENDAHULUAN. ada dalam laporan keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP AUDIT JUDGMENT

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kantor Akuntan Publik

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II. Landasan Teori

BAB I PENDAHULUAN. akuntan besar Big4 tetapi juga praktik perorangan lainnya. Untuk contoh kasus yang ada di indonesia yaitu PT Kimia Farma.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kompetensi sumber daya manusia dan penerapan standar akuntansi pemerintahan

BAB I PENDAHULUAN. Bursa Efek Indonesia (BEI) Nomor Kep-306/BEI/ menyebutkan. bahwa perusahaan yang go public diwajibkan menyampaikan laporan

PENGARUH TEKANAN KERJA, KOMPLEKSITAS TUGAS, DAN GENDER TERHADAP AUDIT JUDGMENT (Studi Kasus pada BPKP Provinsi Jawa Timur) SKRIPSI

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. hubungan kausal antara variabel independen sikap skeptisisme profesional

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini audit telah menjadi bagian yang tidak bisa dipisahkan dari

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. kompleksitas tugas, dan pengalaman dalam mempengaruhi variabel dependennya

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang memiliki konsistensi tinggi dalam menjalankan kinerjanya.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan pemakai laporan keuangan (Sarwini dkk, 2014). pengguna laporan audit mengharapkan bahwa laporan keuangan yang telah

KARAKTERISTIK RESPONDEN. Pendidikan Terakhir : D3 S1 S2 S3 Lainnya. Jabatan di KAP : Senior Auditor Manajer Supervisor Partner.

BAB I PENDAHULUAN. pernyataan yang telah ditandatanganinya. Untuk itu auditor akan sangat berhati-hati

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian yang akan dilaksanakan di KAP yang berdomisili di wilayah

BAB I PENDAHULUAN. memberikan opini atau pendapat tentang kewajaran penyajian laporan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang ada di wilayah Jawa Tengah dan DIY. Adapun hasil penyebaran kuesioner

BAB 1 PENDAHULUAN. Banyak faktor yang mempengaruhi kinerja seorang auditor dalam

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

Penelitian tentang audit judgment pernah dilakukan oleh Jamilah dkk. (2007) yang menyatakan bahwa tidak ada pengaruh perbedaan gender antara

: Tabel Distribusi Kuesioner pada KAP di Jakarta dan Tangerang

disediakan dengan singkat dan jelas, dan pada tipe pilihan berilah tanda silang (X)

BAB I PENDAHULUAN. yang akuntabel dan transparan ditandai dengan diterbitkannya Peraturan

BAB III METODE PENELITIAN

ABSTRAK. Kata kunci: obedience pressure, kompleksitas tugas, senioritas auditor, audit judgment

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. atas kewajarannya sering dibutuhkan judgment (Zulaikha, 2006). Dalam pembuatan

BAB I PENDAHULUAN. tinggi independen, integritas dan profesional. BPK wajib untuk mematuhi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Teori agensi menjelaskan adanya konflik antara manajemen selaku agen

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Profesi akuntan publik merupakan profesi kepercayaan masyarakat. Dari

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 4.1 Deskripsi Data

BAB IV. IV.1 Pengembalian Kuisioner dan Demografi Responden. Jakarta. Peneliti menyebarkan 146 kuesioner kepada 15 Kantor Akuntan Publik

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. atau prinsip tersebut secara konsisten (Wibowo, 2010). Profesi akuntan publik

BAB III METODE PENELITIAN. pada Direktori Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) tahun 2015 yang berada

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini meneliti hubungan dua variabel atau lebih. Bertujuan untuk

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian yang terdiri dari variabel terikat (dependen) yaitu tingkat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada

BAB III METODE PENELITIAN. Januari Dengan waktu penelitian 1 tahun 2 bulan tersebut diharapkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Charles D, Spielberger (2005:63) menyebutkan bahwa:

ABSTRAK. Kata kunci : Independesi, Tekanan Anggaran Waktu, Risiko Audit, Gender, Kualitas Audit. vii

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Abstrak. Kata Kunci: independensi, skeptisisme, gender, materialitas, opini.

SKRIPSI. DISUSUN OLEH: Yoan Wijaya

BAB I PENDAHULUAN. dengan judgement yang didasarkan pada kejadian masa lalu, sekarang, dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

tekanan ketaatan dan kompleksitas tugas dengan audit judgment. B. Definisi Operasional dan Pegukuran Variabel

PENGARUH PROFESIONALISME AUDITOR TERHADAP PERTIMBANGAN TINGKAT MATERIALITAS LAPORAN KEUANGAN. Annisa Lucia Kirana

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Akuntan Publik di Semarang dengan rincian sebagai berikut : Tabel 4.1. Rincian Responden Penelitian

PENGARUH GENDER, KOMPLEKSITAS TUGAS, TEKANAN KETAATAN, PENGALAMAN AUDITOR TERHADAP AUDIT JUDGEMENT

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah, seperti bagi perusahaan yang mengadakan emisi (go public)

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Bursa Efek Indonesia (BEI) Nomor Kep-306/BEI/ menyebutkan. bahwa perusahaan yang go public diwajibkan menyampaikan laporan

PENGARUH TEKANAN KETAATAN, KOMPLEKSITAS TUGAS DAN KEAHLIAN AUDIT TERHADAP AUDIT JUDGMENT (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Surabaya)

SKRIPSI Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspektasi Klien dalam Audit Judgment.

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH KEAHLIAN AUDIT, TEKANAN KETAATAN, KOMPLEKSITAS TUGAS, DAN PENGALAMAN TERHADAP AUDIT JUDGMENT

BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. baik oleh pihak eksternal maupun internal perusahaan. (Singgih dan Bawono, 2010).

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. dan yang lain tidak. Dalam praktiknya, manajer yang tidak berpengalaman sering

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan audit atas laporan keuangan tidak semata mata bekerja untuk. dituntut untuk memiliki kompetensi yang memadai.

BAB 3 OBJEK PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. hal-hal lain yang termasuk dalam faktor personal.

ABSTRAK. Kata kunci : tekanan ketaatan, independensi, pengalaman kerja, locus of control, audit judgment

BAB V. Kesimpulan dan Saran. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai gambaran

Judul : Pengaruh Fee audit,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan bertujuan untuk menguji apakah motivasi,

DAFTAR ISI ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN Latar Belakang...

Berikut ini akan dijelaskan batasan variabel penelitian dan indikatornya, seperti dalam Tabel. 1, berikut ini:

BAB III METODE PENELITIAN. yang berlokasi di Jalan Mustafa Sari No.1, Pekanbaru pada bulan Maret 2014.

PERSEPSI AUDITOR MENGENAI PENGARUH KEAHLIAN, KECERMATAN PROFESIONAL DAN KEPATUHAN PADA KODE ETIK TERHADAP TINGKAT KINERJA AUDITOR

BAB I PENDAHULUAN. memihak terhadap informasi yang disajikan oleh manajemen perusahaan dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi ini dunia bisnis sudah tidak asing lagi bagi para pelaku

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh KAP yang terdapat di Daerah

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

Transkripsi:

PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Secara umum auditing merupakan suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian-kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan (Idris,2012:22). Keahlian yang dimiliki oleh seorang auditor pada hakekatnya didasari oleh pendidikan dan pengalaman seorang auditor itu sendiri, pengalaman yang banyak telah dilakukan oleh seorang auditor banyak menambah wawasan dan ilmu yang dulu belum didapat di pendidikan formal. Pengalaman audit adalah pengalaman yang dimiliki oleh seorang auditor dalam melakukan audit atas laporan keuangan suatu entitas (Praditianingrum,2012). Pengalaman merupakan cara pembelajaran yang baik bagi auditor internal untuk menjadikan auditor kaya akan teknik audit. Semakin tinggi pengalaman auditor, maka semakin mampu dan mahir auditor menguasai tugasnya sendiri maupun aktivitas yang diauditnya (Ayuningtyas,2012). Auditor dalam memeriksa bukti audit haruslah berpegang teguh pada etika profesi dan standar auditing yang berlaku. Namun terkadang akan terjadi konflik dimana seorang auditor ingin memenuhi tanggungjawab profesionalnya tapi harus pula menaati perintah dari atasan dan entitas yang sedang diperiksa. Berdasarkan teori ketaatan dapat dijelaskan bahwa individu yang memiliki kekuasaan merupakan suatu sumber yang dapat mempengaruhi perilaku orang lain dengan perintah yang diberikan (Jamilah,dkk,2007). Tekanan dari atasan dapat mengalami perubahan psikologis dari seseorang yang berperilaku autonomis, dimana dia yang biasanya berperilaku mandiri, menjadi perilaku agen, perubahan perilaku ini terjadi karena bawahan tersebut merasa menjadi agen dari sumber kekuasaan, dan dirinya terlepas dari tanggung jawab atas apa yang dilakukan Milgram (1974) dalam Jamilah,dkk, (2012). Perubahan dapat terjadi dikarenakan seseorang tersebut ingin menaati keputusan yang diambil oleh atasan akan mengakibatkan kehilangan kebebasan sebagai manusia dalam pengambilan keputusan sesuai dalam hati nuraninya. Sejalan dengan prakteknya hal lain yang mungkin menjadi faktor auditor dalam pembuatan judgment yaitu gender, yang akan dilihat dari perbedaannya laki-laki dengan perempuan. Beberapa hasil penelitian dalam 1

bidang audit menunjukkan bahwa perilaku individual adalah faktor yang mempengaruhi pembuatan judgment dalam melaksanakan review selama proses audit. Dari literatur cognitivepsychology dan literatur marketing dinyatakan bahwa gender sebagai faktor individual dapat berpengaruh terhadap kinerja yang memerlukan judgment dalam berbagai kompleksitas tugas (Zulaikha,2006).Dalam literatur itu juga dinyatakan bahwa wanita lebih efisien dan efektif dalam memproses informasi pada saat ada kompleksitas tugas dalam pengambilan keputusan dibandingkan dengan pria. Siegel dan Marconi (1989:301) dalam Susetyo(2009) mengemukakan bahwa pertimbangan auditor (audit judgment) sangat tergantung dari persepsi suatu situasi. Judgment yang merupakan dasar dari sikap profesional adalah hasil dari beberapa faktor seperti pendidikan, budaya, dan sebagainya yang paling signifikan dan tampak mengendalikan semua unsur seperti pengalaman adalah perasaan auditor dalam menghadapi siturasi dengan mengingat keberhasilan dari situasi sebelumnya. Rumusan Masalah 1.Apakah Gender berpengaruh terhadap judgment yang di ambil oleh auditor? 2. Apakahh Tekanan Ketaatan berpengaruh terhadap judgment yang di ambil oleh auditor? 3. Apakah Keahlian Audit berpengaruh terhadap judgment yang diambil oleh auditor? Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui pengaruh gender terhadap judgment yang di ambil oleh auditor. 2. Untuk mengetahui pengaruh tekanan ketaatan terhadap judgment yang diambil oleh auditor. 3. Untuk mengetahui pengaruh keahlian terhadap judgment yang di ambil oleh auditor. KAJIAN PUSTAKA Teori Agensi Jense dan Meckling (1976) menggambarkan hubungan agensi sebagai suatu kontrak di bawah satu atau lebih prinnsipal yang melibatkan agen untuk melaksanakan beberapa layanan bagi mereka dengan melakukan pendelegasian wewenang pengambilan keputusan kepada agen. Menurut Tiessen dan Waterhouse (1983) dalam Raharjo dalam melakukan identifikasi ada empat batasan yang dapat mengurangi hasil-hasil yang kurang bermanfaat dari model agensi. Pertama, model memfokuskan pada perilaku satu periode, kedua validitas deskriptif manfaat yang memaksimalkan representasi perilaku dapat dipertanyakan, ketiga model dibatasi oleh tiga orang, 2

dan keempat beberapa penulis berargumen bahwa banyak perusahaan yang tidak dapat menerima analisis dari sudut pandang perjanjian formal. Teori Kognitif Teori kognitif menjelaskan bahwa perubahan persepsi dan pemahaman setiap orang terjadi setelah memiliki pengalaman dan pengetahuan dalam dirinya. Berdasarkan teori kognitif, proses belajar seseorang mencakup pengaturan stimulus yang diterima dan menyesuaikannya dengan struktur kognitif yang telah dimiliki dan terbentuk di dalam pikiran seseorang berdasarkan pemahaman dan pengalaman sebelumnya (Praditianingrum,2012). Audit Judgment Siegel dan Marconi (1989:301) dalam Susetyo(2009) mengemukakan bahwa pertimbangan auditor (audit judgment) sangat tergantung dari persepsi suatu situasi. Judgment adalah perilaku yang paling berpengaruh dalam mempresepsikan situasi. Faktor utama yang mempengaruhi adalah materialitas dan apa yang kita yakini sebagai kebenaran. Keahlian Audit Menurut Tan dan Libby (1997) dalam Praditianingrum (2012), keahlian audit dapat dikelompokkan ke dalam dua golongan yaitu: keahlian teknis dan keahlian non teknis. Keahlian teknis adalah kemampuan mendasar seorang auditor berupa pengetahuan prosedural dan kemampuan klerikal lainnya dalam lingkup akuntansi dan auditing secara umum. Sedangkan keahlian non teknis merupakan kemampuan dari dalam diri seorang auditor yang banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor personal dan pengalaman. Gender Dari literatur cognitivepsychology dan literatur marketing dinyatakan bahwa gender sebagai faktor individual dapat berpengaruh terhadap kinerja yang memerlukan judgment dalam berbagai kompleksitas tugas (Zulaikha,2006).Dalam literatur itu juga dinyatakan bahwa wanita lebih efisien dan efektif dalam memproses informasi pada saat ada kompleksitas tugas dalam pengambilan keputusan dibandingkan dengan pria. Konsep Gender itu sendiri merupakan sifat yang melekat pada kaum laki-laki dan perempuan yang dibentuk oleh faktor-faktor sosial maupun budaya, sehingga lahir beberapa anggapan tentang peran sosial dan budaya laki-laki dan perempuan. Tekanan Ketaatan 3

Paradigma ketaatan pada kekuasaan ini dikembangkan oleh Milgram (1974) dalam Praditianingrum (2012), dalam teorinya dikatakan bahwa bawahan yang mengalami tekanan dari atasan akan mengalami perubahan psikologis dari seseorang yang berperilaku automotis menjadi perilaku agen. Kerangka Konseptual kerangka pemikiran penelitian ini dapat disampaikan dalam Gambar dibawah ini. X 1 = GEN X 2 = TK Y = AJ X 3 = KA Hipotesis Dalam penelitian yang dilakukan oleh Jamilah,dkk.(2007) menjelaskan bahwa variabel gender tidak berpengaruh signifikan terhadap audit judgment. Prasinta (2010) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa gender tidak berpengaruh secara signifikan terhadap audit judgment. Praditianingrum (2012) berpengaruh signifikan terhadap audit judgment H 1 : Gender tidak berpengaruh signifikan terhadap audit judgment Menurut hasil penelitian Jamilah,dkk.(2007) mengatakan bahwa variabel tekanan ketaatan berpengaruh secara signifikan terhadap audit judgment. Penelitian Prasinta menyimpulkan bahwa variabel tekanan ketaatan tidah berpengaruh secara signifikan terhadap audit judgment. Wijayati (2010) mengatakan dalam penelitiannya bahwa tekanan ketaatan berpengaruh secara signifikan terhadap audit judgment. Praditianingrum (2012) bahwa tekanan kepatuhan mempengaruhi audit judgment. H 2 : Tekanan ketaatan berpengaruh secara signifikan terhadap audit judgment Beberapa penelitian menyatakan dalam penelitiannya. Wijayatri (2010) menyatakan bahwa keahlian berpengaruh signifikan terhadap audit judgment. Keahlian auditor dalam melakukan audit menunjukkan tingkat kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki oleh auditor. Dengan semakin banyaknya sertifikat dan semakin sering mengikuti pelatihan atau seminar, auditor diharapkan akan semakin cakap dalam melaksanakan tugasnya. Praditianingrum (2012) dalam penelitiannya menjelaskan bahwa keahlian audit memiliki pengaruh yang signifikan terhadap audit judgment. 4

H 3 : Keahlian audit berpengaruh signifikan terhadap audit judgment METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel Populasi adalah sekumpulan individu dalam komunitas tertentu. Populasi dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja di KAP yang ada dikota malang, menurut Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI), KAP yang ada di wilayah Malang terdapat 8 KAP. Tekhnik Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan membagikan daftar pertanyaan (kuesioner) yang akan diisi atau dijawab oleh responden auditor. Responden akan menerima kuesioner yang berisi pertanyaan untuk mendapatkan informasi tentang gender, keahlian auditor, tekanan ketaatan, dan audit judgment. Definisi Operasional Variabel Tabel 3.2 Definisi Operasional Variabel No Variabel Sub Variabel Alat Indikator Ukuran 1 Gender (X 1 ) 2 Tekanan Ketaatan (X2) Laki-laki dan wanita Disiplin vs Penyimpangan Laki-laki 1 dan wanita 0 Tidak memiliki masalah dengan klien Kerjasama dengan klien Sikap professional Patuh terhadap standar yang berlaku Sikap penyimpangan yang dilakukan Variabel dummy Skala Likert 5 item Sangat tidak setuju s/d Sangat setuju 3 Keahlian Audit Pengetahuan Pengetahuan auditor Kemampuan melakukan audit Sertifikasi atau pengakuan keahlian Skala Likert 5 item Sangat tidak setuju s/d Sangat setuju Skala Likert 5 4 Audit Penentuan Mengikuti atau tidak Skala Likert 5

Judgment (Y) Tingkat Materialitas permintaan instansi yang diperiksa untuk tidak mempermasalahkan kasus tersebut. Keinginan memperluas sampel bukti audit untuk akun persediaan barang dagang Keinginan merekomendasikan klien untuk membuat penyesuaian persediaan barang dagang Perekayasaan Mengikuti atau tidak permintaan instansi yang diperiksa untuk tidak mempermasalahkan kasus tersebut. Keinginan merekomendasikan pengujian atas indikasi perekayasaan transaksi Keinginan merekomendasikan klien untuk membuat penyesuaian atas selisish harga beli dalam laporan keuangan 5 item Sangat tidak setuju s/d Sangat setuju Skala Likert 5 item Sangat tidak setuju s/d Sangat setuju Uji Regresi Parsial (Uji t) Dengan tingkat signifikansi 5 % maka kriteria pengujian adalah sebagai berikut Jika nilai t hitung > t tabel, Ho ditolak dan Ha diterima hal ini berarti bahwa ada hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Secara simultan untuk menjawab hipotesis yang ada dapat ditunjukkan dengan persamaan di bawah ini : Y = a + b1x1 + b2x2 + b3x3 + b4x4 + e ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Uji Kualitas Data 6

Uji Statistik Deskriptif Tabel 4.7 menyajikan statistic deskriptif untuk semua variable penelitian. Keahlian audit ditunjukkan dari nilai rata-rata nya yang lebih tinggi dibandingkan dengan nilai tengahnya yang menunjukkan semakin baik judgment yang diambil maka akan semakin bagus keahlian seorang auditor tersebut begitu juga dengan variable tekanan ketaatan yang memiliki nilai rata-rata lebih tinggi dibandingkan dengan nilai tengahnya yang berarti semakin bagus judgment yang diambil oleh auditor akan membuatnya tidak ingin mendapat tekanan ketaatan dari atasan maupun klien dan lebih memegang profesionelism nya. Sedangkan judgment yang diambil oleh auditor dibuat oleh responden auditor cukup optimal dan tepat ditunjukkan dari nilai rata-rata lebih tinggi dibandingkan dengan nillai tengahnya. Variabel gender merupakan variable dummy dimana proporsi responden pria sebesar 51,4% dan responden wanita sebesar 48,6%. Uji Validitas Tabel 4.8 dilihat angka signifikannya semua item pertanyaan di bawah 0,05 yang berarti semua item yang digunakan oleh peneliti dinyatakan valid. Uji Reliabilitas Dilihat dari table 4.9 hasil perhitungan Uji reliabilitas dengan bantuan software SPSS, menunjukkan bahwa seluruh pertanyaan yang digunakan dalam kuesioner termasuk katagori reliable. Hal ini dibuktikan dengan koefisien Cronbach s Alpha > 0,6. Uji Asumsi Klasik uji asumsi klasik meliputi uji normalitas, multikolonieritas, heteroskedastisitas dan autokorelasi di table 4.10, 4.11, 4.12, 4.13 menunjukkan tidak adanya gangguan asumsi klasik. Uji Hipotesis Nilai koefisien determinasi adjusted R2 sebesar 0303. Hasil tersebut menunjukkan bahwa audit judgment hanya dapat dijelaskan dengan veriabel gender, tekanan ketaatan dan keahlian audit hanya sebesar 30,3%% sedangkan sisanya sebesar 60,7% dijelaskan oleh varibel lain di luar 3 variabel bebas tersebut yang tidak dimasukkan dalam model. 1. Pengaruh gender terhadap judgment yang diambil oleh auditor Pengujian Hipotesis 1 mengenai pengaruh gender terhadap judgment yang diambil oleh auditor diperoleh dari nilai signifikan sebesar 0,788 lebih besar dari 0,05. Hal ini berarti gender tidak berpengaruh terhadap pengambilan judgment yang diambil oleh auditor, sehingga dapat disimpulkan Hipotesis 1 ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa perbedaan jenis kelamin antara 7

pria dan wanita dengan perbedaan berbagai sifat dan karakter individu masing-masing tidak berpengaruh terhadap audit judgment yang diambil oleh auditor pria dan wanita. Hal tersebut konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Jamilah, dkk.(2007) yang mengatakan bahwa gender tidak berpengaruh secara signifikan terhadap audit judgment. Hal ini senada dengan penelitian yang dilakukan oleh Hartanto (1999) yang mengatakan bahwa gender tidak berpengaruh secara signifikan terhadap judgment auditor yang mendapat tekanan. Hasil serupa juga di buktikan oleh Zulaikha (2006) yang mengatakan bahwa gender tidak berpengaruh signifikan terhadap judgment yang d ambil oleh auditor. 2. Pengaruh Tekanan Ketaatan terhadap judgment yang di ambil auditor Pengujian Hipotesis 2 mengenai pengaruh Tekanan Ketaatan terhadap judgment yang diambil oleh auditor diperoleh dari nilai signifikan sebesar 0,404 lebih besar dari 0,05. Hal ini berarti tekanan ketaatan tidak berpengaruh terhadap pengambilan judgment yang diambil oleh auditor, sehingga dapat disimpulakan Hipotesis 2 ditolak. Hal ini berarti tidak adanya pengaruh tekanan yang berpengaruh terhadap judgment yang diambil oleh auditor baik dari atasan maupun dari klien, auditor junior lebih berani menentang kepada senior karena tidak sesuai dengan standar profesionalisme auditor. Auditor lebih berani mengambil resiko untuk mencari pekerjaan kain dan kehilangan klien sebagai konsekuensi menentangg perintah atasan dan keinginan klien yang tidak tepat menyimpang dari standar professional. Penelitian ini juga di dukung oleh table 4.16 dengan Unstandardized Coefficients (B) positif sebesar 0,92 yang berarti semakin banyak tekanan dalam pembuatan judgment yang diterima seorang auditor maka semakin tinggi pula penolakan atas tekanan tersebut. Hal ini juga didukung oleh oleh table 4.7 di mana pada uji deskriptif yang tertera nilai mean seorang auditor lebih tinggi dibandingkan dengan nilai mediannya dan nilai audit judgment juga demikian berarti tekanan ketaatan yang di terima oleh seorang auditor tidak membuatnya menyimpang dari standar professional auditor. Berdasarkan teori agensi dimana seorang auditor yang menjadi seorang agen mendapatkan tekanan dari seorang atasan yang bertindak sebagai prinsipal, akan mengalami tekanan dimana atasan memerintah untuk melakukan suatu jasa dan atasan akan memberi wewenang kepada auditor untuk membuat keputusan yang terbaik bagi atasan maupun klien. Hasil penelitian ini didukung oleh Fitrianingsih (2011) yang menyatakan bahwa tekanan ketaatan tidak berpengaruh signifikan terhadap judgment yang diambil oleh auditor. 3. Pengaruh Keahlian Audit terhadap judgment yang di ambil auditor 8

Pengujian Hipotesis 3 mengenai pengaruh gender terhadap judgment yang diambil oleh auditor diperoleh dari nilai signifikan sebesar 0,001 lebih kecil dari 0,05. Hal ini berarti keahlian audit berpengaruh terhadap pengambilan keputusan judgment yang diambil oleh seorang auditor, sehingga dapat disimpulkan Hipotesis 3 diterima. Penelitian ini di dukung dengan table 4.16 dengan nilai Unstandardized Coefficients (B) spositif sebesar 0,447 yang berarti bahwa semakin baik judgment yang diambil seorang auditor maka akan semakin bertambah keahlian auditnya yang terdiri dari pengalaman audit dan keahlian audit, yang akan memudahkan sorang auditor untuk mengambil sebuah judgment. Kemudian pada table 4.7 dimana nilai keahlian audit dan judgment lebih besar nilai rata-rata nya dibandingkan nilai tengahnya yang menghasilkan bahwa semakin tinggi atau baik keahlian seorang auditor maka akan semakin baik pengambilan judgment nya. Menurut teori kognitif Piegat, auditor mengambil suatu pertimbangan berdasarkan pengalaman dan keahliannya dalam melaksanakan tugas audit. Melalui keahliannya, auditor akan mampu belajar aktif dalam menghadapi tugas audit, mengolah informasi yang relevan, mampu memprediksi dan mendeteksi kecurangan maupun kekeliruan serta berinteraksi sosial dengan sesama auditor, atasan, maupun entitas yang diperiksanya. Sehingga semakin tinggi keahlian audit yang dimiliki oleh seorang auditor, maka judgment yang diambil auditor juga akan semakin baik dan tepat.hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Praditianingrum (2012) yang menghasilkan adanya pengaruh keahlian audit terhadap judgment yang diambil oleh auditor dan penelitian selanjutnya dilakukan oleh Wijayatri (2010) menyatakan bahwa keahlian berpengaruh signifikan terhadap audit judgment.keahlian auditor dalam melakukan audit menunjukkan tingkat kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki oleh auditor. Dengan semakin banyaknya sertifikat dan semakin sering mengikuti pelatihan atau seminar, auditor diharapkan akan semakin cakap dalam melaksanakan tugasnya. PENUTUP KESIMPULAN Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka memperoleh hasil sebagai berikut. Pertama pengaruh gender terhadap judgment yang diambil oleh seorang auditor memiliki hasil yang tidak signifikan, berarti dalam penelitian yang telah dilakukan tidak ada pengaruh pengambilan keputusan antara auditor laki-laki dan perempuan dan perbedaan berbagai sifat dan karakter individu masing-masing juga tidak berpengaruh terhadap audit judgment yang diambil oleh auditor pria dan wanita. Kedua pengaruh tekanan ketaatan terhadap judgment yang diambil 9

oleh auditor memiliki hasil yang tidak signifikan, tidak adanya pengaruh tekanan yang berpengaruh terhadap judgment yang diambil oleh auditor baik dari atasan maupun dari klien, auditor lebih berani menentang kepada atasan karena tidak sesuai dengan standar profesionalisme auditor. Auditor lebih berani mengambil resiko untuk mencari pekerjaan lain dan kehilangan klien sebagai konsekuensi menentangg perintah atasan dan keinginan klien yang tidak tepat menyimpang dari standar professional. Ketiga pengaruh keahlian audit terhadap judgment yang diambil oleh auditor berpengaruh positive, berarti keahlian audit berpengaruh terhadap pengambilan keputusan untuk seorang auditor mulai dari pendidikan formal yang ditempuh, pengalaman yang telah dilakukan dan faktor lainnya. SARAN Dari penelitian di atas terdapat banyak kekurangan yang dapat di simpulkan oleh peneliti dan mengeluarkan saran-saran seperti kurang luasnya obyek yang di teliti, diharapkan peneliti selanjutnya mengambil sampel di berbagai kota di Indonesia sehingga akan menunjukkan perbedaan hasil variable apakah yang berpengaruh di tiap-tiap daerah yang berbeda. Kemudian penambahan variable yang mungkin dilakukan, karena banyaknya pengaruh yang mungkin terjadi dalam pengambilan sebuah keputusan seperti audit fee. Menurut Haryono Jusup (2001: 104), besarnya fee audit dapat bervariasi tergantung antara lain risiko penugasan, kompleksitas jasa yang diberikan, tingkat keahlian yang diperlukan untuk melakukan jasa tersebut, struktur biaya KAP yang bersangkutan dan pertimbangan professional yang lainnya. Hsil penelitian yang dilakukan oleh Arisinta (2013) menyatakan audit fee mempunyai pengaruh terhadap kualitas audit. Dengan adanya audit fee yang lebih tinggi akan merencanakan audit kualitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan audit fee yang lebih rendah. Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Srinidhi (2006) menyatakan bahwa fee audit yang tinggi merefleksikan usaha audit yang lebih tinggi dan judgement yang lebih baik. Hal ini juga sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa audit fee yang lebih tinggi akan merencanakan audit kualitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan audit fee yang lebih kecil. Terdapat insentif bagi auditor untuk melakukan apapun untuk menjaga kliennya agar tidak ganti auditor karena kehilangan klien berarti kehilangan audit fee di masa mendatang. Auditor dapat mengalami tekanan harga (lowballing) dari klien yang selanjutnya dapat mempengaruhi kualitas audit. Manajer yang rasional tidak akan memilih auditor berkualitas tinggi dan membayar fee yang tinggi apabila karakteristik perusahaan tidak bagus. 10