BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Berdirinya sebuah perusahaan harus memiliki tujuan yang jelas. Tujuan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. saham, obligasi, warrant, reksa dana, dan berbagai instrumen derivatif seperti

BAB I PENDAHULUAN. suatu Negara dapat dilihat dan diukur melalui berbagai cara, salah satunya dengan

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di era ekonomi modern seperti sekarang ini, perusahaan sangat membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. alternatif bagi perusahaan (Lubis, 2006). Dari sudut pandang ekonomi, pasar modal

BAB 1. Pasar modal adalah bagian dari pasar financial dan tempat bertemunya investor dan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan investor perorangan maupun badan usaha menanamkan dana ke dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. sekuritas pada negara tersebut. Pasar modal Indonesia memiliki peran besar

BAB 1 PENDAHULUAN. pertemuan antara pihak yang kelebihan dana (lender) dengan pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para investor. Pesatnya perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan yang memerlukan dana dalam jumlah

BAB I PENDAHULUAN. sehingga keuntungan yang dihasilkan bisa maksimal. sebagian besar didanai dengan internal equity maka akan mempengaruhi

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. dana yang produktif dari pihak yang memiliki kelebihan dana (investor) kepada pihak

BAB I PENDAHULUAN. Dunia bisnis khususnya kegiatan pasar modal dalam era globalisasi ini telah

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama dari setiap perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaannya

BAB I PENDAHULUAN. luar negeri. Sementara itu bagi investor, pasar modal merupakan wahana untuk

PENGARUH CURRENT RATIO

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan konsumen di era modern sekarang ini telah mendorong tumbuhnya

BAB 1 PENDAHULUAN. pemilik atau pemegang saham dapat tercapai (Nugroho, 2014). bertujuan untuk mencapai keuntungan maksimal dengan menggunakan sumber

DAFTAR NAMA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DALAM INDUSTRI DASAR DAN KIMIA

BAB I PENDAHULUAN. pada instrument keuangan seperti saham, obligasi, reksa dana, dan lain-lain.

BAB I PENDAHULUAN. cara meningkatkan nilai perusahaan. Harga pasar saham menunjukkan nilai perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. sangat peka terhadap perubahan-perubahan yang terjadi, baik secara politik,

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada dasarnya pasar keuangan ( financial market) merupakan. pendek, dapat melakukan pada pasar uang ( money market), karena

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan tepat mengingat setiap keputusan keuangan yang diambil akan

BAB I PENDAHULUAN. individu-individu atau badan usaha yang mempunyai kelebihan dana (surplus

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tambahan bagi perusahaan dalam mengimplementasikan rencana strategis

BAB I PENDAHULUAN. Saham adalah salah satu instrumen investasi yang dapat memberikan return UKDW

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya, tidak terkecuali Indonesia. Menurut Mumtaz (2010), di

LAMPIRAN. Daftar Populasi Perusahaan Manufaktur Periode No Nama Perusahaan Jenis Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perekonomian suatu negara tidak lepas dari peran para pemegang dana,

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia khususnya dalam bidang investasi saham. Pasar modal merupakan sarana

BAB I PENDAHULUAN. akan terjadi. Dalam investasi, investor perlu terus menerus mempelajari berbagai

BAB 1 PENDAHULUAN. berupa capital gain ataupun dividend yield. Capital gain dapat diperoleh jika

BAB I PENDAHULUAN UKDW. terhadap harga belinya (Handoko, 2002). Manajer sebagai agent pengelola. mengurangi unsur ketidakpastian dalam investasi.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pengaruh aktivitas pasar modal yang menjadi peluang yang baik untuk masa

BAB I PENDAHULUAN. untuk kegiatan operasional, termasuk perusahaan manufaktur.hal ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pajak. Menurut Bastian dan Suhardjono (2006), net profit margin adalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan property dan real estate semakin marak diberbagai penjuru

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1989 menjadi 288 emiten pada tahun 1999 (Susilo dalam. di Bursa Efek Indonesia mencapai 442 emiten (

BAB I PENDAHULUAN. selisih antara harga beli dan harga jual saham, sedangkan yield merupakan cash. biasanya dalam bentuk deviden (Jones, 2002:124).

II. TINJAUAN PUSTAKA. Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tandelin (2010) pasar modal itu sendiri adalah pertemuan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal saat ini sudah marak diperbincangkan di kalangan masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. Sesuai dengan teori Bird in the hand theory menyatakan bahwa investor lebih

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal mempunyai peran penting bagi perekonomian negara. Pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal sebagai prasana transaksi untuk memobilisasi dana dari masyarakat

BABl PENDAHULUAN. Berdirinya sebuah perusahaan harus memiliki tujuan yang jelas. Ada

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tingkat perkembangan dunia pasar modal dan industri industri

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia saat ini berada dalam era pembangunan yang diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang sedang berkembang di berbagai bidang

I. PENDAHULUAN. Setiap perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasinya, selalu membutuhkan

ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE, DAN HARGA SAHAM TERHADAP JUMLAH DIVIDEN TUNAI. (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah telah memberikan beberapa kemudahan untuk dapat lebih

BAB I PENDAHULUAN. penawaran dan permintaan jangka panjang dalam bentuk efek. Pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Pergerakan harga saham industri farmasi di Bursa Efek Indonesia mulai

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebanyak 25 perusahaan baru di tahun 2011, 23 perusahaan baru di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tiga tujuan utama yaitu kelanjutan hidup perusahaan (going concern), laba

BAB I PENDAHULUAN. investasi disebut return. Investasi dapat didefinisikan sebagai penundaan

BAB I PENDAHULUAN. sumber dana yang tersedia secara efisien akan berkurang. Akibatnya

BAB I PENDAHULUAN UKDW. macam resiko dan ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh dan berkembangnya perekonomian Indonesia. Pengerahan dana dari

BAB 1 PENDAHULUAN. pengambilan sebuah keputusan investasi. Karena hal ini mempunyai dampak

BAB I PENDAHULUAN. masa mendatang (Tandelilin, 2010:2).Secara umum, pemodal (investor) yang

BAB I PENDAHULUAN. modal di Indonesia karena berfungsi sebagai perantara bagi pihak yang memiliki

I. PENDAHULUAN. Hal ini mendukung berkembangnya pasar modal di Indonesia, pasar modal

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan dunia usaha bagi perusahaan yang sudah Go Public semakin

BAB I PENDAHULUAN. yang luar biasa secara global. Krisis ini tentunya berdampak negatif bagi

BAB I PENDAHULUAN. pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan,

ANALISIS VARIABEL YANG MEMPENGARUHI HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERCATAT DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang membutuhkan dana. Transaksi yang dilakukan dapat dengan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai sumber dana ekstern pasar modal merupakan suatu pengertian

BAB I PENDAHULUAN. permintaan dan penawaran atas instrumen keuangan jangka panjang yang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh tingkat keuntungan (return) yang tinggi. Tinggi rendahnya

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal Indonesia mengalami perkembangan yang pesat dari periode ke

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan kecil maupun perusahaan besar, salah satunya dalam sektor

BAB I PENDAHULUAN. (surplus fund). Dalam pasar modal, investor sebagai pihak yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh sejumlah keuntungan di masa depan. Pihak pihak yang melakukan

I PENDAHULUAN. pendapatan atau tingkat pengembalian investasi, baik berupa dividen maupun

BAB I PENDAHULUAN. dapat mempertahankan kekayaan yang dimiliki saat ini untuk digunakan di masa

BAB I PENDAHULUAN. hanya dapat dinilai berdasar dampaknya pada harga saham biasa perusahaan.

@UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. . Kebijakan dividen menyangkut masalah pembagian laba yang menjadi

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 1 PENDAHULUAN. pesat dan memegang peranan penting dalam memobilisasi dana dari investor

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan berbagai jenis industri pada negara tersebut. Pasar modal (capital

BAB I PENDAHULUAN. agar tercapainya tiga tujuan utama yaitu kesinambungan hidup (going concern),

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan usaha untuk mencari tambahan dana (berupa

BAB 1 PENDAHULUAN. Indikator yang paling penting dalam menilai kemajuan perekonomian suatu

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Pada era sekarang ini para pemilik modal dapat memilih berbagai

BAB I PENDAHULUAN UKDW. satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama investor dalam menanamkan modalnya di sebuah perusahaan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. penjualan saham kepada publik dengan tujuan untuk mempertahankan kelancaran

BAB I PENDAHULUAN. Sebelum pemodal melakukan transaksi di pasar modal, baik pasar perdana

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam, baik sumber

BAB I PENDAHULUAN. laba ditahan (Levy dan Sarnat, 1990). Kebijakan dividen pada perusahaan-perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan adalah suatu organisasi yang didirikan oleh perseorangan atau

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Berdirinya sebuah perusahaan harus memiliki tujuan yang jelas. Tujuan yang pertama dari sebuah perusahaan adalah untuk mencapai keuntungan maksimal. Saat ini persaingan bisnis di Indonesia sudah mengalami peningkatan yang sangat pesat. Pesatnya perkembangan Bursa Efek Indonesia saat ini tidak dapat dipisahkan dari peran investor yang melakukan transaksi di Bursa Efek Indonesia. Sebelum seorang investor memutuskan akan menginvestasikan dananya di pasar modal (dengan membeli sekuritas yang diperdagangkan di bursa) ada suatu hal penting yang harus dilakukan, yaitu penilaian dengan cermat terhadap emiten, investor harus percaya bahwa informasi yang diterimanya adalah informasi yang benar. Sumber:http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41871/5/Chapter%20I.pdf Pasar modal merupakan sarana yang dimanfaatkan untuk berinvestasi. Dalam pasar modal terdapat berbagai instrumen keuangan jangka panjang seperti saham, obligasi, warrant, reksadana, dan berbagai instrumen derivatif seperti option, futures, dan lain-lain. Salah satu yang sangat diminati dalam pasar modal adalah saham. Pasar modal bukan hanya sarana bagi kegiatan berinvestasi tetapi juga dapat menjadi sarana pendanaan bagi perusahaan maupun pemerintah. Sehingga 1

2 perusahaan yang melakukan ekspansi dapat memperoleh dana tidak hanya dalam bentuk kredit perbankan tetapi juga dalam bentuk modal sendiri. Pasar modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara, termasuk bagi perekonomian Indonesia. Pasar modal digunakan sebagai media investasi dan media untuk memperkuat posisi keuangan. Melalui pasar modal, para investor dapat memilih obyek investasi dengan tingkat pengembalian dan tingkat resiko yang berbeda, sedangkan bagi para penerbit (emiten) dapat dimanfaatkan untuk mengumpulkan dana jangka panjang guna menunjang kelangsungan usaha mereka. Setiap perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia atau go public pasti menerbitkan saham yang dapat dimiliki oleh para investor. Melalui bursa efek inilah perusahaan dapat berinvestasi dengan menerbitkan sekuritas, salah satunya dalam bentuk saham. Keputusan perusahaan berinvestasi pada dasarnya keputusan yang tidak pasti, karena hasil dari investasi yang diharapkan terjadi di masa yang akan datang serta semua resiko ditanggung oleh investor tersebut. Sumber: https://lintangasmara.wordpress.com/2011/05/15/bab-8-pasar-modal/ Pada era globalisasi sekarang ini sangat dibutuhkan informasi. Informasi yang dibutuhkan dapat berupa informasi akuntansi dan informasi-informasi lain. Informasi akuntansi terdiri dari neraca, laporan labarugi, laporan perubahan posisi keuangan, dan laporan lain. Salah satu informasi yang dibutuhkan oleh para investor di dalam pasar modal adalah laporan keuangan perusahaan. Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang berkaitan dengan posisi

3 keuangan, kinerja, perubahan posisi keuangan, serta perubahan yang bermanfaat untuk pihak yang berkepentingan dalam pengambilan keputusan ekonomi. Perusahaan publik wajib menerbitkan laporan keuangan tahunan kepada investor yang ada di bursa setiap tahun. Laporan keuangan tahunan merupakan sumber berbagai macam informasi bagi investor, khususnya neraca dan laporan laba rugi perusahaan. Oleh karena itu, publikasi laporan keuangan perusahaan merupakan saat-saat yang ditunggu oleh para investor di pasar modal karena dari publikasi laporan keuangan itu para investor dapat mengetahui perkembangan emiten, yang digunakan sebagai salah satu pertimbangan untuk membeli atau menjual sahamsaham yang dimiliki. Selain laporan keuangan, harga saham merupakan salah satu indikator keberhasilan pengelolaan perusahaan, jika harga saham suatu perusahaan selalu mengalami kenaikan, maka investor atau calon investor menilai bahwa peruasahaan berhasil dalam mengelola usahanya. Kepercayaan investor atau calon investor sangat bermanfaat bagi emiten, karena semakin banyak orang yang percaya terhadap emiten maka keinginan untuk berinvestasi pada emiten semakin kuat. Semakin banyak permintaan terhadap saham suatu emiten maka dapat menaikkan harga saham tersebut. Jika harga saham yang tinggi dapat dipertahankan maka kepercayaan investor atau calon investor terhadap emiten juga semakin tinggi dan hal ini dapat menaikkan nilai emiten. Sebaliknya, jika harga saham mengalami penurunan terus-menerus berarti dapat menurunkan nilai emiten dimata investor atau calon investor.

4 Investor dalam menanamkan dananya di pasar modal tidak hanya bertujuan dalam jangka pendek tetapi juga bertujuan untuk memperoleh pendapatan dalam jangka panjang. Ekspektasi dari para investor terhadap investasinya adalah memperoleh tingkat return (pengembalian) sebesar-besarnya dengan resiko tertentu. Return tersebut dapat berupa capital gain dan pendapatan deviden (deviden yield). Untuk melakukan analisis tentang return saham tersebut diperlukan adanya informasi yang bersifat fundamental dan teknikal. Dalam analisis fundamental, investor dapat melakukan analisis berdasarkan kinerja perusahaan. Mengingat pentingnya faktor fundamental perusahaan tersebut, maka tidaklah mengherankan apabila banyak peneliti yang melakukan kajian mengenai faktorfaktor yang dipandang mampu mempengaruhi return saham. Untuk berinvestasi di pasar modal, investor memerlukan perhitungan yang matang, karena harga saham selalu berubah-ubah. Investor harus dapat menganalisis harga saham tersebut karena jika salah dalam menganalisis harga saham, maka investor akan mengalami kerugian yang jumlahnya tidak sedikit. Sebelum berinvestasi, sebaiknya investor tidak hanya melihat laba bersih yang didapatkan perusahaan, tetapi juga harus melakukan analisis terhadap laporan keuangan emiten. Investasi dalam saham adalah investasi yang beresiko karena harga saham dapat naik dan turun. Setiap perusahaan yang menerbitkan saham secara umum bertujuan untuk meningkatkan harga saham atau nilai saham guna memaksimalkan kekayaan atau kemakmuran para pemegang saham. Namun

5 investasi dalam saham adalah investasi yang beresiko karena harga saham dapat naik dan turun. Hal ini tidak hanya menyebabkan investor mendapatkan keuntungan yang besar bila harga saham naik tetapi investor dapat menderita kerugian yang besar bila harga saham mengalami penurunan. Untuk mengantisipasi hal-hal tersebut menurut Wibowo dan Adorini (2011) setiap investor sebaiknya memiliki pengetahuan mengenai fair market price, risk dan expected return dari suatu saham sebelum mengambil keputusan untuk berinvestasi. Menurut Michell Suharli (2007), keputusan mengenai deviden dalam suatu perusahaan merupakan hal yang menarik untuk dibahas karena keputusan tersebut berkaitan dengan masalah yang tidak kalah pentingnya, yaitu keputusan investasi dan pembelanjaan. Pembagian deviden yang terlalu kecil berfluktuasi dan mungkin akan menurunkan minat investor terhadap perusahaan. Sebaliknya pembayaran deviden yang terlalu besar pada saat perusahaan masih membutuhkan dana untuk investasi akan menghambat laju pertumbuhan perusahaan. Oleh karena itu setiap perusahaan dalam pembagian deviden harus ditangani denganpenuh pertimbangan yang matang, sehingga setiap keputusan yang diharapkan tidakakan merugikan sehingga tujuan perusahaan akan tercapai yaitu memaksimalkan nilai perusahaan. Pihak investor yang menanamkan investasi tentunya mengharapkan keuntungan yang akan diperoleh (expected return) untuk suatu periode tertentu di masa yang akan datang atas investasinya.

6 Leverage mencerminkan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya yang ditunjukkan oleh beberapa bagian modal sendiri yang digunakan untuk membayar hutang (Rodoni dan Ali, 2010:123). Semakin besar rasio leverage sebuah perusahaan, maka menunjukkan semakin besar kewajibannya. Dan semakin rendah rasio ini akan menunjukkan semakin tingginya kemampuan perusahaan memenuhi kewajibannya. Return saham merupakan faktor yang sangat penting dan harus diperhatikan oleh investor dalam melakukan investasi karena return saham menunjukkan prestasi emiten, pergerakan return saham searah dengan kinerja emiten. Apabila emiten mempunyai prestasi yang semakin baik maka keuntungan yang dapat dihasilkan dari operasi usaha semakin besar. Pada kondisi yang demikian, return saham emiten yang bersangkutan cenderung naik (Priantinah, 2013). Return saham juga menunjukkan nilai suatu perusahaan. Nilai saham merupakan indeks yang tepat untuk efektifitas perusahaan. Sehingga sering kali dikatakan memaksimumkan nilai perusahaan juga berarti memaksimalkan kekayaan pemegang saham. Dengan semakin tinggi return saham, maka semakin tinggi pula nilai perusahaan tersebut dan sebaliknya. Oleh karena itu, setiap perusahaan yang menerbitkan saham sangat memperhatikan return saham nya. Harga yang terlalu rendah sering diartikan bahwa kinerja perusahaan kurang baik. Namun bila return saham terlalu tinggi mengurangi kemampuan investor untuk membeli sehingga menimbulkan return saham sulit untuk meningkat lagi. Dengan perubahan posisi keuangan hal ini akan mempengaruhi return saham perusahaan.

7 Pada dasarnya, ada dua keuntungan yang diperoleh investor dengan membeli atau memiliki saham yaitu capital gain dan deviden. Capital Gain merupakan selisih antara harga beli dan harga jual. Capital gain terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham di pasar sekunder. Perusahaan membagikan deviden dan capital gain tergantung dari laba yang diperoleh perusahaan. Jika laba yang diperoleh perusahaan tersebut besar maka deviden yang akan dibagikan akan tinggi dan sebaliknya juga apabila jika laba yang diperoleh perusahaan kecil maka deviden yang akan dibagikan pun kecil. Hal tersebut kemungkinan besar akan mempengaruhi harga saham dan volume perdagangan saham serta menimbulkan reaksi pasar Sedangkan deviden merupakan pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan dan berasal dari keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Deviden diberikan setelah mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam RUPS. Jika seorang pemodal ingin mendapatkan deviden, maka pemodal tersebut harus memegang saham tersebut dalam kurun waktu yang relatif lama yaitu hingga kepemilikan saham tersebut berada dalam periode dimana diakui sebagai pemegangsaham yang berhak mendapatkan deviden. Deviden merupakan pendapatan yang diperoleh pada setiap periode selama saham masih dimiliki, sedangkan capital gain adalah pendapatan yang diperoleh karena harga jual saham lebih tinggi daripada harga belinya. Bagi investor yang bertujuan mendapatkan capital gain juga masih memerlukan informasi tentang deviden, karena deviden merupakan salah satu faktor penting yang dapat mempengaruhi harga saham. Oleh karena itu, bagi suatu perusahaan

8 yang sudah go public mempunyai kewajiban untuk memberikan informasi mengenai kinerjanya kepada investor dalam bentuk laporan keuangan dan pengumuman deviden yang dibayarkan. Tidak seperti biaya modal yang timbul berupa bunga yang lebih mudah penetapannya karena bersifat tetap selama umur hutang, biaya modal yang berupa deviden bersifat tidak tetap. Hal tersebut menyebabkan keputusan pembagian deviden merupakan suatu masalah yang sering dihadapi oleh perusahaan. Manajemen sering mengalami kesulitan untuk memutuskan apakah akan membagi devidennya atau akan menahan laba untuk diinvestasikan kembali kepada proyekproyek yang menguntungkan guna meningkatkan pertumbuhan perusahaan. Besar kecilnya deviden yang akan dibayarkan oleh perusahaan tergantung pada kebijakan deviden dari masing-masing perusahaan, sehingga kebijakan deviden tersebut akan menentukan berapa besar persen deviden yang akan dibagikan untuk pemegang saham serta menjaga kestabilan pembagian dalam hal dana yang akan dikeluarkan. Selain itu kebijakan deviden juga berisi prosedur pembagian deviden yang menetapkan dari tanggal pengumuman deviden sampai tanggal pembayaran deviden. Sumber: https://vianisilv.wordpress.com/2014/10/13/makalah-kebijakan-dividen/ Kebijakan deviden merupakan suatu kebijakan yang penting dan harus dipertimbangkan matang-matang oleh manajemen, karena kebijakan deviden akan melibatkan kepentingan pemegang saham dengan devidennya dan kepentingan perusahaan dengan laba ditahannya. Pada hakikatnya, kebijakan deviden merupakan penentuan berapa banyak laba yang diperoleh akan dibagikan kepada

9 pemegang saham sebagai deviden, dan berapa banyak laba yang akan ditahan untuk reinvestasi. Menurut Brigham dan Houston (dalam Pujiati dan Widanar, 2009), kebijakan deviden adalah keputusan mengenai berapa banyak laba saat ini yang akan dibayarkan sebagai deviden sebagai ganti dari investasi yang ditanamkan dan berapa banyak yang dipertahankan untuk investasi kembali di perusahaan. Setiap perusahaan memiliki kebijakan deviden yang berbeda-beda. Walaupun deviden merupakan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk pemegang saham tetapi deviden harus tetap dibayar. Pembagian deviden kepada pemegang saham akan mengakibatkan posisi kas suatu perusahaan semakin berkurang. Hal ini akan menyebabkan rasio hutang terhadap ekuitas semakin besar. Dengan demikian investor akan berpikiran negatif pada perusahaan. Hal ini akan berdampak pada nilai perusahaan yang tercermin pada harga saham perusahaan. Pengumuman pembagian deviden merupakan salah satu faktor penting yang dapat mempengaruhi investor berinvestasi. Semakin besar deviden yang dibayar akan mengurangi besarnya laba ditahan, sehingga posisi modal perusahaan akan turun. Hal ini akan membuat harga saham tersebut turun akibat fenomena ex-deviden date. Pengumuman deviden merupakan salah satu informasi dalam pasar modal yang efisien. Informasi yang relevan ini dapat mempengaruhi harga sekuritas di pasar modal, kunci utama untuk mengukur pasar yang efisien adalah dengan melihat hubungan antara harga dan informasi. Pengumuman deviden menjadi dasar bagi investor untuk memperkirakan pendapatan perusahaan dan juga pendapatan yang diharapkan.informasi tentang naik turunnya deviden

10 tunai yang dibagikan perusahaan merupakan salah satu informasi yang dipandang cukup penting bagi para investor, karena dalam informasi tersebut mengandung prospek keuntungan yang akan diperoleh suatu perusahaan di masa yang akan datang. Investor lebih tertarik untuk menginvestasikan dananya dalam perusahaan yang mampu memberikan deviden kepada pemegang saham. Semakin meningkat laba perusahaan maka semakin tinggi pula deviden yang dibayarkan perusahaan kepada pemegang saham. Informasi kenaikan dan penurunan deviden dapat dipandang sebagai isyarat positif dan negatif oleh investor. Informasi deviden yang menyatakan bahwa perusahaan memutuskan untuk membayar deviden yang lebih tinggi dari tahun sebelumnya ditafsirkan oleh pasar sebagai sinyal positif,sebab informasi ini menaikkan ekspektasi investor tentang pendapatan masa depan perusahaan. Sebaliknya informasi deviden yang menyatakan pembagian lebih rendah dari tahun sebelumnya dianggap sebagai isyarat yang negatif, sebab investor menduga bahwa emiten telah mengalami penurunan pendapatan di masa depan. Kebijakan deviden yang dijalankan oleh perusahaan berpengaruh terhadap harga saham. Kebijakan deviden yang menunjukkan tingkat deviden yang semakin bertambah dari tahun ke tahun akan meningkatkan kepercayaan para investor, dan secara tidak langsung akan memberikan informasi kepada calon investor bahwa kemampuan perusahaan dalam menciptakan laba semakin meningkat. Informasi yang demikian akan mempengaruhi permintaan terhadap harga saham perusahaan. Dengan demikian, seberapa jauh relevansi atau pengaruh deviden dapat dilakukan

11 dengan mempelajari kaitan antara perubahan atau pergerakan harga saham dengan keberadaan informasi tersebut. Berikut pada tabel di bawah berikut ini adalah data mengenai return saham dari beberapa perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada periode tahun 2015 : Tabel 1.1 Harga Saham Periode 2015 No Kode Perusahaan Nama Perusahaan Harga Saham 1 INTP PT Indocement Tunggal Prakasa, Tbk 19400 2 SMCB PT Holcim Indonesia, Tbk 985 3 SMGR PT Semen Indonesia, Tbk 10450 4 JPRS PT Jaya Pari Steel, Tbk 120 5 CTBN PT Citra Turbindo, Tbk 5225 6 BRPT PT Barito Pacific, Tbk 120 7 TPIA PT Chandra Asri Petrochemical, Tbk 3445 8 KDSI PT Kedawung Setia Industrial, Tbk 210 9 SPMA PT Suparma, Tbk 92 10 SMBR PT. Semen Baturaja Persero, Tbk 287 11 WTON PT Wijaya Karya Beton, Tbk 805 12 ARNA PT Arwana Citra Mulia, Tbk 420 13 IKAI PT Intikeramik Alamasari Industri, Tbk 115 14 KIAS PT Keramika Indonesia Assosiasi, Tbk 86 15 BAJA PT Saranacentral Bajatama, Tbk 76 16 BTON PT Betonjaya Manunggal, Tbk 435 17 KRAS PT Krakatau Steel, Tbk 275 18 TBMS PT Tembaga Mulia Semanan, Tbk 6000 19 NIKL PT Pelat Timah Nusantara, Tbk 50 20 DPNS PT Duta Pertiwi Nusantara, Tbk 387 21 EKAD PT Ekadharma Internasional, Tbk 400 22 UNIC PT Unggul Indah Cahaya, Tbk 1480 23 AKKU PT Alam Karya Unggul, Tbk 305 24 AKPI PT Argha Karya Prima Industri, Tbk 790 25 SIAP PT Sekawan Intipratama, Tbk 83 26 SIMA PT Siwani Makmur, Tbk 164 27 JPFA PT Japfa Comfeed Indonesia, Tbk 449 28 KBRI PT Kertas Basuki Rachmat Indonesia, Tbk 50 29 ALDO PT Alkindo Naratama, Tbk 690 30 TKIM PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia, Tbk 515 Sumber : www.idx.co.id

12 Dari tabel di atas, terlihat bahwa informasi deviden tunai memang tercermin dalam harga saham. Perubahan harga saham yang terjadi dari tahun ke tahun, menunjukkan bahwa informasi kebijakan deviden tunai yang dibagikan kepada investor dapat berdampak pada harga saham. Menurut Victor Neiderhoffer dan Patrick J. Regann dalam Anggeris (2014) harga saham sangat dipengaruhi oleh perubahan pendapatan. Miller dan Modligiani dalam Anggeris (2014) menyatakan bahwa kebijakan deviden tidak relevan dengan harga saham, dengan kata lain berapapun deviden yang dibayarkan tidak akan mempengaruhi harga saham. Gordon dan Linther dalam Anggeris (2014), mengemukakan teori mengenai bird in the hand, yang menyatakan bahwa deviden akan kecil risikonya apabila dibandingkan dengan kenaikan modal dan oleh karena itu biaya ekuitas perusahaan akan naik apabila deviden dikurangi sehingga suatu perusahaan dapat menetapkan suatu rasio pembagian deviden yang tinggi dan menawarkan hasil deviden yang tinggi guna meminimumkan biaya modalnya. Berbagai teori tersebut tampaknya menjadi sesuatu yang menarik untuk diteliti. Pembagian deviden menyebabkan posisi kas berkurang. Deviden merupakan cash outflow, sehingga semakin kuat posisi likuiditas perusahaan maka semakin kuat pula kemampuanya membayar deviden. Hal ini mempengaruhi leverage (rasio hutang terhadap ekuitas) yang mencerminkan kemampuan ekuitas (modal sendiri) perusahaan dalam membayar hutangnya kepada kreditur. Studi analisis pengaruh deviden dan leverage terhadap saham juga oleh Muslikh (2011) menemukan bahwa hasil yang dicapai dalam studi ini

13 menunjukkan bahwa F rasio lebih besar dari F table, hal ini berarti kebijakan deviden dan leverage secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham di Bursa Efek Indonesia, sedangkan uji t menunjukkan deviden berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham, tetapi leverage pengaruhnya tidak signifikan. Penelitian tentang pengaruh rasio leverage terhadap return saham, diteliti oleh Surianti dan Indriantono (2009) yang menemukan bahwa rasio leverage mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap return saham. Debt to equity ratio merupakan financial leverage yang dipertimbangkan sebagai variable keuangan dalam penelitian ini karena secara teoritis financial leverage menunjukkan rasio modal dan kewajiban suatu perusahaan sehingga berdampak pada ketidakpastian harga saham. Debt to equity menunjukkan kemampuan perusahaan dalam membayar hutang dengan equity yang dimiliki. Seorang investor yang menginvestasikan dananya pada surat berharga tidak dapat hanya melihat pada kecenderungan harga saham saja. Performa perusahaan akan tetap sebagaidasar yang sekaligus sebagai titik awal penilaian. Apabila debt to equity ratio nya tinggi menunjukkan risiko financial atas risiko kegagalan perusahaan untuk mengembalikan pinjaman akan semakin tinggi dan sebaliknya. Beberapa penelitian terdahulu telah menguji pengaruh kebijakan deviden dan leverage terhadap return saham, seperti Ni Putu Mila Suhandi (2014) meneliti mengenai pengaruh kebijakan deviden, leverage keuangan dan profitabilitas

14 terhadap return saham menemukan bahwa kebijakan deviden berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Peneliti lain juga meneliti mengenai pengaruh leverage terhadap return saham. Kurnia Lestari dan Rita Andini (2016) meneliti mengenai pengaruh leverage terhadap return saham pada perusahaan real estate dan property yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2014. Namun, hasil penelitian menemukan bahwa leverage tidak berpengaruh pada return saham. Berdasarkan hasil penelitian terdahulu, penulis ingin menguji faktor-faktor apa saja yang mampu mempengaruhi harga saham yang dalam hal ini diproksikan oleh return saham. Penulis tertarik untuk membuat penelitian tentang Pengaruh Kebijakan Deviden Dan Leverage Perusahaan Terhadap Return Saham Pada Perusahaan-Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2015 B. Batasan Masalah Agar skripsi ini tidak menyimpang dan mengambang dari tujuan yang semula direncanakan sehingga mempermudah mendapatkan data dan informasi yang diperlukan, maka penulis menetapkan batasan pada kebijakan deviden diukur dengan Devidend Payout Ratio (DPR) dan faktor leverage diukur dengan debt to equity ratio (DER).

15 C. Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan hal tersebut di atas maka penulis mengajukan rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apakah kebijakan deviden berpengaruh terhadap return saham pada Perusahaan-Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2015? 2. Apakah leverage perusahaan berpengaruh terhadap return saham pada Perusahaan-Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2015? 3. Apakah kebijakan deviden dan leverage perusahaan berpengaruh secara bersama-sama terhadap return saham pada Perusahaan-Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2015? D. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Menganalisis pengaruh kebijakan deviden terhadap return saham Perusahaan-Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2015. 2. Mengeanalisis pengaruh leverage perusahaan terhadap return saham Perusahaan-Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2015.

16 3. Menganalisis pengaruh kebijakan deviden dan leverage perusahaan secara bersama-sama terhadap return saham Perusahaan-Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2015. E. Kontribusi Penelitian Adapun kegunaan yang diharapkan penulis dari penulisan skripsi ini adalah : 1. Kontribusi Praktis a. Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi investor dan calon investor yang dalam melakukan investasi di pasar modal, penulisan ini kiranya dapat memberikan informasi tentang fenomena pengaruh kebijakan deviden dan leverage perusahaan terhadap return saham khususnya pada perusahaan-perusahaan manufaktur. b. Dengan adanya penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan, serta mengimplementasikan konsep dan teori dalam praktek yang sebenarnya, khususnya mengenai kebijakan deviden, leverage perusahaan dan return saham. 2. Kontribusi Kebijakan Penelitian ini dapat memberikan gambaran mengenai pengaruh kebijakan deviden dan leverage perusahaan terhadap return saham yang akan dijadikan sebagai bahan pertimbangan pengambilan keputusan dalam penanaman modal/investasi.