TINDAKAN SOSIAL MENURUT MAX WEBER. dalam Masyarakat Multikultural

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TEORI TINDAKAN SOSIAL MAX WEBER. Pada bab dua ini akan membahas mengenai teori sosiologi yang relevan

BAB II TEORI TINDAKAN SOSIAL-MAX WEBER. Setiap manusia mempunyai naluri untuk berinteraksi dengan

BAB II TEORI TINDAKAN MAX WEBER. Ayahnya adalah seorang birokrat yang menduduki posisi yang relatif penting

BAB II TINDAKAN SOSIAL MARX WEBER. ketuhanan). Ia dididik dengan tradisi idealisme Jerman dan perduli

TEORI SOSIOLOGI KLASIK MAX WEBER

BAB II TINDAKAN SOSIAL DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL. paradigma yang ada yakni Fakta Sosial (Emile Durkheim) dan Perilaku

BAB II TINDAKAN SOSIAL - MAX WEBER. yang menonjol, dan setiap gagasan yang mengancamnya akan disingkirkan

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH

BAB II. Tindakan Sosial Max Weber dan Relevansinya dalam Memahami Perilaku. Peziarah di Makam Syekh Maulana Ishak

BAB II TINDAKAN SOSIAL - MAX WEBER. Peneliti menggunakan pemikiran dari Max Weber tentang Teori tindakan.

BAB II KERANGKA TEORITIK. Dalam penelitian ini peneliti mengunakan paradigma definisi sosial sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tindakan merupakan suatu perbuatan, perilaku, atau aksi yang

BAB II PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PERSEPEKTIF TEORI SOSIAL. A. Partisipasi Masyarakat Dalam Tinjaun Teori Tindakan Sosial

BAB II KAJIAN TEORITIK

BAB I SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan judul penelitian ini, Motivasi Individu Bergabung dalam

Matakuliah : L0094-Ilmu Sosial Untuk Psikologi Tahun : Pertemuan 14

BAB II MODERNISASI DAN PERGESERAN BUDAYA SALAMAN DALAM TINJAUAN TEORI INTERAKSIONISME SIMBOLIK HERBERT BLUMER

Gagasan dalam Pengembangan Ilmu-ilmu Sosial

Kuliah ke-2: Paradigma Teori Sosiologi

BAB II TEORI FENOMENOLOGI ALFRED SCHUTZ. akademik di Universitas Vienna, Austria dengan mengambil bidang ilmuilmu

BAB II TEORI KRITIK SOSIAL. Kata Inggris criticism (baca: kritik) diturunkan dari kata Prancis critique, dan

TEORI SOSIOLOGI KONTEMPORER

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut hubungan antara orang-perorangan, antara kelompok-kelompok

PERTEMUAN KE 8 POKOK BAHASAN

PRINSIP DASAR MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU DAN MAKHLUK SOSIAL DI MASYARAKAT

BAB II TALCOTT PARSONS: TEORI STRUKTURAL FUNGSIONAL. A. Teori Struktural Fungsional Talcott Parsons

Memahami Akar dan Ragam Teori Konflik

Pengetahun, wawasan, dan pengalaman menjadikan manusia bijak

BAB II TEORI PILIHAN RASIONAL DALAM PERSPEKTIF JAMES S. COLEMAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA Nilai Sosial tentang Kebersihan dan Sampah. Dalam sosiologi nilai adalah prinsip-prinsip, patokan-patokan, anggapan,

BAB II KAJIAN TEORI. maupun mempaparkan dua konsep diantaranya definisi yang berkaitan erat

4/9/2014. Kuliah ke-6 Amika Wardana, Ph.D Teori Sosiologi Kontemporer

SOSIOLOGI KOMUNIKASI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.2 Peran serta Masyarakat dalam mengelola Lingkungan hidup

SOSIOLOGI KOMUNIKASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. klasifikasinya sampai mengenai tipe-tipe tindakan sosial.tindakan rasional

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Aktivitas-aktivitas yang dilakukan penggemar boyband Korea

Facebook :

Persoalan Ekonomi dan Sosiologi

Teori Konflik I: Marxis dan Neo Marxis

RUMUSAN WORKSHOP NASIONAL PENGELOLAAN JURNAL DAN PEMBELAJARAN MATAKULIAH INTI PROGRAM SARJANA DAN PASCASARJANA SOSIOLOGI

Para filsuf Eropa menyebut istilah akhir sejarah bagi modernisasi yang kemudian diikuti dengan perubahan besar.

BAB II INTERAKSIONISME SIMBOLIK HERBERT MEAD. dahulu dikemukakan oleh George Herbert Mead, tetapi kemudian dimodifikasi oleh

KELAHIRAN SOSIOLOGI Pertemuan 2

Persoalan Ekonomi dan Sosiologi

Pengertian/Definisi Politik Terkait dengan masalah Kekuasaan/Pengaruh Terkait pula dengan negara Menentukan tujuan, pengambilan keputusan, dan impleme

SOSIOLOGI PENDIDIKAN

BAHAN KULIAH 10 SOSIOLOGI PEMBANGUNAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. semua warga menikmati kebebasan untuk berbicara, kebebasan berserikat,

INDIVIDU DAN MASYARAKAT OLEH : NUR HIDAYAH

Tujuan Instruksional Khusus

* Terdapat dua teori besar dalam ilmu social yang. 1. Teori struktural fungsionalisme, dan 2. Teori struktural konflik

Kuliah ke-7 Amika Wardana, PhD. Teori Sosiologi Kontemporer

Sosiologi Pembangunan

KAPITALISME, SOSIALISME DAN KEMISKINAN (Perspektif Materialisme Karl Mark dan Idealisme Max Weber) Oleh : Ade Subarkah, SST, MPS.

2. Teori modernisasi juga didasarkan pada faktor-faktor nonmaterial sebagai penyebab kemiskinan, khususnya dunia ide dan atau alam pemikiran.

CRITICAL THEORIES Bagian II

BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Fokus utama penelitian ini yaitu mengenai strategi kelangsungan industri kripik tempe yang ada di Desa Karangtengah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. melakukan apapun untuk anaknya. Sebagian orang tua juga menganggap anak adalah

BAB I PENDAHULUAN. Sejak beribu-ribu tahun yang lalu hingga sekarang ini, baik yang dicatat dalam

Dimensi Subjektif - Objektif

SOSIOLOGI KOMUNIKASI

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB II LANDASAN TEORI TENTANG PERKAWINAN

BAB II STRUKTURAL FUNGSIONAL TALCOTT PARSONT. Kajian teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori struktural fungsional

PERTEMUAN KE 3 POKOK BAHASAN

BAB II SOLIDARITAS SOSIAL DALAM PERSPEKTIF EMILE DURKHEIM. dengan pihak-pihak terkait. Peneliti memilih teori Solidaritas Emile Durkhei, teori ini

DASAR ILMU SOSIAL. Dosen Pengampu : Rosalia Prismarini N, S.Sos., M.A. Presentasi TOKOH-TOKOH ILMU SOSIAL oleh : 1. Muhammad Iqsan

BAB 3 METODOLOGI. Universitas Indonesia Representasi jilbab..., Sulistami Prihandini, FISIP UI, 2008

B. TOPIK PENDEKATAN SOSIOLOGI TERHADAP AGAMA

Teori Perubahan Sosial Budaya.

MODEL SOSIALISASI NILAI KEBANGSAAN MELALUI PELAJARAN KEWARGANEGARAAN DI SMA MUHAMMADIYAH 1 GRESIK

Pendi Putro Universitas Sebelas Maret

BAB V PENUTUP. motif batik terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat di Dusun. Dongkelan Desa Panggungharjo Kecamatan Sewon Kabupaten Bantul

Sosiologi Kepentingan (Interest) dalam Tindakan Ekonomi

LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING PERANCANGAN KATUP VAKUM UNTUK DIGUNAKAN DALAM ALAT PEMBERSIH ALAS KAKI

BAB II KONFLIK DALAM PERSPEKTIF DAHRENDORF. melekat dalam setiap kehidupan sosial. Hal-hal yang mendorong timbulnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dasar, kode etik, kode moral, kode perilaku, aspirasi-aspirasi, keyakinan-keyakinan,

TOKOH TOKOH ILMU SOSIAL

Pendidikan Keluarga (Membantu Kemampuan Relasi Anak-anak) Farida

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan wujud dari proses imajinatif dan kreatif pengarang.

DASAR-DASAR ILMU SOSIAL SISTEM SOSIAL PARSONS SAMSURI

BAB II SOLIDARITAS SOSIAL-EMILE DURKHEIM. objek penelitian.sebagai alat, teori tersebut dipilih yang paling memadai, paling

BAB V PENUTUP. kalangan masyarakat, bahwa perempuan sebagai anggota masyarakat masih

Sosiologi dan Antropologi

BAB II TEORI SOSIOLOGI PENGETAHUAN

BAB II TEORI INTERAKSI SIMBOLIK GEORGE HERBERT MEAD. Blumer sekitar tahun Dalam lingkup sosiologi, idea ini sebenarnya

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. pengelola, karyawan, dan anak asuh memiliki ikatan batin yang kuat.

ALASAN PEMILIHAN JURUSAN PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (STUDI KASUS DI SMK NEGERI 3 SUKOHARJO TAHUN 2012)

BAB II PERUBAHAN SOSIAL TALCOT PARSONS. Perubahan dapat berupa yang tidak menarik atau dalam arti

BAB IV METODE PENULISAN SEJARAH YANG DIGUNAKAN OLEH DELIAR NOER. A. Sumber-sumber yang Digunakan Deliar Noer

BAB II TEORI STRUKTURAL FUNGSIONAL

1) PERUB SELALU DISERTAI GUNCANGAN, KARENA BUD MATERI DITERIMA LEBIH CEPAT DP BUD NONMATERI

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

BAB II. KAJIAN PUSTAKA. Dalam setiap hubungan antar manusia maupun antar kelompok sosial

BAB IV BERKEMBANGNYA TEMPAT WISATA PANTAI DALEGAN DAN PERILAKU SOSIAL REMAJA DI DESA DALEGAN KECAMATAN PANCENG KABUPATEN GRESIK

BAB II KAJIAN KONSEP CIVIL SOCIETY

NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER PADA MATERI AJAR BAHASA INDONESIA UNTUK SMP KELAS VIII TERBITAN ERLANGGA SKRIPSI

Transkripsi:

TINDAKAN SOSIAL MENURUT MAX WEBER. dalam Masyarakat Multikultural Max Weber adalah salah satu ahli sosiologi dan sejarah bangsa Jerman, lahir di Erfurt, 21 April 1864 dan meninggal dunia di Munchen, 14 Juni 1920. Weber adalah guru besar di Freiburg (1894-1897), Heidelberg (sejak 1897), dan Munchen (1919-1920). Weber melihat sosiologi sebagai sebuah studi tentang tindakan sosial antar hubungan sosial; dan itulah yang dimaksudkan dengan pengertian paradigma definisi atau ilmu sosial itu (Ritzer 1975). Tindakan manusia dianggap sebagai sebuah bentuk tindakan sosial manakala tindakan itu ditujukan pada orang lain. Tindakan sosial menurut Max Weber adalah suatu tindakan individu sepanjang tindakan itu mempunyai makna atau arti subjektif bagi dirinya dan diarahkan kepada tindakan orang lain (Weber dalam Ritzer 1975). Suatu tindakan individu yang diarahkan kepada benda mati tidak masuk dalam kategori tindakan sosial. Suatu tindakan akan dikatakan sebagai tindakan social ketika tindakan tersebut benar-benar diarahkan kepada orang lain (individu lainnya). Meski tak jarang tindakan sosial dapat berupa tindakan yang bersifat membatin atau bersifat subjektif yang mungkin terjadi karena pengaruh positif dari situasi tertentu. Bahkan terkadang tindakan dapat berulang kembali dengan sengaja sebagai akibat dari pengaruh situasi yang serupa atau berupa persetujuan secara pasif dalam situasi tertentu (Weber dalam Turner 2000). Ciri-ciri tindakan sosial Ada 5 ciri pokok Tindakan sosial menurut Max Weber sebagai berikut: 1. Jika tindakan manusia itu menurut aktornya mengandung makna subjektif dan hal ini bisa meliputi berbagai tindakan nyata 2. Tindakan nyata itu bisa bersifat membatin sepenuhnya 3. Tindakan itu bisa berasal dari akibat pengaruh positif atas suatu situasi, tindakan yang sengaja diulang, atau tindakan dalam bentuk persetujuan secara diam-diam dari pihak mana pun 4. Tindakan itu diarahkan kepada seseorang atau kepada beberapa individu 5. Tindakan itu memperhatikan tindakan orang lain dan terarah kepada orang lain itu. Selain kelima ciri pokok tersebut, menurut Weber tindakan sosial dapat pula dibedakan dari sudut waktu sehingga ada tindakan yang diarahkan kepada waktu sekarang, waktu lalu, atau waktu yang akan datang. Sasaran suatu tindakan social bisa individu tetapi juga bisa kelompok atau sekumpulan orang. Campbell (1981). Tipe tindakan sosial Weber membedakan tindakan sosial manusia ke dalam empat tipe yaitu: 1. Tindakan rasionalitas instrumental (Zwerk Rational) Tindakan ini merupakan suatu tindakan sosial yang dilakukan seseorang didasarkan atas pertimbangan dan pilihan sadar yang berhubungan dengan tujuan tindakan itu dan ketersediaan alat yang dipergunakan untuk mencapainya. Contohnya : Seorang siswa yang sering terlambat dikarenakan tidak memiliki alat transportasi, akhirnya ia membeli sepeda motor agar ia datang kesekolah lebih awal dan tidak terlambat. Tindakan ini telah dipertimbangkan dengan matang

agar ia mencapai tujuan tertentu. Dengan perkataan lain menilai dan menentukan tujuan itu dan bisa saja tindakan itu dijadikan sebagai cara untuk mencapai tujuan lain. 2. Tindakan rasional nilai (Werk Rational) Sedangkan tindakan rasional nilai memiliki sifat bahwa alat-alat yang ada hanya merupakan pertimbangan dan perhitungan yang sadar, sementara tujuan-tujuannya sudah ada di dalam hubungannya dengan nilai-nilai individu yang bersifat absolut. Contoh : perilaku beribadah atau seseorang mendahulukan orang yang lebih tua ketika antri sembako. Artinya, tindakan sosial ini telah dipertimbangkan terlebih dahulu karena mendahulukan nilai-nilai sosial maupun nilai agama yang ia miliki. 3. Tindakan afektif/tindakan yang dipengaruhi emosi (Affectual Action) Tipe tindakan sosial ini lebih didominasi perasaan atau emosi tanpa refleksi intelektual atau perencanaan sadar. Tindakan afektif sifatnya spontan, tidak rasional, dan merupakan ekspresi emosional dari individu. Contohnya: hubungan kasih sayang antara dua remaja yang sedang jatuh cinta atau sedang dimabuk asmara.tindakan ini biasanya terjadi atas rangsangan dari luar yang bersifat otomatis sehingga bias berarti 4. Tindakan tradisional/tindakan karena kebiasaan (Traditional Action) Dalam tindakan jenis ini, seseorang memperlihatkan perilaku tertentu karena kebiasaan yang diperoleh dari nenek moyang, tanpa refleksi yang sadar atau perencanaan. Tindakan pulang kampong disaat lebaran atau Idul Fitri. Daftar Pustaka Johnson, D.P. 1986. Teori Sosiologi Klasik dan Modern. Terjemahan Robert MZ Lawang. Jakarta: Gramedia. Ritzer, G. 1992. Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda. Terjemahan Alimandan. Jakarta: Rajawali. Ritzer, G dan Goodman Douglas J. 2005. Teori Sosiologi Modern. Terjemahan Alimandan. Jakarta: Prenada Media. Soekanto, S. 1995. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. http://khairulazharsaragih.blogspot.com/2014/01/tindakan-sosial-menurut-maxweber.html

Teori Tindakan Sosial Max Weber Tindakan sosial terjadi ketika individu melekatkan makna subjektif pada tindakan mereka. Hubungan sosial menurut Weber yaitu suatu tindakan dimana beberapa aktor yang berbeda-beda, sejauh tindakan itu mengandung makna dihubungkan serta diarahkan kepada tindakan orang lain. Masing-masing individu berinteraksi dan saling menanggapi. Weber juga membicarakan bentuk-bentuk empiris tindakan sosial dan antar-hubungan sosial tersebut. Weber membedakan dua jenis dasar dari pemahaman yang bersifat tafsiran dari arti, dari tiap jenis pemahaman ini bisa dibagi sesuai dengan masing-masing pertaliannya, dengan menggunakan tindakan rasional ataupun emosional. Jenis pertama adalah pemahaman langsung yaitu memahami suatu tindakan dengan pengamatan langsung. Kedua, pemahaman bersifat penjelasan. Dalam tindakan ini tindakan khusus aktor ditempatkan pada suatu urutan motivasi yang bisa dimengerti, dan pemahamannya bisa dianggap sebagai suatu penjelasan dari kenyataan berlangsungnya perilaku. Max Weber dalam (J Dwi Narwoko dan Bagong Suyanto, 2006:18) mengklasifikasikan empat jenis tindakan sosial yang mempengaruhi sistem dan struktur sosial masyarakat yaitu; a. Rasionalitas instrumental Yaitu tindakan sosial yang dilakukan seseorang didasarkan atas pertimbangan dan pilihan sadar yang berhubungan dengan tujuan tindakan itu dan ketersediaan alat yang dipergunakan untuk mencapainya. b. Rasionalitas yang berorientasi nilai Alat-alat yang ada hanya merupakan pertimbangan dan perhitungan yang sadar, sementara tujuan-tujuannya sudah ada didalam hubungannya dengan nilai-nilai individu yang bersifat absolut. c. Tindakan tradisional Seseorang memperlihatkan perilaku tertentu karena kebiasaan yang diperoleh dari nenek moyang, tanpa refleksi yang sadar atau perencanaan. d. Tindakan afektif Tindakan ini didominasi perasaan atau emosi tanpa refleksi intelektual atau perencanaan sadar. Tindakan afektif bersifat spontan, tidak rasional dan merupakan refleksi emosional dari individu.

Menurutnya bahwa keempat tindakan tersebut sulit diwujudkan dalam kenyataan, namun apapun wujudnya hanya dapat dimengerti menurut arti subjektif dan pola-pola motivasional yang berkaitan dengan itu. Sebuah interaksi sosial akan kacau bilamana antara pihak-pihak yang berinteraksi tidak saling memahami motivasi dan makna tindakan sosial yang mereka lakukan. DAFTAR PUSTAKA Ritzer, George dan Douglas J Goodman. 2009. Teori Sosiologi. Yogyakarta : Kreasi Wacana Zeitlin, Irving M. 1995. Memahami Kembali Sosiologi. Gadjah Mada University Press : Yogyakarta

KATA PENGANTAR Assalamu alaikum Wr. Wb. Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan yang telah menciptakan makhluk yang luar biasa yaitu manusia yang telah memberi ridho kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah kami ini. Shalawat dan salam tetap tercurahkan kepada junjung nabi Muhammad SAW yang nanti pada hari kiamat akan dinanti-nantikan syafa atnya. Selanjutnya kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mengajar, melatih dan membantu hingga menyelesaikan makalah kami ini, untuk memenuhi tugas mata kuliah teori-teori sosial dari Bapak Suyanto, S.Sos, M.Si dengan judul teor sosiali max weber. Didalam pembuatan makalah ini banyak sekali kekurangan dan kekeliruan, untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun sehingga dimasa yang akan datang kami bisa menyempurnakan makalah yang kami buat. Wassalamu alaikum Wr. Wb.

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang sosial max weber Memang sangat banyak tokoh-tokoh paradikmah definisi sosial dan salah satu tokoh yang sangat popular dalam paradikma definisi social adalah Max Weber. Dalam analisisnya tentang tindakan sosial (social action), Weber memperkenalkan konsep tentang makna suatu tindakan. Inti tesisnya adalah bahwa suatu tindakan manusia itu penuh dengan arti. Oleh karena itu Weber di klasifikasikan sebagai salah satu tokoh yang menghasilkan teori yang dapat di kategorikan ke dalam paradikma definisi sosial. Sosiolog ini dilahirkan di jerman, tepatnya di kota Erfurt pada tanggal 21 april 1864. Max weber sangat banyak memberikan kontribusi dalam pengembangan teori sosial modern, seperti: 1. Teori tindakan sosial (social action). 2. Teori interaksi 3. Teori konflik neo- Weberian 4. Teori etika protestan Orang tua weber barasal dari kalangan menengah. Ayahnya bekerja sebagai birokrat dan Ibunya sebagai penganut Calvinisme yang setia. Meskipun pada awalnya ia dekat pada ayahnya tetapi akhirnya ia lebih dekat dengan ibunya, dan hal ini membawah pengaruh pada keyakinan agama sebagaimana yang di yakini ibunya. Pada umur belasan tahun ia sudah masuk Universitas Heidelberg hingga menjadi ahli hukum seperti ayahnya. Pada umur 1884, seusai wajib militer ia kembali ke berlin dan kuliah di universitas berlin selama delapan tahun hinggah merai gelar doctor. Meskipun ia seorang ahli hukum, tetapi weber masih juga tertarik pada sosiologi, ekonomi, dan sejarah. Jalan ibunya yang esketik: memiliki kedisiplinan, kerja keras, menabung. Pada tahun 1896, ia memperoleh profesor di bidang ekonomi di universitas Heidelberg, meskipun setahun kemudian prestasi akademisnya sangat merosot, akibat kematian ayahnya, padahal ia belum selesai berdebat dengan ayahnya, akibatnya ia mengalami sulit tidur dalam waktu yang sangat lama (selama enam hingga tujuh tahun). Banyak orang kemudian mengatakan bahwa ia mengalami breakdown. pada tahun 1903 berulah ia menyadari bhwa kehidupan adalah sebagai orang akademisi, kemudia ia dikirim ke amerika serikat selama enam tengahan tahun menerbitkan

buku yang berjudul The Protestan Ethic And The Spirit Of Capital sebagai karya yang di ilhami oleh sikap ibunya yang sangat asketik. Sejak saat itulah weber tertarik kepada studi-studi agama yang di hubungkan dengan aspek kehidupan sosial dan kesejarahan. Rumusan masalah 1. Konteks sosial dan politik apa yang melatar belakangi teori Max weber? 2. Realitas sosial apa yang mendasari teori Max weber? 3. Aliran pemikiran apa saja yang mempengaruhi pemikiran Max weber? 4. Fenomena sosial apa saja yang dipertanyakan? 5. Dan bagaimana teori atau tindakan max weber terhadap pengaruh sosial? BAB II PEMBAHASAN Konteks sosial dan politik yang melatarbelakangi teori Latar belakang politik yang berkembang di jerman pada waktu Weber menjadi seorang pemikir sangatlah tegang dan penuh kontradiksi. Meskipun jerman mengalami masa damai selama 43 tahun, namun setelah pecah perang dunia II, dan pemerintahan Bismarck berakhir terlihat sekali pada kebijakan luar negeri jerman yang sangat buruk karena condong ke kebijakan colonial ekspansi militer. Hal ini sebagai akibat emosi jerman untuk menyaingi inggris yang telah menjadi Negara industri dan bersifat ekspansionis. Di bidang ekinomi, terlihat jerman barat telah menjadi industri dan borjuasi yang sangat kuat, meskipun di jerman timur masih di kuasai oleh aristrokasi dengan pola hidup feodal, sehingga terjadi ketimpangan sosial sementara ada yang telah menjadi kelas borjuis yang berhasil meskipun mereka tetap menginginkan hidup aristokrasi. Dari berbagai kontradiksi tersebut, weber memiki pendirian yang moderat, terlihat dalam tulisan-tulisannya. Meskipun pada akhirnya juga terlibat pada urusan politik, terutama pada akhir hidupnya, yakni terlibat di dalam partai Demokrat jerman, yaitu partai kaum borjuis liberal. Hal ini bukan berarti weber tidak sampai terhadap kaum pekerja, karena ia tidak yakin kalau partainya berjuang untuk kaum proletar.

Realitas sosial yang mendasari teori Max weber mengatakan, individu manusia dalam masyarakat merupakan aktor yang kreatif dan realitas sosial bukan merupakan alat yang setatis dari pada paksaan fakta sosial. Artinya, tindakan manusia tidak sepenuhnya di tentukan oleh norma, kebiasaan,nilai, dan sebagainya yang mencakup di dalam konsep fakta sosial. Walaupun pada akhirnya weber mengakui bahwa dalam masyarakat terdapat setruktural sosisal dan pranata sosial. Dikatakan bahwa setruktur sosial dan pranta sosial merupakan dua konsep yang saling berkaitan dalam membentuk tindakan sosial. Aliran pemikiran yang memengaruhi teori Fakta yang dianut oleh weber tampak ada kesamaan dengan paradigma yang di anut oleh Emile Durkheim tentang paradigma fakta sosial, di mana studi historis studi komperatif yang di lakukan weber terhadap pengaruh agama dan kehidupan ekonomi yang telah menjadi model atau metode dalam mempelajari fakta sosial. Karya-karya utama max weber Methodologhcal Essays (1902) The protestant etich and the spirit of capitalism (1902-4) Economy and society (1910-14) Sociology of religion (1916) Fenomena sosial yang dipertanyakan Fenomena sosial yang dipertanyakan oleh weber menyangkut apa yang dimaksud dengan aksi sosial itu? Apa dan bagaimanakah konsep tindakan sosial itu? Factor-faktor sosial apakah yang menyebabkan terjadinya tindakan sosial? Bagaimana cara membedakan antara tindakan sosisal dan bukan tindakan sosial? Hal-hal itulah yang oleh weber dirumuskan sebagai pijakan pengembangan ilmuilmu sosial. Teori tindakan sosial max weber Tindakan sosial terjadi ketika individu melekatkan makna subjektif pada tindakan mereka. Hubungan sosial menurut Weber yaitu suatu tindakan dimana

beberapa aktor yang berbeda-beda, sejauh tindakan itu mengandung makna dihubungkan serta diarahkan kepada tindakan orang lain. Masing-masing individu berinteraksi dan saling menanggapi. Weber juga membicarakan bentuk-bentuk empiris tindakan sosial dan antarhubungan sosial tersebut. Weber membedakan dua jenis dasar dari pemahaman yang bersifat tafsiran dari arti, dari tiap jenis pemahaman ini bisa dibagi sesuai dengan masing-masing pertaliannya, dengan menggunakan tindakan rasional ataupun emosional. Jenis pertama adalah pemahaman langsung yaitu memahami suatu tindakan dengan pengamatan langsung. Kedua, pemahaman bersifat penjelasan. Dalam tindakan ini tindakan khusus aktor ditempatkan pada suatu urutan motivasi yang bisa dimengerti, dan pemahamannya bisa dianggap sebagai suatu penjelasan dari kenyataan berlangsungnya perilaku. Max Weber dalam (J Dwi Narwoko dan Bagong Suyanto, 2006:18) mengklasifikasikan empat jenis tindakan sosial yang mempengaruhi sistem dan struktur sosial masyarakat yaitu; a. Rasionalitas instrumental Yaitu tindakan sosial yang dilakukan seseorang didasarkan atas pertimbangan dan pilihan sadar yang berhubungan dengan tujuan tindakan itu dan ketersediaan alat yang dipergunakan untuk mencapainya. b. Rasionalitas yang berorientasi nilai Alat-alat yang ada hanya merupakan pertimbangan dan perhitungan yang sadar, sementara tujuan-tujuannya sudah ada didalam hubungannya dengan nilai-nilai individu yang bersifat absolut. c. Tindakan tradisional Seseorang memperlihatkan perilaku tertentu karena kebiasaan yang diperoleh dari nenek moyang, tanpa refleksi yang sadar atau perencanaan. d. Tindakan afektif Tindakan ini didominasi perasaan atau emosi tanpa refleksi intelektual atau perencanaan sadar. Tindakan afektif bersifat spontan, tidak rasional dan merupakan refleksi emosional dari individu. Menurutnya bahwa keempat tindakan tersebut sulit diwujudkan dalam kenyataan, namun apapun wujudnya hanya dapat dimengerti menurut arti subjektif dan pola-pola motivasional yang berkaitan dengan itu. Sebuah interaksi sosial akan kacau bilamana antara pihak-pihak yang berinteraksi tidak saling memahami motivasi dan makna tindakan sosial yang mereka lakukan.

Posisi teori dalam perdebatan Body dan Mind weber lebih tertuju pada mind atau ide. Hal itu tampak ketika max weber di pengaruhi oleh neo-kantian. Menurut weber idelah yang menentukan tindakan individu, meskipun ide itu merupakan sesuatu yang empiris simbolis, karena ide memiliki wujud nyata dalam simbol-simbol yang berupa tindakan. Posisi teori dalam paradigma ilmu sosial Basis teori weber mengenai teori sosial ialah tindakan sosial, yaitu tindakan yang terkait dan di tujukan kepada orang lain. Dalam contoh yang sedrhana dijelaskan, bahwa jika seseorang melempar batu ke sungai dengan tujuan untuk mengagetkan orang di dekatnya, maka ini disebut sebagai tindakan sosial. Akan tetapi, jika tidak dimaksudkan seperti itu, maka aktivitas itu tidak disebut sebagai tindakan sosial. Inilah yang kemudian dimaksud sebagai tindakan penuh arti dari individu. Berdasarkan fenomena yang dikaji, maka dapat di nyatakan bahwa penjelasan yang di inginkan ialah interpretatif atau makna, oleh karena itu, sesuai dengan definisi sosiologi yang di kemukakan weber, maka ilmu itu bertujuan untuk menafsirkan dan memahami (interpretif understanding) tindakan sosial serta antar hubungan sosial untuk sampai pada penjelasan kausal. Posisi teori dalam metodologi ilmu sosial Di bandingkan dengan Durkheim, weber sangat berbeda dalam melihat sosiologi. Weber mendefinisikan sosilogi sebagai suatu ilmu pengetahuan yang berusaha memperoleh pemahaman interpretative mengenai arah dan akibat-akibat dari suatu tindakan. Adapun durkheim mengartika sosiolgi sebagai ilmu mempelajari tentang fakta sosial yang bersifat eksternal dan memiliki sifat memaksa kepada individu warga masyarakat, dan hal ini harus di jelaskan oleh fakta sosial lainya. Dalam konteks ini, weber melihat kenyataan sosial sebagai suatu yang di dasarkan pada motivasi individu dan tindakan sosial, Sosiologi bagi weber merupakan ilmu yang empiris yang berusaha memahami prilaku manusia dari perspektif pemahaman mereka sendiri. Bias yang terkandung dalam teori weber

Salah satu bias yang menonjol ialah mengenai tindakan instrumental, dimana manusia hanya akan mengajar tindakan efektif dan efisien tanpa menghiraikan nilai-nilai kemanusiaan. Tindakan rasional instrumental akhirnya mengajarkan kepada manusia mengenai kapitalisme yang cenderung menghalalkan segala cara untuk mencapai akumulasi modal. Rasio instrumental yang disadari sejak awal dianggapnya sebagai cirri rasionalitas modern berubah menjadi idielogi yang menjajah orang atau kelompok lain, sehingga ada tuduan bahwa melalui imperialisme yang mendunia dalam bentuk penguasaan sumber-sumber kehidupan dan memperoleh pembenaran. Kesimpulan BAB III PENUTUP Max Weber lahir di Erfurt, Jerman, pada tanggal 21 April 1864, dari keluarga kelas menengah. Perbedaan antara orang tuanya membawa dampak besar pada orientasi intelektual dan perkembangan psikologinya. Ayahnya adalah seorang birokrat yang menduduki posisi politik yang relative penting. Ia jelas merupakan bagian dari kemapanan politik dan akibatnya ia abstain dari aktivitas dan idealisme yang memerlukan pengorbanan pribadi atau mengancam posisinya dari dalam system. Selain itu, weber senior adalah seseorang yang menikmati dunia, dan dalam banyak hal ia sangat berlawanan dengan istrinya. Ibu Max Weber adalah seorang calvinis yang sangat religious, seorang perempuan yang berusaha menjalani kehidupan asketis. Banyak perteorian sosiologi pada abad keduapuluhan dapat di anggap memilki akar dalam pemikiran Durkhem, Marx dan Weber sebagai mana kita bcarakan terdahulu, hingga 1960-an (dan khususnya di Amerika Serikat melalui dominasi analisis fungsionalis dalam konteks persons pengikutnya), pengaruh Durkheim menyebar jauh keluar dari negerinya sendiri, Jerman. Namun, 1960-an pengaruhnya menyurut, khususnya di Inggris, dan karya penganut Marx dan Weber (neo-marxis dan neo-weber) menjadi lebih signifikan. Akan tetapi meskipun sosiologi neo-marxis Inggri semenjak itu tetap penting melalui karya-karya seperti Stuart Hall (1932) dan Alex Callinicos (1950-) cukup adil untuk mengatakan bahwa analisis neo-weber member pengaruh lebih besar terhadap karakter sosiologi Inggris pada masa kini. Selama 1960-an dan 1970-an tokoh-tokoh neo-weberian lseperti david lockwood (1929-), jhon goldthrope

(1935-), jhon rex (1925-) dan ralph dahrendorft (1928-) semua pendapat, mengikuti weber. DAFTAR PUSTAKA http://nicofergiyono.blogspot.com/2013/09/teori-max-weber.html http://yoonhyewon.blogspot.com/2013/08/teori-tindakan-sosial-max-weber.html jones, pip, 2010, pengantar teori-teori sosial, dari teori fungsionalisme hingga postmodernisme, Jakarta, achmad fedyani saifuddin. Beilharz, peter, 2003, teori-teori sosial, Yogyakarta, allan & unwin pty ltd Andreski, stanislev, 1989, max weber, kapitalisme, birokrasi dan agama, Yogyakarta, hartono. Bagus wirawan, ida, 2012, teori-teori sosial dalam tiga paradigma, (fakta sosial, definisi sosial, dan perilaku sosial), Jakarta, kencana. Scott, jhon, 2012, teori-teori sosial masalah-masalah pokok dalam sosiologi.