BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Siswa sekolah dasar (SD) umumnya berkisar antara 6 atau 7 tahun, sampai 12 atau 13 tahun. Menurut Piaget (Susanto, 2013:184) siswa berada pada fase operasional konkret. Matematika adalah ilmu abstrak dan deduktif, siswa sekolah dasar yang berada pada usia 7 hingga 12 tahun masih berada pada tahap operasional konkrit yang belum dapat berpikir formal (Suwangsih & Triurlina, 2006:25). Matematika yang dipelajari oleh siswa SD dapat digunakan dalam kepentingan lingkungannya, untuk membentuk pola pikir logis, sistematis, kritis, dan cermat yang dapat digunakan untuk mempelajari ilmu-ilmu lain. Berdasarkan observasi di kelas IV SD Negeri 1 Lesmana, didapatkan bahwa matematika merupakan salah satu pelajaran yang ditakuti, tidak disukai, dan tidak menarik karena matematika dianggap sulit oleh para siswa. Hal tersebut ditunjukkan siswa dalam pembelajaran matematika siswa cenderung tidak memperhatikan penjelasan yang disampaikan oleh guru, mereka masih mengobrol dengan temannya. Pada dasarnya siswa mau dan mampu untuk belajar tergantung tanggung jawab masing-masing untuk mempelajari dan mengerjakan sesuatu. Tanggung jawab besar pengaruhnya terhadap proses belajar dan mempengaruhi hasil prestasi belajar siswa, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan tanggung jawab siswa, maka siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya. Kurangnya sikap tanggung jawab ini sangat berdampak kepada prestasi belajar siswa. 1
2 Kurangnya sikap tanggung jawab siswa dalam proses pembelajaran matematika berdampak pada nilai hasil belajar siswa. Hasil pre tes menunjukkan dari 25 siswa hanya 8 (32%) siswa yang mencapai KKM sedangkan 17 siswa yang lainnya belum memenuhi KKM. KKM kelas IV di SD Negeri 1 Lesmana adalah 65, sedangkan ketuntasan klasikal kelas adalah 85%, artinya kelas dikatakan tuntas apabila dari jumlah siswa yang ada dikelas mendapat nilai 65. Banyak metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk kegiatan pembelajaran, salah satunya ceramah. Metode ceramah merupakan metode yang sering bahkan selalu digunakan untuk mengajar, seperti halnya guru di SD Negeri 1 Lesmana yang dilaksanakan oleh guru kelas IV dalam pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode ceramah dalam pembelajaran matematika. Guru menggunakan sumber dari buku paket matematika dan menjelaskan materi kepada siswa, kemudian guru memberikan latihan soal. Pembelajaran matematika tidak selalu harus dengan ceramah saja karena pada pembelajaran matematika secara umum memiliki tahapan aktivitas dalam rangka penguasaan materi matematika dalam pembelajaran. Depdiknas (2009:1) tahapan aktivitas pembelajaran matematika ada empat, yaitu: (1) penanaman konsep, (2) tahapan pemahaman konsep, (3) tahap pembinaan keterampilan, dan (3) tahap penarapan konsep. Berdasarkan fakta-fakta di atas dan hasil diskusi dengan guru memutuskan perlu diadakannya penyelesaian masalah yang dilaksanakan melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK), maka solusi untuk memperkecil
3 masalah tersebut adalah dengan memperbaiki model pembelajaran yang digunakan untuk proses pembelajaran. Alternatif model pembelajaran yang dapat dikembangkan yaitu menggunakan model pembelajaran Quantum. Model pembelajaran Quantum merupakan model pembelajaran yang berdasakan kepada penciptaan kondisi belajar yang nyaman dikelas sehingga siswa merasa nyaman untuk belajar selama proses pembelajaran belangsung. Menurut Deporter, Readon and Singer-Nourie (2003:9-10) model pembelajaran Quantum merupakan model pembelajaran yang mempunyai konsep TANDUR (Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, Rayakan), konsep TANDUR tersebut merupakan langkah-langkah untuk menanamkan konsep materi pelajaran kepada siswa. Dengan konsep TANDUR tersebut pembelajaran Quantum ini berpusat kepada siswa, sehingga model pembelajaran Quantum ini memiliki kelebihan yaitu: (1) Dapat memimbing siswa kearah berpikir yang sama dalam satu saluran pikiran yang sama. (2) Dapat memusatkan pada hal yang dianggap penting oleh guru, sehingga hal penting itu dapat diamati dengan teliti. (3) Dapat merangsang siswa untuk lebih aktif mengamati. (4) Pembelajaran akan mudah diterima siswa karena siswa mengalami sendiri, sehingga dengan diterapkannya model pembelajaran Quantum dengan strategi TANDUR ini diharapkan dapat meningkatkan tanggung jawab dalam proses pembelajaran dan meningkatkan prestasi belajar siswa.
4 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Apakah model pembelejaran Quantum dapat meningkatkan tanggung jawab pada mata pelajaran matematika materi pecahan di kelas IV SD Negeri 1 Lesmana? 2. Apakah model pembelajaran Quantum dapat meningkatkan prestasi belajar pada mata pelajaran matematika materi pecahan di kelas IV SD Negeri 1 Lesmana? C. Tujuan Penelitian Terdapat dua tujuan dalam penelitian ini yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. 1. Tujuan umum Tujuan umum penelitian dapat meningkatkan kualitas siswa SD Negeri 1 Lesmana, yaitu meningkatkan tanggung jawab dan prestasi belajar siswa sehingga tujuan belajar dapat tercapai secara optimal. 2. Tujuan Khusus a. Meningkatkan tanggung jawab siswa dalam proses pembelajaran matematika materi pecahan menggunakan model pembelajaran Quantum di kelas IV SD Negeri 1 Lesmana. b. Meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika materi pecahan menggunakan model pembelajaran Quantum di kelas IV SD Negeri 1 Lesmana.
5 D. Manfaat Penelitian Melalui penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan tentang model pembelajaran Quantum dalam meningkatkan prestasi belajar matematika di Sekolah Dasar. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Guru Menambah pengalaman dan keterampilan bagi guru dalam menerapkan model pembelajaran yang dapat memperbaiki kualitas pembelajaran. b. Bagi Siswa Meningkatkan tanggungjawab dan prestasi belajar dalam pembelajaran matematika serta menciptakan pembelajaran yang menarik dan lebih mengaktifkan siswa. c. Bagi Sekolah Penelitian ini dapat memberikan masukan kepada sekolah dalam usaha perbaikan kualitas pembelajaran pada mata pelajaran matematika sehingga proses dan hasil belajar siswa meningkat. d. Bagi Peneliti Penelitian ini sebagai bekal dan pengalaman calon pendidik tentang model pembelajaran yang efektif dan bermakna untuk diterapkan dalam pemebelajaran di sekolah dasar untuk mengatasi permasalahanpermasalahan yang berkaitan dengan pembelajaran.