EFEKTIVITAS STRATEGI LATIHAN TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN IDE POKOK PADA ARTIKEL SISWA KELAS XII SMA NEGERI 1 PERBAUNGAN TAHUN PEMBELAJARAN 2010/2011 TRI ANDINI AYUNINGTYAS ABSTRAK Efektivitas strategi latihan terhadap peningkatan kemampuan menemukan ide pokok pada artikel siswa kelas XII SMA Negeri 1 Perbaungan Tahun Pembelajaran 2010/2011. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan desain penelitian two group post-test. Instrumen yang digunakan adalah tes essay, yaitu menemukan ide pokok pada artikel. PENDAHULUAN Belajar merupakan usaha sadar yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan. Perubahan terjadi dari aktivitas belajar yang mencakup tiga aspek yaitu pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Setiap melakukan aktivitas belajar siswa mengalami peningkatan dalam dirinya berupa pengetahuan, keterampilan maupun sikap. Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia terdapat empat aspek kebahasaan yaitu keterampilan menulis, membaca, berbicara dan menyimak. Keterampilan menulis diajarkan dengan tujuan agar siswa mampu menulis dengan baik dan benar, oleh karena itu menulis disebut kegiatan produktif dan ekspresif. Menulis merupakan satu keterampilan berbahasa yang dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Dengan keterampilan menulis, diharapkan siswa dapat memaparkan dan mengungkapkan gagasan atau pikiran serta menjelaskan informasi dan menerangkan sesuatu tanpa disertai ajakan. Menulis merupakan kegiatan produktif dan ekspresif kaum intelektual di manapun. Dalam
kehidupan modern dewasa ini tidak seorangpun dari kita bisa mengelak dari tulisan. Setiap hari kita dibombardir dengan jutaan informasi yang dikemas melalui tulisan media massa. Kita memilih sesuka hati menerima bahkan menikmatinya. Lewat tulisan, pengetahuan kita bertambah, wawasan kita makin luas, daya analisis kita makin tajam, sikap kita makin bijak, rasa kemanusiaan kita makin peka, dan keputusan serta tindakan kita pun makin menuju kearah yang benar. Menikmati informasi berupa tulisan dilakukan dengan cara membaca. Membaca juga termasuk kedalam empat aspek kebahasaan. Siswa mampu membaca bukan karena secara kebetulan atau didorong oleh inspirasi, tetapi karena diajari. Membaca bukanlah kegiatan alamiah, tetapi seperangkat komponen yang dikuasai secara pribadi dan bertahap, yang kemudian terintegrasi dan menjadi otomatis. Membaca tidak lain daripada kegiatan pembaca menerapkan sejumlah keterampilan mengolah tuturan tertulis (bacaan) yang dibacanya dalam rangka memahami bacaan. Dalam proses pembelajaran biasanya seorang pembelajar merasakan nikmatnya membaca bukan hanya sebagai peristiwa pemecahan kode, tetapi lebih sebagai penerimaan pengetahuan dan kebahagiaan. Orang seperti ini akan tampil tenang dan matang karena memiliki berbagai pengalaman tambahan seperti ia bisa menikmati dari bukan hanya fiksi tetapi juga non fiksi yang dibacanya. Ditinjau dari segi anak kemungkinan mereka menemukan kegembiraan tetapi sangat bergantung pada asuhan dan arahan para orang tua dan guru. Untuk menemukan informasi yang terkandung didalam suatu bacaan, maka pembaca juga harus menemukan ide pokok yang terdapat di setiap paragraf. Ide pokok merupakan inti suatu bacaan dan pikiran utama dari suatu pemahaman. Selain menemukan ide pokok, siswa dituntut untuk menemukan permasalahan yang terdapat dalam suatu wacana untuk lebih memahami isi suatu wacana yang kemudian dituliskan kembali menjadi sebuah paragraf dengan menggunakan kalimat yang efektif. Penjelasan yang bersifat konkrit yang dinyatakan secara ringkas yang menjadi isi dari suatu topik yang dibahas tapi dalam kenyataannya
masih banyak siswa yang belum mampu menemukan ide pokok dan permasalahannya dalam setiap bacaan secara baik. Tentu ada faktor-faktor yang mempengaruhi seperti kurangnya kesiapan siswa menerima pelajaran, kurangnya fasilitas belajar di sekolah, dan strategi pembelajaran yang selama ini diterapkan guru terhadap siswa tidak tepat sehingga perlu dicari solusinya dengan mencari alternatif strategi pembelajaran lainnya. Selama ini guru dalam menerangkan materi ide pokok masih bersifat konvensional, yaitu guru lebih aktif memberikan pelajaran dan siswa cenderung hanya menerima pembelajaran dari guru. Strategi ini tentu kurang relevan dengan pendekatan pembelajaran sekarang ini. Rehearsal Strategies (Strategi Latihan) adalah strategi yang digunakan untuk proses pengkodean informasi, dengan cara menggarisbawahi atau membuat catatan pinggir pada informasi yang ditemukan pada sebuah wacana. Strategi ini terbilang sederhana karena siswa hanya dituntut untuk memberi tanda pada ideide kunci dan siswa tidak perlu membaca berulang kali untuk menemukan informasi yang terdapat didalam setiap wacana. Untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menemukan ide pokok dan menemukan permasalahan dalam artikel khususnya memerlukan strategi yang efektif dan efisien, maka Strategi Latihan (Rehearsal Strategies) diharapkan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menemukan ide pokok dan permasalahannya, karena strategi ini terbilang cukup sederhana dan biasa dilakukan siswa dengan mudah dan dianggap lebih efektif dan efisien. Dari uraian di atas maka peneliti berkeinginan untuk mengadakan penelitian dengan judul Efektivitas Rehearsal Strategies (Strategi Latihan) Terhadap Peningkatan Kemampuan Menemukan Ide Pokok Pada Artikel Siswa Kelas XII SMA Negeri 1 Perbaungan Tahun Pembelajaran 2010/2011. PEMBAHASAN Pemerolehan nilai rata-rata kemampuan menemukan ide pokok pada artikel siswa kelas XII SMA Negeri 1 Perbaungan yang menggunakan Strategi Latihan adalah 81,38 yang termasuk dalam kategori baik. Pemerolehan nilai rata-
rata kemampuan menemukan ide pokok pada artikel siswa kelas XII SMA Negeri 1 Perbaungan yang menggunakan Strategi Konvensional adalah 71,38 yang termasuk dalam kategori baik. Efektivitas Strategi Latihan dengan Strategi Konvensional dalam Meningkatkan Kemampuan Menemukan Ide Pokok. Siswa yang menjadi sampel untuk Strategi Latihan sebanyak 36 orang dan siswa yang menjadi sampel Strategi Konvensional sebanyak 36 orang. Pada kelas Strategi Latihan siswa paling banyak menulis ide pokok pada indikator teknis penulisan sebanyak 34 orang, penyusunan kalimat sebanyak 23 orang dan pada penulisan kalimat sebanyak 12 orang dalam kategori sangat baik. Dari 36 siswa yang menjadi sampel pada kelas Konvemsional yang paling banyak ditulis siswa adalah pada indikator teknis penulisan sebanyak 29 orang, penyusunan kalimat sebanyak 22 orang da pada penulisan kalimat sebanyak 8 siswa dalam kategori sangat baik. TABEL XVI HASIL PENELITIAN Strategi Pembelajaran Selisih Indikator Strategi Latihan Strategi Konvensional Selisih % Sampel % Sampel % Sampel % Penulisan Kalimat 12 33,3 8 22,2 4 11,1 Penyusunan Kalimat 23 63,8 22 61,11 1 2,69 Teknis Penulisan 34 94,4 29 80,5 5 13,9 Dari penjelasan di atas, terlihat perbedaan hasil pembelajaran menemukan ide pokok antara siswa yang menggunakan Strategi Latihan dengan siswa yang menggunakan Strategi Konvensional. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
Strategi Latihan lebih efektif dalam meningkatkan kemampuan menemukan ide pokok. Setelah dilakukan penelitian diperoleh hasil rata-rata sebesar 81,38 dengan simapangan baku 8,86 dari jumlah siswa sebanyak 36 orang dengan pembagian kategori sangat baik sebanyak 18 siswa atau 50 %, kategori baik 15 siswa atau 41,6 % dan kategori cukup sebanyak 3 siswa atau 8,3%. Dalam uji normalitas kelas eksperimen dengan uji Liliefors diperoleh L hitung = 0,10 sedangkan L tabel = 0,14. Hal ini menunjukkan identifikasi eksperimen di atas termasuk normal dan termasuk dalam kategori wajar karena seluruh data berkategori baik. Sehingga bila dibandingkan hasil penelitian yang menggunakan Strategi Konvensional dengan hasil penelitian menggunakan Strategi Latihan dalam meningkatkan kemampuan menemukan ide pokok lebih efektif. Hal ini dapat dibuktikan pada hasil penelitian, nilai rata- rata kelas yang menggunakan Strategi Konvensional sebesar 71,38, dan simpangan baku sebesar 9,13. Dari kecenderungan kelas kontrol ini identifikasi kecenderungan yang termasuk kategori baik sebanyak 19 orang atau 52,78%, dan kategori cukup sebanyak 10 orang atau 27,77%. Dalam kelas yang menggunakan Strategi Konvensional uji normalitas data menggunakan uji Lilliefors, di mana L hitung = 0,06 dan L tabel = 0,14 dan ini membuktikan bahwa data kelas yang menggunakan Strategi Konvensional berdistribusi normal. Dari penjelasan di atas, terlihat perbedaan hasil pembelajaran dalam menemukan ide pokok antara siswa yang menggunakan strategi latihan dengan siswa yang menggunakan strategi konvensional. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Strategi Latihan lebih efektif dalam meningkatkan kemampuan menemukan ide pokok pada artikel. Strategi Latihan (Rehearshal Strategies) membantu siswa menemukan ide pokok dengan menggarisbawahi dan membuat catatan pinggir yang dianggap sebagai kata kunci dari setiap paragraf, sehingga siswa tidak perlu membaca berulang kali untuk menemukan ide pokok dalam setiap paragraf. Langkah-
langkah pengaplikasian Strategi Latihan, yaitu ; (1) siswa di dalam kelas dibagikan teks atau artikel yang sama, (2) masing-masing siswa telah dijelaskan tentang strategi latihan, (3) siswa membaca teks yang telah dibagikan, (4) Siswa menemukan ide pokok dengan menggarisbawahi dan membuat catatan pinggir, sesuia dengan prosedur Strategi Latihan, (5) guru memantau kegiatan siswa dan memastikan siswa mengerjakannya secara individual. (6) guru mengumpulkan hasil kerja siswa. Untuk menemukan informasi yang terkandung didalam suatu bacaan, maka pembaca juga harus menemukan ide pokok yang terdapat di setiap paragraf. Ide pokok merupakan inti suatu bacaan dan pikiran utama dari suatu pemahaman. Kemampuan menemukan ide pokok merupakan kompetensi yang harus dicapai siswa pada kurikulum, akan tetapi pada kenyataanya siswa kurang mampu menemukan ide pokok pada artikel dengan baik. Adapun yang menjadi indicator penialian menemukan ide pokok dalah sebagai berikut: 1. penulisan Kalimat Prediktor : a) memiliki kesepadanan, b) memiliki kesejajaran bentuk, c) memiliki penekanan atau ketegasan, d) memiliki kecermatan dalam pemilihan dan penggunaan kata, e) memiliki kelogisan. 2. penyusunan Kalimat a) tersusun secara gramatikal, b) ditulis secara runtut, c) Ide pokok setiap paragraf ditulis sesuai dengan isi bacaan. 3. teknis Penulisan a) paragraf yang dibentuk mengandung satu kesatuan yang utuh (kohesi dan koherensi),
b) kalimat atau kata-kata yang dituliskan sesuai dengan EYD. Adapun kemampuan siswa menjawab hasil menulis cerpen adalah sebagai berikut: a) Penulisan Kalimat. Di bawah ini akan dibahas kecapaian indikator dan akan dibahas perprediktor. TABEL XVII JUMLAH SISWA YANG MENJAWAB PADA INDIKATOR PENULISAN KALIMAT Deskriptor 1. Kalimat yang dituliskan memiliki kesepadanan. 2. Kalimat yang dituliskan memiliki kesejajaran bentuk. 3. Kalimat yang ditulis memiliki kecermatan. 4. Kalimat yang ditulis memiliki penekanan atau penegasan. 5. Kalimat yang ditulis memiliki kelogisan. Strategi Pembelajaran Selisih Strategi Latihan Konvensional Selisih % Sampel % Sampel % Selisih % 26 72,2 24 66,6 2 13,8 14 38,8 13 36,1 1 2,7 28 77,7 23 63,8 5 13,8 21 58,33 18 50,0 3 8,3 23 63,8 21 58,33 2 13,8 Untuk indikator penulisan kalimat, deskriptor yang paling banyak dijawab adalah deskriptor kalimat yang dituliskan memiliki kecermatan, terlihat dari selisih kelas Strategi Latihan lebih tinggi dari pada kelas Konvensional yakni sebesar 5 (13,8 %) siswa dan yang paling rendah ialah deskriptor kalimat yang dituliskan memiliki kesejajaran bentuk terlihat dari selisih 1 siswa ( 2,7 %).
Deskriptor tentang kalimat yang ditulis memiliki kecermatan paling banyak dijawab oleh siswa, hal ini menunjukkan bahwa dengan menggunakan Strategi Latihan, siswa mampu menemukan atau menuliskan kalimat dengan lebih cermat, karena salah satu langkah strategi latihan ini adalah menggarisbawahi kata-kata kunci sehingga siswa lebih cepat mengetahui kata-kata penting yang terdapat didalam suatu wacana. b) Di bawah ini akan dibahas kecapaian indikator dan akan dibahas perprediktor. TABEL XVIII JUMLAH SISWA YANG MENJAWAB PADA INDIKATOR PENYUSUNAN KALIMAT Deskriptor Metode Selisih 1. Kalimat yang dituliskan tersusun secara gramatikal 2. Permasalahan dirulis secara runtut 3. Ide pokok setiap paragraf ditulis sesuai dengan isi bacaan Strategi Latihan Konvensional Selisih % Sampel % Sampel % Selisih % 22 61,1 21 58,3 1 2,77 28 77,7 26 72,2 2 5,55 34 94,44 29 80,5 5 13,8 Untuk indikator penyusunan kalimat, descriptor yang paling banyak dijawab adalah deskriptor ide pokok setiap paragraf ditulis sesuai isi bacaan, terlihat dari selisih kelas strategi latihan lebih tinggi dari pada kelas konvensional yakni sebanyak 5 siswa (13,8%) dan yang paling sedikit adalah descriptor susunan gramatikal terlihat dari selisih 1 siswa (2,77%). Descriptor yang paling banyak ditulis siswa adalah descriptor penulisan ide pokok yang sesuia dengan isi bacaan. Sedangkan descriptor yang paling
sedikit ditulis adalah descriptor susunan gramatikal. Hal tersebut dikarenakan adanya kekurangpahaman siswa tentang susunan kalimat yang gramatikal. c). Teknik Penulisan Di bawah ini akan dibahas kecapaian indicator yang akan dibahas perprediktor. TABEL XIX JUMLAH SISWA YANG MENJAWAB PADA INDIKATOR TEKNIK PENULISAN Deskriptor 1. Kalimat yang dituliskan sesuai dengan EYD 2. Paragraf yang dibentuk mengandung satu kesatuan yang utuh (kohesi dan koheren) Metode Selisih Strategi Latihan Konvensional Selisih % Sampel % Sampel % Selisih % 28 77,7 21 58,3 1 2,77 34 94,44 29 80,5 5 13,8 Untuk indikator teknik penulisan, deskriptor yang paling banyak dijawab adalah descriptor kohesi dan koheren, yang terlihat dari selisih kelas latihan sebanyak 5 siswa (13,8%) dan yang paling sedikit adalah descriptor penggunaan EYD sebanyak 1 siswa (2,77%). KESIMPULAN Berdasarkan hasil yang telah diuraikan maka dapat disimpulkan sebagai berikut. Pemerolehan nilai rata-rata kemampuan menemukan ide pokok pada artikel siswa kelas XII SMA Negeri 1 Perbaungan dengan menggunakan Strategi Latihan adalah 81, 38, termasuk dalam kategori baik.
Pemerolehan nilai rata-rata kemampuan menemukan ide pokok pada artikel soswa kelas XII SMA Negeri 1 Perbaungan dengan menggunakan Strategi Konvensional adalah 71, 38, termasuk kategori naik. Strategi Latihan lebih efektif dibandingkan Strategi Konvensional di SMA Negeri 1 Perbaungan dalam meningkatkan kemampuan menemukan ide pokok siswa. DAFTAR PUSTAKA Ahmadi. 1991. Pengolahan Pengajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta Arikuto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian. Jakara : Rineka Cipta Azhari, Azril. 2001. Karya Tulis Ilmiah. Jakarta : Universitas Trisakti Depdiknas. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia: Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka Djaruto, Totok dan Suprijadi. 2007. Menulis Artikel dan Karya Ilmiah. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Hasnun, Anwar. 2006. Pedoman Menulis Untuk SMA dan SMP. Yogyakarta: Andi Kosasih, E. 2003. Ketatabahasaan dan Kesusastraan. Bandung: Yrama Widya Nazir, Mohammad. 2005. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia Sumandria, Haris. 2004. Menulis Artikel dan Tajuk Rencana. Bandung: Simbiosa Rekatama Media Suyatno. 2009. Penjelajah Pembelajaran Inovatif. Surabaya: Buana Pustaka Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsito Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivisme. Surabaya: Prestasi Pustaka http://zalva-kapeta.blog.spot.com