BAB I PENDAHULUAN A.LATAR BELAKANG PENELITIAN Diabetes mellitus merupakan sindrom kompleks dengan ciri ciri hiperglikemik kronis, gangguan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein, terkait dengan defisiensi sekresi dan atau sekresi insulin (Nugroho, 2012). Organisasi kesehatan dunia memperkirakan bahwa hampir 3 juta kematian terjadi setiap tahun adalah sebagai akibat dari diabetes dan bahwa akan ada 366 juta kasus diabetes pada tahun 2030(Wild dkk., 2004). Di Indonesia pada tahun 2008 total penderita DM sekitar 13 juta jiwa, dan diperkirakan jumlahnya melebihi 21 jiwa pada tahun 2025 mendatang. Jumlah tersebut menjadikan Indonesia sebagai negara peringkat keempat penderita DM terbesar setelah India, Cina, dan Amerika (Agoes dkk, 2009) Diabetes tipe 2 atau diabetes mellitus non-insulin-dependent, adalah bentuk paling umum, 90% -95% dari kasus-kasus di mana tubuh tidak memproduksi insulin yang cukup atau kurang optimal penggunannya. Saat ini terapi yang tersedia untuk diabetes menggunakan insulin dan berbagai agen antidiabetik oral seperti sulfonilurea, biguanides dan glinides. Banyak dari obat antidiabetik oral memiliki sejumlah efek samping yang serius, oleh karena itu pencarian agen hipoglikemik lebih efektif dan lebih aman merupakan salah satu hal penting. Beberapa tanaman obat telah dilaporkan berguna dalam pengobatan diabetes di seluruh dunia dan telah digunakan secara empiris dalam pengobatan antidiabetes 1
dan antihiperlipidemia. Aktivitas antihiperglikemik dari tanaman terutama karena kemampuan untuk mengembalikan fungsi jaringan pankreas dengan peningkatan sekresi insulin atau menghambat penyerapan glukosa pada usus atau penyerapan metabolit dalam proses tergantung insulin. Lebih dari 400 spesies tanaman yang memiliki aktivitas hipoglikemik telah tersedia, mencari obat antidiabetes baru dari tanaman alami masih menarik karena aman dan mengandung zat yang memiliki efek alternatif pada diabetes mellitus. Sebagian besar tanaman mengandung glikosida, alkaloid, terpenoid, flavonoid, karotenoid memiliki efek antidiabetes (Malviya dkk., 2010) Genus Litsea, utamanya tersebar di daerah beriklim tropis dan subtropis, telah digunakan sebagai obat tradisional di China sejak lama. Dua puluh tanaman dari genus Litsea merupakan tanaman penting dalam obat tradisional China yang digunakan untuk mengobati diare, dispepsia, gangguan lambung, diabetes, edema, arthritis, asma, nyeri, luka trauma, dan lain sebagainya. Lebih dari 200 senyawa yang teridentifikasi dari ke dua puluh tanaman tersebut, dan flavonoid, alkaloid serta terpenoid diyakini sebagai komponen bioaktif. Ekstrak dan metabolit terisolasi dari tanaman tersebut telah menunjukkan beberapa macam efek in vitro dan in vivo meliputi antibakteri, hepatoproteksi, antiinflamasi, astiasma, imunomodulasi, antidiabetes, antikolelitogenik, dan fungsi pada sistem saraf pusat (Kong dkk., 2015). Pada Penelitian Litsea coreana menunjukkan peningkatan yang signifikan terhadap sensitivitas insulin, menurunkan hiperglikemia, hiperlipidemia, inflamasi dan stres oksidatif, serta mampu menurunkan resistensi insulin pada tikus diabetes 2
tipe 2 (Lu dkk., 2010). Flavonoid total dari Litsea coreana mampu menurunkan secara signifikan kadar glukosa darah dengan mekanisme peningkatan sensitivitas insulin melalui penurunan ekspresi protein tyrosine phosphatase 1B (PTP1B) pada jalur signaling insulin (Sun dkk., 2010) Litsea glutinosa salah satu spesies dari genus Litsea memiliki banyak manfaat dan telah banyak diteliti. Ekstrak kulit batang Litsea glutinosa juga menunjukkan aktivitas sebagai antibakteri pada bakteri Staphylococcus aureus, Eschericia coli, dan antifungi pada Aspergillus fumigatus dan Candida albicans (Hosamath, 2011). Litsea glutinosa juga menunjukkan aktivitas antiinflamsi pada tikus yang dibuat udem (Devi dkk, 2010). Kulit batang Litsea glutinosa memiliki banyak kandungan fitokimia yang meliputi alkaloid, flavonoid, steroid, triterpenoid, fenol, tanin, dan saponin. Ditemukan juga kandungan asam oleat yang dilaporkan memiliki aktivitas Afrodisiaka dan osteoprotektif (Parikh dkk, 2012). Litsea Glutinosa memiliki berbagai macam efek dan telah banyak diteliti, tetapi penelitian efek antidiabetes Litsea glutinosa belum pernah dilakukan. 3
B. Rumusan Masalah 1. Apakah ekstrak etanol kulit batang Litsea glutinosa dapat memberikan efek penurunan kadar glukosa darah tikus Diabetes Mellitus (DM) yang diinduksi streptozotosin dan nikotinamida? 2. Bagaimanakah gambaran histopatologi pankreas tikus yang diinduksi streptozotosin dan nikotinamida setelah diberikan perlakuan ekstrak etanol kulit batang Litsea glutinosa? 3. Apakah ekstrak etanol kulit batang Litsea glutinosa dapat meningkatkan intensitas ekspresi insulin dan sel beta pankreas yang mengekspresikan insulin? C. Keaslian Penelitian Penelitian antidiabetes dari genus Litsea pernah dilakukan yaitu pada Litsea coreana. Litsea coreana dapat menurunkan kadar gula darah pada tikus yang diinduksi dengan aloksan dan adrenalin dengan dosis optimal adalah 100 dan 300 mg/kgbb (Sun dkk., 2010). Palanuvej (2009) melaporkan bahwa ekstrak Litsea glutinosa dapat menghambat difusi glukosa yaitu ekstrak Litsea glutinosa konsentrasi 0.5 % mampu menghabat enzim alpha glukosidase sebesar 41 %. Penelitian mengenai aktivitas antidiabetik dari Litsea glutinosa secara in vivo belum pernah dilakukan 4
D. Urgensi Penelitian Penggunaan insulin dan obat antidiabetik oral untuk jangka panjang meningkatkan resiko efek samping pasien. Obat bahan alam mempunyai kandungan kimia yang kompleks dan memiliki multitarget multi terapi sehingga dapat memiliki berbagai macam aktivitas dan meminimalkan efek samping. Hasil penelitian ini diharapkan dapat diaplikasikan sebagai alternatif pengobatan Diabetes Mellitus (DM) E. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui potensi ekstrak etanol kulit batang Litsea glutinosa dalam menurunkan kadar glukosa darah pada tikus DM yang diinduksi streptozotosin dan nikotinamida. 2. Untuk mengetahui pengaruh ekstrak etanol kulit batang Litsea glutinosa terhadap gambaran histopatologi pankreas 3. Untuk mengetahui pengaruh ekstrak etanol kulit batang Litsea glutinosa terhadap intensitas ekspresi insulin dan sel yang mengekspresikan insulin pada pankreas tikus DM yang diinduksi streptozotosin dan nikotinamida. 5