BAB IV HASIL PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kaliurang Km 17 Pakembinangun, Pakem, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperiment yang dilakukan di

PERBEDAAN PENGGUNAAN STRATEGI PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi experiment).

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperiment yang dilakukan di

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. ini yaitu mata pelajaran Dasar Teknik Menjahit dipelajari pada kelas X

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Analisis deskripsi dalam penelitian ini membahas mengenai deskripsi

Hasil analisis perhitungan validitas butir soal ( pbis. Berdasarkan hasil analisis perhitungan validitas butir soal diperoleh data sebagai berikut:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pembelajaran Student Teams-Achievement Divisions (STAD) dengan evaluasi tipe

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. evaluasi akhir pada materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV).

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bagian ini merupakan deskripsi data dari instrumen yang digunakan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bagian ini akan menguraikan hasil penelitian pembelajaran

III. METODE PENELITIAN. 3 kelas yaitu VIII-A, VIII-B, VIII-C,. Sedangkan sampel dalam penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan adalah merupakan penelitian eksperimen semu.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. siswa yang tersebar di dua kelas, yaitu kelas eksperimen yang menggunakan

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember Abstract

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Quasi Experimental Research (penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. lain yang subjek penelitiannya adalah manusia (Sukardi, 2003:16). Tujuan

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Quasi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Kemudian data tentang hasil belajar

BAB III METODE PENELITIAN

Bioedusiana Volume 01, Nomor 01, September 2016 ISSN

Vol. 1 No. 1 Th. Jan-Des 2016 ISSN:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Obyek dan Subyek Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian dengan pendekatan saintifik berbasis Problem Based

BAB IV LAPORAN PENELITIAN. menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan daripada bidang-bidang pekerjaan lainnya. Sedangkan menurut Undang Undang

BAB III METODE PENELITIAN. KH. Ahmad Dahlan 130, Kota Yogyakarta. Adapun mengenai pelaksanaan. Sabtu, 28 November 2015 tahun ajaran 2015/2016.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model dimaknakan sebagai objek atau konsep yang digunakan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari tanggal November 2012 di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 7 Bandarlampung.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Akuntansi Sekolah Menengah Kejuruan Pelita Salatiga, peneliti berhasil

BAB IV HASIL PENELITIAN N PEMBAHASAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS DALAM UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum instrumen soal digunakan dalam penelitian, maka instrumen

BAB II KAJIAN PUSTAKA. aktivitas merupakan prinsip yang sangat penting di dalam interaksi belajar. aktivitas tersebut. Beberapa diantaranya ialah:

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA semester genap SMA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

KAJIAN PUSTAKA. Dalam kegiatan belajar mengajar siswa melakukan aktivitas. Pengajaran yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada indikator kesiapan dalam belajar, siswa mendapatkan skor 2,08 pada siklus I.

BAB III METODE PENELITIAN. experimental design jenis one-group pretest-postest tanpa kelas kontrol sebanyak

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PERBEDAAN PENGARUH ANTARA MODEL KOOPERATIF TIPE TPS DAN STAD TERHADAP HASIL BELAJAR IPS

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Hasil Penelitian 1. Persiapan Pelaksanaan Penelitian Deskripsi data dalam penelitian ini

BAB IV HASIL PENELLITAN. 1. Data Peserta Didik Melalui Example non Example. perlakuan diperoleh data mengenai hasil belajar materi budaya politik

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 2012/2013. SMP Negeri 3 Kaloran terletak 6 KM dari pusat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Untuk pengujian validitas tes angket pada penelitian ini dilakukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Kandanghaur kabupaten Indramayu. Sampel pada penelitian ini adalah siswa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan diri secara utuh dalam arti pengembangan segenap potensi

III. METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini yaitu seluruh siswa dan siswi kelas X SMA Negeri 13

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Cilegon yang berlokasi di Jl.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian pengaruh konten media berbasis audio-visual merupakan suatu penelitian

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI JAMUR DI KELAS X SMK NEGERI 1 RAMBAH TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. STAD terhadap hasil belajar tinis meja. Maka dalam bab ini akan diuraikan hal-hal

Kata Kunci : Hasil Belajar Sosiologi, Metode Group Investigation (GI), Metode Team Game Tournament (TGT)

PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5 FASE (LC 5-E) & LC 5E-STAD PADA MATERI TERMOKIMIA KELAS XI SMK NEGERI 6 MALANG

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA MTs

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sedangkan skor data post-test adalah skor yang diambil setelah melakukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) BERBANTU MEDIA FLASH TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas (SMA)

PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN TEAMS GAMES TOURNAMENT MELALUI TEKA TEKI SILANG DANKARTU DITINJAU DARI KEMAMPUAN VERBAL DAN GAYA BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN. sehingga siswa dapat berhasil dengan baik dalam belajarnya.

III. METODOLOGI PENELITIAN. bersifat membandingkan. Menguji hipotesis komparatif berarti menguji parameter

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. sebagai dasar dalam pengujian hipotesis dan penarikan kesimpulan. Hasil

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain eksperimen semu (Quasi Experimental

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sampai bulan April. Mulai dari tahap persiapan, observasi, eksperimen dan

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL STUDENT TEAM ACHIVEMENT DIVISION (STAD)

STUDI KOMPARASI HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI DAN STAD. Tanaka Inkorery Febrina.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tilamuta, data hasil penelitian ini disajikan dalam dua kelompok, yaitu:

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD 6

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui adakah perbedaan aktivitas belajar siswa pada penerapan model pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD) dan Group Investigation (GI). Variabel keaktifan yang digunakan dalam penelitian ini dibatasi pada Oral Activities yang meliputi: menjawab pertanyaan guru, kemampuan siswa dalam mempresentasikan jawaban atas lembar kerja siswa dalam satu kelompok, dan melaksanakan refleksi terhadap hasil pembelajaran dengan kuis. Wraiting Activities meliputi: Mengerjakan lembar kerja siswa. Listening Activities meliputi: Memperhatikan penjelasan guru tentang materi yang disampaikan. Mental Activities meliputi: Melaksanakan kegiatan diskusi kelompok, Membahas kuis dan membuat kesimpulan, dan Menanggapi penghargaan yang diberikan oleh guru. Emosional Activities meliputi : Kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran, Kesiapan siswa dalam pembentukan kelompok diskusi. Pengukuran keaktifan yang dilakukan dengan lembar observasi dan lembar angket. Lembar observasi digunakan untuk mencatat kegiatan fisik yang muncul sesuai dengan indikator yang dibuat. Sedangkan lembar angket digunakan untuk mengetahui aktifitas apa yang dilakukan siswa dalam proses pembelajaran. Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data keaktifan yang diambil dari dua kelompok kelas eksperimen. Data tersebut diambil dari sampel sebanyak 60 sampel tersebut terdiri dari dua kelas yaitu X TKR sebagai kelompok eksperimen 1 yang berjumlah 30 siswa, dan kelas X TSM sebagai kelompok eksperimen 2 yang berjumlah 30 siswa. 55

56 Penelitian mengenai perbedaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan GI ditinjau dari aktivitas belajar siswa dalam materi persamaan kedudukan warganegara ini dilaksanakan tiga kali pertemuan, setiap pertemuan terdiri dari dua jam pelajaran yaitu 2 x 45 menit jadi penelitian ini berlangsung selama 6 x 45 menit untuk kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2. Berdasarkan penelitian yang dilaksanakan maka data yang diperoleh dari hasil penelitian diolah, sehingga didapatkan hasil sebagai berikut: 1. Deskripsi Analisis RPP Deskripsi analisisi RPP memuat apakah RPP pelaksanaan pembelajaran sudah memuat sintak dari model pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD) dan Group Investigation (GI) di kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2. Analisis RPP ini terdiri dari 25 butir pernyataan dengan pedoman pensekoran 1, 2, 3, dan 4. Skor 1 untuk kriteria kurang, skor 2 untuk kriteria cukup, skor 3 untuk kriteria baik, dan skor 4 untuk kriteria sangat baik. Pedoman penilaian untuk analisis RPP adalah sebagai berikut: = h 25 4 100 Hasil yang diperoleh dari penilaian lembar analisis RPP yang dilakukan oleh dua observer pada tanggal 18 Mei 2015 di kelas X TKR sebagai kelas eksperimen 1, pelaksanaan analisis RPP untuk kelas eksperimen 2 pada tanggal 20 Mei 2015 di kelas X TSM yang dilakukan oleh dua observer. Data hasil analisis RPP dapat dilihat pada tabel 4.1 dan tabel 4.2 dan lebih lengkapnya ada pda lampiran 24. Tabel 4.1. Hasil Observasi Analisis RPP kelas eksperimen 1 Observer Nilai Kriteria 1 87 Baik 2 89 Baik Rata-rata 88 Baik

57 Berdasarkan tabel 4.1 hasil observasi yang dilakukan oleh observer 1 mendapatkan nilai 85 sedangkan hasil observasi yang dilakukan oleh observer 2 mendapatkan nilai 80 Rata-rata nilai yang diperoleh dari kedua observer adalah 86.5 dengan kriteria. Jadi dapat disimpulkan bahwa RPP pembelajaran pada kelas eksperimen 1 sudah memuat sintak dari model pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD). Tabel 4.2. Hasil Observasi Analisis RPP kelas eksperimen 2 Observer Nilai Kriteria 1 90 Sangat baik 2 89 Baik Rata-rata 88.5 Baik Berdasarkan tabel 4.1 hasil observasi yang dilakukan oleh observer 1 mendapatkan nilai 90 sedangkan hasil observasi yang dilakukan oleh observer 2 mendapatkan nilai 89 Rata-rata nilai yang diperoleh dari kedua observer adalah 88.5 dengan kriteria. Jadi dapat disimpulkan bahwa RPP pembelajaran pada kelas eksperimen 1 sudah memuat sintak dari model pembelajaran Group Investigation (GI). 2. Deskripsi Observasi Penelitian Aktivitas Belajar Siswa Penilaian aktivitas belajar siswa dalam penelitian dilakukan pada kedua kelas, yaitu kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2. Aktivitas belajar siswa dinilai berdasarkan instrumen lembar observasi aktivitas belajar siswa yang dilakukan oleh dua observer pada tiga kali pertemuan. Pada lembar pengamatan aktivitas belajar siswa. Pada lembar pengamatan aktivitas belajar siswa ada 10 aspek yang diamati, setiap aspek dinilai dengan skala 1 sampai 4 sehingga skor maksimal yang diperoleh adalah 40. Dari hasil pengamatan aktivitas belajar siswa dapat dilihat sebagai berikut:

58 a. Kelompok Kelas Eksperimen 1 Pembelajaran pada kelas eksperimen 1 dilaksanakan pada kelas X TKR dengan menerapkan model pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD).Pengamatan aktivitas siswa dilakukan oleh dua observer, pada kelas eksperimen 2 lembar pengamatan dilakukan pada pertemuan pertama pada tanggal 11 Mei 2015 kemudian pada pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 18 Mei 2015, dan pertemuan ketiga dilaksanakan pada tanggal 25 Mei 2015. Dari hasil pengamatan aktivitas belajar siswa oleh observer pada kelas eksperimen 2 dapat dibuatkan tabel-tabel sebagai berikut. Pertem uan ke- Tabel 4.3. Nilai Aktivitas Belajar Pada Model Pembelajaran STAD Kelas Eksperimen 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1. 2.75 2.85 2.95 2.8 2.85 2.865 2.75 2.9 2.87 2.8 2. 3.23 3.2 3.25 3.23 3.27 3.285 3.34 3.22 3.23 3.3 3. 3.52 3.44 3.5 3.47 3.4 3.37 3.35 3.26 3.315 3.45 Rata 2 3.165 3.16 3.23 3.17 3.17 3.173 3.15 3.13 3.14 3.18 Sumber : (Nilai aktivitas siswa kelas X TKR) Berdasarkan tabel 4.1. hasil observasi nilai aktivitas belajar siswa kelas eksperimen 1 dengan menggunakan model pembelajaran STAD meliputi 10 aspek. Aspek yang yang diamati dengan penerapan model pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD) meliputi: (1) kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran (emotional activities), (2) menjawab pertanyaan guru (oral activities, mental activities), (3) memperhatikan penjelasan guru tentang materi yang disampaikan (visual activities, listening activities), (4) kesiapan siswa dalam pembentukan kelompok diskusi (emotional activities), (5) melaksanakan kegiatan diskusi kelompok (mental activities), (6) mengerjakan lembar kerja siswa

59 (writing activities), (7) kemampuan siswa dalam mempresentasikan jawaban atas lembar kerja siswa dalam kelompok (oral activities), (8) melaksanakan refleksi terhadap hasil pembelajaran dengan kuis (oral activities, emotional activities), (9) membahas kuis dan membuat kesimpulan (mental activities), (10) siswa menanggapi penghargaan yang diberikan oleh guru (emotional activities). Pada pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran STAD aktivitas siswa dengan hasil paling tinggi adalah pada aspek 3 yaitu memperhatikan penjelasan guru tentang materi yang disampaikan (visual activities, listening activities), dengan hasil rata-rata pada tiga kali pertemuan 3.23 dan aspek yang paling rendah adalah aspek 8 yaitu melaksanakan refleksi terhadap hasil pembelajaran dengan kuis (oral activities, emotional activities) dengan hasil rata-rata pada tiga kali pertemuan 3.13. b. Kelompok Kelas Eksperimen 2 Pembelajaran pada kelas eksperimen 2 dilaksanakan pada kelas X TSM dengan menerapkan model pembelajaran Group Investigation (GI). Pengamatan aktivitas siswa dilakukan oleh dua observer, pada kelas eksperimen 1 lembar pengamatan dilakukan pada pertemuan pertama pada tanggal 13 Mei 2015 kemudian pada pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 20 Mei 2015, dan pertemuan ketiga dilaksanakan pada tanggal 27 Mei 2015. Dari hasil pengamatan aktivitas belajar siswa oleh observer pada kelas eksperimen 2 dapat dibuatkan tabel-tabel sebagai berikut:

60 Pertem uan ke Tabel 4.4. Nilai Aktivitas Belajar Pada Model Pembelajaran GI Kelas Eksperimen 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1. 2.93 2.87 2.87 3.07 3 3.035 2.87 2.94 2.87 2.9 2. 3.25 3.27 3.25 3.2 3.22 3.315 3.22 3.19 3.22 3.22 3. 3.65 3.55 3.5 3.53 3.59 3.415 3.4 3.4 3.435 3.48 Rata 2 3.28 3.23 3.21 3.27 3.27 3.25 3.16 3.17 3.17 3.2 Sumber : (Nilai aktivitas siswa kelas X TSM) Hasil nilai observasi aktivitas belajar siswa berdasarkan tabel 4.2 di atas pada kelas X TSM dengan menggunakan model pembelajaran Group Investigation (GI). Aspek yang diamati pada model pembelajaran GI mencakup 10 aspek yaitu: (1) kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran (emotional activities), (2) menjawab pertanyaan guru (oral activities, mental activities), (3) memperhatikan penjelasan guru tentang materi yang disampaikan (visual activities, listening activities), (4) kesiapan siswa dalam pembentukan kelompok diskusi (emotional activities), (5) melaksanakan kegiatan investigasi (mental activities), (6) menyiapkan laporan akhir (writing activities), (7) kemampuan siswa dalam menyampaikan laporan akhir (oral activities), (8) melaksanakan refleksi terhadap hasil pembelajaran (oral activities), (9) membuat kesimpulan pembelajaran (mental activities), (10) evaluasi pembelajaran (mental activities). Hasil observasi menunjukan rata-rata aktivitas belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran GI, aspek aktivitas belajar siswa yang tinggi adalah pada aspek 1 yaitu aspek kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran (emotional activities), dengan nilai rata-rata 3.28. Sedangkan aspek tertinggi nomor dua yaitu aspek (4) kesiapan siswa dalam pembentukan kelompok diskusi (emotional activities) dan aspek (5) melaksanakan kegiatan investigasi (mental activities), dengan nilai rata-rata pada tiga kali pertemuan 3.27. Aspek aktivitas belajar siswa yang paling rendah adalah pada aspek (7) kemampuan siswa dalam

61 menyampaikan laporan akhir (oral activities) dengan nilai rata-rata pada tiga kali pertemuan adalah 3.16. 3. Deskripsi Angket Aktivitas Belajar Siswa a. Kelompok Kelas Eksperimen 1 Data dari variabel (Y) yaitu aktivitas belajar siswa pada model pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD) dengan menggunakan sampel sebanyak 30 siswa pada kelas X TKR yaitu diperoleh hasil skor terendah 82 atau apabila dikonversikan ke skala 0-100 yaitu 73.2 dan hasil skor tertinggi 95 atau apabila dikonversikan ke skala 0-100 yaitu 84.8 yang dapat dilihat pada lampiran 21. Mean diperoleh 88.966 dan simpangan baku 12.8609 Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Skor Baku Variabel (Y) Kelas Eksperimen 1 Distribusi Frekuensi Skor Baku Variabel Aktivitas Belajar Siswa Kelas Interval Xi F Xi² F. Xi F. Xi² 1 82-84 83 4 6889 332 27556 2 85-87 86 7 7396 602 51772 3 88-90 89 8 7921 712 63368 4 91-93 92 8 8464 736 67712 5 94-96 95 3 9025 285 27075 Jumlah 30 2667 237483 Berdasarkan tabel distribusi frekuensi skor baku variabel aktivitas belajar siswa pada kelas eksperimen 1 di atas dapat diketahui frekuensi tertinggi 8, pada kelas interval 88-90; 91-96. Sedangkan frekuensi terendah adalah 3 pada kelas interval 94-96. Oleh karena itu dapat digambarkan dengan grafik histogram sebagai berikut:

F 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 83 86 89 92 95 Nilai Tengah (Xi) 83 86 89 92 95 Distribusi Frekuensi Skor Baku Variabel Aktivitas Belajar Siswa Kelas Interval Xi F Xi² F. Xi F. Xi² 1 87-89 88 1 7744 88 7744 2 90-92 91 2 8281 182 16562 3 93-95 94 6 8836 564 53016 4 96-98 97 16 9409 1552 150544 5 99-101 100 3 10000 300 30000 6 102-104 103 2 10609 206 21218 Jumlah 30 2892 279084

F 18 16 14 12 10 8 6 4 2 0 88 91 94 97 100 103 Nilai Tengah (Xi) 88 91 94 97 100 103

64 1. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk mengetahui data setiap variabel yang diujikan berdistribusi normal sebagai salah satu syarat untuk melakukan uji T. Uji normalitas nilai keaktifan siswa dengan menggunakan uji Kolmogorov- Smirnov menurut Siregar (2014: 157-162). Pengujian data keaktifan siswa pada kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2 menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dengan = 0.05 dengan ketentuan kaidah pengujian H o diterima, jika D hitung D tabel, dan H o ditolak, jika D hitung D tabel. Hipotesis yang dibuat H o dinyatakan bahwa data berdistribusi normal, dan H i dinyatakan bahwa data tidak berdietribusi normal. Adapun perhitungan uji normalitas dari masing-masing variabel dapat dilihat pada lampiran 23-24. a. Kelompok Kelas Eksperimen 1 Uji normalitas pada kelas eksperimen 1 dengan menggunakan variabel keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Berdasarkan hasil uji normalitas dengan uji Kolmogorov-Smirnov, diperoleh hasil D 1 mak = 0.08233 dan D 2 mak = 0.0998, maka D hitung = 0.0998. Untuk mengetahui nilai D tabel dapat dilihat di tebel Kolmogorov-Smirnov dengan ketentuan D (α,n-1) = D (0.05,30-1) = 0.162, maka pengujian H o diterima, dengan D hitung D tabel. Ringkasan hasil uji normalitas dapat dilihat pada tabel 4.3 dan selengkapnya pada lampiran 27. Tabel 4.7 Ringkasan Uji Normalitas Nilai Keaktifan Siswa Pade Kelas Eksperimen 1 Kelompok D hitung D tabel Keputusan Kelas 0.0998 0.162 H o diterima Ekperimen 1 Sumber : nilai angket keaktifan belajar siswa kelas X TKR

65 b. Kelompok Kelas Eksperimen 2 Uji normalitas pada kelas eksperimen 2 dengan menggunakan variabel keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Berdasarkan hasil uji normalitas dengan uji Kolmogorov-Smirnov, diperoleh hasil D 1 mak = 0.1454dan D 2 mak = 0.1454, maka D hitung = 0.1454. Untuk mengetahui nilai D tabel dapat dilihat di tebel Kolmogorov-Smirnov dengan ketentuan D (α,n-1) = D (0.05,30-1) = 0.162, maka pengujian H o diterima, dengan D hitung D tabel. Ringkasan hasil uji normalitas dapat dilihat pada tabel 4.4 dan selengkapnya pada lampiran 28 Tabel 4.8. Ringkasan Uji Normalitas Nilai Keaktifan Siswa Pade Kelas Eksperimen 2 Kelompok D hitung D tabel Keputusan Kelas Ekperimen 2 0.1454 0.162 H o diterima Sumber : nilai angket keaktifan belajar siswa kelas X TSM 2. Uji Homogenitas Persyaratan yang digunakan untuk uji T data harus normal dan juga homogen. Data homogen dapat diketahui dengan menggunakan uji homogenitas. Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui dua kelompok eksperimen memiliki variansi yang sama. Perhitungan uji homogenitas nilai keaktifan siswa dengan menggunakan rumus menurut Suryono (2014: 95) sebagai berikut: Formulasi = S² untuk data tunggal = ( ) ( ) = S² untuk data kelompok = ( )² atau = ( ) ( )

66 Langkah berikutnya: a) = ( ) ( ) b) B = (log S²) (ni-1) c) X² = (ln 10) [B - (ni-1) log d) Bandingkan X² hitung dengan X² tabel, dengan derajat kebebasan (db) = k-1 Jika X² hitung < X² tabel (homogen) tetapi X² hitung > X² tabel (tidak homogen) Berdasarkan hasil perhitungan uji homogenitas yang telah dilakukan pada keaktifan belajar siswa pada kelompok kelas eksperimen 1 dan kelompok kelas eksperimen 2. Ringkasan hasil uji homogenitas keaktifan siswa dapat dilihat pada tabel 4.5 dan secara lengkap dalam lampiran 29 Tabel 4.9. Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Nilai Keaktivan siswa kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2 Sumber X² hitung X² tabel Keputusan Nilai Keaktifan 0.69493 3.841 Homogen Tabel 4.5 menunjukan hasil uji homogenitas nilai keaktifan siswa pada kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2 diperoleh hasil X² hitung = 0.69493, untuk mengetahui X² tabel dengan α = 0.005, dengan derajat kebebasan (db)= k-1=2-1=1 maka diketahui X² tabel= 3.841. Jadi X² hitung = 0.69493dan X² tabel= 3.841, dengan kriteria Jika X² hitung < X² tabel (homogen) tetapi X² hitung > X² tabel (tidak homogen). Maka dapat disimpulkan bahwa data memiliki variansi yang sama antara kedua kelompok kelas eksperimen yang digunakan.

67 C. Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis dengan menggunakan uji T bertujuan untuk mengetahui adakah perbedaan keaktifan siswa pada penerapan model pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD) dengan Group Investigation (GI). Data sebelum dilakukan pengujian hipotesis dengan uji T telah memenuhi persyaratan yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. Pengujian hipotesis data keaktifan mengunakan uji T. Test. Perhitungan uji T.Test nilai aktivitas siswa dengan menggunakan rumus menurut Siregar (2014: 236-238) adalah sebagai berikut: Hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut: Ho : Tidak terdapat perbedaan nilai rata-rata antara aktifitas belajar siswa kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2 Ha : Terdapat perbedaan nilai rata-rata antara aktifitas belajar siswa kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2 Membuat hipotesis model statistik Ho : µ A = µ B Ha : µ A µ B Kaidah pengujian sebagai berikut: Jika t tabel t hitung t tabel+, maka Ho diterima Jika t hitung > t tabel, maka Ho ditolak Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut: 1. = 2. = ( ) 3. = ( ) Berdasarkan perhitungan dengan mengunakan uji T.Test hasil yang diperoleh t hitung adalah sebesar 3.4811 dengan α = 0.005, karena uji dua sisi maka nilai α/2 = 0.025. Kemudian dicari t tabel pada tabel distribusi t dengan ketentuan Db= n-2 = 30-2= 28, sehingga t (0.025, 28) = 2.048. langkah berikutnya

68 adalah dengan membandingkan antara t hitung dengan t tabel, dan hasil yang diperoleh menyatakan t hitung 3.4811 > t tabel 2.048 maka Ho di tolak. Oleh sebab itu maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya terdapat perbedaan nilai rata-rata antara aktifitas belajar siswa model pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD) dengan Group Investigation (GI). Hal ini menunjukan bahwa aktifitas belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran Group Investigation (GI) lebih tinggi dibandingkan dengan menggunakan model pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD), hal ini didukung dengan perolehan hasil nilai rata-rata model pembelajaran STAD adalah 88.96667dan nilai rata-rata kelas model pembelajaran GI adalah 96.5 Berdasarkan hasil yang sudah dipaparkan di atas, maka dapat disimpulkan terdapat perbedaan keaktifitan belajar siswa pada penerapan model pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD) dengan Group Investigation (GI) pada kelas X SMK Murni 1 Surakarta tahun pelajaran 2014/2015. D. Pembahasan Analisis Data Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan keaktifan belajar siswa dengan penerapan model pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD) dengan Group Investigation (GI) pada kelas X SMK Murni 1 Surakarta tahun pelajaran 2014/2015. Adapun sampel dalam penelitian ini adalah kelas X TKR sebagai kelas eksperimen 1 dengan menggunakan model pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD) dan kelas X TSM dengan menggunakan model pembelajaran Group Investigation (GI). Hasil analisis statistik menunjukan bahwa terdapat perbedaan aktivitas belajar siswa pada penerapan model pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD) dengan Group Investigation (GI). Hal tersebut berdasarkan

69 pada hasil analiis uji hipotesis dengan menggunakan uji T.Test menunjukan bahwa hasil yang diperoleh menyatakan t hitung 3.4811 > t tabel 2.048 maka Ho ditolak dan Ha diterima, berarti perolehan hasil rata-rata aktivitas belajar siswa kelas eksperimen 1 dengan kelas eksperimen 2 berbeda yaitu, rata-rata kelompok eksperimen 1 adalah 88.96667dan nilai rata-rata kelompok eksperimen 2 adalah 96.5. Keaktifan siswa yang diamati dalam penelitian ini meliputi 10 indikator aktivitas belajar siswa dari masing-masing model pembelajaran yang diterapkan. Pada setiap indicator terdapat 4 deskriptor sehingga skor maksimal aktivitas belajar siswa adalah 40. Penggunaan model pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD) dan model pembelajaran Group Investigation (GI) pada pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan sesuatu hal yang baru bagi SMK Murni 1 Surakarta. Selama berlangsungnya pembelajaran di kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2 dengan menggunakan Student Team Achievement Division (STAD) dan model pembelajaran Group Investigation (GI), peneliti sudah mampu menerapkan model pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD) dan model pembelajaran Group Investigation (GI) dengan baik, hal ini terlihat pada hasil lembar analisis RPP yang dilakukan oleh dua observer sehingga diperoleh rata-rata keseluruhan untuk model pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD) adalah 86.5 kemudian rata-rata keseluruhan untuk model pembelajaran Group Investigation (GI) adalah 88.5. hasil tersebut menunjukan dalam katagori baik. Hal ini berarti dalam penerapan model pembelajaran pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD) dan Group Investigation (GI) sudah sesuai dengan langkah-langkah pada RPP dan model pembelajaran tersebut. Peneliti juga menggunakan tekhnik pengumpulan data melalui pengamatan atau observasi aktivitas belajar siswa pada kelas eksperimen 1 dan

70 kelas eksperimen 2 dalam lembar pengamatan ini ada 10 aspek aktivitas belajar siswa yang diamati dilakukan pada tiga kali pertemuan dan dilakukan oleh dua orang observer. Hasil pengamatan dari 10 aspek aktivitas belajar siswa dalam tiga kali pertemuan mengalami peningkatan pada setiap pertemuanya. Pada model pembelajaran STAD aktivitas siswa dengan hasil paling tinggi adalah pada aspek C yaitu memperhatikan penjelasan guru tentang materi yang disampaikan (visual activities, listening activities), dengan hasil rata-rata pada tiga kali pertemuan 3.23 dan aspek yang paling rendah adalah aspek H yaitu melaksanakan refleksi terhadap hasil pembelajaran dengan kuis (oral activities, emotional activities) dengan hasil rata-rata pada tiga kali pertemuan 3.13. Sedangkan pada model pembelajaran GI, Hasil observasi menunjukan rata-rata aktivitas belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran GI, aspek aktivitas belajar siswa yang tinggi adalah pada aspek A yaitu aspek kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran (emotional activities), dengan nilai rata-rata 3.28. Sedangkan aspek tertinggi nomor dua yaitu aspek (D) kesiapan siswa dalam pembentukan kelompok diskusi (emotional activities) dan aspek (E) melaksanakan kegiatan investigasi (mental activities), dengan nilai rata-rata pada tiga kali pertemuan 3.27. Aspek aktivitas belajar siswa yang paling rendah adalah pada aspek (G) kemampuan siswa dalam menyampaikan laporan akhir (oral activities) dengan nilai rata-rata pada tiga kali pertemuan adalah 3.16. Sebelum melakukan perhitungan uji hipotesis, sebelumnya harus melakukan perhitungan uji prasyarat terlebih dahulu. Uji prasyarat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. Dari kedua perhitungan uji prasyarat tersebut akan diketahui apakah suatu populasi berdistribusi normal atau tidak, dan varian populasi apakah homogen atau tidak. Uji normalitas pada kelas eksperimen 1 dengan menggunakan variabel keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Berdasarkan hasil uji normalitas

71 dengan uji Kolmogorov-Smirnov, diperoleh hasil D 1 mak = 0.08233 dan D 2 mak = 0.0998, maka D hitung = 0.0998. Untuk mengetahui nilai D tabel dapat dilihat di tebel Kolmogorov-Smirnov dengan ketentuan D (α,n-1) = D (0.05,30-1) = 0.162, maka pengujian H o diterima, dengan D hitung D tabel. Uji normalitas pada kelas eksperimen 2 dengan menggunakan variabel keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Berdasarkan hasil uji normalitas dengan uji Kolmogorov-Smirnov, diperoleh hasil D 1 mak = 0.1454dan D 2 mak = 0.1454, maka D hitung = 0.1454. Untuk mengetahui nilai D tabel dapat dilihat di tebel Kolmogorov-Smirnov dengan ketentuan D (α,n-1) = D (0.05,30-1) = 0.162, maka pengujian H o diterima, dengan D hitung D tabel. Pengujian uji prasyarat seterusnya adalah uji homogenitas.hasil uji homogenitas nilai keaktifan siswa pada kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2 diperoleh hasil X² hitung = 0.69493, untuk mengetahui X² tabel dengan α = 0.005, dengan derajat kebebasan (db)= k-1=2-1=1 maka diketahui X² tabel= 3.841. Jadi X² hitung = 0.69493dan X² tabel= 3.841, dengan kriteria Jika X² hitung < X² tabel (homogen) tetapi X² hitung > X² tabel (tidak homogen). Maka dapat disimpulkan bahwa data memiliki variansi yang sama antara kedua kelompok kelas eksperimen yang digunakan. Perhitungan kedua prasyarat analisis di atas sudah terpenuhi, maka selanjutnya untuk melakukan perhitungan uji hipotesis. Berdasarkan perhitungan dengan mengunakan uji T.Test hasil yang diperoleh t hitung adalah sebesar 3.4811 dengan α = 0.005, karena uji dua sisi maka nilai α/2 = 0.025. Kemudian dicari t tabel pada tabel distribusi t dengan ketentuan Db= n-2 = 30-2= 28, sehingga t (0.025, 28) = 2.048. langkah berikutnya adalah dengan membandingkan antara t hitung dengan t tabel, dan hasil yang diperoleh menyatakan t hitung 3.4811 > t tabel 2.048 maka Ho di tolak. Oleh sebab itu maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya terdapat perbedaan nilai rata-rata

100 PERBANDINGAN RATA-RATA NILAI AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA PENERAPAN MODEL STAD DENGAN GI Rata-rata 90 80 70 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 STAD 89.3 88.9 88.8 86 84 81 83 81 83.5 84 GI 94.3 94.3 93.3 92.8 92.5 90.8 91 91 91.5 91.5

73 Berdasarkan gambar histogram di atas dapat dijelaskan bahwa dalam penelitian ini aspek aktivitas yang diamati dalam pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran STAD meliputi 10 aspek yang diperoleh dari indikator aktivitas belajar siswa, 10 aspek yang diamati dalam model pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran STAD adalah: (1) kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran (emotional activities), (2) menjawab pertanyaan guru (oral activities, mental activities), (3) memperhatikan penjelasan guru tentang materi yang disampaikan (visual activities, listening activities), (4) kesiapan siswa dalam pembentukan kelompok diskusi (emotional activities), (5) melaksanakan kegiatan diskusi kelompok (mental activities), (6) mengerjakan lembar kerja siswa (writing activities), (7) kemampuan siswa dalam mempresentasikan jawaban atas lembar kerja siswa dalam kelompok (oral activities), (8) melaksanakan refleksi terhadap hasil pembelajaran dengan kuis (oral activities, emotional activities), (9) membahas kuis dan membuat kesimpulan (mental activities), (10) siswa menanggapi penghargaan yang diberikan oleh guru (emotional activities). Hasil menunjukan pada penerapan model pembelajaran STAD aspek yang paling tinggi dari sepuluh aspek yang diamati adalah aspek nomer satu yaitu aspek kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran (emotional activities) dengan hasil rata-rata 89,3, kemudian apek tertinggi nomor dua adalah pada aspek nomer 2 yaitu menjawab pertanyaan guru (oral activities, mental activities) dengan hasil rata-rata 88.9, dan aspek nomer 3 memperhatikan penjelasan guru tentang materi yang disampaikan (visual activities, listening activities) juga memperoleh rata-rata tinggi yaitu 88.8. Aspek aktivitas belajar siswa paling rendah pada penerapan model pembelajaran STAD dengan rata-rata 81 adalah aspek pada nomer (6) mengerjakan lembar kerja siswa (writing activities) dan aspek nomer

74 (8) yaitu melaksanakan refleksi terhadap hasil pembelajaran dengan kuis (oral activities, emotional activities). Aktivitas belajar siswa pada penerapan model pembelajaran GI mencakup 10 aspek yang diamati yaitu: (1) kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran (emotional activities), (2) menjawab pertanyaan guru (oral activities, mental activities), (3) memperhatikan penjelasan guru tentang materi yang disampaikan (visual activities, listening activities), (4) kesiapan siswa dalam pembentukan kelompok diskusi (emotional activities), (5) melaksanakan kegiatan investigasi (mental activities), (6) menyiapkan laporan akhir (writing activities), (7) kemampuan siswa dalam menyampaikan laporan akhir (oral activities), (8) melaksanakan refleksi terhadap hasil pembelajaran (oral activities), (9) membuat kesimpulan pembelajaran (mental activities), (10) evaluasi pembelajaran (mental activities). Aktivitas belajar siswa pada penerapan model pembelajaran GI aspek yang memiliki rata-rata tertinggi adalah pada aspek nomer (1) kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran (emotional activities) dan momer (2) menjawab pertanyaan guru (oral activities, mental activities), dengan nilai rata-rata 94.3, sedangkan aspek yang paling rendah pada penerapan model ini adalah pada aspek nomer (6) menyiapkan laporan akhir (writing activities) dengan nilai rata-rata 90.8. Berdasarkan hasil penjelasan di atas hasil menunjukan bahwa aktivitas belajar siswa dengan mengunakan model pembelajaran Group Investigation (GI) lebih tinggi dibandingkan dengan model pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD), sesuai dengan hasil perhitungan angket dan hasil pengamatan observasi. Pada perhitungan angket aktivitas belajar siswa memberikan hasil ratarata yang berbeda. Pada penerapan model pembelajaran Group Investigation (GI) hasil perhitungan angket lebih tinggi. Hal ini dikarenakan model pembelajaran

75 kooperatif tipe Group Investigation (GI) melibatkan siswa secara aktif, yang memberikan kemungkinan kepada siswa untuk lebih mengembangkan pemahamanya melalui berbagai kegiatan. Siswa terlibat mulai dari awal perencanaan mulai dari menentukan topik dan menentukan bagaimana mempelejari topik yang telah diperoleh. Hasil pengamatan dalam proses pembelajaran ditemui hal-hal sebagai berikut, model pembelajaran GI siswa secara langsung terlibat dalam proses pembelajaran mulai dari awal pembelajaran dengan turut aktif dalam pemilihan topik-topik pembelajaran, dengan itu siswa menjadi aktif dan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi karena siswa yang memberikan topik yang akan dipelajari, siswa menjadi lebih bertanggung jawab terhadap materi yang dipahaminya, sehingga rasa ingin mengerti serta memahami materi menjadi tinggi. Hal ini sesuai dengan pendapat Setiawan (2006: 9) bahwa model pembelajaran GI mendorong siswa untuk belajar lebih aktif dan lebih bermakna. Artinya siswa dituntut selalu berfikir tentang suatu persoalan dan mereka mencari sendiri secara penyelesaiannya. Dengan demikian mereka akan lebih terlatih untuk selalu menggunakan keterampilan pengetahuannya, sehingga pengetahuan dan pengalaman belajar mereka akan tertanam untuk jangka waktu yang cukup lama. Berbeda dengan penerapan model pembelajaran STAD yang tidak melibatkan siswa secara langsung topik yang akan dipelajari siswa hanya mendiskusikan lembar LKS yang sudah dipersiapan oleh guru disamping itu dengan adanya penghargaan pada kelompok yang memperoleh nilai tertinggi. Hal ini menyebabkan siswa berpusat pada tujuan penghargaan dibandingkan dengan proses, ditemui adanya kecurangan dalam kuis dengan saling bekerja sama dalam memberikan jawaban. Model pembelajaran Group Investigation merupakan model pembelajaran kooperatif (cooperative learning) dimana dalam pelaksanaan model

76 pembelajaran ini berfokus pada (student-centered) dengan penggunaan kelompok kecil dan siswa dituntut untuk bekerja sama dengan anggota kelompoknya melalui aktivitas fisik dan otak. Pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) melibatkan siswa dalam merencanakan topik-topik yang akan dipelajari dan bagaimana cara menjalankan investigasinya, jadi siswa bukan hanya bekekerja bersama-sama tetapi juga membantu merencanakan topik yang akan dipelajari maupun prosedur investigatif yang digunakan. Berdasarkan penjelasan tersebut, model pembelajaran Group Investigation (GI) merupakan model pembelajaran yang sesuai dengan teori konstruktivisme seperti yang diungkapkan oleh Wina sanjaya (2008: 246) menyatakan bahwa teori konstruktivisme berpendapat bahwa belajar bukan hanya sekedar menghafal akan tetapi proses pengkonstruksi pengetahuan melalui pengalaman. Hal serupa juga diungkapkan oleh Winarno (2013: 90) mengenai model pembelajaran konstruktivisme bahwa: Model pembelajaran yang menganut teori belajar konstruktivisme adalah model pembelajaran yang mengarah pada keterlibatan aktif siswa. Pandangan mengenai pengetahuannya adalah non-objektif, temporer, selalu berubah. Pandangan mengenai belajar adalah pemaknaan pengetahuan dan pandangan mengenai mengajarnya adalah menggali makna. Berdasarkan penjelasan di atas mengenai teori konstrukstivisme, dinyatakan bahwa teori konstruktivisme sesuai dengan tujuan dari model pembelajaran Group Investigation (GI) meningkatkan kinerja siswa dalam tugas akademisnya. Proses belajar mengajar dengan menggunakan model pembelajaran Group Investigation (GI) memberikan pengalaman baru bagi siswa dalam memahami materi pada menghargai persamaan kedudukan sebagai warganegara. Hal ini dapat terlihat pada hasil penelitian yang peneliti lakukan pada kelas X TSM sebagai kelompok kelas eksperimen 2 di SMK Murni 1 Surakarta tahun ajaran 2014/2015.