BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Merokok merupakan sebuah kebiasaan yang dapat menimbulkan dampak buruk bagi perokok itu sendiri maupun orang-orang sekitarnya. Bila telah mengalami ketergantungan akan sulit untuk menghentikan kebiasaan merokok tersebut (Soetjiningsih, 2004). Hasil survei World Health Organization (WHO, 2002 dalam Suhaimi, 2012) rokok yang diisap di dunia mencapai 15 milyar setiap harinya. Indonesia menduduki peringkat ke-5 dalam konsumsi rokok di dunia. Data terakhir yang dipublikasikan menyebutkan bahwa Indonesia setiap tahunnya mengkonsumsi 215 milyar batang rokok, nomor 5 di dunia setelah Cina 1.643 milyar batang rokok tiap tahunnya, Amerika 451 milyar batang rokok tiap tahunnya, Jepang 328 milyar batang rokok tiap tahunnya, dan Rusia 258 milyar batang rokok tiap tahunnya. Menurut Bank Dunia, konsumsi rokok Indonesia setiap tahunnya sekitar 6,6% dari seluruh konsumsi dunia. Merokok memiliki dampak negatif yaitu merokok berbahaya bagi kesehatan, merokok perbuatan yang mubadzir, merokok membahayakan perokok dan orang-orang sekitar, merokok suatu kebiasaan buruk serta merokok menghabiskan banyak waktu. Rokok dapat menimbulkan bahaya langsung bagi tubuh dan dapat menimbulkan berbagai penyakit, antara lain
kanker, penyakit gangguan jantung, TBC, berbagai penyakit mulut, bibir, lidah, gigi, amandel penyakit pencernaan, penyakit saraf dan kandung kencing (Basyir, 2005). Suatu survei yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan RI di Jakarta (1990 dalam Sitepoe, 2000) untuk melihat alasan menjadi perokok dan perilaku para perokok menunjukkan bahwa lebih dari setengah total jumlah pria adalah perokok. Perokok pria semakin bertambah pada usia yang lebih muda, pendidikan yang lebih rendah, golongan yang lebih rendah, dan latar belakang kesehatan yang semakin lemah. Pada laki-laki, rata-rata mulai merokok pada usia 19,2 tahun, dengan estimasi seorang laki-laki mulai merokok pada usia remaja 12 sampai 15 tahun (remaja tingkat SMP). Di mana perokok pria dari jumlah keseluruhan perokok tersebut lebih setengahnya adalah perokok ringan (1-10 batang/hari). Jenis rokok yang disukai adalah rokok kretek. Alasan utama merokok adalah menghilangkan rasa jenuh, ketagihan, dan menghilangkan stres. Di Indonesia, remaja mulai merokok karena kemauan sendiri, melihat teman-temannya, diajari atau dipaksa merokok oleh temantemannya dan setelah melihat iklan rokok di televisi. Merokok pada anakanak remaja karena kemauan sendiri disebabkan ingin menunjukkan bahwa dirinya telah dewasa. Umumnya mereka bermula dari perokok pasif (menghisap asap rokok orang lain yang merokok) lantas menjadi perokok aktif. Semula hanya mencoba-coba kemudian menjadi ketagihan akibat adanya nikotin di dalam rokok (Sitepoe, 2000).
Sitepoe (2000) menemukan bahwa di Medan banyak dijumpai anak-anak usia Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang sudah merokok. Merokok bagi para remaja khususnya remaja yang masih berusia SMP sudah menjadi hal yang biasa dan dapat membanggakan bagi mereka, bahkan banyak dari mereka sudah menjadi perokok aktif. Menurut Komalasari dan Helmi (2008) menyatakan bahwa perilaku merokok selain disebabkan faktor psikologis juga disebabkan oleh faktor lingkungan. Faktor psikologis remaja seperti perilaku memberontak dan suka mengambil barang punya seseorang turut mempengaruhi apakah remaja akan mulai merokok dan adapun faktor lingkungan menurut Mu tadin (2002 dalam Kasfi, 2004) seperti pengaruh orang tua, pengaruh teman, pengaruh saudara kandung dan pengaruh iklan. Mengingat banyaknya dampak yang ditimbulkan dari perilaku merokok dan adanya hubungan dengan faktor lingkungan dan psikologis, seharusnya konsumsi rokok pada remaja semakin menurun, tetapi tidak begitu pada kenyataannya. Dalam kondisi di lapangan peneliti masih menjumpai anak sekolah khususnya siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri di kecamatan Percut Sei Tuan yang merokok. Dari fenomena tersebut, maka peneliti bermaksud untuk mengadakan penelitian di lapangan dengan judul Hubungan Faktor Psikologis dan Faktor Lingkungan dengan Perilaku Merokok pada Remaja khususnya SMP
2. Perumusan Masalah Berdasarkan pada uraian latar belakang, peneliti merumuskan permasalahan: bagaimana hubungan faktor psikologis dan faktor lingkungan dengan perilaku merokok pada remaja SMP Negeri di Kecamatan Percut Sei Tuan. 3. Tujuan Penelitian 3.1 Tujuan Umum Untuk mengetahui hubungan faktor psikologis dan faktor lingkungan dengan perilaku merokok pada remaja SMP Negeri di Kecamatan Percut Sei Tuan. 3.2 Tujuan Khusus 3.2.1. Untuk mengetahui perilaku merokok pada remaja SMP 3.2.2. Untuk mengidentifikasi faktor psikologis pada remaja SMP 3.2.3. Untuk mengidentifikasi faktor lingkungan pada remaja SMP
4. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi: 4.1 Pendidikan Sebagai tambahan informasi pengetahuan dan bahan pembelajaran pada mata kuliah keperawatan jiwa-komunitas dalam pembahasan tentang faktor psikologis dan faktor lingkungan yang berhubungan dengan perilaku merokok pada remaja serta kaitannya dengan intervensi keperawatan komunitas dalam mengatasi perilaku merokok pada remaja. 4.2 Penelitian Sebagai bahan masukan dan sumber data bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut tentang hubungan faktor psikologis dan faktor lingkungan terhadap perilaku merokok dan upaya menurunkan derajat perilaku merokok pada remaja. 4.3 Pelayanan Untuk meningkatkan pemahaman tenaga kesehatan terutama perawat jiwa-komunitas tentang hubungan faktor psikologis dan faktor lingkungan terhadap perilaku merokok pada remaja sehingga dapat menentukan intervensi yang tepat untuk menurunkan jumlah perokok pada remaja khususnya dan masyarakat umumnya.