BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Di era informasi internet memegang peranan penting dalam segala aspek kehidupan manusia. Internet menjadi media yang banyak digunakan oleh kalangan mahasiswa untuk memenuhi kebutuhan informasi guna menunjang kebutuhan pembelajaran yang mereka tempuh untuk menunjang aktivitas mereka. Internet dalam era informasi telah menempatkan dirinya sebagai salah satu pusat informasi yang dapat diakses dari berbagai tempat tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu. Internet disebut sebagai pusat informasi bebas hambatan karena dapat menghubungkan satu situs informasi ke situs informasi dalam waktu yang singkat. Meluasnya jaringan internet menyebabkan internet menjadi salah satu media untuk meningkatkan produktifitas dalam bekerja, meningkatkan kemampuan, sebagai sumber pustaka tanpa batas, dan bahkan menjadikan internet sebagai lahan bisnis yang menggiurkan. Jejaring sosial adalah tempat untuk para netter untuk saling berkomunikasi seperti saling bertukar pendapat atau komentar, bertukar file, dan lain sebagainya. Situs jejaring sosial memang menyedot banyak minat masyarakat dari berbagai kalangan, baik itu anak anak hingga orang dewasa. Hampir semua tahu dan ikut berinteraksi didalamnya. Yang di gemari oleh masyarakat salah satunya merupakan chatting messenger. Pada saat ini sudah terdapat banyak aplikasi chat messenger dan tersedia dalam berbagai OS. 1
Gambar 1.1 Aplikasi Chatting Terpopuler 2014 Sumber : www.thepresidentpostindonesia.com diakses pada tanggal 30 Oktober 2014 Pada gambar 1.1 merupakan hasil survey dari pengguna chat messenger di Indonesia pada bulan Februari 2014. Dapat dilihat bahwa konsumen smartphone Indonesia masih memilih Blackberry Messenger (BBM) sebagai aplikasi untuk mengobrol (chatting). 79% konsumen menggunakan BBM untuk mengobrol, disusul dengan aplikasi WhatsApp (57%), dan Line (30%). 1.2 Latar Belakang Komunikasi merupakan kebutuhan dasar manusia. Sejak lahir dan selama proses kehidupannya, manusia akan selalu terlibat dalam tindakan tindakan komunikasi. Secara etimologis, komunikasi berasal dari bahasa latin communico yang berarti membagi. Yang dimaksud dengan membagi adalah membagi gagasan, ide atau pikiran antara seseorang dan orang lain. (Cangara dalam Shoelhi, 2009) Menurut Hovland et al dalam Riswandi (2009) komunikasi adalah suatu proses melalui dimana seseorang (komunikator) menyampaikan 2
stimulus (biasanya dalam bentuk kata kata) dengan tujuan mengubah atau membentuk perilaku orang orang lainnya (khalayak). Jadi komunikasi merupakan suatu proses pembentukan, penyampaian, penerimaan dan pengelolaan pesan yang terjadi dalam diri seseorang atau diantara dua orang atau lebih dengan tujuan tertentu. dengan komunikasi dapat terjadi dalam berbagai konteks kehidupan manusia, mulai dari kegiatan yang bersifat individual, di antara dua orang atau lebih, kelompok, keluarga, organisasi. Manusia adalah makhluk sosial, sehingga dalam bersosialisasi harus melakukan komunikasi. Ini menyebabkan teknologi komunikasi berkembang dengan sangat cepat, mulai diitemukannya berbagai penemuan baru berupa teknologi komunikasi yang dapat mempermudah komunikasi masyarakat,sekarang dapat dijumpai dimanapun dan kapanpun, bahkan manusia menggunakannya sebagai media komunikasi utama sehari hari. (Saraswati : 2000) Menurut Tjahyana (2007) seiring dengan perkembangan teknologi maka muncullah internet tahun 1960 yang terus berkembang hingga sekarang. Dengan adanya internet maka computer-mediated-communication terus berkembang dengan berbagai bentuk jenis yang bervariasi... tanpa disangka maka CMC tidak hanya merupakan komunikasi melalui media komputer semata. Karena saat ini dapat dikatakan bahwa CMC telah merambah dunia media komunikasi berteknologi, laiinya yaitu mobile phone atau cell phone... inovasi teknologi yang menggabungkan antara kecanggihan personal digital assistant (PDA)dengan mobile phone disebut dengan smart phone. Jadi bedasarkan Tjahyana, smartphone adalah telepon genggam yang mempunyai kemampuan dengan penggunaan dan fungsi yang menyerupai komputer. Sehingga memberikan kemudahan dalam melakukan segala aktivitas pengguna. Seperti halnya melakukan kegiatan yang membutuhkan jaringan internet, contohnya mengirim e-mail, berinteraksi dalam jejaring sosial, sampai sekedar melakukan chatting kepada sesama pengguna. 3
Gambar 1.2 Share Of Web Traffic At Indonesia Sumber : www.id.techinasia diakses pada 23 maret 2015 Pada gambar 1.2 menjelaskan bahwa 50% para pengguna internet lebih menggunakan smartphone mereka, dan 45% menggunakan laptop, lalu 4% menggunakan tablet dan 0% menggunakan perangkat lainya. Pada masing masing perangkat terjadi kenaikan dan penurunan pengguna internet dari tahun seberlumnya. Pengguna mobile phone naik sebesar 39% dan tablet 14%, namun terjadi penurunan -25% pada laptop. Data tersebut membuktikan bahwa perkembangan penggunaan smartphone di Indonesia cukup berkembang dengan cepat. Yaitu dengan dapat dilihatnya kenaikan mencapai 39% dari tahun sebelumnya. Data tersebut telah mengalahkan penggunaan laptop. Dimana penggunaan laptop telah turun dari tahun sebelum. Sehingga ini menimbulkan perubahan media yang digunakan oleh para pengguna internet. Dan untuk saat ini peranan laptop untuk mengakses internet diambil alih oleh smartphone. Ini terjadi karena smartphone yang lebih mudah untuk dibawa dengan ukurannya hanya segenggam tangan dan mudah dalam mengakses internet secara langsung bisa dengan menggunakan mobile data atau wifi. 4
Gambar 1.3 Mobile Activities Sumber : www.id.techasiana.com diakses pada tanggal 23 maret 2015 Menurut Horrigan dalam Iskandar (2013) terdapat dua hal mendasar yang harus diamati untuk mengetahui intensitas penggunaan internet seseorang, yakni frekuensi internet yang sering digunakan dan lama menggunakan tiap kali mengakses internet yang dilakukan oleh pengguna internet. Jadi untuk melihat intensitas penggunaan internet dilihat dengan frekuensi dan lama dalam mengakses internet (durasi). Frekuensi adalah seberapa sering seseorang dalam mengakses internet, dan durasi adalah seberapa lama seseorang dalam menggunakan internet. Sehingga berdasarkan gambar 1.3 dapat terlihat intensitas pengguna mobile phone lebih sering melakukan kegiatan sosial media yaitu sebesar 14%, 11% untuk melihat video, 10% bermain games on mobile, 9% mencari lokasi, 11% digunakan untuk mobile banking. 5
Gambar1.4 Waktu Yang Dihabiskan Para Pengguna Smartphone Sumber : www.thepresidentpostindonesia.com diakses pada tanggal 30 Oktober 2014 Iskandar (2011) the Graphic, Visulization & Usability Center, the George Instute of Technology menggolongkan pengguna internet menjadi tiga kategori dengan berdasarkan intensitas internet yang digunakan: 1) Heavy Users (lebih dari 40 jam per bulan) 2) Medium Users (antara 10 sampai 40 jam perbulan) 3) Light Users (kurang dari 10 jam perbulan) Pada gambar 1.4 dapat dilihat, rata rata waktu yang digunakan para pengguna smartphone 140 menit untuk menggunakan smartphone mereka. Dari 140 menit tersebut 45,7% digunakan untuk aktivitas yang berhubungan dengan internet, yaitu 37 menit digunakannya untuk Chatting, 27 menit untuk Surfing/browsing. Jika berdasarkan data 1.4 maka penduduk Indonesia dikategorikan medium users dalam menggunakan internet dengan perhitungan (37+27) / 60 X 30 = 32 jam perbulan. Dengan keterangan 37 menit adalah intensitas penggunaan chatting dan 27 adalah intensitas 6
browsing, 60 adalah jumlah menit dalam 1 jam, 30 adalah jumlah hri dalam 1 bulan. Untuk intensitas penggunaan chatting dapat dikategorikan medium users, dengan perhitungan 37/60 X 30 = 18,5 jam perbulan. Dalam waktu 140 menit masyarakat indonesia lebih sering untuk chatting dibandingkan untuk mengakses browsing. Pernyataan yang berdasarkan data tersebut ditambahkan oleh Micheal pemerhati TI, sebagian besar pengguna internet mobile tersebut hanya menggunakan fungsi internet untuk chatting dan mengakses jejaring sosial, bukan mengakses data baik mengunduh atau mengunggah informasi penting di internet. (www.tekno.kompas.com diakses 16 juni 2014) Dengan sering berkomunikasi dengan aplikasi chatting messenger membuat seseorang lebih mudah dalam berkomunikasi. Dengan semakin tingginya intensitas seseorang dalam berkomunikasi dengan orang lain, maka akan menimbulkan komunikasi yang lebih intim atau hubungan yang lebih dekat. Untuk memahami kedekatan hubungan antara dua orang atau lebih, Irwin Altman dan Dalmas Taylor mengonseptualisasikan teori penetrasi sosial (West & Turner, 2008 : 196). Berikut teori penetrasi sosial menurut West & Turner (2008 :196) teori penetrasi sosial merujuk pada sebuah proses ikatan hubungan dimana individu individu bergerak dari komunikasi superfisial menuju ke komunikasi yang lebih intim. Lalu menurut Altmand dan Taylor dalam West & Turner (2008 : 196) keintiman disini lebih dari sekedar secara fisik; dimensi lain dari keintiman termasuk intelktual dan emosional, dan hingga pada batasan dimana pasangan melakukan aktivitas bersama. Jadi keintiman adalah sebuah proses komunikasi dimana seseorang merasa hubungannya lebih dekat atau lebih intim terhadap orang lain, tidak hanya secara fisik saja, namun secara intelektual atau emosional harus dinilai. 7
Maka berdasarkan fenomena dan teori yang sudah dijelaskan, menimbulkan permasalahan. Apakah dengan seringnya seseorang berkomunikasi melalui aplikasi chatting messenger seseorang akan lebih intim dalam berkomunikasi, sehingga dapat menimbulkan kedekatan diantara masing masing komunikan. Maka penulis mengambil judul PENGARUH INTENSITAS PENGGUNAAN APLIKASI CHATTING MESSENGER TERHADAP PROSES PENETRASI SOSIAL 1.3 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian, maka muncul perumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana intensitas penggunaan aplikasi chatting messenger di Indonesia? 2. Bagaimana proses penetrasi sosial melalui aplikasi chatting messenger di Indonesia? 3. Seberapa besar pengaruh intensitas penggunaan aplikasi chatting messenger terhadap proses penetrasi sosial? 1.4 Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui intensitas penggunaan chatting messenger di Indonesia. 2. Untuk mengetahui proses penetrasi sosial melalui aplikasi chatting messenger di Indonesia. 3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh intensitas penggunaan aplikasi chatting messenger terhadap proses penetrasi sosial. 1.5 Kegunaan Penelitian Dengan dibuatnya penelitian ini, penulis berharap bahwa hasilnya dapat bermanfaat bagi penulis dan bagi semua pihak yang membutuhkan seperti : 1) Aspek Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan ilmu serta pengetahuan yang terkait dengan telekomunikasi informatika pada umumnya dan media pada khususnya mengenai Pengaruh User experience Terhadap Kepuasan Pengguna Jejaring Sosial Instagram di 8
Kota Bandung. Disamping itu, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan rujukan bagi penelitian berikutnya. 2) Aspek Praktis Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pengguna instagram agar mengetahui tingkat user experience sebagai landasan untuk bisnis. 3) Aspek Umum Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi serta tambahan ilmu bagi pihak-pihak terkait untuk melakukan kegiatan penelitian lainnya 1.6 Sistematika Penulisan Sistematika penulisanyang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Bab I Pendahuluan Pada bab ini dijelaskan mengenai gambaran umum objek penelitian, latar belakang beserta perumusan masalahnya, serta tujuan dan kegunaan penelitian ini. Bab II Tinjauan dan Lingkup Penelitian Bab II memaparkan rangkuman dari teori teori yang bersangkutan penelitian terdahulu kerangka pemikiran dan hipotesis. Bab III Metode Penelitian Bab III menegaskan pendekatan metode dan teknik yang digunakan untuk mengumpulkan dan mengalisis dan menganalisa data yang dapat menjawab atau menjelaskan masalah penelitian. Bab IV Penelitian dan Pembahasan Menguraikan hasil dari penelitian yang dilakukan beserta pembahasannya secara kronologis, dan sistematis sesuai dengan perumusan masalah serta tujuan penelitian. Bab V Kesimpulan dan Saran Menyajikan kesimpulan dan memberikan saran dari penelitian yang dilakukan. 9
Halaman Ini Sengaja Dikosongkan 10