Abstrak. Kata kunci: audit report lag, audit tenure ukuran kantor akuntan publik, dan spesialisasi auditor.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pengguna laporan keuangan dalam pembuatan keputusan ekonomi (Ikatan

BAB I PENDAHULUAN. Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor: KEP- 36/PM/2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. secara ekonomis serta pengelolaan sumberdaya secara kualitatif melalui kinerja

BAB 1 PENDAHULUAN. menjalankan fungsi pasar modal (Owusu, 2006). Perusahaan go public di

BAB I PENDAHULUAN. posisi keuangan serta kinerja perusahaan. Informasi ini digunakan untuk keperluan

BAB I PENDAHULUAN. auditan yang diaudit oleh auditor independen disebut dengan audit report lag

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan dalam proses pengukuran dan penilaian kinerja suatu

Judul : Pengaruh Audit Tenure

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia sebagai perusahaan go public. Sehingga perkembangan perusahaan go

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. atau merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan berkembangnya perusahaan go public di Indonesia. Perusahaan go

BAB I PENDAHULUAN. (Ikatan Akuntan Indonesia, 2009:1). Tujuan laporan keuangan menurut Ikatan

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN PERSETUJUAN SKRIPSI... ii. PERNYATAAN ORISINALITAS... iii. KATA PENGANTAR... iv. ABSTRAK...

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal berperan penting dalam pembangunan ekonomi pada suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan yang sudah go public wajib menyampaikan laporan keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan. Sehingga informasi yang dihasilkan akan kehilangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan bagian utama dalam proses pelaporan

KOMITE AUDIT SEBAGAI PEMODERASI PENGARUH REPUTASI AUDITOR DAN TENURE AUDIT TERHADAP AUDIT REPORT LAG SKRIPSI. Oleh: KOMANG MARIANI NIM :

BAB I PENDAHULUAN. keberlangsungan suatu perusahaan, terutama perusahaan-perusahaan yang sudah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Laporan keuangan merupakan salah satu instrumen penting dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. pihak (Halim, 2001). Banyak pihak seperti manajemen, pemegang saham,

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan salah satu instrumen penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. mengukur dan menilai kinerja perusahaan serta mendukung keberlangsungan

ABSTRAK. Kata Kunci: tekanan ketaatan, pengalaman auditor, skeptisme profesional, audit judgment.

BAB I PENDAHULUAN. hingga tanggal diselesaikan laporan auditor independen. Apabila audit report

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan salah satu instrumen penting yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kinerja perusahaan dalam suatu periode tertentu. Tujuan dari laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. sengit. Tidak sedikit perusahaan yang berlomba-lomba menarik perhatian investor

1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN. Informasi akuntansi yang tercantum dalam laporan keuangan haruslah

BAB I PENDAHULUAN. menuju perdagangan bebas yang semakin memperketat persaingan antar. dengan cara menjual kepemilikan saham perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. penting sebagai penyedia informasi suatu perusahaan (Suardi, 2011).

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu perusahaan. Sehingga banyaknya perusahaan yang go public membuat

BAB I PENDAHULUAN. informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas suatu entitas

PENDAHULUAN BAB I. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia bisnis yang semakin pesat ditandai dengan ketatnya

eksternal karena laporan keuangan yang belum diaudit kurang dipercaya kewajarannya oleh pihak-pihak yang berkepentingan. Ada kemungkinan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. mungkin dapat tertutupi hanya dengan mengandalkan sumber daya internal. Salah

keberlangsungan suatu perusahaan, terutama perusahaan-perusahaan go public. Peningkatan jumlah perusahaan go public diikuti dengan tingginya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tinggi permintaan audit terhadap laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Ketepatan waktu mempublikasikan laporan keuangan tergantung dari lamanya

BAB I PENDAHULUAN. fungsi sebagai suatu instrument untuk mengukur kinerja perusahaan. Para pengguna

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. teori agensi (agency theory) bahwa perusahaan merupakan kumpulan kontrak

Judul : Pengaruh Komponen Laporan Arus Kas Terhadap Return Saham dengan Current Ratio

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah perusahaan go public memiliki kewajiban untuk mempublikasikan

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin meningkat. Hasil audit atas perusahaan publik mempunyai

BAB II TINJAUAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. wewenang untuk mengambil keputusan, sedangkan principal adalah pihak yang

BAB 1 PENDAHULUAN. para pengguna laporan keuangan. Pengguna laporan keuangan terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai kepentingan atas informasi tersebut (Belkaui dalam Wicaksono,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Laporan keuangan mempunyai peran yang penting dalam proses

Judul : Faktor-faktor yang Mempengaruhi Audit Delay Perusahaan di Bursa Efek Indonesia Nama : Ni Wayan Anindyanari Candranita Pinatih NIM :

BAB 1 PENDAHULUAN. aktivitas perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Dalam hal ini

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan perkembangan perusahaan go public. Pasar yang efisien dan efektif

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dari kinerja perusahaan (Hery, 2013:19). Perusahaan di Indonesia khususnya perusahaan yang sudah go public

BAB I PENDAHULUAN. (intern perusahaan) dengan pihak di luar perusahaan. Namun demikian, informasi

BAB I PENDAHULUAN. sumber eksternal untuk mendapatkan dana ialah dengan go public atau. menjual saham perusahaan kepada para investor di pasar modal.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan sebuah negara yang memiliki potensi ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. keputusan investasi (Shukeri dan Sherliza, 2010 dalam Sumartini dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan sarana utama melalui mana informasi

BAB I PENDAHULUAN. menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2015: 1.3), bahwa tujuan laporan keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN. ( perusahaan ) sebagai modal. Dalam beberapa tahun belakang ini, pasar modal

BAB 1 PENDAHULUAN. keuangan tersebut (Sembiring, 2010). Laporan keuangan memiliki peranan

BAB I PENDAHULUAN. langsung dengan informasi yang dihasilkan dengan sistem informasi. investasi, kredit dan yang serupa secara rasional.

Halaman HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... PERNYATAAN ORISINALITAS... KATA PENGANTAR... ABSTRAK...

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Informasi merupakan unsur yang penting bagi investor dan pihak-pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengambilan keputusan. Selain itu laporan keuangan juga berfungsi sebagai

Rona Karinda Sari / / S1 - Akuntansi Pembimbing : Dr. Bagus Nurcahyo, SE., MM. Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma Jakarta, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian saat ini mempengaruhi perkembangan. perusahaan-perusahaan go public di Indonesia, sehingga berdampak pada

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan yang telah terdaftar di bursa efek Indonesia berkewajiban

BAB I PENDAHULUAN. dalam pelaporan keuangan adalah laporan keuangan itu sendiri. Menurut Belkaui

PENDAHULUAN. akuntansi yang dirancang untuk memberikan informasi kepada calon investor, calon kreditor,

BAB I PENDAHULUAN. Calon investor yang akan melakukan investasi di pasar modal perlu

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring perkembangan perusahaan-perusahaan yang go publik, maka makin

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. tugas-tugas tertentu bagi prinsipal, prinsipal menutup kontrak untuk memberi imbalan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya jumlah perusahaan go public pada Bursa Efek Indonesia (BEI).

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan pasar modal di Indonesia yang semakin berkembang pesat,

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan yang go public wajib menerbitkan laporan keuangan.

Abstrak. Kata kunci : Underpricing, Reputasi Auditor, Size, Return on Assets, Financial Leverage

BAB I PENDAHULUAN. proses pengukuran dan penilaian kinerja suatu perusahaan. Menurut Kieso

ABSTRAK. Kata kunci: financial distress, opini audit, pertumbuhan perusahaan, auditor switching.

BAB I PENDAHULUAN. Penyajian informasi dapat bermanfaat bilamana disajikan secara akurat

BAB I PENDAHULUAN. public. Seiring pesatnya perkembangan perusahaan-perusahaan yang telah go

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ketepatan waktu (timeliness) merupakan salah satu faktor penting

BAB I PENDAHULUAN. tersebut tidak tersedia tepat pada waktunya (IAI, 2007). Ketepatan waktu

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan proses akhir dalam proses akuntansi yang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Perusahaan di Indonesia khususnya perusahaan yang sudah go public

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan Go Public adalah perusahaan terbuka yang melakukan kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN. Laporan keuangan menurut PSAK no.1 revisi 2009 (IAI, 2012) adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. pengukuran dan penilaian kinerja suatu perusahaan, terutama perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga Keuangan Nomor: KEP-346/BL/2011 Peraturan Nomor X.K.2

BAB I PENDAHULUAN. menyajikan suatu informasi yang relevan. Kenley dan Stubus (1972) dalam Saleh

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan bermanfaat bagi pengguna bila disajikan secara akurat

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan adalah hasil akhir dari proses akuntansi yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. dapat menentukan keberlangsungan suatu perusahaan (going concern). Laporan keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN. internal yang mendukung keberlangsungan suatu perusahaan. Setiap perusahaan go

BAB I PENDAHULUAN. akuntansi dan aktivitas perusahaan yang dilakukan serta kebijakan-kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Peraturan Pemerintah No. 64 Tahun 1999 menyatakan bahwa untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. permintaan akan audit laporan keuangan. Setiap perusahaan yang go public

Transkripsi:

Judul : Spesialisasi Auditor sebagai Pemoderasi Pengaruh Audit Tenure dan Ukuran Kantor Akuntan Publik pada Audit Report Lag Nama : Ni Putu Julita Diastiningsih NIM : 1306305012 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis spesialisasi auditor sebagai variabel pemoderasi pengaruh audit tenure dan ukuran kantor akuntan publik pada audit report lag studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2015. Sampel penelitian yang diperoleh sebanyak 265 dengan metode nonprobability sampling, khususnya purposive sampling. Teknik analisis data yang digunakan adalah moderated regression analysis. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa spesialisasi auditor mampu memoderasi pengaruh audit tenure dan ukuran KAP. Audit tenure yang dimoderasi mampu menghasilkan audit report lag yang lebih pendek. Spesialisasi auditor mampu memperkuat hubungan ukuran KAP pada audit report lag. Secara parsial audit tenure berpengaruh positif pada audit report lag, dan ukuran KAP berpengaruh negatif pada audit report lag. Kata kunci: audit report lag, audit tenure ukuran kantor akuntan publik, dan spesialisasi auditor. vi

DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS... iii KATA PENGANTAR... iv ABSTRAK... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN... xi BAB I BAB II BAB III PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah... 1 1.2 Rumusan Masalah... 10 1.3 Tujuan Penelitian... 11 1.4 Kegunaan Penelitian... 11 1.5 Sistematika Penulisan... 12 KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep... 14 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory)... 14 2.1.2 TeoriSinyal (Signaling Theory)... 16 2.1.3 Audit Report Lag... 18 2.1.4 Audit Tenure... 20 2.1.5 Ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP)... 22 2.1.6 Spesialisasi Auditor... 24 2.2 Hipotesis Penelitian... 26 2.2.1 Pengaruh Audit TenurepadaAudit Report Lag...... 26 2.2.2 Pengaruh Ukuran Kantor Akuntan Publik pada Audit Report Lag... 27 2.2.3 Spesialisasi Auditor Memperkuat Pengaruh Audit Tenure pada Audit Report Lag... 28 2.2.4 Spesialisasi Auditor Memperkuat Pengaruh Ukuran Kantor Akuntan Publik pada Audit Report Lag... 30 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian... 32 3.2 Lokasi atau Ruang Lingkup Wilayah Penelitian... 33 3.3 Objek Penelitian... 33 3.4 Identifikasi Variabel... 34 3.5 Definisi Operasional Variabel... 35 3.6 Jenis dan Sumber Data... 37 3.6.1 Jenis Data... 37 3.6.2 Sumber Data... 37 vii

3.7 Populasi, Sampel dan Metode Penentuan Sampel... 38 3.8 Metode Pengumpulan Data... 39 3.9 Teknik Analisis Data... 40 3.9.1 Uji Statistik Deskriptif... 40 3.9.2 Uji Asumsi Klasik... 41 3.9.3 Uji Kelayakan Model (Uji F)... 43 3.9.4 Koefisien Determinasi (R 2 )... 43 3.9.5 Moderated Regression Analysis (MRA)... 44 3.9.6 Uji Hipotesis (Uji-t)...44 BAB IV BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Daerah Penelitian... 46 4.2 Hasil Penelitian... 48 4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif... 48 4.2.2 Uji Asumsi Klasik... 50 4.2.3 Uji Kelayakan Model (Uji F)... 53 4.2.4 Koefisien Determinasi (R 2 )... 53 4.2.5 Moderated Regression Analysis (MRA)... 54 4.2.6 Uji Hipotesis (Uji-t)... 56 4.3 Pembahasan Hasil Penelitian... 58 4.3.1 Pengaruh Audit Tenure pada Audit Report Lag... 58 4.3.2 Pengaruh Ukuran Kantor Akuntan Publik pada Audit Report Lag... 59 4.3.3 Spesialisasi Auditor Memperkuat Pengaruh Audit Tenure pada Audit Report Lag...60 4.3.4 Spesialisasi Auditor Memperkuat Pengaruh Ukuran Kantor Akuntan Publik pada Audit Report Lag...61 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan... 63 5.2 Saran... 64 DAFTAR RUJUKAN... 65 LAMPIRAN-LAMPIRAN... 72 viii

DAFTAR TABEL No. Tabel Halaman 4.1 Proses PenentuanSampelPenelitian... 47 4.2 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian... 48 4.3 Hasil Uji Normalitas... 50 4.4 Hasil Uji Autokorelasi... 51 4.5 Hasil Uji Heteroskedastisitas... 52 4.6 Hasil Uji Kelayakan Model (Uji F)... 53 4.7 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R 2 )... 54 4.8 Hasil Moderated Regression Analysis (MRA)... 54 ix

DAFTAR GAMBAR No. Gambar Halaman 3.1 Kerangka Konseptual Penelitian... 33 x

DAFTAR LAMPIRAN No. Lampiran Halaman 1. Daftar Hasil Penelitian Terdahulu... 71 2. Daftar Perusahaan Manufaktur yang Menjadi Sampel... 74 3. Tabulasi Data... 75 4. Statistik Deskriptif Variabel Penelitian... 92 5. Hasil Uji Normalitas... 93 6. Hasil Uji Autokorelasi... 94 7. Hasil Uji Heteroskedastisitas... 95 8. Hasil Uji Kelayakan Model (Uji F)... 96 9. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R 2 )... 97 10. Hasil UjiModerated Regression Analysis (MRA)... 98 11. Hasil Uji Hipotesis (Uji t)... 99 xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan mempunyai tujuan untuk memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja, dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi. Pelaporan keuangan merupakan suatu mekanisme penyampaian informasi mengenai sumberdaya yang dimiliki perusahaan, yang meliputi pengukuran secara ekonomis serta pengelolaan sumberdaya secara kualitatif melalui kinerja operasional manajemen (Tambunan, 2014). Informasi yang terkandung dalam laporan keuangan disebut bermanfaat apabila disajikan secara akurat dan tepat waktu, yakni tersedia saat dibutuhkan oleh investor. Nilai dari ketepatan waktu pelaporan keuangan merupakan faktor penting bagi kebermanfaatan laporan keuangan tersebut. Bonson- Ponte et al. (2008) mengatakan bahwa investor membutuhkan informasi yang reliabel dan tepat waktu untuk mengambil keputusan. Setiap perusahaan yang go public diwajibkan untuk menyampaikan laporan keuangan yang disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan dan telah diaudit oleh akuntan publik yang terdaftar di Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam). Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) dan Lembaga Keuangan (LK) Nomor: KEP-346/BL/2011 mewajibkan setiap emiten dan perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek untuk menyampaikan laporan keuangan tahunan disertai 1

dengan laporan akuntan dalam rangka audit atas laporan keuangan yang memuat opini audit dari akuntan kepada Bapepam dan LK paling lama 3 bulan (90 hari) setelah tanggal laporan keuangan tahunan Berdasarkan peraturan Bapepam, laporan keuangan yang disajikan harus disertai dengan laporan akuntan independen. Untuk memperoleh laporan akuntan independen, maka laporan keuangan suatu perusahaan harus terlebih dahulu diaudit. Selain pemenuhan regulasi, pengauditan ini juga dilakukan untuk memberikan keyakinan kepada para shareholders atau prinsipal atas laporan keuangan yang disajikan oleh manajer atau perusahaan. Berdasarkan teori agensi yang mengasumsikan bahwa manusia itu selalu self-interest maka kehadiran pihak ketiga yang independen sebagai mediator pada hubungan prinsilpal dan agen diperlukan, dalam hal ini adalah auditor independen (Jensen dan Meckling, 1976). Auditor sebagai pihak eksternal bertugas menilai laporan keuangan telah disajikan sesuai kenyataan, tanpa adanya manipulasi, sehingga keputusan yang dibuat oleh para shareholder tepat dan tidak merugikan investor itu sendiri. Untuk menjamin para investor mengenai kredibilitas laporan keuangan yang disajikan maka perusahaan mempekerjakan auditor yang memiliki reputasi, hal ini dilakukan untuk mengurangi permasalahan antara agen dan prinsipal (Arezoo et al, 2011). Hubungan prinsipal dan agen ini tidak selalu terjadi kesesuaian informasi diantara kedua pihak tersebut. Ketidaksesuaian informasi ini disebut asimetri informasi antara pihak agen dengan prinsipal. Asimetri informasi yaitu distribusi informasi antara pihak agen dengan prinsipal tidak seimbang. Ketepatan waktu 2

menunjukan rentang waktu antara informasi yang ingin disajikan dengan pelaporan, apabila informasi tersebut tidak disampaikan tepat waktu mengakibatkan nilai dari informasi menjadi berkurang. Berkurangnya nilai informasi yang disampaikan kepada prinsipal menimbulkan asimetri informasi. Asimetri informasi merupakan salah satu elemen teori keagenan, dalam hal ini pihak agen lebih banyak mengetahui informasi internal perusahaan secara detail dibandingkan pihak prinsipal yang hanya mengetahui informasi perusahaan secara eksternal melalui hasil kinerja yang dibuat oleh manajemen. Oleh karena itu, hal ini memerlukan ketepatan waktu mengurangi adanya asimetri infomasi antara pihak agen atau manajemen dengan pihak prinsipal (Dewi, 2014). Berdasarkan informasi yang diperoleh dari situs www.ipotnews.com terdapat 63 perusahaan yang belum menyampaikan laporan tahunan 2015 secara tepat waktu dari total perusahaan tercatat (saham dan obligasi) sebanyak 565 emiten. Padahal berdasarkan informasi yang diperoleh dari situs www.neraca.co.id hanya terdapat 52 emiten yang yang belum menyampaikan laporan keuangan audit per Desember 2014, dari total perusahaan tercatat (saham dan obligasi) sebanyak 547 emiten. Hal ini berarti keterlambatan emiten menyerahkan laporan keuangan mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya. Sesuai Peraturan Pemerintah No.45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal Bab XII pasal 63 huruf e menyatakan bahwa bagi setiap perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia akan dikenakan sanksi denda Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah) atas setiap hari keterlambatan penyampaian laporan keuangan dengan jumlah keseluruhan denda 3

paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah). Oleh karena itu, agar perusahaan tidak memperoleh sanksi administrasi dan denda maka perusahaan harus menyampaikan laporan keuangan tahunan kurang dari batas yang ditentukan oleh Bapepam. Peraturan Bapepam membuat auditor dituntut untuk lebih profesional dalam bekerja sesuai dengan Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI), khususnya pada standar pekerjaan lapangan ketiga yang menyatakan bahwa audit harus dilaksanakan dengan penuh kecermatan dan ketelitian serta pengumpulan bukti-bukti yang cukup memadai. Kewajiban memenuhi standar ini menyebabkan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan audit atas laporan keuangan ditentukan oleh waktu yang dibutuhkan auditor untuk memahami perusahaan guna memenuhi standar profesi yang berlaku (Rahayu, 2012). Pemenuhan standar ini tidak mudah bagi seorang auditor, karena untuk memenuhi hal tersebut diperlukan waktu yang tidak singkat. Hal ini menimbulkan dilema tersendiri bagi auditor, dimana peraturan Bapepam menuntut auditor untuk bekerja secara tepat waktu, sedangkan untuk memenuhi standar diperlukan waktu yang tidak sedikit. Lamanya waktu penyelesaian audit akan berpengaruh pada ketepatan waktu informasi tersebut disampaikan. Perbedaan waktu antara tanggal laporan keuangan dengan tanggal opini audit dalam laporan keuangan mengindikasikan tentang lamanya waktu penyelesaian audit yang dilakukan oleh auditor (Primsa Bangun, 2012). Menurut Iskandar dan Trisnawati (2010) lamanya waktu penyelesaian audit yang dilakukan yang dilakukan 4

oleh auditor dilihat dari perbedaan waktu tanggal laporan keuangan dengan tanggal opini audit dalam laporan keuangan disebut audit report lag. Secara sederhana, audit report lag adalah rentang waktu dalam menyelesaikan pekerjaan audit hingga tanggal diterbitkannya laporan audit. Audit report lag diukur berdasarkan lamanya hari yang dibutuhkan untuk memperoleh laporan auditor independen atas audit laporan keuangan tahunan perusahaan, sejak tanggal tutup buku perusahaan yaitu per 31 Desember sampai tanggal yang tertera pada laporan auditor independen (Juanita dan Rutji, 2012). Semakin lama auditor menyelesaikan pekerjaan auditnya, maka semakin lama pula audit report lag. Jika audit report lag semakin lama, maka kemungkinan keterlambatan penyampaian laporan keuangan akan semakin besar (Fadoli, 2014). Lamanya waktu penyelesaian audit dapat mempengaruhi ketepatan waktu publikasi informasi keuangan auditan, sehingga berdampak pada reaksi pasar terhadap keterlambatan informasi tersebut. Berdasarkan fenomena tersebut, maka audit report lag merupakan isu penting, dimana perusahaan diharapkan mampu mengendalikan terjadinya audit report lag karena dapat berpengaruh pada nilai pasar. Audit report lag yang panjang akan berdampak negatif pada nilai perusahaan. Perusahaan yang mempublikasikan laporan keuangan auditan akan memberikan informasi kepada pasar dan diharapkan pasar dapat merespon informasi sebagai suatu sinyal yang mampu berdampak pada nilai perusahaan. Hal ini sesuai dengan teori sinyal, dimana perusahaan yang mempublikasikan laporan keuangan secara tepat waku mampu memberikan sinyal 5

positif pada pasar, sehingga para investor akan memberikan respon positif bagi perusahaan. Sebaliknya, ketika perusahaan terlambat dalam mempublikasikan laporan keuangan, maka investor akan beranggapan bahwa terdapat badnews pada perusahaan dan pasar akan memberikan reaksi negatif pada perusahaan yang berdampak pada harga saham (Kartika, 2009). Ketepatan waktu laporan keuangan auditan merupakan faktor penting khususnya pada pasar modal negara berkembang, karena opini audit dalam laporan keuangan tahunan adalah satu-satunya sumber informasi terpercaya yang tersedia bagi investor (Ibadin, 2015). Perolehan kecermatan, ketepatan dan keahlian audit akan semakin diperoleh dengan lamanya masa perikatan audit dengan kliennya. Lamanya masa perikatan kerja auditor dengan kliennya dalam pemeriksaan laporan keuangan disebut audit tenure. Semakin meningkat audit tenure maka pemahaman auditor atas operasi, risiko bisnis, serta sistem akuntansi perusahaan akan turut meningkat, sehingga menghasilkan proses audit yang lebih efisien (Rahayu, 2012). Sebaliknya, apabila auditor baru melakukan perikatan audit dengan klien, maka jangka waktu penyelesaian audit akan lebih panjang. Hal ini disebabkan karena auditor membutuhkan waktu lebih lama untuk dapat beradaptasi dengan pencatatan, kegiatan operasional, kendali internal, serta kertas kerja (working paper) periode lalu perusahaan pada awal perikatan, Lee et al., (2009). Terdapat beberapa penelitian di Indonesia yang menganalisis pengaruh audit tenure pada jangka waktu penyelesaian audit. Rustiarini dan Sugiarti (2013) menyatakan bahwa audit tenure berpengaruh negatif pada penyampaian informasi 6

laporan keuangan. Hasil penelitian Dewi (2014) menunjukkan hasil audit tenure berpengaruh negatif pada audit report lag. Semakin panjang audit tenure mengakibatkan auditor akan semakin banyak memiliki pengalaman dan pengetahuan mengenai karakteristik klien serta operasional bisnis kliennya. Hal ini akan menciptkan efisiensi yang semakin meningkat sehingga waktu yang dibutuhkan dalam penyelesaian audit atas laporan keuangan akan semakin lebih cepat diselesaikan dengan kata lain audit report lag semakin pendek. Penelitian lainnya yang menguji audit tenure pada audit report lag memiliki hasil yang berbeda. Halim (2000) membuktikan bahwa semakin lama perusahaan memiliki perikatan dengan Kantor Akuntan Publik (KAP) tertentu, semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan audit atas laporan keuangan perusahaan. Hasil penelitian ini sejalan dengan Rahayu (2012) yang menunjukan bahwa tenure KAP memiliki pengaruh positif dan signifikan. Hal ini dikarenakan faktor independensi auditor dalam mengaudit laporan keuangan, dimana terdapat kemungkinan bahwa tenure yang semakin panjang dapat menimbulkan kedekatan pribadi antara auditor dengan klien. Sehingga membuka kesempatan bagi KAP untuk dapat mengulur waktu penyelesaian audit laporan keuangan klien. Laporan keuangan atau informasi atas kinerja keuangan harus disajikan dengan akurat dan terpercaya. Kredibilitas dari laporan keuangan dapat ditingkatkan dengan menggunakan jasa auditor dari KAP dengan reputasi yang baik (Sutikno, 2015). KAP yang memiliki reputasi yang baik umumnya berukuran besar yang berafiliasi dengan KAP universal seperti Big Four Worldwide Accounting Firm (Big Four). Iskandar 7

dan Trisnawati (2010) menunjukkan hasil bahwa besarnya ukuran KAP berpengaruh pada audit report lag. Dimana KAP besar yang tergabung dalam KAP Big Four menyelesaikan pekerjaan audit lebih cepat dibandingkan KAP lainnya. Hasil ini menunjukkan bahwa auditor yang mempunyai reputasi yang baik, dalam hal ini adalah KAP Big Four akan memberikan kualitas pekerjaan audit yang efektif dan efisien sehingga audit dapat diselesaikan secara tepat waktu. KAP yang berafiliasi dengan Big Four tentunya mempunyai pengalaman yang lebih banyak karena mempunyai jumlah dan ragam klien yang lebih banyak. Sehingga, KAP Big Four mampu menghasilkan kualitas audit yang lebih baik dan cepat dibandingkan dengan KAP kecil (selain KAP Big Four) atau KAP Non Big Four. Lee et al., (2009) menyatakan bahwa KAP yang berafiliasi dengan Big Four lebih awal dalam menyelesaikan auditnya dibandingkan dengan KAP Non Big Four. Hal tersebut dikarenakan KAP Big Four memiliki ketersediaan teknologi dan sumber daya manusia yang lebih spesialis sehingga membuat pekerjaan audit yang dilakukan lebih efisien. Adanya tenaga spesialis pada KAP Big Four akan membantu perusahaan lebih cepat dalam menyelesaikan proses audit dan menyampaikan laporan auditnya, karena tenaga spesialis KAP Big Four memiliki kompetensi, keahlian dan kemampuan yang dapat mempercepat proses audit dan mempersingkat audit report lag (Tambunan, 2014). Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan Juanita dan Rutji (2012), Wirakusuma dan Angruningrum (2013), serta Sumartini dan Widhiyani (2014) tidak menemukan hubungan antara ukuran KAP dengan audit report lag. 8

Tidak adanya konsistensi atas penelitian mengenai pengaruh audit tenure dan ukuran KAP pada audit report lag menimbulkan dugaan adanya variabel pemoderasi (memperkuat atau memperlemah) hubungan variabel tersebut. KAP yang besar dalam hal ini KAP yang berafiliasi dengan KAP Big Four memiliki sumber daya manusia yang lebih berkualitas dan reputasi yang baik dibandingkan dengan KAP Non Big Four yang berdampak pada penyelesaian audit yang lebih cepat dan jangka waktu atau tenure yang lebih panjang dari sebuah KAP akan memberikan pengetahuan yang lebih banyak mengenai bisnis klien kepada auditor. Pengetahuan yang lebih banyak ini dapat mempermudah auditor dalam merancang program audit yang akan dikerjakan (Giri, 2010). Kondisi tersebut dapat diperkuat ketika sebuah perusahaan di audit oleh KAP yang memiliki predikat spesialisasi industri. Auditor disebut sebagai spesialis di suatu industri apabila auditor tersebut telah mengikuti pelatihan-pelatihan yang berfokus pada suatu industri tertentu. Simunic & Stein (1987) menyatakan bahwa auditor spesialisasi lebih berinvestasi pada teknologi, fasilitas, personil, dan sistem organisasi, sehingga mampu meningkatkan kualitas audit. Rahadianto (2012) mendefinisikan spesialisasi industri auditor sebagai pemahaman serta kemampuan yang spesifik pada suatu industri tertentu yang diperoleh dari pengalamanpengalaman auditor dalam mengaudit maupun pelatihan-pelatihan khusus mengenai audit suatu industri tertentu sehingga dapat meningkatkan kualitas auditnya. Habib dan Bhuiyan (2011) membuktikan bahwa auditor yang berpredikat spesialis industri dapat menyelesaikan audit lebih cepat dibandingkan dengan auditor yang bukan 9

spesialis industri oleh adanya pengetahuan spesifik atas suatu industri yang berperan secara signifikan dalam penyelesaian proses audit. Motivasi peneliti melakukan penelitian mengenai Spesialisasi Auditor sebagai Pemoderasi Pengaruh Audit Tenure dan Ukuran KAP pada Audit Report Lag karena adanya inkonsistensi pada penelitian sebelumnya. Keunikan penelitian ini adalah variabel indipendennya merupakan variabel yang pada penelitian sebelumnya memiliki inkonsistensi hasil dan variabel pemoderasi yang belum pernah digunakan sebelumnya. Penggunaan spesialisasi auditor sebagai variabel pemoderasi untuk melihat spesialisasi auditor dalam memperkuat pengaruh audit tenure dan ukuran KAP pada audit report lag. Selain hal itu, peneliti belum menemukan adanya studi yang meneliti mengenai spesialisasi auditor dalam memperkuat pengaruh audit tenure dan ukuran KAP pada audit report lag, sehingga penelitian ini menarik untuk dilakukan. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang sudah dijelaskan sebelumnya, maka rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Bagaimana pengaruh audit tenure pada audit report lag? 2) Bagaimana pengaruh ukuran KAP pada audit report lag? 3) Bagaimana spesialisasi auditor memoderasi pengaruh audit tenure pada audit report lag? 10

4) Bagaimana spesialisasi auditor memoderasi pengaruh ukuran KAP pada audit report lag? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah yang disajikan, tujuan penelitian ini yaitu: 1) Untuk menguji pengaruh audit tenure pada audit report lag. 2) Untuk menguji pengaruh ukuran KAP pada audit report lag. 3) Untuk menguji spesialisasi auditor memoderasi pengaruh audit tenure pada audit report lag. 4) Untuk menguji spesialisasi auditor memoderasi pengaruh ukuran KAP pada audit report lag. 1.4 Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi semua pihak yang memiliki keterkaitan dengan penelitian ini, antara lain: 1) Kegunaan Ilmiah Penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi, informasi dan wawasan untuk mendukung penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan audit report lag sebagai sumber pengetahuan. Serta menjadi tambahan pengetahuan mengenai spesialisasi auditor sebagai pemoderasi pengaruh audit tenure dan ukuran KAP pada audit report lag pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 11

2) Kegunaan Praktisi (1) Bagi Auditor Menjadi informasi dan panduan dalam perencanaan pekerjaan lapangan, sehingga mampu meminimalisir keterlambatan pelaporan keuangan dalam usaha untuk memperbaiki ketepatan pelaporan keuangan dan mempercepat proses publikasi laporan keuangan, sesuai dengan peraturan yang ditetapkan oleh pasar modal. (2) Bagi Investor Memberikan informasi mengenai faktor yang mempengaruhi terjadinya audit report lag sehingga mampu dijadikan bahan pertimbangan dalam menentukan keputusan. 1.5 Sistematika Penulisan Pembahasan skripsi disusun berdasarkan urutan beberapa bab secara sistematis sehingga terdapat hubungan yang erat antarbab. Adapun sistematika penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut: BAB 1 PENDAHULUAN Dalam bab ini menjelaskan dan menguraikan mengenai pembukaan dari skripsi yang terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan, dan kegunaan penelitian serta menguraikan sistematika penulisan. BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 12

Dalam bab ini menguraikan mengenai teori-teori yang digunakan sebagai dasar pemikiran dalam pembahasan masalah yang diteliti yang diambil dari berbagai literatur, ringkasan penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini, serta menjelaskan mengenai hipotesis dalam penelitian ini yang dibuat berdasarkan teori-teori relevan yang digunakan dalam penelitian ini. BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini menguraikan metodologi penelitian yang meliputi desain penelitian, lokasi atau ruang lingkup wilayah penelitian, obyek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, populasi, sampel dan metode penentuan sampel, metode pengumpulan data, serta teknik analisis data. BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Dalam bab ini menguraikan gambaran umum daerah penelitian, hasil analisis statistik, dan pembahasan mengenai hasil analisis statistik yang diperoleh. BAB V SIMPULAN DAN SARAN Dalam bab ini menguraikan bagian penutup dalam skripsi, yang terdiri dari kesimpulan hasil pengujian terhadap hipotesis yang telah ditentukan. Memberikan penjelasan mengenai keterbatasan yang terdapat pada penelitian ini, dan memberikan saran untuk penelitian selanjutnya. 13