Judul : Spesialisasi Auditor sebagai Pemoderasi Pengaruh Audit Tenure dan Ukuran Kantor Akuntan Publik pada Audit Report Lag Nama : Ni Putu Julita Diastiningsih NIM : 1306305012 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis spesialisasi auditor sebagai variabel pemoderasi pengaruh audit tenure dan ukuran kantor akuntan publik pada audit report lag studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2015. Sampel penelitian yang diperoleh sebanyak 265 dengan metode nonprobability sampling, khususnya purposive sampling. Teknik analisis data yang digunakan adalah moderated regression analysis. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa spesialisasi auditor mampu memoderasi pengaruh audit tenure dan ukuran KAP. Audit tenure yang dimoderasi mampu menghasilkan audit report lag yang lebih pendek. Spesialisasi auditor mampu memperkuat hubungan ukuran KAP pada audit report lag. Secara parsial audit tenure berpengaruh positif pada audit report lag, dan ukuran KAP berpengaruh negatif pada audit report lag. Kata kunci: audit report lag, audit tenure ukuran kantor akuntan publik, dan spesialisasi auditor. vi
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS... iii KATA PENGANTAR... iv ABSTRAK... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN... xi BAB I BAB II BAB III PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah... 1 1.2 Rumusan Masalah... 10 1.3 Tujuan Penelitian... 11 1.4 Kegunaan Penelitian... 11 1.5 Sistematika Penulisan... 12 KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep... 14 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory)... 14 2.1.2 TeoriSinyal (Signaling Theory)... 16 2.1.3 Audit Report Lag... 18 2.1.4 Audit Tenure... 20 2.1.5 Ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP)... 22 2.1.6 Spesialisasi Auditor... 24 2.2 Hipotesis Penelitian... 26 2.2.1 Pengaruh Audit TenurepadaAudit Report Lag...... 26 2.2.2 Pengaruh Ukuran Kantor Akuntan Publik pada Audit Report Lag... 27 2.2.3 Spesialisasi Auditor Memperkuat Pengaruh Audit Tenure pada Audit Report Lag... 28 2.2.4 Spesialisasi Auditor Memperkuat Pengaruh Ukuran Kantor Akuntan Publik pada Audit Report Lag... 30 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian... 32 3.2 Lokasi atau Ruang Lingkup Wilayah Penelitian... 33 3.3 Objek Penelitian... 33 3.4 Identifikasi Variabel... 34 3.5 Definisi Operasional Variabel... 35 3.6 Jenis dan Sumber Data... 37 3.6.1 Jenis Data... 37 3.6.2 Sumber Data... 37 vii
3.7 Populasi, Sampel dan Metode Penentuan Sampel... 38 3.8 Metode Pengumpulan Data... 39 3.9 Teknik Analisis Data... 40 3.9.1 Uji Statistik Deskriptif... 40 3.9.2 Uji Asumsi Klasik... 41 3.9.3 Uji Kelayakan Model (Uji F)... 43 3.9.4 Koefisien Determinasi (R 2 )... 43 3.9.5 Moderated Regression Analysis (MRA)... 44 3.9.6 Uji Hipotesis (Uji-t)...44 BAB IV BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Daerah Penelitian... 46 4.2 Hasil Penelitian... 48 4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif... 48 4.2.2 Uji Asumsi Klasik... 50 4.2.3 Uji Kelayakan Model (Uji F)... 53 4.2.4 Koefisien Determinasi (R 2 )... 53 4.2.5 Moderated Regression Analysis (MRA)... 54 4.2.6 Uji Hipotesis (Uji-t)... 56 4.3 Pembahasan Hasil Penelitian... 58 4.3.1 Pengaruh Audit Tenure pada Audit Report Lag... 58 4.3.2 Pengaruh Ukuran Kantor Akuntan Publik pada Audit Report Lag... 59 4.3.3 Spesialisasi Auditor Memperkuat Pengaruh Audit Tenure pada Audit Report Lag...60 4.3.4 Spesialisasi Auditor Memperkuat Pengaruh Ukuran Kantor Akuntan Publik pada Audit Report Lag...61 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan... 63 5.2 Saran... 64 DAFTAR RUJUKAN... 65 LAMPIRAN-LAMPIRAN... 72 viii
DAFTAR TABEL No. Tabel Halaman 4.1 Proses PenentuanSampelPenelitian... 47 4.2 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian... 48 4.3 Hasil Uji Normalitas... 50 4.4 Hasil Uji Autokorelasi... 51 4.5 Hasil Uji Heteroskedastisitas... 52 4.6 Hasil Uji Kelayakan Model (Uji F)... 53 4.7 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R 2 )... 54 4.8 Hasil Moderated Regression Analysis (MRA)... 54 ix
DAFTAR GAMBAR No. Gambar Halaman 3.1 Kerangka Konseptual Penelitian... 33 x
DAFTAR LAMPIRAN No. Lampiran Halaman 1. Daftar Hasil Penelitian Terdahulu... 71 2. Daftar Perusahaan Manufaktur yang Menjadi Sampel... 74 3. Tabulasi Data... 75 4. Statistik Deskriptif Variabel Penelitian... 92 5. Hasil Uji Normalitas... 93 6. Hasil Uji Autokorelasi... 94 7. Hasil Uji Heteroskedastisitas... 95 8. Hasil Uji Kelayakan Model (Uji F)... 96 9. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R 2 )... 97 10. Hasil UjiModerated Regression Analysis (MRA)... 98 11. Hasil Uji Hipotesis (Uji t)... 99 xi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan mempunyai tujuan untuk memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja, dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi. Pelaporan keuangan merupakan suatu mekanisme penyampaian informasi mengenai sumberdaya yang dimiliki perusahaan, yang meliputi pengukuran secara ekonomis serta pengelolaan sumberdaya secara kualitatif melalui kinerja operasional manajemen (Tambunan, 2014). Informasi yang terkandung dalam laporan keuangan disebut bermanfaat apabila disajikan secara akurat dan tepat waktu, yakni tersedia saat dibutuhkan oleh investor. Nilai dari ketepatan waktu pelaporan keuangan merupakan faktor penting bagi kebermanfaatan laporan keuangan tersebut. Bonson- Ponte et al. (2008) mengatakan bahwa investor membutuhkan informasi yang reliabel dan tepat waktu untuk mengambil keputusan. Setiap perusahaan yang go public diwajibkan untuk menyampaikan laporan keuangan yang disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan dan telah diaudit oleh akuntan publik yang terdaftar di Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam). Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) dan Lembaga Keuangan (LK) Nomor: KEP-346/BL/2011 mewajibkan setiap emiten dan perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek untuk menyampaikan laporan keuangan tahunan disertai 1
dengan laporan akuntan dalam rangka audit atas laporan keuangan yang memuat opini audit dari akuntan kepada Bapepam dan LK paling lama 3 bulan (90 hari) setelah tanggal laporan keuangan tahunan Berdasarkan peraturan Bapepam, laporan keuangan yang disajikan harus disertai dengan laporan akuntan independen. Untuk memperoleh laporan akuntan independen, maka laporan keuangan suatu perusahaan harus terlebih dahulu diaudit. Selain pemenuhan regulasi, pengauditan ini juga dilakukan untuk memberikan keyakinan kepada para shareholders atau prinsipal atas laporan keuangan yang disajikan oleh manajer atau perusahaan. Berdasarkan teori agensi yang mengasumsikan bahwa manusia itu selalu self-interest maka kehadiran pihak ketiga yang independen sebagai mediator pada hubungan prinsilpal dan agen diperlukan, dalam hal ini adalah auditor independen (Jensen dan Meckling, 1976). Auditor sebagai pihak eksternal bertugas menilai laporan keuangan telah disajikan sesuai kenyataan, tanpa adanya manipulasi, sehingga keputusan yang dibuat oleh para shareholder tepat dan tidak merugikan investor itu sendiri. Untuk menjamin para investor mengenai kredibilitas laporan keuangan yang disajikan maka perusahaan mempekerjakan auditor yang memiliki reputasi, hal ini dilakukan untuk mengurangi permasalahan antara agen dan prinsipal (Arezoo et al, 2011). Hubungan prinsipal dan agen ini tidak selalu terjadi kesesuaian informasi diantara kedua pihak tersebut. Ketidaksesuaian informasi ini disebut asimetri informasi antara pihak agen dengan prinsipal. Asimetri informasi yaitu distribusi informasi antara pihak agen dengan prinsipal tidak seimbang. Ketepatan waktu 2
menunjukan rentang waktu antara informasi yang ingin disajikan dengan pelaporan, apabila informasi tersebut tidak disampaikan tepat waktu mengakibatkan nilai dari informasi menjadi berkurang. Berkurangnya nilai informasi yang disampaikan kepada prinsipal menimbulkan asimetri informasi. Asimetri informasi merupakan salah satu elemen teori keagenan, dalam hal ini pihak agen lebih banyak mengetahui informasi internal perusahaan secara detail dibandingkan pihak prinsipal yang hanya mengetahui informasi perusahaan secara eksternal melalui hasil kinerja yang dibuat oleh manajemen. Oleh karena itu, hal ini memerlukan ketepatan waktu mengurangi adanya asimetri infomasi antara pihak agen atau manajemen dengan pihak prinsipal (Dewi, 2014). Berdasarkan informasi yang diperoleh dari situs www.ipotnews.com terdapat 63 perusahaan yang belum menyampaikan laporan tahunan 2015 secara tepat waktu dari total perusahaan tercatat (saham dan obligasi) sebanyak 565 emiten. Padahal berdasarkan informasi yang diperoleh dari situs www.neraca.co.id hanya terdapat 52 emiten yang yang belum menyampaikan laporan keuangan audit per Desember 2014, dari total perusahaan tercatat (saham dan obligasi) sebanyak 547 emiten. Hal ini berarti keterlambatan emiten menyerahkan laporan keuangan mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya. Sesuai Peraturan Pemerintah No.45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal Bab XII pasal 63 huruf e menyatakan bahwa bagi setiap perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia akan dikenakan sanksi denda Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah) atas setiap hari keterlambatan penyampaian laporan keuangan dengan jumlah keseluruhan denda 3
paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah). Oleh karena itu, agar perusahaan tidak memperoleh sanksi administrasi dan denda maka perusahaan harus menyampaikan laporan keuangan tahunan kurang dari batas yang ditentukan oleh Bapepam. Peraturan Bapepam membuat auditor dituntut untuk lebih profesional dalam bekerja sesuai dengan Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI), khususnya pada standar pekerjaan lapangan ketiga yang menyatakan bahwa audit harus dilaksanakan dengan penuh kecermatan dan ketelitian serta pengumpulan bukti-bukti yang cukup memadai. Kewajiban memenuhi standar ini menyebabkan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan audit atas laporan keuangan ditentukan oleh waktu yang dibutuhkan auditor untuk memahami perusahaan guna memenuhi standar profesi yang berlaku (Rahayu, 2012). Pemenuhan standar ini tidak mudah bagi seorang auditor, karena untuk memenuhi hal tersebut diperlukan waktu yang tidak singkat. Hal ini menimbulkan dilema tersendiri bagi auditor, dimana peraturan Bapepam menuntut auditor untuk bekerja secara tepat waktu, sedangkan untuk memenuhi standar diperlukan waktu yang tidak sedikit. Lamanya waktu penyelesaian audit akan berpengaruh pada ketepatan waktu informasi tersebut disampaikan. Perbedaan waktu antara tanggal laporan keuangan dengan tanggal opini audit dalam laporan keuangan mengindikasikan tentang lamanya waktu penyelesaian audit yang dilakukan oleh auditor (Primsa Bangun, 2012). Menurut Iskandar dan Trisnawati (2010) lamanya waktu penyelesaian audit yang dilakukan yang dilakukan 4
oleh auditor dilihat dari perbedaan waktu tanggal laporan keuangan dengan tanggal opini audit dalam laporan keuangan disebut audit report lag. Secara sederhana, audit report lag adalah rentang waktu dalam menyelesaikan pekerjaan audit hingga tanggal diterbitkannya laporan audit. Audit report lag diukur berdasarkan lamanya hari yang dibutuhkan untuk memperoleh laporan auditor independen atas audit laporan keuangan tahunan perusahaan, sejak tanggal tutup buku perusahaan yaitu per 31 Desember sampai tanggal yang tertera pada laporan auditor independen (Juanita dan Rutji, 2012). Semakin lama auditor menyelesaikan pekerjaan auditnya, maka semakin lama pula audit report lag. Jika audit report lag semakin lama, maka kemungkinan keterlambatan penyampaian laporan keuangan akan semakin besar (Fadoli, 2014). Lamanya waktu penyelesaian audit dapat mempengaruhi ketepatan waktu publikasi informasi keuangan auditan, sehingga berdampak pada reaksi pasar terhadap keterlambatan informasi tersebut. Berdasarkan fenomena tersebut, maka audit report lag merupakan isu penting, dimana perusahaan diharapkan mampu mengendalikan terjadinya audit report lag karena dapat berpengaruh pada nilai pasar. Audit report lag yang panjang akan berdampak negatif pada nilai perusahaan. Perusahaan yang mempublikasikan laporan keuangan auditan akan memberikan informasi kepada pasar dan diharapkan pasar dapat merespon informasi sebagai suatu sinyal yang mampu berdampak pada nilai perusahaan. Hal ini sesuai dengan teori sinyal, dimana perusahaan yang mempublikasikan laporan keuangan secara tepat waku mampu memberikan sinyal 5
positif pada pasar, sehingga para investor akan memberikan respon positif bagi perusahaan. Sebaliknya, ketika perusahaan terlambat dalam mempublikasikan laporan keuangan, maka investor akan beranggapan bahwa terdapat badnews pada perusahaan dan pasar akan memberikan reaksi negatif pada perusahaan yang berdampak pada harga saham (Kartika, 2009). Ketepatan waktu laporan keuangan auditan merupakan faktor penting khususnya pada pasar modal negara berkembang, karena opini audit dalam laporan keuangan tahunan adalah satu-satunya sumber informasi terpercaya yang tersedia bagi investor (Ibadin, 2015). Perolehan kecermatan, ketepatan dan keahlian audit akan semakin diperoleh dengan lamanya masa perikatan audit dengan kliennya. Lamanya masa perikatan kerja auditor dengan kliennya dalam pemeriksaan laporan keuangan disebut audit tenure. Semakin meningkat audit tenure maka pemahaman auditor atas operasi, risiko bisnis, serta sistem akuntansi perusahaan akan turut meningkat, sehingga menghasilkan proses audit yang lebih efisien (Rahayu, 2012). Sebaliknya, apabila auditor baru melakukan perikatan audit dengan klien, maka jangka waktu penyelesaian audit akan lebih panjang. Hal ini disebabkan karena auditor membutuhkan waktu lebih lama untuk dapat beradaptasi dengan pencatatan, kegiatan operasional, kendali internal, serta kertas kerja (working paper) periode lalu perusahaan pada awal perikatan, Lee et al., (2009). Terdapat beberapa penelitian di Indonesia yang menganalisis pengaruh audit tenure pada jangka waktu penyelesaian audit. Rustiarini dan Sugiarti (2013) menyatakan bahwa audit tenure berpengaruh negatif pada penyampaian informasi 6
laporan keuangan. Hasil penelitian Dewi (2014) menunjukkan hasil audit tenure berpengaruh negatif pada audit report lag. Semakin panjang audit tenure mengakibatkan auditor akan semakin banyak memiliki pengalaman dan pengetahuan mengenai karakteristik klien serta operasional bisnis kliennya. Hal ini akan menciptkan efisiensi yang semakin meningkat sehingga waktu yang dibutuhkan dalam penyelesaian audit atas laporan keuangan akan semakin lebih cepat diselesaikan dengan kata lain audit report lag semakin pendek. Penelitian lainnya yang menguji audit tenure pada audit report lag memiliki hasil yang berbeda. Halim (2000) membuktikan bahwa semakin lama perusahaan memiliki perikatan dengan Kantor Akuntan Publik (KAP) tertentu, semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan audit atas laporan keuangan perusahaan. Hasil penelitian ini sejalan dengan Rahayu (2012) yang menunjukan bahwa tenure KAP memiliki pengaruh positif dan signifikan. Hal ini dikarenakan faktor independensi auditor dalam mengaudit laporan keuangan, dimana terdapat kemungkinan bahwa tenure yang semakin panjang dapat menimbulkan kedekatan pribadi antara auditor dengan klien. Sehingga membuka kesempatan bagi KAP untuk dapat mengulur waktu penyelesaian audit laporan keuangan klien. Laporan keuangan atau informasi atas kinerja keuangan harus disajikan dengan akurat dan terpercaya. Kredibilitas dari laporan keuangan dapat ditingkatkan dengan menggunakan jasa auditor dari KAP dengan reputasi yang baik (Sutikno, 2015). KAP yang memiliki reputasi yang baik umumnya berukuran besar yang berafiliasi dengan KAP universal seperti Big Four Worldwide Accounting Firm (Big Four). Iskandar 7
dan Trisnawati (2010) menunjukkan hasil bahwa besarnya ukuran KAP berpengaruh pada audit report lag. Dimana KAP besar yang tergabung dalam KAP Big Four menyelesaikan pekerjaan audit lebih cepat dibandingkan KAP lainnya. Hasil ini menunjukkan bahwa auditor yang mempunyai reputasi yang baik, dalam hal ini adalah KAP Big Four akan memberikan kualitas pekerjaan audit yang efektif dan efisien sehingga audit dapat diselesaikan secara tepat waktu. KAP yang berafiliasi dengan Big Four tentunya mempunyai pengalaman yang lebih banyak karena mempunyai jumlah dan ragam klien yang lebih banyak. Sehingga, KAP Big Four mampu menghasilkan kualitas audit yang lebih baik dan cepat dibandingkan dengan KAP kecil (selain KAP Big Four) atau KAP Non Big Four. Lee et al., (2009) menyatakan bahwa KAP yang berafiliasi dengan Big Four lebih awal dalam menyelesaikan auditnya dibandingkan dengan KAP Non Big Four. Hal tersebut dikarenakan KAP Big Four memiliki ketersediaan teknologi dan sumber daya manusia yang lebih spesialis sehingga membuat pekerjaan audit yang dilakukan lebih efisien. Adanya tenaga spesialis pada KAP Big Four akan membantu perusahaan lebih cepat dalam menyelesaikan proses audit dan menyampaikan laporan auditnya, karena tenaga spesialis KAP Big Four memiliki kompetensi, keahlian dan kemampuan yang dapat mempercepat proses audit dan mempersingkat audit report lag (Tambunan, 2014). Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan Juanita dan Rutji (2012), Wirakusuma dan Angruningrum (2013), serta Sumartini dan Widhiyani (2014) tidak menemukan hubungan antara ukuran KAP dengan audit report lag. 8
Tidak adanya konsistensi atas penelitian mengenai pengaruh audit tenure dan ukuran KAP pada audit report lag menimbulkan dugaan adanya variabel pemoderasi (memperkuat atau memperlemah) hubungan variabel tersebut. KAP yang besar dalam hal ini KAP yang berafiliasi dengan KAP Big Four memiliki sumber daya manusia yang lebih berkualitas dan reputasi yang baik dibandingkan dengan KAP Non Big Four yang berdampak pada penyelesaian audit yang lebih cepat dan jangka waktu atau tenure yang lebih panjang dari sebuah KAP akan memberikan pengetahuan yang lebih banyak mengenai bisnis klien kepada auditor. Pengetahuan yang lebih banyak ini dapat mempermudah auditor dalam merancang program audit yang akan dikerjakan (Giri, 2010). Kondisi tersebut dapat diperkuat ketika sebuah perusahaan di audit oleh KAP yang memiliki predikat spesialisasi industri. Auditor disebut sebagai spesialis di suatu industri apabila auditor tersebut telah mengikuti pelatihan-pelatihan yang berfokus pada suatu industri tertentu. Simunic & Stein (1987) menyatakan bahwa auditor spesialisasi lebih berinvestasi pada teknologi, fasilitas, personil, dan sistem organisasi, sehingga mampu meningkatkan kualitas audit. Rahadianto (2012) mendefinisikan spesialisasi industri auditor sebagai pemahaman serta kemampuan yang spesifik pada suatu industri tertentu yang diperoleh dari pengalamanpengalaman auditor dalam mengaudit maupun pelatihan-pelatihan khusus mengenai audit suatu industri tertentu sehingga dapat meningkatkan kualitas auditnya. Habib dan Bhuiyan (2011) membuktikan bahwa auditor yang berpredikat spesialis industri dapat menyelesaikan audit lebih cepat dibandingkan dengan auditor yang bukan 9
spesialis industri oleh adanya pengetahuan spesifik atas suatu industri yang berperan secara signifikan dalam penyelesaian proses audit. Motivasi peneliti melakukan penelitian mengenai Spesialisasi Auditor sebagai Pemoderasi Pengaruh Audit Tenure dan Ukuran KAP pada Audit Report Lag karena adanya inkonsistensi pada penelitian sebelumnya. Keunikan penelitian ini adalah variabel indipendennya merupakan variabel yang pada penelitian sebelumnya memiliki inkonsistensi hasil dan variabel pemoderasi yang belum pernah digunakan sebelumnya. Penggunaan spesialisasi auditor sebagai variabel pemoderasi untuk melihat spesialisasi auditor dalam memperkuat pengaruh audit tenure dan ukuran KAP pada audit report lag. Selain hal itu, peneliti belum menemukan adanya studi yang meneliti mengenai spesialisasi auditor dalam memperkuat pengaruh audit tenure dan ukuran KAP pada audit report lag, sehingga penelitian ini menarik untuk dilakukan. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang sudah dijelaskan sebelumnya, maka rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Bagaimana pengaruh audit tenure pada audit report lag? 2) Bagaimana pengaruh ukuran KAP pada audit report lag? 3) Bagaimana spesialisasi auditor memoderasi pengaruh audit tenure pada audit report lag? 10
4) Bagaimana spesialisasi auditor memoderasi pengaruh ukuran KAP pada audit report lag? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah yang disajikan, tujuan penelitian ini yaitu: 1) Untuk menguji pengaruh audit tenure pada audit report lag. 2) Untuk menguji pengaruh ukuran KAP pada audit report lag. 3) Untuk menguji spesialisasi auditor memoderasi pengaruh audit tenure pada audit report lag. 4) Untuk menguji spesialisasi auditor memoderasi pengaruh ukuran KAP pada audit report lag. 1.4 Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi semua pihak yang memiliki keterkaitan dengan penelitian ini, antara lain: 1) Kegunaan Ilmiah Penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi, informasi dan wawasan untuk mendukung penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan audit report lag sebagai sumber pengetahuan. Serta menjadi tambahan pengetahuan mengenai spesialisasi auditor sebagai pemoderasi pengaruh audit tenure dan ukuran KAP pada audit report lag pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 11
2) Kegunaan Praktisi (1) Bagi Auditor Menjadi informasi dan panduan dalam perencanaan pekerjaan lapangan, sehingga mampu meminimalisir keterlambatan pelaporan keuangan dalam usaha untuk memperbaiki ketepatan pelaporan keuangan dan mempercepat proses publikasi laporan keuangan, sesuai dengan peraturan yang ditetapkan oleh pasar modal. (2) Bagi Investor Memberikan informasi mengenai faktor yang mempengaruhi terjadinya audit report lag sehingga mampu dijadikan bahan pertimbangan dalam menentukan keputusan. 1.5 Sistematika Penulisan Pembahasan skripsi disusun berdasarkan urutan beberapa bab secara sistematis sehingga terdapat hubungan yang erat antarbab. Adapun sistematika penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut: BAB 1 PENDAHULUAN Dalam bab ini menjelaskan dan menguraikan mengenai pembukaan dari skripsi yang terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan, dan kegunaan penelitian serta menguraikan sistematika penulisan. BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 12
Dalam bab ini menguraikan mengenai teori-teori yang digunakan sebagai dasar pemikiran dalam pembahasan masalah yang diteliti yang diambil dari berbagai literatur, ringkasan penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini, serta menjelaskan mengenai hipotesis dalam penelitian ini yang dibuat berdasarkan teori-teori relevan yang digunakan dalam penelitian ini. BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini menguraikan metodologi penelitian yang meliputi desain penelitian, lokasi atau ruang lingkup wilayah penelitian, obyek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, populasi, sampel dan metode penentuan sampel, metode pengumpulan data, serta teknik analisis data. BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Dalam bab ini menguraikan gambaran umum daerah penelitian, hasil analisis statistik, dan pembahasan mengenai hasil analisis statistik yang diperoleh. BAB V SIMPULAN DAN SARAN Dalam bab ini menguraikan bagian penutup dalam skripsi, yang terdiri dari kesimpulan hasil pengujian terhadap hipotesis yang telah ditentukan. Memberikan penjelasan mengenai keterbatasan yang terdapat pada penelitian ini, dan memberikan saran untuk penelitian selanjutnya. 13