BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 1.1 Landasan Teori Teori Keagenan (Agency Theory) Teori keagenan menggambarkan bahwa perusahaan dapat dilihat sebagai hubungan antara pihak pengelola perusahaan dan prinsipal sebagai pemilik yang terikat dalam sebuah kontrak. Jensen dan Meckling (1976) menjelaskan hubungan agensi sebagai suatu kontrak di bawah satu atau lebih prinsipal yang melibatkan agen untuk melaksanakan beberapa layanan bagi mereka dengan melakukan pendelegasian wewenang pengambilan keputusan kepada agen. Agen dan prinsipal diasumsikan memiliki pemikiran ekonomi rasional dan hanya termotivasi pada kepentingan pribadi atau self-interest. Manajemen sebagai agen sering kali melakukan tindakan demi kepentingan pribadi yang tidak sejalan dengan kepentingan prinsipal. Terjadinya perbedaan distribusi informasi yang diterima oleh agen dan prinsipal menyebabkan terjadinya asimetri informasi sehingga menimbulkan masalah keagenan. Munculnya agency problem karena prinsipal berusaha membuat kontraktual dengan agen untuk mensejahterakan dirinya sendiri dengan mengharapkan peningkatan pada profitabilitas yang menyebabkan peningkatan pada deviden, sedangkan agen berusaha untuk bertindak rasional dengan memaksimalkan kepentingan pribadi.

2 Jensen dan Meckling (1976) menyatakan terdapat biaya agensi sebagai penjumlahan dari : (1) biaya pengawasan (monitoring expenditure) oleh pemegang saham; (2) biaya yang dikeluarkan oleh manajeman untuk menghasilkan transparasi laporan, seperti biaya audit; (3) biaya penjamin (bonding expenditure) oleh manajemen, yaitu biaya yang disebabkan karena menurunya nilai kepemilikan pemegang saham dlam bentuk opsi dan berbagai manfaat untuk menyelaraskan kepentingan prinsipal dan agen. Dengan tidak adanya upaya pemegang saham untuk mengubah perilku manajerial, maka biasanya principal akan kehilangan sebagaian kekayaan pemegang saham, karena adanya perilku manajerial yang tidak pantas. Sehingga dengan mengeluarkan biaya agensi yaitu berupa biaya audit, principal dapat mencegah terjadinya perbedaan informasi dan mendapatkan keyakinan atas laporan keuangan yang disajikan perusahaan. Belkaout & Karpik (dalam Putri 2014) menjelaskan semakin panjang audit delay dan semakin sering audit delay terjadi maka biaya agensi yang dikeluarkan semakin besar. Teori agensi ini juga berkaitan dengan spesialisasi industri sebagai fungsi dari peningkatan biaya agensi (Craswell et al., 1995) bahwa variasi karakteristik industri dapat mempengaruhi biaya agensi sehingga dapat meningkatkan spesialisasi auditor untuk mendeteksi kondisi dan laporan keuangan perusahaan lebih baik.` Teori Signal (Signaling Theory) Teori sinyal didasarkan pada pemikiran bahwa manajer akan mengumumkan kepada investor ketika mendapatkan atau memiliki informasi

3 yang baik, yang bertujuan untuk menaikan nilai perusahaan. Teori sinyal menjelaskan tindakan perusahan untuk memberikan informasi keuangan kepada pihak eksternal, karena adanya asimetris informasi antara manajemn dengan prinsipal. Kurangnya informasi yang diperoleh prinsipal akan menyebabkan keraguan investor untuk berinvestasi, dan menetapkan harga yang rendah pada saham perusahaan. Untuk meningkatkan nilai perusahaan, maka solusinya adalah mencegah terjadinya asimetris informasi. Asimetris informasi dapat dicegah dengan memberikan sinyal kepada pihak luar, yang salah satunya berupa informasi keuangan yang dapat dipercaya dan akan mengurangi ketidakpastian mengenai prospek perusahaan yang akan datang. Perusahaan yang mempublikasikan laporan keuangan auditan akan memberikan informasi kepada pasar dan diharapkan pasar dapat merespon informasi sebagai suatu sinyal yang baik atau buruk. Sinyal yang diberikan oleh pasar kepada publik mampu mempengaruhi pasar saham khusunya pada harga saham. Jika sinyal perusahaan menginformasikan kabar baik, maka dapat meningkatkan harga saham perusahaan, sebaliknya apabila perusahan memberikan sinyal informasi yang buruk, akan berdampak pada penurunan harga saham (Estrini, 2013). Teori sinyal bermanfaat dalam menjelaskan ketepatan waktu (sifat relevan) penyajian laporan keuangan tahunan yang telah diaudit kepada publik, sehingga dapat memberikan sinyal bahwa perusahaan mempunyai informasi yang bermanfaat atau good news. Semakin lama audit delay menyebabkan informasi yang dalam pengambilan keputusan kurang bermanfaat, yang diakibatkan

4 kehilangan sifat relevannya. Lamanya audit delay memberikan sinyal bahwa perusahaan memiliki bad news, sehingga tidak dapat mempublikasikan laporan keuangan secara tepat waktu (Givoly & Palmon, 1982). Semakin panjang audit delay juga akan menyebabkan ketidakpastian pergerakan harga saham (Wiwik, 2006). Sehingga investor dapat menyimpulkan audit delay tersebut terjadi karena perusahaan memiliki bad news yang dianggap sebagai sinyal negatif yang menyebabkan perusahaan tidak segera mempublikasikan laporan keuangannya dan berdampak pada penurunan harga saham tersebut Regulasi yang Mengatur Ketepatan Waktu Pelaporan Laporan Keuangan (KEP- 36/PM/2003) Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal menyatakan dengan jelas bahwa perusahaan publik wajib menyampaikan laporan keuangan berkala dan laporan insidental lainnya kepada Bapepam. Bapepam mengeluarkan Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor: KEP-80/PM/1996, yang mewajibkan bagi setiap emiten dan perusahaan publik untuk menyampaikan laporan keuangan tahunan perusahaan dan laporan auditor independennya kepada Bapepam selambat-lambatnya pada akhir bulan keempat (120 hari) setelah tanggal laporan keuangan tahunan perusahaan. Namun sejak tanggal 30 September 2003, Bapepam semakin memperketat peraturan dengan dikeluarkannya Peraturan Bapepam Nomor X.K.2, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor: KEP- 36/PM/2003 tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Keuangan Berkala.

5 Peraturan Bapepam Nomor X.K.2 ini menyatakan bahwa laporan keuangan tahunan harus disertai dengan laporan akuntan dengan pendapat yang lazim dan disampaikan kepada Bapepam selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga (90 hari) setelah tanggal laporan keuangan tahunan. Dalam Peraturan Bapepam Nomor X.K.2 disebutkan bahwa Laporan Keuangan yang harus disampaikan ke Bapepam terdiri dari: 1. neraca; 2. laporan laba rugi; 3. laporan perubahan ekuitas; 4. laporan arus kas; 5. laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan jika dipersyaratkan oleh instansi yang berwenang sesuai dengan jenis industrinya; dan 6. catatan atas laporan keuangan. Namun peraturan tersebut kemudian tidak berlaku bagi emiten atau perusahaan publik yang efeknya tercatat di Bursa Efek di Indonesia dan Bursa Efek di negara lain, dengan dikeluarkannya Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor 40/BL/2007 tentang Jangka Waktu Penyampaian Laporan Keuangan Berkala dan Laporan Tahunan Bagi Emiten atau Perusahaan Publik yang Efeknya Tercatat di Bursa Efek di Indonesia dan Bursa Efek di Negara Lain. Dalam lampirannya, yaitu Peraturan Bapepam Nomor X.K.7, disebutkan bahwa batas waktu penyampaian laporan keuangan tahunan kepada Bapepam dan LK dilakukan mengikuti ketentuan di negara lain tersebut.

6 Berkaitan dengan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, persyaratan ketepatan waktu merupakan suatu keharusan, karena perusahaan yang tidak tepat waktu menyampaikan laporan keuangannya akan dikenakan sanksi administrasi dan denda sesuai dengan ketentuan pasal 63 huruf e Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal yang menyatakan bahwa : Emiten yang pernyataan Pendaftarannya telah menjadi efektif, dikenakan sanksi denda Rp (satu juta rupiah) atas setiap hari keterlambatan penyampaian laporan dengan ketentuan jumlah keseluruhan denda paling banyak Rp (lima ratus juta rupiah) Audit Delay Audit delay adalah jarak rentan waktu penyelesaian audit yang diukur dari tanggal akhir laporan keuangan fiskal dengan tanggal laporan auditan (Ashton et al., 1987). Aryati dan Theresia (2005) dalam Aghata menyebutkan audit delay sebagai rentang waktu penyelesaian laporan audit laporan keuangan tahunan, diukur berdasarkan lamanya hari yang dibutuhkan untuk memperoleh laporan keuangan auditor independen atas audit laporan keuangan perusahaan sejak tanggal tutup buku perusahaan, yaitu per 31 Desember sampai tanggal yang tertera pada laporan auditor independen. Rachmawati (2008) memberikan definisi audit delay adalah rentang waktu penyelesaian pelaksanaan audit laporan keuangan tahunan, diukur berdasarkan lamanya hari yang dibutuhkan untuk memperoleh laporan auditor independen atas audit laporan keuangan tahunan perusahaan, sejak tanggal tahun tutup buku perusahaan yaitu per 31 Desember sampai tanggal yang tertera pada laporan auditor independen. Audit delay inilah

7 yang dapat mempengaruhi ketepataninformasi yang dipublikasikan, sehingga akan berpengaruh terhadap tingkat ketidakpastian keputusan berdasarkan informasi yang dipublikasikan. Ketepatan waktu penyusunan atau pelaporan suatu laporan keuangan perusahaan dapat berpengaruh pada nilai laporan keuangan tersebut. Keterlambatan informasi akan memberikan reaksi negatif dari pelaku pasar modal. Informasi laba yang dihasilkan perusahaan dijadikan sebagai salah satu dasar pengambilan keputusan untuk membeli atau menjual kepemilikan yang dimiliki oleh investor. Artinya, informasi yang dipublikasikan tersebut akan menyebabkan kenaikan atau penurunan harga saham (Andi Kartika,2009) Audit Tenure Audit tenure adalah jumlah tahun KAP atau seorang auditor mengaudit suatu perusahaan. Berdasarkan penelitian Habib dan Bhuiyan (2011) penelitian ini mengidentifikasikan audit tenure sebagai tenure KAP. Terjadinya pembatasan waktu pada perikatan yang dilakukan antara perusahaan dan KAP, disebabkan adanya peraturan dalam PMK No 17 Tahun 2008, mengenai pembatasan masa pemberian jasa oleh Akuntan Publik dan KAP, yang tertera pada pasal 3 ayat 1 yang menyatakan pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan suatu entitas oleh KAP tertentu adalah selama 6 (enam) tahun buku berturut turut, serta 3 (tiga) tahun berturut turut oleh seorang Akuntan Publik. Penelitain yang dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya menghasilan kesimpulan bahwa audit tenure yang panjang terkait dengan efisiensi audit yang lebih tinggi, yakni berupa audit delay yang lebih pendek.

8 Chi dan Huang (2004) dalam Rohami et al (2009) menyatakan bahwa audit tenure dapat meningkatkan pemahaman dan pengalaman dalam mempelajari karakteristik perusahaan. Geiger dan Raghunandan (2002) menemukan bahwa kegagalan audit sering terjadi di tahun pertaman auditor dan perusahaan menjalin hubungan, dibandingkan dengan auditor yang telah mengaudit klien untuk jangka waktu yang lebih panjang. Penjelasan mengenai hubungan negatif antara audit tenure dengan audit delay adalah bahwa auditor dengan masa perikatan yang lebih pendek belum memiliki pemahaman yang mendalam dan memadai mengenai perusahaan yang akan diaudit, sehingga memperbesar potensi kegagalan audit yang mengakibatkan adanya audit delay yang panjang. Auditor harus memiliki waktu untuk mampu membangun pemahaman atas karakteristik bisnis dan operasional dari perusahaan yang menjadi klien. Hal ini menjelaskan mengenai pemahaman auditor yang sesuai dengan Standar Profesi Akuntan Publik (SPAP), yang menyatakan bahwa pemerolehan pengetahuan mengenai bisnis klien merupakan proses berkelanjutan dan bersifat komulatif Pergantian Auditor Pergantian auditor ditunjukan ketika berakhirnya hubungan antara klien dan auditor (Alim, 2010). Indonesia sebagai salah satu Negara yang mewajibkan dilakukannya pergantian auditor dengan batas waktu yang ditentukan, pemerintah telah mengatur kewajiban rotasi melalui Surat Keputusan Mentri Keuangan No. 17/PMK.01/2008 tentang Jasa Akuntan Publik. Peraturan ini mengatur tentang pemberian jasa audit umum enam tahun berturut turut oleh kantor akuntan dan

9 tiga tahun oleh seorang akuntan publik oleh satu klien yang sama. Akuntan publik dan kantor akuntan boleh menerima kembali penugasan setelah satu tahun buku tidak memberikan jasa audit kepada klien yang sama, Perusahaan diharapkan dapat memilih auditor yang memiliki kompetensi pada bidangnya sehingga proses penyelesaian audit atas laporan keuangan bias dilaksanakan tepat waktu (Giri, 2010). Adanya peraturan yang mengatur mengenai pergantian auditor ini mencegah tidak independensinya auditor yang berkaitan dengan kualitas hasil auditan atas laporan keuangan. Hubungan dalam waktu yang lama antara auditor dengan manajer perusahaan akan merusak dan mengancam indepedensi seorang auditor. Hubungan yang semakin dekat dengan manajemen menyebabkan auditor lebih mengidentifikasikan dirinya dengan kepentingan manajemen daripada kepentingan publik (Giri, 2010). Alasan kedua adanya peraturan mengenai kewajiban pergantian auditor atau rotasi auditor adalah untuk mendorong kualitas dari hasil auditan. Auditor yang mengaudit perusahaan yang sama dari tahun ke tahun akan kurang kreatif merancang prosedur audit; 2) Peningkatan kompetisi antara KAP akan didasarkan pada kualitas jasa audit; 3) Auditor tidak akan tergantung secara ekonomi (economic independence) kepada klien, dan 4) Rotasi auditor akan memampukan KAP untuk saling mengawasi satu dengan yang lain (Hoyle 1978 dalam Giri 2010).

10 1.1.6 Spesialisasi Auditor Kantor Akuntan Publik (KAP) adalah sebuah lembaga yang menawarkan jasa bagi perusahaan yang menginginkan laporan keuangannya diperikasa untuk disampaikan sebagai sebuah informasi atas hasil kegiatan operasional perusahaan dan hasil kinerja kepada publik agar lebih akurat dan terpercaya. Berkembangnya kegiatan ekonomi mengaharuskan seorang auditor tidak hanya mengerti pengauditan akan tetapi juga mengetahui tentang industri klien. Seorang spesialisasi auditor memiliki pengetahuan tambahan dan kemampuan yang memadai dibandingkan auditor yang tidak memiliki spesialisasi. Mayhew dan Wilkins (2003) dalam Karina (2012) menyatakan auditor yang merupakan spesialisasi pada suatu industri memiliki kemampuan untuk menyebarkan biaya pelatihan yang berkaitan dengan suatu industri secara spesifik kepada lebih banyak klien, yang kemudian menghasilkan skala ekonomi yang tidak dapat dengan mudah dilakukan oleh auditor yang bukan merupakan spesialisasi industri. Pengetahuan lebih yang dimiliki seorang auditor spesialisasi industri menghasilkan kualitas audit yang lebih baik sehingga akan mempengaruhi pelaporan keuangan. Auditor industri yang berpengalaman lebih mampu mendeteksi kesalahan dalam spesialisasi industri dari pada di luar industri (Owhoso, et al.,2002). Dari beberapa penelitian sebelumnya spesialisasi industri dapat diukur melalui dominasi auditor pada suatu industri, dimana dalam hal ini auditor dapat dikatakan sebagai spesialisasi apabila memiliki jumlah klien yang paling banyak dalam suatu industri (Balsam, et al.,2003 dalam Karina 2012)

11 Waktu penyelesaian audit akan lebih cepat dan tepat waktu jika memilih kantor akuntan publik yang memiliki kompeten di bidang perusahaan tersebut. Hal ini memungkinkan auditor untuk memahami karakteristik perushaan dalam industri tersebut secara lebih komprehensif (Owhoso,et al.,2002). Kemudian penelitian yang dilakukan Habib dan Bhuiyan (2011) menjelaskan bahwa auditor spesialisasi industri akan mengembangkan pengetahuan industri secara spesifik, sehingga diharapkan mampu menyelesaikan audit lebih cepat dari auditor non spesialisasi karena adanya peningkatan efisen. Sehingga dapat disimpulkan bahwa, ada kemungkinan auditor spesialisasi industri dapat mempengaruhi audit delay. 1.2 Pembahasan Penelitian Terdahulu Berbagai penelitian mengenai audit delay telah dilakukan, baik didalam maupun di luar Indonesia. Alim dan Md. Shakawat (2010) meneliti audit report lag pada perusahaan Banglades. Variabel yang diteliti adalah tipe auditor, pergantian auditor, jenis laporan auditor, keuangan perusahaan, resiko bisnis, extraordinary items, ukuran perusahaan. Hasil penelitian analisis multivarial menunjukan bahwa auditor, keuangan perusahaan,profitabilitas, dan ukuran perusahaan memiliki pengaruh signifikan dalam mengurangi waktu dalam menyiapkan laporan auditan. Pada sisi lain tipe auditor dan leverage berpengaruh signifikan pada lamanya waktu pelaporan laporan auditan. Rustiarini dan Sugiarti (2013) meneliti pengaruh karakteristik auditor, opini auditor, audit tenure dan pergantian auditor pada audit delay. Hasil penelitian menunjukan bahwa spesialisasi auditor berpengaruh negatif pada audit delay,

12 sedangkan pergantian auditor berpengaruh positif pada audit delay. Sementara itu reputasi auditor, opini auditor, dan lamanya waktu penugasan tidak berpengaruh pada audit delay. Angga dan Sukirman (2014) meneliti opini auditor, Laba atau Rugi tahun berjalan, Auditor Switching dalam memprediksi Audit Delay. Kesimpulan dari hasil penelitiannya adalah variabel opini auditor dan auditor switching tidak berpengaruh pada audit delay, sedangkan laba atau rugi berpengaruh pada audit delay. Karina (2012) meneliti Pengaruh Tenure Audit terhadap Audit Report Lag dengan Spesialisasi Industri Auditor sebagai Variabel Pemoderasi : Studi Pada Bank Umum Konvensional di Indonesia Tahun Hasil penelitian ini menunjukan bahwa tenure KAP memiliki pengaruh positif dan signifikan, sedangkan pengaruh moderasi spesialisasi industri belum menemukan hasil yang konsisten antara hasil pengujian utama dan tambahan. Penelitian yang dilakukan Andi Kartika (2009) mengenai Faktor Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay di Indonesia (Studi Empiris Pada Perusahaan perusahaan LQ 45 yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta) menemukan hasil bahwa faktor total asset, laba rugi operasi mempunyai pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap audit delay perusahaan. Opini auditor memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap audit delay perusahaan. Owusu dan Leventis (2006) melakukan penelitian mengenai ketepatan waktu laporan keuangan di Yunani. Berdasarkan analisis mulivariat ukuran perusahaan, ruptasi auditor Big- 5 dan service companies memiliki pengaruh pada

13 waktu penyelesaian audit laporan keuangan lebih cepat atau memiliki audit delay yang pendek 2.3 Hipotesis Penelitian Pengaruh Audit Tenure pada Audit Delay Durasi waktu penyelesaian audit yang lebih panjang diakibatkan dibutuhkanya waktu bagi auditor untuk dapat mempelajari pencatatan, kegiatan operasional, kondisi internal,serta kertas kerja periode lalu pada waktu awal perikatan (Ashton et all,1987). Pemahaman dan pengetahuan yang tinggi atas karakteristik perusahaan, mampu mengatasi terjadinya audit delay yang panjang (Rahayu, 2012). Pemahaman atas karakteristik perusahaan dapat dilakukan dengan adanya audit tenure. Audit tenure adalah jumlah tahun KAP atau seorang auditor mengaudit suatu perusahaan. Semakin meningkat tenure audit maka pemahaman auditor akan karakteristik, operasi, resiko bisnis,serta sistem akuntansi perusahaan juga akan meningkat, sehingga mampu menghasilkan proses audit yang efisien (Lee et al,2009). Pemahaman pada karakteristik perusahaan juga memudahkan auditor untuk merancang program audit yang efektif dan laporan keuangan yang berkualitas. (Crabtree, dalam Sylvia et al., 2012) Geiger & Raghunandan (2002) menemukan bahwa kegagalan audit terjadi pada tahun awal terjadinya perikatan antara auditor/kap dengan perusahaan, dibandingkan dengan auditor/kap yang memiliki tenure yang lebih panjang dengan perusahaan. Audit tenure yang pendek memiliki pengaruh negatif pada kualitas audit yang dihasilkan (Johson et al,2002; Myers et al. 2003;Ghosh and

14 Moon 2003). Penelitian empiris tersebut menemukan bahwa hal itu terjadi karena kurangnya pengetahuan auditor atas bisnis klien. Wuchun & Huichi menyatkan bahwa audit tenure sebagai kunci, seorang auditor meningkatkan pengetahuan dan pengalaman. Berdasarkan penjelasan dan hasil penelitian terdahulu disimpulkan adanya hubungan yang negatif antara audit tenure dengan audit delay, dengan tenure audit yang lebih panjang, maka pemahaman yang mendalam mengenai karakteristik dan kegiatan perusahaan lebih memadai, sehingga pelaksanaan audit akan lebih efisien yang mengakibatkan audit delay yang lebih pendek. Sehingga hipotesis yang diajukan untuk pengaruh antara audit tenure dengan audit delay adalah : H a1 : Audit tenure berpengaruh negatif pada audit delay Pengaruh Pergantian Auditor pada Audit Delay Terjadinya pergantian auditor juga memiliki pengaruh pada terjadinya audit delay. Auditor baru mempercayakan estimasi manajemen dan gambaran umum perusahaan pada tahun pertama perikatan kerjasama. Hal ini menyebabkan pergantian auditor dapat meningkatkan biaya start-up dan resiko kegagalan audit, yang menyebabkan penundaan laporan keuangan audit (Myers et al, 2003). Ketika tidak adanya pergantian auditor, maka proses audit dapat dilakukan dengan efektif dan dapat menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas, karena auditor telah banyak memiliki pemahaman dan pengetahuan atas bisnis klien (Crabtree, dalam Sylvia et al, 2012).

15 General Accounting Office GAO (2003) Menjelaskan apabila semakin meningkat hubungan auditor, maka akan meningkatkan kualitas audit. Kualitas audit yang lebih baik dihasilkan oleh auditor yang mengerti secara mendalam bisnis klien. Jika terjadi pergantian auditor, auditor baru tidak memiliki kelebihan pengetahuan spesifik mengenai bisnis klien dibandingkan dengan auditor sebelumnya. Penelitian Ettredge et.al (2005), membuktikan bahwa adanya pergantian auditor dapat memperpanjang audit delay. Hal ini disebabkan karena ketika perusahaan mengganti auditornya, auditor yang baru biasanya membutuhkan waktu untuk memahami bisnis klien dan berkomunikasi dengan klien sebelumnya. Auditor biasnya menetapkan risiko bawaan yang tinggi pada penugasan pertama, sehingga waktu yang dibutuhkan oleh auditor untuk melakukan pemeriksaan lebih banyak dan berdampak pada audit delay. Penelitian yang juga dilakukan oleh Rustiarini dan Sugiarti (2013) membuktikan bahwa pergantian auditor berpengaruh positif pada audit delay. Hal ini menunjukan bahwa perusahaan belum dapat memilih auditor pengganti yang berkompeten dibidangnya sesuai dengan kebutuhan perusahaan masing masing sehingga proses penyelesaian audit atas laporan keuangan belum dapat diselesaikan dengan tepat waktu. Berdasarkan uraian diatas pengaruh antara pergantian auditor atau auditor change dengan audit delay maka hipotesis yang diajukan adalah : Ha 2 : Pergantian auditor berpengaruh positif pada audit delay Pengaruh Spesialisasi Auditor pada Audit Delay

16 Spesialisasi auditor memberikan kualitas audit yang lebih tinggi dibandingkan dengan auditor tanpa spesialisasi (Clinton dan Anis, 2014). Kualitas audit yang dihasilkan dicerminkan dari ketepatan waktu penyajian laporan keuangan auditan. Auditor spesialisasi digambarkan dari keahlian dan pengalaman audit seorang auditor pada bidang industri tertentu. Owsoho (dalam Cliton dan Anis, 2014) menyatakan bahwa manajer dan auditor spesialisasi akan lebih baik mendeteksi terjadinya kesalahan jika diberikan tugas audit yang sesuai dengan spesialisasi mereka. Auditor spesialisasi mempunyai pengetahuan atas sebuah industri yang lebih superior dibandingkan dengan non-spesialisasi, sehingga dapat mendeteksi salah saji material dalam laporan keuangan dengan lebih baik dan mampu menciptakan proses audit yang efektif, serta menghasilkan kualitas audit yang lebih baik (Dunn & Mayhew,2004) Penelitian yang dilakukan oleh Primadita dan Fitriani (2012) menyimpulkan bahwa spesialisasi auditor berpengaruh negatif pada asimetris informasi. Asimetris informasi sendiri bisa dicegah dengan cara meminimalisir terjadinya audit delay. Spesialisasi auditor juga dapat dikatakan dapat menurunakan audit delay perusahaan klien, karena banyaknya pengalaman dan keahlian yang dimiliki. Penelitian yang juga dilakukan oleh Habib dan Bhuiyan (2011) mendasari pertimbangan adanya pengaruh negatif audit tenure terhadap jangka waktu penyelesaian audit dapat diperkuat dengan adanya auditor spesialisasi industri yang melakukan pengauditan atas laporan keuangan perusahaan tersebut. Berdasarkan uraian diatas pengaruh antara spesialisasi auditor dengan audit delay maka hipotesis yang diajukan adalah :

17 Ha 3 : Spesialisasi auditor berpengaruh negatif pada audit delay Spesialisasi AuditorMemperkuat Pengaruh NegatifAudit Tenure pada Audit Delay. Simunic & Stein (dalam Kwon et al,2007) berpendapat KAP/auditor spesialisasi industri akan berinvestasi pada teknologi, fasilitas fisik, personil, dan sistem kendali organisasi yang akan meningkatkan kualitas audit yang dihasilkan. Balsam et al (2003) memberikan bukti bahwa perusahaan yang menjadi klien auditor spesialisasi industri memiliki discretionary yang lebih rendah dibandingkan klien dari auditor non-spesialisasi industri. Auditor spesialisasi mengembangkan pengetahuan spesifik pada industri tertentu, yang menimbulkan ekspektasi bahwa auditor spesialisasi industri mampu menyelesaikan audit yang lebih cepat dari auditor yang bukan auditor spesialisasi (Habib dan Bhuiyan, 2011). Penelitian Habib dan Bhuiyan, menunjukan perusahaan perusahaan yang diaudit oleh auditor spesialisasi mengasilkan audit delay yang lebih pendek, yaitu menyelesaikan audit lima hari lebih cepat dibandingkan perusahaan yang diaudit oleh auditor non-spesialisasi industri. Rustiarini dan Sugiarti (2013) menemukan hasil bahwa auditor spesialisasi dipandang mampu menurunkan audit delay perusahaan klien, karena memiliki keahlian dan mempercepat auditor dalam menyelesaikan tugas auditnya, sehinga menghindari ketidaktepatan waktu pelaporan laporan keuangan. Pemahaman dan keahlian yang dimiliki oleh auditor spesialisasi mengindikasikan adanya pengaruh pada audit tenure dan audit delay (Habib dan

18 Bhuiyan,2011). Semakin panjang tenure yang dimiliki oleh auditor, maka pemahaman atas bisnis klien semakin tinggi, sehingga menciptakan efisiensi audit dan menjadikan audit delay semakin pendek. Hal ini akan lebih mendukung, apabila perusahaan tersebut menjadi klien dari auditor spesialisasi. Berdasarkan penelitian terdahulu dan uraian diatas penelitian ini mengajukan hipotesis atas spesialisasi auditor mampu memoderasi (memperkuat) pengaruh tenure audit pada audit delay sebagai berikut : Ha 4 : Spesialisasi auditor memperkuat pengaruh negatif audit tenure pada audit delay Spesialisasi Auditor Memperlemah Pengaruh Positif Pergantian Auditor pada Audit Delay. Pergantian auditor yang telah diatur dalam peraturan Surat Keputusan Menteri Keuangan No. 17/PMK.01/2008 tentang Jasa Akuntan Publik. Peraturan yang membatasi masa hubungan kontrak antara auditor dengan perusahaan sebagai klien. Penelitian yang telah dilakukan mengenai pergantian auditor banyak menghasilkan hubungan yang positif antara pergantian auditor dengan audit delay. Rustiarini dan Sugiarti (2013) menjelaskan hubungan positif ini disebabkan bahwa perusahaan belum dapat memilih auditor pengganti yang berkompeten dibidangnya sesuai dengan kebutuhan perusahaan sehingga proses penyelesaian audit atas laporan keuangan belum bisa dilaksanakan dengan tepat waktu. Sejalan dengan penelitian Angga dan Sukirman (2014). Perusahaan yang mengganti auditornya dengan auditor yang baru akan membuat auditor yang baru memahami lingkungan bisnis kliennya dari awal dan dituntut untuk

19 berkomunikasi dengan auditor sebelumnya, sehingga membutuhkan waktu sampai akhirnya pelaksanakan audit atas laporan keuangan dilaksanakan. Pengaruh ini tentunya bertentangan dengan aturan ketepatan waktu pelaporan laporan auditan yang diatur pada aturan BAPEPAM khususnya bagi perusahaan go public. Terjadinya audit delay ketika dilakukan pergantian auditor ini banyak disebabkan seorang auditor harus memahami karakteristik perusahaan sebelum melakukan proses audit. Auditor spesialisasi mempunyai pengetahuan atas sebuah industri yang lebih superior dibandingkan dengan non-spesialisasi, sehingga dapat mendeteksi salah saji material dalam laporan keuangan dengan lebih baik dan mampu menciptakan proses audit yang efektif, serta menghasilkan kualitas audit yang lebih baik (Dunn & Mayhew,2004). Seorang auditor spesialisasi mengembangkan pengetahuan spesifik pada industri tertentu, yang menimbulkan ekspektasi bahwa auditor spesialisasi industri mampu menyelesaikan audit yang lebih cepat dari auditor yang bukan auditor spesialisasi (Habib dan Bhuiyan, 2011). Sehingga penelitian ini mengajukan hipotesis atas spesialisasi auditor mampu memoderasi (memperlemah) pengaruh pergantian auditpada audit delay sebagai berikut : Ha 5 : Spesialisasi auditor memperlemah pengaruh positif pergantian audit pada audit delay

BAB I PENDAHULUAN. Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor: KEP- 36/PM/2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor: KEP- 36/PM/2003 tentang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan perusahaan merupakan aspek penting untuk menjalankan fungsi pasar modal (Owusu, 2006). Di Indonesa terdapat peraturan yang mengatur tentang penyampaian

Lebih terperinci

Abstrak. Kata kunci: audit report lag, audit tenure ukuran kantor akuntan publik, dan spesialisasi auditor.

Abstrak. Kata kunci: audit report lag, audit tenure ukuran kantor akuntan publik, dan spesialisasi auditor. Judul : Spesialisasi Auditor sebagai Pemoderasi Pengaruh Audit Tenure dan Ukuran Kantor Akuntan Publik pada Audit Report Lag Nama : Ni Putu Julita Diastiningsih NIM : 1306305012 Abstrak Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menjalankan fungsi pasar modal (Owusu, 2006). Perusahaan go public di

BAB 1 PENDAHULUAN. menjalankan fungsi pasar modal (Owusu, 2006). Perusahaan go public di BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan perusahaan merupakan aspek penting untuk menjalankan fungsi pasar modal (Owusu, 2006). Perusahaan go public di Indonesia diwajibkan menyampaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengguna laporan keuangan dalam pembuatan keputusan ekonomi (Ikatan

BAB I PENDAHULUAN. pengguna laporan keuangan dalam pembuatan keputusan ekonomi (Ikatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan salah satu instrumen penting dalam mendukung keberlangsungan suatu perusahaan. Laporan keuangan juga merupakan suatu media komunikasi

Lebih terperinci

keberlangsungan suatu perusahaan, terutama perusahaan-perusahaan go public. Peningkatan jumlah perusahaan go public diikuti dengan tingginya

keberlangsungan suatu perusahaan, terutama perusahaan-perusahaan go public. Peningkatan jumlah perusahaan go public diikuti dengan tingginya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan adalah salah satu alat penting yang digunakan untuk mengukur maupun menilai kinerja perusahaan serta mendukung keberlangsungan suatu perusahaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara ekonomis serta pengelolaan sumberdaya secara kualitatif melalui kinerja

BAB I PENDAHULUAN. secara ekonomis serta pengelolaan sumberdaya secara kualitatif melalui kinerja BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pelaporan keuangan merupakan suatu mekanisme penyampaian informasi mengenai sumberdaya yang dimiliki perusahaan, yang meliputi pengukuran secara ekonomis serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Perusahaan di Indonesia khususnya perusahaan yang sudah go public

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Perusahaan di Indonesia khususnya perusahaan yang sudah go public BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia perekonomian di Indonesia yang sangat pesat, kebutuhan akan informasi yang lengkap, tepat waktu, dan berkualitas tentang suatu perusahaan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. teori agensi (agency theory) bahwa perusahaan merupakan kumpulan kontrak

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. teori agensi (agency theory) bahwa perusahaan merupakan kumpulan kontrak BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Kosep 2.1.1 Teori Agensi Jensen dan Meckling (1976) menjelaskan hubungan keagenan di dalam teori agensi (agency theory) bahwa perusahaan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Informasi merupakan unsur yang penting bagi investor dan pihak-pihak yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Informasi merupakan unsur yang penting bagi investor dan pihak-pihak yang BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori sinyal (signaling theory) Informasi merupakan unsur yang penting bagi investor dan pihak-pihak yang berkepentingan. Informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Ikatan Akuntan Indonesia, 2009:1). Tujuan laporan keuangan menurut Ikatan

BAB I PENDAHULUAN. (Ikatan Akuntan Indonesia, 2009:1). Tujuan laporan keuangan menurut Ikatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu perusahaan. Sehingga banyaknya perusahaan yang go public membuat

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu perusahaan. Sehingga banyaknya perusahaan yang go public membuat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan salah satu alat penggerak perekonomian di suatu negara, karena pasar modal merupakan sarana pembentuk modal dan akumulasi dana jangka

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan publik di Indonesia telah mengalami perkembangan yang pesat.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan publik di Indonesia telah mengalami perkembangan yang pesat. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan publik di Indonesia telah mengalami perkembangan yang pesat. Hal ini menyebabkan suatu perusahaan membutuhkan suatu pendanaan yang lebih besar untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan salah satu instrumen penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan salah satu instrumen penting dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Laporan keuangan merupakan salah satu instrumen penting dalam mendukung keberlangsungan suatu perusahaan, terutama perusahaan yang telah go public. Menurut

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS... iii KATA PENGANTAR...... iv ABSTRAK... vii DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN...

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pihak (Halim, 2001). Banyak pihak seperti manajemen, pemegang saham,

BAB 1 PENDAHULUAN. pihak (Halim, 2001). Banyak pihak seperti manajemen, pemegang saham, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang menyajikan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan oleh berbagai pihak (Halim,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia sebagai perusahaan go public. Sehingga perkembangan perusahaan go

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia sebagai perusahaan go public. Sehingga perkembangan perusahaan go BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis di Indonesia beberapa tahun terakhir ini sangat pesat. Hal ini ditandai dengan banyaknya perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. menutup kontrak untuk memberikan tugas-tugas tertentu bagi principal, dan principal

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. menutup kontrak untuk memberikan tugas-tugas tertentu bagi principal, dan principal BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Teori keagenan (agency theory) menjelaskan hubungan antara agen dengan prinsipal. Dalam teori keagenan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. para pengguna laporan keuangan. Pengguna laporan keuangan terdiri dari

BAB 1 PENDAHULUAN. para pengguna laporan keuangan. Pengguna laporan keuangan terdiri dari BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan mempunyai peranan penting dalam proses pengukuran dan penilaian kinerja perusahaan serta bermanfaat dalam pengambilan keputusan bagi para pengguna

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan sarana utama melalui mana informasi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan sarana utama melalui mana informasi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan sarana utama melalui mana informasi keuangan dikomunikasikan kepada pihak di luar perusahaan. Laporan keuangan mempunyai peranan

Lebih terperinci

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. switching dalam memprediksi audit delay. Teknik analisis data yang digunakan

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. switching dalam memprediksi audit delay. Teknik analisis data yang digunakan BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Putra & Sukirman (2014) melakukan penelitian dengan tujuan untuk menganalisis mengenai opini auditor, laba atau rugi tahun berjalan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyajian informasi dapat bermanfaat bilamana disajikan secara akurat

BAB I PENDAHULUAN. Penyajian informasi dapat bermanfaat bilamana disajikan secara akurat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penyajian informasi dapat bermanfaat bilamana disajikan secara akurat dan tepat waktu pada saat dibutuhkan oleh pemakai laporan keuangan. Nilai dan ketepatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan berkembangnya perusahaan go public di Indonesia. Perusahaan go

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan berkembangnya perusahaan go public di Indonesia. Perusahaan go BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan aktivitas pada Bursa Efek Indonesia semakin meningkat yang ditandai dengan berkembangnya perusahaan go public di Indonesia. Perusahaan go public

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. posisi keuangan serta kinerja perusahaan. Informasi ini digunakan untuk keperluan

BAB I PENDAHULUAN. posisi keuangan serta kinerja perusahaan. Informasi ini digunakan untuk keperluan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan instrumen yang sangat penting karena menyediakan informasi mengenai sumber daya yang dimiliki perusahaan, meliputi posisi keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam pelaporan keuangan adalah laporan keuangan itu sendiri. Menurut Belkaui

BAB I PENDAHULUAN. dalam pelaporan keuangan adalah laporan keuangan itu sendiri. Menurut Belkaui BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelaporan keuangan merupakan cara untuk menyampaikan informasi dan pengukuran secara ekonomi mengenai sumber daya yang dimiliki dan kinerja kepada berbagai pihak yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. tugas-tugas tertentu bagi prinsipal, prinsipal menutup kontrak untuk memberi imbalan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. tugas-tugas tertentu bagi prinsipal, prinsipal menutup kontrak untuk memberi imbalan BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Teori keagenan menjelaskan hubungan antara agen dengan prinsipal. Pada teori ini dijelaskan adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai kepentingan atas informasi tersebut (Belkaui dalam Wicaksono,

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai kepentingan atas informasi tersebut (Belkaui dalam Wicaksono, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan pasar modal di Indonesia berdampak pada peningkatan permintaan akan audit laporan keuangan. Setiap perusahaan yang go public diwajibkan untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berkaitan dengan laporan keuangan adalah profitabilitas perusahaan. Para

BAB 1 PENDAHULUAN. berkaitan dengan laporan keuangan adalah profitabilitas perusahaan. Para 1 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN Pelaporan keuangan wahana bagi perusahaan untuk mengkomunikasikan berbagai informasi pengukuran secara ekonomi mengenai sumber daya yang dimiliki serta kinerja

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. keuangan tersebut (Sembiring, 2010). Laporan keuangan memiliki peranan

BAB 1 PENDAHULUAN. keuangan tersebut (Sembiring, 2010). Laporan keuangan memiliki peranan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Laporan keuangan merupakan potret implementasi pertanggungjawaban perusahaan kepada berbagai pihak yang mempunyai kepentingan atas laporan keuangan tersebut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. wewenang untuk mengambil keputusan, sedangkan principal adalah pihak yang

BAB II TINJAUAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. wewenang untuk mengambil keputusan, sedangkan principal adalah pihak yang BAB II TINJAUAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Agency Theory Agency theory adalah teori yang menjelaskan hubungan antara agen (pihak manajemen suatu perusahaan) dengan principal (pemilik atau pemegang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan bagian utama dalam proses pelaporan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan bagian utama dalam proses pelaporan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan merupakan bagian utama dalam proses pelaporan keuangan yang berisi informasi mengenai kinerja dan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ketepatan waktu (timeliness) merupakan salah satu faktor penting

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ketepatan waktu (timeliness) merupakan salah satu faktor penting BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ketepatan waktu (timeliness) merupakan salah satu faktor penting dalam penyajian suatu informasi yang relevan. Informasi akan mempunyai manfaat jika disampaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengguna lainnya untuk mengambil keputusan (Setiawan, 2013 ).

BAB I PENDAHULUAN. pengguna lainnya untuk mengambil keputusan (Setiawan, 2013 ). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin berkembangnya dunia usaha di Indonesia menyebabkan perusahaanperusahaan besar membutuhkan sumber pendanaan dari luar. Salah satu sumber tersebut adalah penerbitan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan media informasi yang merangkum semua

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan media informasi yang merangkum semua BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan media informasi yang merangkum semua aktivitas perusahaan serta merupakan gambaran bentuk kinerja manajemen dalam mengelola sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan perkembangan perusahaan go public. Pasar yang efisien dan efektif

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan perkembangan perusahaan go public. Pasar yang efisien dan efektif BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan pasar modal di Indonesia semakin hari semakin meningkat. Pasar modal berperan penting dalam pembangunan ekonomi pada suatu negara seiring dengan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN BAB I. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia bisnis yang semakin pesat ditandai dengan ketatnya

PENDAHULUAN BAB I. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia bisnis yang semakin pesat ditandai dengan ketatnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis yang semakin pesat ditandai dengan ketatnya persaingan baik dari kompetitor maupun new entry, menuntut perusahaan untuk terus berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tinggi permintaan audit terhadap laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. tinggi permintaan audit terhadap laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan perusahaan go public yang begitu pesat membuat makin tinggi permintaan audit terhadap laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan media terpenting sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (intern perusahaan) dengan pihak di luar perusahaan. Namun demikian, informasi

BAB I PENDAHULUAN. (intern perusahaan) dengan pihak di luar perusahaan. Namun demikian, informasi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Laporan keuangan merupakan media komunikasi antara manajemen (intern perusahaan) dengan pihak di luar perusahaan. Namun demikian, informasi baru akan bermanfaat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kemanfaatan laporan keuangan. Menurut Suwardjono ketepatwaktuan informasi. relevan apabila tidak tersedia pada saat dibutuhkan.

BAB 1 PENDAHULUAN. kemanfaatan laporan keuangan. Menurut Suwardjono ketepatwaktuan informasi. relevan apabila tidak tersedia pada saat dibutuhkan. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyajian informasi dapat bermanfaat bilamana disajikan secara akurat dan tepat waktu pada saat dibutuhkan oleh pemakai laporan keuangan. Nilai dan ketepatan waktu pelaporan

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN. Informasi akuntansi yang tercantum dalam laporan keuangan haruslah

1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN. Informasi akuntansi yang tercantum dalam laporan keuangan haruslah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Informasi akuntansi yang tercantum dalam laporan keuangan haruslah realibel, relevan, dan tepat waktu agar berguna dalam pembuatan keputusan bisnis. Salah satu indikator

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Audit Laporan Keuangan bertujuan untuk memberikan pendapat mengenai

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Audit Laporan Keuangan bertujuan untuk memberikan pendapat mengenai 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Audit Laporan Keuangan bertujuan untuk memberikan pendapat mengenai kewajaran dan kesesuaian laporan keuangan dengan prinsip-prinsip yang berlaku. Audit laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. internal yang mendukung keberlangsungan suatu perusahaan. Setiap perusahaan go

BAB 1 PENDAHULUAN. internal yang mendukung keberlangsungan suatu perusahaan. Setiap perusahaan go BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi saat ini dunia usaha semakin berkembang pesat hal ini ditandai dengan perusahaan baru yang mulai banyak bermunculan sehingga memperketat persaingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2015: 1.3), bahwa tujuan laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2015: 1.3), bahwa tujuan laporan keuangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi ekonomi yang semakin berkembang saat ini, setiap perusahaan terutama perusahaan yang sudah go public dituntut untuk menyusun laporan keuangannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengambilan keputusan. Selain itu laporan keuangan juga berfungsi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengambilan keputusan. Selain itu laporan keuangan juga berfungsi sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan proses akhir dari proses akuntansi yang berfungsi sebagai media untuk memberikan informasi kepada calon investor, calon kreditor,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENURUNAN HIPOTESIS

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENURUNAN HIPOTESIS 14 BAB II LANDASAN TEORI DAN PENURUNAN HIPOTESIS A. Landasan Teori 1. Relevansi Nilai Setiap perusahaan sudah pasti memiliki laporan keuangan. Laporan keuangan tersebut sebagai tanggung jawab dan keterbukaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menanam modalnya pada perusahaan-perusahaan yang go public. Semua

BAB 1 PENDAHULUAN. menanam modalnya pada perusahaan-perusahaan yang go public. Semua 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang Masalah Semakin berkembangnya dunia usaha yang ada di Indonesia pada saat ini menyebabkan permintaan atas audit laporan keuangan semakin meningkat pula dan menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan dalam proses pengukuran dan penilaian kinerja suatu

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan dalam proses pengukuran dan penilaian kinerja suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan bisnis yang ketat saat ini membuat semakin banyak perusahaan yang memerlukan dana untuk mengembangkan bisnisnya. Salah satu cara yang dilakukan perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fungsi sebagai suatu instrument untuk mengukur kinerja perusahaan. Para pengguna

BAB I PENDAHULUAN. fungsi sebagai suatu instrument untuk mengukur kinerja perusahaan. Para pengguna BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang digunakan sebagai informasi oleh investor, calon investor, manajemen, kreditor, regulator,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian saat ini mempengaruhi perkembangan. perusahaan-perusahaan go public di Indonesia, sehingga berdampak pada

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian saat ini mempengaruhi perkembangan. perusahaan-perusahaan go public di Indonesia, sehingga berdampak pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian saat ini mempengaruhi perkembangan perusahaan-perusahaan go public di Indonesia, sehingga berdampak pada perkembangan pasar modal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal berperan penting dalam pembangunan ekonomi pada suatu

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal berperan penting dalam pembangunan ekonomi pada suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar modal berperan penting dalam pembangunan ekonomi pada suatu negara seiring dengan perkembangan perusahaan go public, salah satunya dari sektor manufaktur.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat waktu untuk digunakan dalam pengambilan keputusan.

BAB I PENDAHULUAN. tepat waktu untuk digunakan dalam pengambilan keputusan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada masa sekarang ini, kegiatan di Bursa Efek Indonesia semakin berkembang pesat. Seluruh perusahaan yang bergabung diharuskan untuk menyampaikan laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan proses akhir dalam proses akuntansi yang

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan proses akhir dalam proses akuntansi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Laporan keuangan merupakan proses akhir dalam proses akuntansi yang mempunyai peranan penting bagi pengukuran dan penilaian kinerja sebuah perusahaan. Perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. aktivitas perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Dalam hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN. aktivitas perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Dalam hal ini BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengkomunikasikan data keuangan atau aktivitas perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. atau merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, atau merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan yang sudah go public wajib menyampaikan laporan keuangan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan yang sudah go public wajib menyampaikan laporan keuangan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal mempunyai peranan tersendiri terhadap pembangunan di bidang ekonomi, dimana pasar modal menjadi penghubung antara pemodal dengan perusahaan. Perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin meningkat. Hasil audit atas perusahaan publik mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin meningkat. Hasil audit atas perusahaan publik mempunyai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan perusahaan go public di Indonesia mengalami kemajuan yang pesat. Perkembangan ini mengakibatkan permintaan akan audit laporan keuangan yang semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. luas, yang disebut dengan go public. Setiap perusahaan go public diwajibkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. luas, yang disebut dengan go public. Setiap perusahaan go public diwajibkan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pesatnya perkembangan perusahaan-perusahaan di Indonesia menyebabkan meningkatnya kebutuhan perusahaan akan dana yang lebih besar. Sumber pendanaan ini dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan salah satu alat yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan salah satu alat yang penting dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan salah satu alat yang penting dalam mendukung keberlangsungan suatu perusahaan, terutama perusahaan yang telah go public. Laporan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan Go Public adalah perusahaan terbuka yang melakukan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan Go Public adalah perusahaan terbuka yang melakukan kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan Go Public adalah perusahaan terbuka yang melakukan kegiatan penawaran saham kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur oleh Undang-Undang Pasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya yang bermanfaat dalam

BAB I PENDAHULUAN. atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya yang bermanfaat dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan suatu perusahaan merupakan proses akhir dari suatu proses akuntansi yang dapat berfungsi sebagai media dalam memberikan informasi bagi investor,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Agency theory menjelaskan hubungan antara agent (pihak manajemen suatu

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Agency theory menjelaskan hubungan antara agent (pihak manajemen suatu BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Agency theory menjelaskan hubungan antara agent (pihak manajemen suatu perusahaan) dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring perkembangan perusahaan-perusahaan yang go publik, maka makin

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring perkembangan perusahaan-perusahaan yang go publik, maka makin BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring perkembangan perusahaan-perusahaan yang go publik, maka makin tinggi pula permintaan atas audit laporan keuangan yang menjadi sumber informasi bagi para pengguna

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. (manajemen) dengan prinsipal (pemegang saham). Menurut Jensen dan Meckling

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. (manajemen) dengan prinsipal (pemegang saham). Menurut Jensen dan Meckling BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Teori agensi adalah teori yang menjelaskan hubungan antara pihak agen (manajemen) dengan prinsipal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keberlangsungan suatu perusahaan, terutama pada perusahaan yang telah go public. Seiring

BAB I PENDAHULUAN. keberlangsungan suatu perusahaan, terutama pada perusahaan yang telah go public. Seiring BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan salah satu instrumen penting dalam mendukung keberlangsungan suatu perusahaan, terutama pada perusahaan yang telah go public. Seiring

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas tentang suatu perusahaan semakin tinggi. Laporan keuangan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas tentang suatu perusahaan semakin tinggi. Laporan keuangan sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan berkembangannya dunia perekonomian di Indonesia yang semakin pesat, kebutuhan akan informasi yang lengkap, tepat waktu, dan berkualitas tentang suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting sebagai penyedia informasi suatu perusahaan (Suardi, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. penting sebagai penyedia informasi suatu perusahaan (Suardi, 2011). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan media komunikasi yang digunakan oleh pihak manajemen perusahaan dengan pihak luar perusahaan. Laporan keuangan menggambarkan kinerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. permintaan akan audit laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan informasi keuangan

BAB I PENDAHULUAN. permintaan akan audit laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan informasi keuangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin berkembangnya pasar modal di Indonesia berdampak pada peningkatan permintaan akan audit laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan informasi keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah ketepatan waktu (timeliness). Ketepatan waktu laporan keuangan. keuangan sebagai alat bantu prediksi bagi pengguna.

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah ketepatan waktu (timeliness). Ketepatan waktu laporan keuangan. keuangan sebagai alat bantu prediksi bagi pengguna. BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Salah satu sumber daya informasi yang dapat digunakan dan diandalkan untuk pengambilan keputusan oleh para pengguna adalah laporan keuangan. Laporan keuangan berisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Informasi yang didistribusikan kepada masyarakat harus bersifat tulus,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Informasi yang didistribusikan kepada masyarakat harus bersifat tulus, BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Informasi yang didistribusikan kepada masyarakat harus bersifat tulus, terbuka, intregritas, dan tepat waktu (Ang: 1997) dalam Respaty (2001: 1). Ketepatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan informasi yang relevan dan tepat waktu dalam setiap pembuatan

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan informasi yang relevan dan tepat waktu dalam setiap pembuatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Meningkatnya kegiatan operasi bisnis dan pertumbuhan investasi yang sangat pesat saat ini dengan tingkat persaingan yang sangat ketat, sehingga investor memerlukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. ( perusahaan ) sebagai modal. Dalam beberapa tahun belakang ini, pasar modal

BAB 1 PENDAHULUAN. ( perusahaan ) sebagai modal. Dalam beberapa tahun belakang ini, pasar modal BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dunia pasar modal mempunyai peranan tersendiri terhadap pembangunan di bidang ekonomi saat ini. Adapun peranannya yaitu menggerakkan dana untuk pembangunan, dimana pasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. langsung dengan informasi yang dihasilkan dengan sistem informasi. investasi, kredit dan yang serupa secara rasional.

BAB I PENDAHULUAN. langsung dengan informasi yang dihasilkan dengan sistem informasi. investasi, kredit dan yang serupa secara rasional. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Pelaporan keuangan merupakan suatu bentuk pertanggungjawaban managemen dalam pengelolaan sumber daya perusahaan terhadap berbagai pihak yang terkait dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. public. Seiring pesatnya perkembangan perusahaan-perusahaan yang telah go

BAB I PENDAHULUAN. public. Seiring pesatnya perkembangan perusahaan-perusahaan yang telah go BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan adalah salah satu informasi yang berperan penting dalam bisnis investasi pasar modal, terutama bagi perusahaan yang telah go public. Seiring

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keberlangsungan suatu perusahaan, terutama perusahaan-perusahaan yang sudah

BAB I PENDAHULUAN. keberlangsungan suatu perusahaan, terutama perusahaan-perusahaan yang sudah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan adalah salah satu alat penting yang digunakan untuk mengukur maupun menilai kinerja perusahaan serta mendukung keberlangsungan suatu perusahaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal sebagai lembaga investasi yang mempunyai fungsi ekonomi dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal sebagai lembaga investasi yang mempunyai fungsi ekonomi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal sebagai lembaga investasi yang mempunyai fungsi ekonomi dan keuangan semakin diperlukan masyarakat sebagai media alternatif investasi dan penghimpunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan yang telah go public diharuskan untuk membuat laporan keuangan. Laporan keuangan sendiri berisi informasi keuangan dari perusahaan tersebut, seperti kinerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyajikan suatu informasi yang relevan. Kenley dan Stubus (1972) dalam Saleh

BAB I PENDAHULUAN. menyajikan suatu informasi yang relevan. Kenley dan Stubus (1972) dalam Saleh BAB I PENDAHULUAN 1.1! Latar Belakang Masalah Ketepatwaktuan (timeliness) merupakan salah satu faktor penting dalam menyajikan suatu informasi yang relevan. Kenley dan Stubus (1972) dalam Saleh (2004)

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. akuntansi yang dirancang untuk memberikan informasi kepada calon investor, calon kreditor,

PENDAHULUAN. akuntansi yang dirancang untuk memberikan informasi kepada calon investor, calon kreditor, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan Keuangan merupakan salah satu instrumen paling penting yang harus dimiliki oleh sebuah perusahaan. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ada dalam laporan keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan

BAB I PENDAHULUAN. ada dalam laporan keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Laporan keuangan menyediakan berbagai informasi yang diperlukan sebagai sarana pengambilan keputusan baik oleh pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan proses akhir dari proses akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan proses akhir dari proses akuntansi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan proses akhir dari proses akuntansi yang berfungsi sebagai media untuk memberikan informasi untuk calon investor, calon kreditor, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan. Setiap perusahaan yang go public diwajibkan untuk. yang terdaftar di Badan Pengawas Pasar Modal.

BAB I PENDAHULUAN. keuangan. Setiap perusahaan yang go public diwajibkan untuk. yang terdaftar di Badan Pengawas Pasar Modal. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Laporan keuangan merupakan sumber informasi yang berperan penting dalam bisnis investasi di pasar modal. Laporan keuangan harus menggambarkan kondisi perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berkembangnya perusahaan go public yang ada di Indonesia menyebabkan perusahaan-perusahaan besar membutuhkan sumber dana dari luar. Salah satu cara memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan pertumbuhan perekonomian di tahun 2011 yaitu sebesar 6,5 %, lebih baik bila

BAB I PENDAHULUAN. dengan pertumbuhan perekonomian di tahun 2011 yaitu sebesar 6,5 %, lebih baik bila BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perekonomian Indonesia memperlihatkan hal-hal yang baik setahun belakangan dengan pertumbuhan perekonomian di tahun 2011 yaitu sebesar 6,5 %, lebih baik bila

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan perusahaan dapat diartikan sebagai kinerja keuangan suatu perusahaan, selain itu juga dapat diartikan sebagai prospek atau masa depan perusahaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. investor (Jumratul dan Wiratmaja, 2014: 63 dalam Apriyani, 2015). Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. investor (Jumratul dan Wiratmaja, 2014: 63 dalam Apriyani, 2015). Perusahaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar modal merupakan suatu wadah bagi perusahaan publik untuk mencari investor (Jumratul dan Wiratmaja, 2014: 63 dalam Apriyani, 2015). Perusahaan publik harus memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Halim, 2000). Senada dengan pernyataan Halim, Aryati (2005) menyebutkan audit

BAB I PENDAHULUAN. (Halim, 2000). Senada dengan pernyataan Halim, Aryati (2005) menyebutkan audit BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Audit delay didefinisikan sebagai lamanya waktu penyelesaian audit yang diukur dari tanggal penutupan tahun buku hingga tanggal diterbitkannya laporan audit (Halim,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Semakin berkembangnya perekonomian di dunia khususnya Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Semakin berkembangnya perekonomian di dunia khususnya Indonesia, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin berkembangnya perekonomian di dunia khususnya Indonesia, mengakibatkan perubahan yang signifikan di berbagai bidang kehidupan. Orang - orang mulai melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perjanjian perdagangan bebas seperti AFTA (ASEAN Free Trade Area), kemudian ACFTA (ASEAN-China Free Trade Area) serta Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. perjanjian perdagangan bebas seperti AFTA (ASEAN Free Trade Area), kemudian ACFTA (ASEAN-China Free Trade Area) serta Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Saat ini persaingan bisnis di Indonesia semakin ketat. Selain harus bersaing di pasar lokal, pelaku bisnis Indonesia harus bersaing dengan pasar internasional,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyediaan dan penyampaian informasi keuangan dari suatu perusahaan. Laporan

BAB I PENDAHULUAN. penyediaan dan penyampaian informasi keuangan dari suatu perusahaan. Laporan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelaporan keuangan meliputi segala aspek yang berkaitan dengan penyediaan dan penyampaian informasi keuangan dari suatu perusahaan. Laporan keuangan merupakan salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dunia usaha. Disatu sisi, Indonesia merupakan negara yang memiliki daya

BAB I PENDAHULUAN. dunia usaha. Disatu sisi, Indonesia merupakan negara yang memiliki daya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kinerja pasar yang terus meningkat tidak terlepas dari terus membaiknya kondisi fundamental ekonomi Indonesia. Pasar modal menjadi salah satu jasa keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan setiap perusahaan yang going-public. Laporan keuangan ini juga

BAB I PENDAHULUAN. keuangan setiap perusahaan yang going-public. Laporan keuangan ini juga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan adalah salah satu informasi yang berperan penting dalam bisnis investasi di pasar modal. Perkembangan pasar modal indonesia saat ini menyebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam bisnis investasi di pasar modal. Perkembangan pasar modal indonesia saat

BAB I PENDAHULUAN. dalam bisnis investasi di pasar modal. Perkembangan pasar modal indonesia saat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan adalah salah satu informasi yang berperan penting dalam bisnis investasi di pasar modal. Perkembangan pasar modal indonesia saat ini menyebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah perusahaan go public memiliki kewajiban untuk mempublikasikan

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah perusahaan go public memiliki kewajiban untuk mempublikasikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebuah perusahaan go public memiliki kewajiban untuk mempublikasikan laporan keuangan yang telah disusun berdasarkan standar akuntansi keuangan dan telah diaudit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya jumlah perusahaan go public pada Bursa Efek Indonesia (BEI).

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya jumlah perusahaan go public pada Bursa Efek Indonesia (BEI). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan aktivitas pasar modal di Indonesia ditunjukkan dengan meningkatnya jumlah perusahaan go public pada Bursa Efek Indonesia (BEI). Peningkatan jumlah perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Laporan keuangan mempunyai peran yang penting dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Laporan keuangan mempunyai peran yang penting dalam proses 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laporan keuangan mempunyai peran yang penting dalam proses pengukuran dan penilaian kinerja perusahaan serta bermanfaat untuk pengambilan keputusan. Banyak pihak seperti

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Teori Sinyal (Signal theory) menekankan kepada pentingnya informasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Teori Sinyal (Signal theory) menekankan kepada pentingnya informasi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori Sinyal Teori Sinyal (Signal theory) menekankan kepada pentingnya informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan terhadap keputusan investasi pihak di luar perusahaan. Informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menuju perdagangan bebas yang semakin memperketat persaingan antar. dengan cara menjual kepemilikan saham perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. menuju perdagangan bebas yang semakin memperketat persaingan antar. dengan cara menjual kepemilikan saham perusahaan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi saat ini dimana tingkat kompetensi semakin tinggi dan ketat, dunia perekonomian banyak mengalami perkembangan yang signifikan sehingga mendorong

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga Keuangan Nomor: KEP-346/BL/2011 Peraturan Nomor X.K.2

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga Keuangan Nomor: KEP-346/BL/2011 Peraturan Nomor X.K.2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan proses akhir dari akuntansi dan digunakan sebagai media bagi perusahaaan untuk mengomunikasikan berbagai informasi dan pengukuran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengguna laporan keuangan dalam rangka pengambilan keputusan. Manfaaat dari

BAB I PENDAHULUAN. pengguna laporan keuangan dalam rangka pengambilan keputusan. Manfaaat dari digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang sering digunakan oleh para pengguna laporan keuangan. Dalam laporan keuangan terkandung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia keuangan di Indonesia kini berkembang pesat.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia keuangan di Indonesia kini berkembang pesat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dunia keuangan di Indonesia kini berkembang pesat. Perkembangan tersebut ditandai dengan meningkatnya perusahaan-perusahaan yang go public, maka hal ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan informasi-informasi dan pengukuran ekonomi mengenai sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. memberikan informasi-informasi dan pengukuran ekonomi mengenai sumber daya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan Keuangan merupakan media komunikasi antara manajemen (intern perusahaan) dengan pihak luar perusahaan. Laporan keuangan dirancang untuk memberikan informasi-informasi

Lebih terperinci