Pengaruh Abu Akar Resam (Pteridium aquilinum Linn.) Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Sawi Hijau (Brassica sinensis, L.

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH KOMPOS JERAMI PADI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KAILAN (Brassica alboglabra, L.) PADA TANAH PODSOLIK MERAH KUNING

PENGARUH BOKASHI SEKAM PADI TERHADAP HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays, L Sacharata) PADA TANAH ULTISOL

PEMBERIAN POC MARTOB DALAM MENINGKATKAN PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN SAWI LADANG (Nasturtium montanum Wall.)

Pengaruh Kompos Tandan Kosong Kelapa Sawit Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Bawang Daun (Allium Fistolosum L.)

Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Kotoran Ayam Terhadap Pertumbuhan Anakan Rukam ( Flacourtian Rukam ) di Persemaian

PENGARUH PEMBERIAN KOMPOS SEKAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TERUNG (Solanum melongena, L.) PADA TANAH PMK

Pengaruh Air Cucian Beras Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Terung Ungu (Solanum Melongena L.)

TANGGAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG MANIS

RESPON TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.) TERHADAP PEMBERIAN KOMPOS SAMPAH KOTA

PENGARUH BOKASHI TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG HIJAU (Phaseolus radiatus L.)

EFEKTIFITAS PUPUK ORGANIK AIR CUCIAN BERAS TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SAWI HIJAU (Brassica juncea L) Rahman Hairuddin

PEMBERIAN PUPUK MAJEMUK DAN SELANG WAKTU PEMUPUKAN TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.)

PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera)

Menanam Sayuran Dengan Teknik Vertikultur

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KANDANG SAPI DAN JARAK TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KOL BUNGA (Brassica oleraceae var botrytis L)

Volume 11 Nomor 2 September 2014

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan dengan memberi perlakuan (treatment) terhadap objek. penelitian serta adanya kontrol penelitian.

PERBAIKAN SIFAT FISIKA TANAH PERKEBUNAN KARET (Havea brasiliensis) DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK BIOPORI

Pengaruh Pemberian Kompos Kotoran Sapi Terhadap Pertumbuhan Anakan Salam (Syzygium Polyanthum) Di Persemaian

PENGARUH PEMBERIAN MULSA ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT

Pemberian Pupuk Organik Granular Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kacang Tanah (Arachis hypogea,l) Pada Tanah Ultisol

BAB. V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :

Magrobis Journal 28. PENGARUH PUPUK ROSASOL-N TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL SELEDRI (Apium graveolens L.) ABSTRAK

III. BAHAN DAN METODE. laut, dengan topografi datar. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2015 sampai

PENGARUH PERBEDAAN KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT PADA TAHAP PRE NURSERY. Aang Kuvaini. Abstrak

PERUBAHAN BEBERAPA SIFAT KIMIA TANAH AKIBAT PEMBERIAN LIMBAH CAIR INDUSTRI KELAPA SAWIT DENGAN METODE LAND APPLICATION

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

III. TATA CARA PENELITIAN

PENGARUH PEMBERIAN BEBERAPA MACAM BOKASHI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill.) di POLYBAG

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KANDANG DAN ABU SABUT KELAPA TERHADAP PERTUMBUHAN SENTRO (Centrosema pubescens) PADA ULTISOL

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT

Pengaruh Pemberian Pupuk Cair Terhadap Produksi Rumput Gajah Taiwan (Pennisetum Purpureum Schumach)

Shella A.J.W., Kajian Pemberian Pupuk Hijau Eceng Gondok Pada Tanah Gambut Terhadap Pertumbuhan

RESPON PENAMBAHAN ABU SEKAM DAN DOLOMIT TERHADAP PERTUMBUHAN KEDELAI DI TANAH ALFISOL Aditya Perdanatika 1, Suntoro 2, Pardjanto 2

KLOROFIL XII - 1 : 25 29, Juni 2017 ISSN

III. MATERI DAN METODE

BAHAN DAN METODE. penelitian ini dilakukan di Gang Metcu, Desa Guru Singa, Kecamatan

MATERI DAN METODE. Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, terletak di jalan

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dileksanakan dari bulan Juni sampai September 2013, lahan

III. MATERI DAN METODE. Agronomi Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan

BAHAN METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu

PENGARUH PEMBERIAN BEBERAPA DOSIS PUPUK AYAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN ROSELLA (Hibiscus sabdariffa L) DI TANAH ULTISOL

PEMANFAATAN URINE KELINCI UNTUK MENINGKATKAN PERTUMBUHAN. DAN PRODUKSI TANAMAN SAWI (Brassica juncea L) VARIETAS TOSAKAN.

PENGARUH JENIS MULSA ALAMI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL BEBERAPA GALUR HARAPAN TOMAT HASIL PERSILANGAN PADA BUDIDAYA ORGANIK

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di kebun Kota Sepang Jaya, Kecamatan Labuhan Ratu,

PENGARUH PUPUK ORGANIK CAIR (POC) LIMBAH TERNAK DAN LIMBAH RUMAH TANGGA PADA TANAMAN KANGKUNG (Ipomoea reptans Poir) Oleh : Sayani dan Hasmari Noer *)

Arizal Muhammad Bagus 1, Armaini 2, Fetmi Silvina 2 Departement of Agroteknologi, Faculty of Agriculture, University of Riau

PENGARUH PUPUK UREA TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SAYURAN. Oleh : Eka Dian Kiswati NPM

PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG DAUN (Allium Fistulosum L.) PADA BERBAGAI DOSIS PUPUK KANDANG AYAM

PEMBERIAN KOMBINASI PUPUK LIMBAH CAIR BIOGAS DENGAN PUPUK KANDANG AYAM PADA BIBIT KELAPA SAWIT

Gambar 1. Tata Letak Petak Percobaan

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KANDANG AYAM DAN PUPUK N (ZA) TERHADAP PERTUMBUHAN SERTA PRODUKSI TANAMAN SAWI (Brassica juncea L)

KARYA ILMIAH TENTANG. Oleh SUSI SUKMAWATI NPM

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Screen House, Balai Penelitian Tanaman Sayuran

AGROVIGOR VOLUME 1 NO. 1 SEPTEMBER 2008 ISSN

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

Pola Pemupukan dan Pemulsaan pada Budidaya Sawi Etnik Toraja di Pulau Tarakan

III. MATERI DAN METODE

TATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian

MATERI DAN METODE. Jl. HR. Soebrantas KM 15 Panam, Pekanbaru. Penelitian ini dilaksanakan pada

III. METODE PENELITIAN. Kecamatan Medan Percut Sei Tuan dengan ketinggian tempat kira-kira 12 m dpl,

PENGARUH DOSIS PUPUK NPK DAN APLIKASI PUPUK DAUN TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT CABAI KERITING ( Capsicum annuum L.)

*Corresponding author : ABSTRACT ABSTRAK PENDAHULUAN

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK HAKIKI DAN PUPUK DAUN GREENZIT TERHADAP PERTUMBUHAN VEGETATIF BIBIT KAKAO (Theobroma Cacao L) Oleh: M.

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. dicotyledoneae. Sistem perakaran kailan adalah jenis akar tunggang dengan

III. MATERI DAN METODE. HR. Soebrantas KM 15 Panam, Pekanbaru. Penelitian ini dilakukan mulai bulan Mei

TATA CARA PENELITIAN

: Tumbuh memanjang dan memiliki banyak tunas. : Lebar, panjang dan memiliki pinggiran daun rata. : PT. East West Seed Indonesia, Purwokerto

Pengaruh Vermikompos terhadap Perubahan Kemasaman (ph) dan P-tersedia Tanah ABSTRAK

MATERI DAN METODE. dilaksanakan di lahan percobaan dan Laboratorium. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih pakcoy (deskripsi

BAB V. Kesimpulan Dan Saran. bobot kering tanaman serta panjang akar tomat. Dari hasil penelitian ini dapat disarankan bahwa :

Lampiran 1. Biodata PeneUti dan Usulan Biaya. Biodata Peneliti. : Koko Baskoro Siahaan NIM : Tempat/Tangga/ laht : Medan/27 Mei 1984

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sawi termasuk ke dalam famili Crucifera (Brassicaceae) dengan nama

HASIL DAN PEMBAHASAN

Lampiran 1. Tabel Tinggi Tanaman 2 MST (cm) Ulangan

BAHAN DAN METODE Metode Percobaan

III. BAHAN DAN METODE

Aplikasi Pupuk Organik Cair pada Tanaman Caisim (Brassica juncea) dan Tanaman Selada (Lactuca sativa L.) di Ultisol Lapisan Bawah

JURNAL. FORMULA PEMBERIAN KAPUR DOLOMIT DAN KOMPOS KOTORAN KAMBING TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN CABAI RAWIT (Capsicum frutescens L.

III. MATERI DAN METODE. Jl. HR. Soebrantas KM 15 Panam, Pekanbaru. Penelitian ini dilaksanakan pada

I. TATA CARA PENELITIAN. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

III. MATERI DAN METODE. No. 155 KM. 15 Simpang Baru Panam Kecamatan Tampan Pekanbaru, dari bulan

UJI EFEKTIFITAS BEBERAPA MIKRO ORGANISME LOKAL TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN SAWI HIJAU (Brassica juncea L.)

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dilahan percobaan Fakultas Pertanian dan

PENGARUH PENGGUNAAN JARAK TANAM TERHADAP HASIL TANAMAN KACANG PANJANG ( VIGNA SINENSIS ) OLEH NINDA AYU RACHMAWATI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH JENIS MEDIA TANAM DAN LARUTAN AB MIX DENGAN KONSENTRASI BERBEDA PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL PRODUKSI TANAMAN SELADA

LAMPIRAN. Lampiran 1. Lay out penelitian. Keterangan :

PENGARUH PENGGUNAAN MIKRO ORGANISME LOKAL LIMBAH RUMAH TANGGA DAN NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG HIJAU (Vigna radiata L)

PENGARUH KOMPOS PAITAN (Tithonia diversifolia) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KAILAN (Brassica oleraceae)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: pertumbuhan tanaman bayam cabut (Amaranthus

L102. Staf Pengajar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Biologi UMS ABSTRAK

Jurnal Palenewen, ßIOêduKASI E. (2014). Pengaruh Urin Sapi Sebagai Pupuk cair Terhadap Pertumbuhan Seledri. ISSN : Vol 2 No (2) Maret 2014

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN... ii. RIWAYAT HIDUP... iii. ABSTRAK... iv. ABSTRACT... v. KATA PENGANTAR... vi. DAFTAR ISI...

ADAPTASI BEBERAPA GALUR TOMAT (Lycopersicon esculentum Mill.) DI LAHAN MEDIUM BERIKLIM BASAH DI BALI DENGAN BUDIDAYA ORGANIK

Transkripsi:

Dan Hasil Sawi Hijau (Brassica sinensis, L.) Pada Tanah PMK Herlina Kurniawati Fakultas Pertanian Universitas Kapuas Sintang Email : herlina_kurniawati@yahoo.com Abstrak: Budidaya sawi hijau pada tanah PMK memiliki potensi yang cukup besar, meskipun tanah ini rendah unsur hara dan ph rendah namun penyebarannya yang sangat luas merupakan salah satu peluang yang baik untuk dimanfaatkan. Untuk meningkatkan produktivitas tanah PMK maka penambahan abu akar resam dapat dilakukan, karena abu resam mengandung Mg dan Ca yang berfungsi untuk menetralkan keasaman tanah, selain itu di Kecamatan Belitang Hilir penyebaran resam cukup banyak. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Pengaruh abu akar resam terhadap pertumbuhan dan hasil sawi hijau pada tanah PMK. (2) Dosis yang terbaik yang menghasilkan pertumbuhan dan hasil sawi hijau pada tanah PMK. Lingkup penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu: pemberian abu akar resam sebagai variabel bebas. Sedangkan variabel terikat meliputi parameter tinggi tanaman,jumlah daun, dan berat tanaman. Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimen lapangan, rancangan lingkungan yang digunakan dengan pola Rancangan Acak Kelompok (RAK). Faktor perlakuan dalam penelitian ini adalah pemberian abu resam (B) yang terdiri dari 6 taraf perlakuan (tidak diberi abu resam, 1.5 kg, 2.0 kg, 2.5 kg, 3.0 kg, dan 3.5 kg abu resam per m 2 ), dengan 4 kali pengulangan. Data dianalisis dengan sidik ragam pada selang kepercayaan 95% dan 99%. Pemberian abu akar resam tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman sawi hijau pada tanah PMK, dan tidak didapati dosis abu akar resam yang menghasilkan pertumbuhan dan hasil tanaman sawi hijau pada tanah PMK. Kata Kunci : PMK, abu akar resam, sawi hijau, pertumbuhan, hasil PENDAHULUAN Tanaman sawi hijau (Brassica sinensis L) merupakan salah satu jenis sayuran yang sangat digemari oleh sebagian besar masyarakat, hal ini terlihat dari hampir semua jenis masakan sayuran ini menjadi salah satu pendukung dalam masakan baik sebagai sayuran utama maupun sebagai penghias aneka makanan. Salah satu jenis makanan yang tidak lepas dari sayuran ini adalah makanan cepat saji seperti, hamburger, hotdog dan sejenisnya. Dalam budidaya tanaman sawi khususnya sawi hijau, hal yang sangat menjadi dasar utama untuk diperhatikan adalah faktor kesuburan tanah. Tanaman sawi dapat tumbuh dan berkembang dengan baik memerlukan tanah yang subur, gembur dan banyak mengandung bahan organik dan unsur hara. Namun kenyataan di lapangan untuk menemukan jenis tanah tersebut PIPER No.24 Volume 13 April 2017 1

sulit di dapat terutama di wilayah Kalimantan Barat khususnya di Kabupaten Sekadau. Menurut Badan Pusat Statistik Kalimantan Barat (2010), jenis tanah yang paling mendominasi di Kabupaten Sekadau adalah jenis tanah Podsolik Merah Kuning atau dikenal dengan tanah PMK yaitu 390.951 hektar atau sekitar 71.81% dari luas wilayah tersebut. Luasnya tanah PMK menjadi salah satu faktor pembatas dan juga sebagai peluang untuk meningkatkan produksi sawi hijau di Kabupaten Sekadau. Badan Pusat Statistik Sekadau (2013:197) mendata rata-rata produksi sawi per hektar 5 ton dan masih dibawah rata-rata produksi Nasional yang mencapai 8 ton per hektar. Tanah PMK menurut Hardjowigeno (1992), memiliki kelemahan tersendiri jika dimanfaatkan menjadi lahan pertanian karena kendala tanah ini adalah reaksi tanah yang masam, kandungan Al yang tinggi dan unsur haranya rendah. Dalam rangka meningkatkan produksi tanaman sawi salah satu jalan yang dapat ditempuh adalah dengan meningkatkan produktivitas tanah, dengan cara memberikan abu akar resam karena mengandung Silika (Si), C-organik, Kalium (K), Kalsium (Ca) dan Magnesium (Mg) (Dhalimi, 2003:3). Meskipun resam menjadi masalah yang cukup serius bagi petani namun akarnya yang tebal berfungsi untuk melembabkan tanah, karena sinar matahari tidak langsung sampai ke permukaan tanah. Selain itu akar tumbuhan ini juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembenah tanah salah satunya adalah melalui pembakaran abu akar paku ini sangat bermanfaat dalam memperbaiki sifat tanah seperti meningkatkan ph tanah. Penelitian ini bertujuan untuk 1) mengetahua pengaruh abu akar resam terhadap pertumbuhan dan hasil sawi hijau pada tanah PMK, dan 2) mengetahui dosis yang terbaik yang menghasilkan pertumbuhan dan hasil sawi hijau tertinggi pada tanah PMK. METODOLOGI PENELITIAN Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimen lapangan, rancangan lingkungan yang digunakan dengan pola Rancangan Acak Kelompok (RAK). Faktor perlakuan dalam penelitian ini adalah pemberian abu akar resam (B) yang terdiri dari 6 taraf perlakuan dengan 4 kali 2 PIPER No.24 Volume 13 April 2017

pengulangan. Adapun taraf perlakuan terdiri dari : b0 = kontrol (tidak diberi abu resam), b1 = 1.5 kg abu akar resam per m 2, b2 = 2.0 kg abu akar resam per m 2, b3 = 2.5 kg abu akar resam per m 2, b4 = 3.0 kg abu akar resam per m 2, b5 = 3.5 kg abu akar resam per m 2. Jumlah satuan percobaan pada penelitian ini terdiri dari 6 taraf abu akar resam x 4 ulangan x 25 tanaman = 600 tanaman percobaan, dari tiap satuan percobaan diambil 4 tanaman pengamatan, maka jumah keseluruhan tanaman pengamatan adalah 4 tanaman pengamatan x 6 taraf abu resam x 4 ulangan = 96 tanaman pengamatan. dipindahkan dari persemaian ke lapangan. Alat yang digunakan terdiri dari parang dan cangkul, digunakan untuk mengolah lahan percobaan; karung plastik digunakan untuk menutup abu akar resam yang telah dibuat; gergaji, palu, dan meteran digunakan untuk membuat papan perlakuan; gembor digunakan untuk menyiram tanaman. Waktu dan tempat penelitian Penelitian ini dilaksanakan bulan Desember 2016 sampai Februari 2017, tempat penelitian di Desa Baning Kota Kecamatan Sintang Kabupaten Sintang. Bahan dan Alat Penelitian Bahan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari resam, digunakan sebagai perlakuan utama penelitian dan diambil dari lokasi penelitian; benih sawi hijau, digunakan sebagai tanaman percobaan; papan, paku, kayu, dan cat minyak digunakan untuk membuat nama perlakuan; pelepah pisang digunakan untuk naungan tanaman sawi hijau yang baru HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Tinggi Tanaman Data rerata hasil pengamatan pengaruh abu akar resam terhadap tinggi tanaman diperlihatkan dalam Tabel 1. PIPER No.24 Volume 13 April 2017 3

Tabel 1. Data rerata peubah tinggi tanaman (cm) Ulangan Perlakuan I II III IV Jumlah Rerata b0 38.18 39.68 40.03 40.80 158.68 39.67 b1 36.78 41.15 39.40 33.85 151.18 37.79 b2 41.13 36.43 38.68 35.15 151.38 37.84 b3 40.20 36.98 40.73 41.45 159.35 39.84 b4 39.68 37.13 39.83 40.50 157.13 39.28 b5 36.88 36.53 39.48 41.20 154.08 38.52 Total 232.83 227.88 238.13 232.95 931.78 38.82 Sumber: Pengamatan, 2017 Hasil pengamatan yang dirataratakan memperlihatkan bahwa tanaman paling tinggi adalah tanaman yang diberi 2.5 kg abu akar resam dengan tinggi rata-rata 39.84 cm, sedangkan tanaman terendah pada pemberian 1.5 kg abu akar resam dengan tinggi ratarata 37.79 cm. Hasil analisis ragam peubah tinggi tanaman ditunjukkan pada Tabel 2. Tabel 2. Analisis ragam peubah tinggi tanaman (cm) SK DB JK KT F-hit F-tab 0.05 0.01 Kelompok 3 8.76 2.92 0.55 tn 2.87 4.43 Perlakuan 5 16.26 3.25 0.62 tn 2.71 4.10 Galat 15 79.12 5.27 Total 23 104.14 kk = 5.92% Keterangan : tn = tidak berpengaruh nyata Jumlah Daun Hasil rerata jumlah daun per tanaman dapat dilihat dalam Tabel 3. Tabel 3. Data rerata peubah jumlah daun per tanaman Ulangan Perlakuan I II III IV Jumlah Rerata b0 6.00 5.50 8.75 8.50 28.75 7.19 b1 6.75 11.25 7.25 9.50 34.75 8.69 b2 9.00 9.00 8.00 10.75 36.75 9.19 b3 8.00 10.75 10.00 7.50 36.25 9.06 b4 9.00 7.25 11.00 10.50 37.75 9.44 b5 8.50 6.00 7.50 10.75 32.75 8.19 Total 47.25 49.75 52.50 57.50 207.00 8.63 Sumber: Pengamatan, 2017 4 PIPER No.24 Volume 13 April 2017

Tabel 3 memperlihatkan bahwa jumlah daun paling banyak pada tanaman yang diberi 3.0 kg dengan ratarata 9.44 daun. Jumlah daun paling sedikit pada tanaman yang tidak diberi abu resam dengan jumlah rata-rata 7.19 daun. Hasil analisis ragam peubah jumlah daun tanaman ditunjukkan pada Tabel 4. Tabel 4. Analisis ragam peubah jumlah daun per tanaman SK DB JK KT F-hit F-tab 0.05 0.01 Kelompok 3 9.65 3.22 1.11 tn 2.87 4.43 Perlakuan 5 13.72 2.74 0.95 tn 2.71 4.10 Galat 15 43.51 2.90 Total 23 66.88 kk = 19.75% Keterangan : tn = tidak berpengaruh nyata Hasil analisis ragam seperti yang terlihat pada Tabel 4 menunjukkan bahwa perlakuan pemberian abu akar resam tidak berpengaruh terhadap peubah jumlah daun tanaman sawi hijau per tanaman pada tanah podsolik merah kuning. Berat segar Hasil rerata pengamatan diperlihatkan dalam Tabel 5. Tabel 5. Data rerata peubah berat segar per tanaman (g) Ulangan Perlakuan I II III IV Jumlah Rerata b0 100.00 175.00 87.50 225.00 587.50 146.88 b1 162.50 212.50 150.00 187.50 712.50 178.13 b2 175.00 125.00 175.00 137.50 612.50 153.13 b3 175.00 150.00 125.00 125.00 575.00 143.75 b4 175.00 162.50 150.00 112.50 600.00 150.00 b5 187.50 137.50 225.00 125.00 675.00 168.75 Total 975.00 962.50 912.50 912.50 3762.50 156.77 Sumber: Pengamatan, 2017 PIPER No.24 Volume 13 April 2017 5

Tabel 5 menunjukkan bahwa berat segar tanaman sawi hijau pada tanah PMK per tanaman tertinggi pada pemberian 1.5 kg abu akar resam dengan berat rata-rata per tanaman 178.13 gram, sedangkan berat tanaman terendah pada tanaman yang diberi 2.5 kg abu akar resam dengan berat ratarata 143.75 gram per tanaman. Hasil analisis ragam peubah jumlah daun tanaman ditunjukkan pada Tabel 6. Tabel 6. Analisis ragam peubah berat segar per tanaman (g) SK DB JK KT F-hit F-tab 0.05 0.01 Kelompok 3 540.36 180.12 0.10 tn 2.87 4.43 Perlakuan 5 3704.43 740.89 0.42 tn 2.71 4.10 Galat 15 26686.20 1779.08 Total 23 30930.99 kk = 26.90% Keterangan : tn = tidak berpengaruh nyata Hasil analisis ragam seperti yang terlihat pada Tabel 6 menunjukkan bahwa perlakuan pemberian abu akar resam tidak berpengaruh terhadap peubah berat segar tanaman sawi hijau per tanaman pada tanah podsolik merah kuning. Pembahasan Berdasarkan hasil analisis ragam diketahui bahwa pemberian abu akar resam tidak berpengaruh nyata terhadap peubah yang diamati seperti: tinggi tanaman, jumlah daun, dan berat segar. Pemberian abu resam tidak berpengaruh terhadap tinggi, jumlah daun, dan berat segar tanaman sawi hijau pada tanah PMK diduga karena lahan yang digunakan sebagai tempat penelitian sebelumnya telah digunakan untuk budidaya tanaman lain sehingga sisa pemupukan pada tanaman sebelumnya masih berada di lahan percobaan. Selain itu pada saat pembersihan lahan, gulma yang telah dibersihkan juga dibakar akibatnya abu dan arang dari sisa pembakaran ikut terolah pada saat pencangkulan lahan dan pembuatan petak percobaan. Sisa-sisa pupuk yang berada di tanah PMK tempat percobaan ini dilakukan berupa pupuk organik seperti pupuk kandang, dan pupuk anorganik serta kapur dolomit dan abu dari 6 PIPER No.24 Volume 13 April 2017

pembakaran sebelumnya diduga masih dalam bentuk tersedia bagi tanaman sawi hijau. Akibat dari keberadaan sisasisa pupuk dan abu hasil pembakaran ikut terserap oleh tanaman sawi hijau yang ditanam sehingga dengan pemberian abu resam semakin membuat unsur hara dalam tanah menjadi lebih tersedia dan menyebabkan keberadaan unsur hara dalam kondisi yang berkecukupan. Gardner, Pearce, dan Mitchell (1991: 137) yang menyatakan bahwa status nutrisi bagi tanaman digambarkan ke dalam 4 (empat) zona yaitu defisien, peralihan, cukup dan beracun. Pada zona defisiensi penambahan riap nutrisi menyebabkan peningkatan berat kering. Pada zona peralihan penambahan riap nutrisi menyebabkan peningkatan kandungan nutrisi dalam jaringan tanaman, sehingga berakibat pada penambahan berat kering yang minim. Pada zona berkecukupan penambahan riap nutrisi menyebabkan meningkatnya kandungan unsur hara didalam jaringan tanaman, tidak terjadi adanya peningkatan berat kering atau pertumbuhan. Sedangkan pada zona beracun penambahan nutrisi berakibat pada gangguan metabolisme dalam jaringan tanaman, sehingga pertumbuhan terhambat. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Pemberian abu akar resam tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman sawi hijau pada tanah PMK. 2. Tidak didapati dosis abu akar resam Saran yang menghasilkan pertumbuhan dan hasil tanaman sawi hijau pada tanah PMK. Agar diketahui pemberian abu akar resam berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman sebaiknya dilakukan penelitian ulangan, tetapi pada saat pembersihan lahan percobaan tidak dengan cara dibakar, karena abu yang dihasilkan dari pembakaran menjadi tercampur dengan tanah pada saat pengolahan tanah. DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2000. Morfologi Sawi Hijau. Tani Media. Anonim. 2012. Manfaat Akar Tumbuhan Paku-Pakuan Sebagai Media Tanam. Artikel Ilmiah. Tani Media. Bucman, H.O., Brady, N.C. 1982. Ilmu Tanah. Terjemahan Prof. Dr. PIPER No.24 Volume 13 April 2017 7

Soegiman.. Jakarta: Bhatara Karya Aksara. Cahyono, B. 2003. Tehnik dan Strategi Budi Daya Sawi Hijau. Yogyakarta: Yayasan Pustaka Nusantara. Dhalimi, A. 2003. Pengaruh Sekam Dan Abu Sekam Terhadap Pertumbuhan Dan Kematian Tanaman Panili (Vanilla planifolia Andrews) Di Pembibitan. Buletin TRO Vol. XIV No. 2, 2003. Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat. Gadner,FP., R.Brent Perace, dan Roger L Mitchell. 1991. Terjemahan Herawati Susilo dan Subiyanto. Fisiologi Tanaman Budidaya. Jakarta: Universitas Indonesia Press. Hakim, N. Nyakpa, M.Y. Lubis, A.M., Nugroho, S.G. Saul, M.R., Diha, M.A., Hong, G.B., Balley, H.H. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Lampung: Universitas Lampung. Hardjowigeno, S. 1992. Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis. Jakarta: Akademika Pressindo. Hardjowigeno, S. 2003. Ilmu Tanah. Jakarta: Akademika Pressindo. Haryanto, E. Suhartini, T. Rahayu, E. Sunarjono, H. 2003. Sawi dan Selada. Jakarta: Penebar Swadaya. Heru dan Yovita. 2003. Budidaya Sawi. Jakarta: Penebarswadaya. Margiyanto, E. 2007. Budidaya Tanaman Sawi. Bantul: Cahaya Tani. Mulyanto, H., 1995. Pemanfaatan Beberapa Jenis Abu Sebagai Alternatif Sumber K Untuk Media Pembibitan Kopi Robusta. Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Poeloengan, Z, Supriyadi, dan Sugiono. 2002. Pupuk Kalium dari Abu Tandan Kelapa Sawit. Berita Penelitian Perkebunan XI (2):77 84. Poerwowidodo. 1992. Telaah Kesuburan Tanah. Bandung: Angkasa. Resiworo, D. 2012. Ilmu Gulma. Yogyakarta: Kanisius. Sastrahidajat dan S. Soemarno. 1996. Bertanam Sawi. Jakarta: Redaksi Agromedia. Sunarjono. 2004. Sawi. Fakultas Pertanian Universitas Sumatra Utara Medan. Sarief, ES., 1986. Kesuburan Tanah dan Pemupukan Tanah Pertanian. Bandung: Buana. 8 PIPER No.24 Volume 13 April 2017