BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
Lampiran 1: Kisi-Kisi Instrumen Pedoman Wawancara

KISI KISI UKG 2015 GURU BK/KONSELOR

ISIAN PENILAIAN KINERJA GURU (PKG) BP/BK TAHUN 2014 (Diisi Oleh Kepala Sekolah)

ARAH PENGEMBANGAN MATERI KURIKULUM : Program Pendidikan Sarjana (S-1) BK Program Pendidikan Profesi Konselor (PPK)

MENJADI KONSELOR PROFESIONAL : SUATU PENGHARAPAN Oleh : Eva Imania Eliasa, M.Pd

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2008 TENTANG STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI KONSELOR

KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI AWAL (UKA) GURU BIMBINGAN DAN KONSELING TAHUN 2015

KOMPETENSI KONSELOR. Kompetensi Konselor Sub Kompetensi Konselor A. Memahami secara mendalam konseli yang hendak dilayani

Pemetaan kompetensi dan sub kompetensi guru secara fomal seperti. berikut: SUB KOMPETENSI. PEDAGOGIK 1. Menguasai teori dan praksis pendidikan

LAMPIRAN 2 INSTRUMEN PK GURU BIMBINGAN DAN KONSELING/KONSELOR

KISI- KISI UJI KOMPETENSI GURU (UKG) Standar Kompetensi Konselor

PEDOMAN WAWANCARA Boyd (1978) Aspek Indikator Pertanyaan. 1. Membantu guru. pembimbing dalam. mengembangkan profesinya.

KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI GURU TAHUN 2012 BIDANG STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

KISI- KISI UJI KOMPETENSI GURU (UKG) (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1.1 Menguasahi ilmu pendidikan dan landasan keilmuannya

KISI- KISI UJI KOMPETENSI GURU (UKG) (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1.1 Menguasahi ilmu pendidikan dan landasan keilmuannya

KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI AWAL TAHUN 2012 BIDANG STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

BAB II KAJIAN TEORI. industri. Istilah kinerja berasal dari kata Job performance (prestasi kerja). Kinerja

PERTEMUAN 13 PENYELENGGARAAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING PADA JALUR PENDIDIKAN

BAB II KAJIAN TEORI. menjadi petugas pelaksana pelayanan konseling. Sebutan pelaksana pelayanan ini

Program BK Komprehensif. Instrumen Bimbingan dan Konseling. 07/04/2009. Mata Kuliah Instrumen dan Media BK 1

BAB IV ANALISIS PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PEMBINAAN KEDISIPLINAN SISWA DI SMP NEGERI 3 WARUNGASEM KABUPATEN BATANG

BAB I PENDAHULUAN A. Alasan Praktik Pengalaman Lapangan Bimbingan dan Konseling

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN DAN ANALISIS DATA

PROFESI BIMBINGAN DAN KONSELING DI ERA DISRUPSI: PELUANG DAN TANTANGAN

KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI 2013 MATA PELAJARAN BIMBINGAN KONSELING

PEMETAAN KOMPETENSI GURU BIMBINGAN KONSELING DI PROVINSI BENGKULU. Oleh: Rita Sinthia, Anni Suprapti dan Mona Ardina.

Sebuah Rekonseptualisasi Yang Dilatarbelakangi Oleh Sebuah Fakta

BAB I PENGANTAR A. Alasan Praktik B. Tujuan Praktik

SATUAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK SIKLUS I

Sebuah Rekonseptualisasi Yang Dilatarbelakangi Oleh Sebuah Fakta

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

KISI-KISI UJI KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN PROFESIONAL PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU BIMBINGAN KONSELING (BK)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. mendukung proses penulisan yang lancar sesuai dengan tujuan penulisan.

TINGKAT PENGUASAAN KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN PROFESIONAL GURU BIMBINGAN DAN KONSELING

BAB I PENDAHULUAN 1 P P L U N Y

VIII. RUBRIK PENILAIAN KINERJA GURU BK/KONSELOR

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu. akses kepada anak usia sekolah dengan diberikannya KIP.

BAB V PEMBAHASAN. analisis dikemukakan oleh Miles dan Huberman. Analisis data kualitatif dilakukan

Oleh : Sugiyatno, M.Pd

Aspek dan Indikator Kompetensi Profesional Guru Bimbingan dan Konseling

KISI PLPG 2013 MATA PELAJARAN BIMBINGAN KONSELING

Oleh: DR.DADANG JUANDI, S.Pd.,M.Si. PENDIDIKAN MATEMATIKA FPMIPA UPI

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Masalah. 1. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu kebutuhan yang sangat penting bagi manusia.

ANGKET ANALISIS KEBUTUHAN SISWA

PENGENTASAN PERILAKU MEMBOLOS PADA SISWA KELAS VIII MELALUI KONSELING KELOMPOK PENDEKATAN BEHAVIORAL TEKNIK LATIHAN ASERTIF DI SMP NEGERI 9 SALATIGA

I. PENDAHULUAN. kehidupan tersebut maka seseorang harus banyak belajar. Proses belajar yang

KONTEKS TUGAS DAN EKSPEKTASI KINERJA KONSELOR

INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA GURU BK/KONSELOR

BAB I PENDAHULUAN 1 P P L U N Y

EVALUASI PENDIDIKAN DAN KINERJA GURU PAI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN DAN ANALISIS DATA

BAB III METODE PENELITIAN. sejauh mana variasi pada satu variabel berkaitan dengan variasi pada satu atau

BAB III METODE PENELITIAN. (PTK). PTK merupakan salah satu pendekatan dalam penelitian yang berbasis

TANTANGAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENINGKATKAN MUTU

BAB II PELAKSANAAN A. PERSIAPAN. a. Observasi Proses Layanan Bimbingan Klasikal. a. Cara membuka pemberian layanan klasikal. 1. Cara penyajian materi

2 Menetapkan : Negara Republik Indonesia Nomor 4496) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas P

PERAN PENDIDIKAN PROFESI GURU BK/ KONSELOR DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI KONSELOR DI INDONESIA

A. KUALIFIKASI PEMBIMBING

BAB II LANDASAN TEORI Kompetensi Profesional guru pembimbing berdasarkan SKAKK

PENERAPAN MODEL KONSELING BEHAVIORISTIK UNTUK MENGATASI SISWA SERING TIDAK MASUK SEKOLAH KELAS X SMK NU LASEM REMBANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

INSTRUMEN PENYELENGGARAAN BIMBINGAN DAN KONSELING

TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Program Bimbingan dan Konseling. pelayanan bimbingan dan konseling dalam periode tertentu.

BAB II LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DIMTs NEGERI 1 CILEGON

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research). Reason &

KODE ETIK GURU INDONESIA

Panduan Pembimbingan Akademik

BAB III METODE PENELITIAN

STUDI KASUS MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR RENDAH DENGAN PENDEKATAN KONSELING BEHAVIOR PADA SISWA KELAS X1 IPA 3 SMA I MEJOBO KUDUS TAHUN PELAJARAN

LAYANAN KONSELING DI SEKOLAH (KONSEP & PRAKTIK)

ASSALAMU ALAIKUM WR.WB.

RENDAHNYA KUALITAS PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KOTA LAMONGAN

I. PENDAHULUAN. daya insani bermutu, seperti yang tercantum dalam UU RI No. 20 tahun tentang Sistem Pendidikan Nasional yakni:

KONFERENSI KASUS SEBAGAI TEKNIK PEMECAHAN MASALAH KONSELI. Kata kunci : konferensi; kasus; asas kerahasiaan; helper

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Membolos merupakan salah satu perilaku siswa di sekolah yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam lembaga pendidikan (sekolah) bantuan bagi peserta didik (klien) sering

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN DAN ANALISIS DATA

PEDOMAN BIMBINGAN DAN KONSELING MAHASISWA

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN II DI SMP NEGERI 7 SEMARANG TAHUN AJARAN 2012/ 2013

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2009 TENTANG STANDAR PEMBIMBING PADA KURSUS DAN PELATIHAN

UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK

STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI INSTRUKTUR

SKRIPSI Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Ekonomi.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI

BIMBINGAN DAN KONSELING DAN PENELUSURAN MINAT DI SMP DALAM KURIKULUM 2013

BAB II PERENCENAAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL

BAB I PENDAHULUAN. didik dapat mempertahankan hidupnya kearah yang lebih baik. Nasional pada Pasal 1 disebutkan bahwa :

TUGAS INSTRUMEN BIMBINGAN DAN KONSELING EVALUASI BIMBINGAN DAN KONSELING

Sasaran dan. Pengembangan Sikap Profesional. Kompetensi Dasar

DIDI KASIANDI NIM

KEPUTUSAN PENGURUS BESAR ASOSIASI BIMBINGAN DAN KONSELING INDONESIA (PB ABKIN) Nomor: 010 Tahun 2006 Tentang

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMA NEGERI 4 SEMARANG. Disusun oleh : Nama : Rizal Akhmad Prasetyo NIM : Jurusan/Prodi : HKn/PPKn

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN DAN ANALISIS HASIL

BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM Disampaikan oleh HARTONO Program Studi BK FKIP Universitas PGRI Adi Buana Surabaya

BAB IV ANALISIS. 2002), hlm.22

Transkripsi:

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian 4.1 Persiapan Persiapan merupakan hal penting yang harus dilaksanakan untuk mendukung proses penelitian yang lancar sesuai dengan tujuan penelitian. Persiapan yang dilakukan diantaranya adalah handphone untuk memotret, kertas catatan, pena dan alat pendukung lainnya. Selain itu peneliti juga mempersiapkan garis besar pertanyaan wawancara agar wawancara dapat terarah pada informasi yang diperlukan bagi peneliti. Persiapan lain yang dilakukan oleh penulis adalah persiapan mental, persiapan ini dilakukan karena penulis merupakan instrumen kunci dalam penelitian ini. Dalam penelitian kualitatif, penulis merupakan instrumen peneliti atau pengumpul data utama. 4.2 Pelaksanaan Penelitian Pelaksanaan penelitian diambil dengan menentukan calon-calon subjek penelitian. Kegiatan ini penulis lakukan melalui wawancara formal dengan ketiga guru BK dan kepala SMA Kristen 1 Salatiga yang sudah penulis kenal dengan baik Setelah terpilih 4 subjek yang terdiri dari 3 guru BK dan kepala SMA Kristen 1 Salatiga, kemudian penulis menemui ketiga guru BK dan kepala SMA Kristen 1 Salatiga untuk mengadakan janji dan menanyakan kesediaan calon subjek untuk melakukan wawancara. Setelah menanyakan kesediaan subjek penelitian untuk melakukan wawancara, dengan memberi pengertian bahwa semua hasil wawancara akan digunakan untuk kepentingan penelitian. Penulis juga memberitahukan tujuan dari penelitian yang sedang dilakukan agar subjek dapat memberikan informasi yang sesuai dengan kebutuhan penulis. 1

Penulis mengadakan penelitian pada tanggal 19 November 2013 dengan mengadakan wawancara terbuka kepada tiga guru BK di SMA Kristen 1 Salatiga. Ada beberapa pertanyaan yang penulis ajukan kepada guru BK, yang telah penulis siapkan dalam pedoman wawancara. Penulis mencatat dengan hati-hati jawaban dari ketiga subjek, hasilnya bermacam-macam data yang terkumpul di lapangan. Penulis melanjutkan penelitian lanjut pada tanggal 8 Agustus 2014, pukul 08.00 WIB di SMA Kristen Salatiga untuk bertemu dengan ketiga guru BK yang ada di kantornya masing-masing. Kemudian penulis meminta waktu untuk melakukan wawancara kembali untuk mencari data dan kebetulan waktu itu ketiga guru BK tidak masuk kelas dan sedang santai. Akhirnya wawancara bisa kembali dilakukan untuk mencari data secara terus menerus, sampai datanya jenuh. Setelah selesai wawancara dengan ketiga guru BK, penulis melanjutkan mewawancarai kepala sekolah seputar kinerja guru BK dan kerjasam guru BK dengan pihak-pihak lain di sekolah. Salah satu faktor yang ditekankan dalam wawancara adalah keterbukaan dan kepercayaan subjek kepada penulis sehingga perlu dipahami secara baik bahwa tujuan dari penelitian ini semata-mata adalah untuk kepentingan penelitian. Tempat dan waktu diatur sesuai dengan kesediaan subjek dan diatur sedemikian rupa agar tidak terjadi tekanan dalam wawancara. Hal ini bertujuan agar hal-hal yag berkaitan dengan sikap subjek dapat bersifat natural tanpa ada yang dibuat-buat. 4.3. Wawancara Proses wawancara kepada subjek I, II, III, dan IV dilakukan pada hari yang berbeda-beda sesuai kesepakatan penulis dengan subjek. Hasil wawancara merupakan dokumen rahasia penelitian, untuk itu nama tempat dan nama-nama yang disebutkan dalam wawancara dirahasiakan untuk kepentingan penelitian dan agar proses wawancara berjalan sesuai tujuan, maka penulis mempersiapkan pedoman wawancara yang digunakan untuk mengarahkan 2

pertanyaan pada subjek, hal ini dapat membantu penulis tetap fokus pada pokok permasalahan yang akan digali. Subjek penelitian ini telah dikenal sebelumnya oleh peneliti sehingga memudahkan subjek untuk berbicara secara terbuka kepada peneliti tanpa sungkan. Subjek I,II dan III adalah guru BK SMA Kristen 1 Salatiga dan subjek IV adalah kepala SMA Kristen 1 Salatiga. 4.4. Pengumpulan Data 4.4.1. Catatan Lapangan Penulis membuat catatan lapangan dalam bentuk verbatim wawancara. Verbatim wawancara merupakan data mentah yang sudah di proses, sebagiannya dalam bentuk transkrip wawancara atau dapat dikatakan memberi catatan pada orang yang diwawancarai dalam bentuk transkrip (Poerwandari dalam Maria, 2009). 4.4.2. Reduksi Data Reduksi data merupakan proses meringkas data yang dilakukan dengan membuat abstraksi rangkuman inti, dan proses-proses dalam pertanyaan dengan tetap menjaga taat asas. Penulis membuat transkrip data dari catatan dan mempelajari secara teliti dan cermat seluruh data yang sudah terkumpul untuk membuat deskripsi wawancara. 4.4.3. Kategorisasi Di dalam proses pengkategorisasian data yang merupakan hasil wawancara, peneliti melakukan coding, yaitu usaha untuk memahami data melalui simbol-simbol atau kode-kode dalam rangka mempermudah proses kategorisasi, berupa angka-angka latin (1, 2, 3, dan seterusnya...) yang menunjukkan baris. Sedangkan kode berbentuk angka romawi ( I, II, III, dan seterusnya...) merupakan kode untuk menunjukkan subjek. Kode romawi 3

yang menunjukkan subjek akan diikuti kode dalam angka latin yang akan menunjukkan baris disamping deskripsi wawancara. 4.5. Interpretasi Data 4.5.1. Hasil Pengumpulan Data Penelitian ini dilakukan pada 4 orang subjek, yang sudah ditentukan sebelumnya oleh peneliti. Subjek yang diwawancarai terdiri dari 3 orang guru BK dan kepala SMA Kristen 1 Salatig. Masing-masing subjek penelitian diwawancarai dengan menggunakan panduan wawancara yang sama untuk ketiga guru BK dan panduan wawancara yang berbeda untuk kepala sekolah, namun dikembangkan berdasarkan situasi dan interaksi antara peneliti dengan subjek yang diwawancarai. Hasil wawancara masing-masing subjek dianalisis sebagai berikut: 1. Subjek I a. Gambaran umum subjek Subjek biasa disapa ibu Rina. Bernama lengkap Rina Purwanti Widyastuti. Pada saat diwawancarai subjek bersikap ramah, santai dan terbuka. Sekilas mengenai subjek yang lahir di Klaten, 24 Februari 1969. Alumni dari UKSW tahun 1991. Menjadi guru BK di SMA Kristen 1 Salatiga sejak tahun 2003, sudah bekerja selama 11 tahun. Memberi layanan BK di kelas X. b. Observasi selama wawancara Pengambilan data saat wawancara dilakukan di sekolah yaitu di kantor guru pada saat subjek tidak mengajar atau tidak masuk kelas. Wawancara dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara, handphone untuk dokumentasi, kertas catatan, pena untuk mencatat hasil wawancara. Penulis mendengarkan dengan cermat dan menulisnya dengan hati-hati. 4

Wawancara di lakukan sebanyak 3 kali secara bertahap dalam kurun waktu 9 bulan. Dari awal wawancara sampai akhir, subjek terlihat ramah, santai, lembut dalam bertutur kata dan terbuka sehingga suasana menjadi nyaman. Subjek merupakan sosok guru BK yang menginspirasi muridnya untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan di sekolah. 2. Subjek II a. Gambaran umum subjek Subjek biasa disapa bapak Yosep. Bernama lengkap Yosep Ariyanto. Pada saat diwawancarai subjek sedang membuat laporan di note booknya sehingga wawancara dilakukan di sela-sela kesibukan yang dilakukan subjek. Subjek cukup terbuka saat menjawab pertanyaan. Data diri subjek yang lahir di Grobogan, 9 Desember 1979. Alumni dari UKSW jurusan Bimbingan dan Konseling, tahun 2003. Menjadi guru BK di SMA Kristen 1 Salatiga sejak tahun 2006 sampai sekarang, sudah bekerja hampir 8 tahun. Di sekolah juga sebagai koordinator guru BK dan memberi layanan BK di kelas XII. b. Observasi selama wawancara Pengambilan data saat wawancara dilakukan di sekolah yaitu di kantor guru pada saat subjek tidak mengajar atau tidak masuk kelas. Wawancara dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara, handphone untuk dokumentasi, kertas catatan dan pena untuk mencatat hasil wawancara. Penulis mendengarkan dengan cermat dan menulisnya dengan hati-hati. Wawancara dilakukan sebanyak 3 kali secara bertahap dalam kurun waktu 9 bulan. Dari awal wawancara sampai akhir, subjek terlihat santai, dan terbuka sehingga suasana menjadi akrab. 5

3. Subjek III a. Gambaran umum subjek Subjek biasa disapa ibu Ika. Bernama lengkap Ika Dwi Nurhayu. Lahir di Salatiga, 25 Januari 1986. Alumni dari UKSW jurusan Bimbingan dan Konseling, tahun 2007. Menjadi guru BK di SMA Kristen 1 Salatiga sejak 22 Februari 2010, sudah bekerja selama 4 tahun. Memberi layanan BK di kelas XI. Pada saat diwawancarai subyek bersikap ramah, banyak senyum, santai dan terbuka. b. Observasi selama wawancara Pengambilan data saat wawancara dilakukan di sekolah yaitu di kantor guru pada saat subjek tidak mengajar atau tidak masuk kelas. Wawancara dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara, handphone untuk dokumentasi, kertas catatan dan pena untuk menulis hasil wawancara. Penulis mendengarkan dengan cermat dan menulisnya dengan hati-hati. Wawancara dilakukan sebanyak 3 kali secara bertahap dalam kurun waktu 9 bulan. Dari awal wawancara sampai akhir subjek terlihat ramah, santai, banyak senyum dan terbuka sehingga suasana menjadi nyaman. 4. Subjek IV a. Gambaran umum subjek Subjek biasa disapa ibu Kris. Bernama lengkap Dra. Kriswinarti. Lahir di Boyolali, 7 September 1963. Alumni dari Universitas Kristen Satya Wacana tahun 1988. Menjabat sebagai kepala SMA Kristen 1 Salatiga sejak oktober 2005, sudah bekerja selama 9 tahun. 6

Visi sekolah yang di pimpin: berkarakter, berprestasi serta peduli lingkungan atas kesadaran diri berdasarkan firman Tuhan. b. Observasi selama wawancara Pengambilan data saat wawancara dilakukan di sekolah, yaitu pada saat subjek berada di kantornya. Wawancara dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara, kertas catatan, pena dan handphone untuk dokumentasi. Penulis mendengarkan dengan cermat dan menulisnya dengan hati-hati. Pada saat diwawancarai subjek bersikap ramah, akrab, hangat dan terbuka. 4.6. Analisis Hasil Penelitian Peneliti telah melaksanakan pengumpulan data dan diolah menurut prosedur yang telah dijabarkan dalam teknik analisis data. Hasil penelitian yang diperoleh adalah sebagai berikut: Tabel 4.1. KOMPETENSI KONSELOR GURU BK DI SMA KRISTN 1 SALATIGA KOMPETENSI INTI YANG DILAKUKAN GURU BK/KONSELOR SEKOLAH A. KOMPETENSI PEDAGOGIK 1. Menguasai teori dan praktik 1.1 Ketiga Guru BK lulusan dari S-1 FKIP BK tahun 1991, 2003 dan 2007. Telah bekerja menjadi guru BK di SMA kristen 1 Salatiga, ada yang sudah 11, 8 dan 4 tahun. (I.1), (II.6), (III.2) 1.2 Mengadopsi dan meramu materi 7

2. Mengaplikasikan perkembangan fisiologis dan psikologis serta perilaku konseli 3. Menguasai esensi pelayanan bimbingan dan konseling dalam jalur, jenis, dan jenjang satuan pendidikan bimbingan yang diambil dari buku dan dari teori para ahli dan dari internet, supaya ketika bimbingan klasikal di kelas dalam waktu 45 menit dapat bermanfaat dan tujuan tercapai bagi siswa. (I.2) 1.3 Sebagai Guru BK dituntut harus bisa komputeruntuk menunjang dalam pembelajaran BK, misalnya mencari materi untuk motivasi anak dengan browsing di internet, membuat main map yang menarik agar mudah dalam belajar. (1.2) 1.4 Menambah ilmu pengetahuan untuk kemajuan sekolah, dengan selalu belajar setiap waktu. (II.7) 2.1 Dengan melihat tugas perkembangan anak SMA atau usia remaja dalam membantu masalah konseli dan memberikan bimbingan yang sesuai dengan kebutuhan anak SMA. (III.2) 3.1 Guru BK menyediakan hasil pemetaan latar belakang individu/konseli meliputi jenis kelamin, agama, kemampuan akademik, keluarganya (pendidikan dan pekerjaan orang tua/wali) dan menampilkan grafik hubungan antara kebutuhan layanan sesuai data yang dimiliki kemudian menindaklanjuti 8

hasil tersebut. (III.12) B. KOMPETENSI KEPRIBADIAN 4. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa 5. Menghargai dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, individualitas dan kebebasan memilih 4.1 Setiap jumat Guru BK mendampingi siswa di kelas dalam renungan tutup pekan yang berisi doa bersama, menyanyikan puji-pujian diiringi gitar, membacakan ayat-ayat alkitab dan beramal. (I.3) 4.2 Setiap hari setelah selesai pembelajaran dan sebelum pulang ada kegiatan tutup siang seluruh guru dipimpin kepala sekolah untuk mengadakan evaluasi pembelajaran pada hari itu dan ditutup dengan berdoa bersama dan puji-pujian dengan diiringi gitar. (II.8) 4.3 Membantu mencarikan bantuan dana bagi siswa yang tidak mampu melalui pemerintah yaitu dana BOS dan BSM (Bantuan Siswa Miskin). (II.7) 5.1 Memberikan materi bimbingan klasikal yang menarik dan bermanfaat bagi siswa mencakup layanan pribadi, sosial, belajar dan karier. (III.13) 5.2 Mendampingi siswa dalam kegiatan ekstrakulikuler di sekolah, sesuai minat dan bakatnya. (II.8) 9

6. Menunjukkan integritas dan stabilitas kepribadian yang kuat 7. Menampilkan kinerja berkualitas tinggi 5.3 Menampilkan toleransi tinggi terhadap konseli yang menghadapi masalah dan stres. (I.3) 5.4 Membantu permasalahan konseli yang mengalami kebingungan dalam pemilihan karier. (II.8) 5.5 Fokus permasalahan siswa sampai masalah siswa terentaskan. ( II.8) 5.6 Pelayanan yang optimal dengan sepenuh hati untuk siswa. (III.13) 6.1 Menampilkan sikap yang tidak suka marah, tegas dalam menghadapi siswa, dan sabar. (I.3) 6.2 Peka dalam mengikuti perkembangan zaman dan perkembangan konseli, karena yang dihadapi adalah konseli yang setiap waktu mengalami perubahan dalam berperilaku. (I.3) 6.3 Menunjukkan sikap empati ketika ada siswa yang mengalami masalah dan membantu menyelesaiakan masalah siswa sampai tuntas. (III.13) 6.4 Menampilkan toleransi tinggi terhadap konseli yang menghadapi masalah dan stres. (I.3) 6.5 Selalu memberikan pendampingan, penguatan dan penghiburan kepada siswa yang bermasalah. (I.3) 7.1 Mengadakan dinamika kelompok pada saat bimbingan klasikal di 10

kelas. (I.3) 7.2 Memberikan materi bimbingan klasikal yang menarik dan bermanfaat bagi siswa mencakup layanan pribadi, sosial, belajar dan karier. (III.13) 7.3 Membuat materi bimbingan klasikal yang menarik dan dibutuhkan siswa dengan menceritakan kisah nyata atau tokoh yang dapat menginspirasi dan memberi pesan moral kepada siswa sehingga dapat memberikan gambaran kepada siswa dan dapat memotivasi siswa. (III.13) 7.4 Datang kesekolah tepat waktu, dan saat mendapatkan jatah piket datang lebih awal dan lebih pagi untuk berjaga di depan sekolah dan mencatat siswa yang terlambat. (III.13) 7.5 Selalu bersemangat dalam menghadapi siswa di kelas, pada saat konseling dan di lingkungan sekolah. (III.13) 7.6 Guru BK harus berpenampilan menarik, dan menyenangkan didepan siswa karena itu memperlihatkan sebagai contoh yang baik. (III.13) 7.7 Berkomunikasi secara efektif dengan siswa dalam memberikan informasi seputar pendikikan di perguruan 11

tinggi. (III.13) 7.8 Memberikan informasi kepada siswa tentang jenis-jenis pekerjaan. (III.3) 7.9 Memberikan informasi lowongan pekerjaan di supermarket kepada siswa yang sudah lulus yang tidak melanjutkan kuliah. (III.3) 7.10 Memberikan informasi perilaku siswa yang bermasalah kepada orang tua siswa untuk kemajuan siswa, sebaliknya orang tua siswa juga memberikan informasi tentang anaknya kepada guru BK sehingga tercipta komunikasi dua arah yang efektif. (III.13) 7.11 Berkomunikasi dengan orang tua siswa, guru mapel, guru wali kelas, kepala sekolah, alumni siswa, dan bekerjasama dengan narasumber di luar sekolah. (I.3) 7.12 Pendekatan sungguh-sungguh dengan siswa yang bermasalah dengan memberikan perhatian khusus, penguatan, dan motivasi yang memang dibutuhkan siswa. (III.13) 7.13 Diskusi saat pelayanan di kelas dan pada saat berorganisasi. (II.8) 7.14 Sharing permasalahan anak dengan guru kelas dan guru mapel. (II.8) 7.15 Mengadakan gameatau permainan yang bermakna di kelas. (I.3) 12

7.16 Membuat siswa nyaman dengan melakukan pendekatan sepenuh hati. (I.3) 7.17 Mengadakan networking dan carier day dengan mendatangkan alumni siswa yang sudah sukses untuk sharing tentang pengalaman belajar sampai bisa berhasil. (I.3), (II.8) 7.18 Memotivasi siswa kelas XII dengan cara mencari foto-foto waktu pertama kali masuk SMA Kristen 1 Salatiga dengan tujuan membangkitkan semangat siswa dan mengingatkan komitmen pertama yaitu ingin berhasil. (II.8) 7.19 Menumbuhkan jiwa kewirausahaan (interpreneurship). (I.3) C. KOMPETENSI SOSIAL 8. Mengimplementasikan kolaborasi intern di tempat bekerja 8.1 Sebagai mediator siswa dengan guru mapel dan guru wali kelas. (I.4) 8.2 Ketika ada siswa yang akan melakukan konseling individu diluar jam BK, guru BK akan memberikan surat keterangan melakukan konseling dan meminta izin dan tanda tangan guru mapel. (I.4) 8.3 Bekerjasama dengan orang tua siswa, guru mapel, guru wali kelas dan tenaga administrasi, bagian humas dalam kegiatan Bimbingan dan 13

9. Berperan dalam organisasi dan kegiatan profesi bimbingan dan konseling 10. Mengimplementasikan kolaborasi antar profesi Konseling di sekolah. (I.4) 9.1 Menaati kode etik profesi bimbingan dan konseling. (III.14) 9.2 Aktif dalam organisasi profesi bimbingan dan konseling, untuk pengembangan diri dan profesi seperti ABKIN, mengikuti seminar, pelatihan motivator, MGBK (Musyawarah Guru Bimbingan Konseling) yang dilakukan setiap 4 bulan sekali, workshop tentang pengembangan diri, sosialisasi tentang BK, pelayanan pemuda di gereja, dan kepengurusan guru BK sekota Salatiga, sebagai sekretaris selama 6 tahun atau 2 periode. (I.4), (II.9), (III.14) 10.1 Case conferens dengan mendatangkan pakar dari FTI UKSW. (I.4) 10.2 Pengembangan karier siswa dengan bekerjasama dengan perguruan tinggi untuk mendapatkan informasi jenisjenis pekerjaan, seperti: Dengan UNIKA jurusan teknologi pangan, UNISBANK untuk memberikan seminar dan motivasi kepada siswa. (I.4) 10.3 Alih tangan kasus dengan bekerjasama dengan dokter dan pusat 14

bimbingan psikologi UKSW. (I.4) 10.4 Kunjungan industri di pabrik Nugget Fiesta untuk memberikan gambaran kerja dan jenis-jenis jabatan kepada siswa. (III.14) 10.5 Expo pendidikan perguruan tinggi sebagai jembatan untuk mendapatkan informasi dan mendaftar langsung bagi siswa yang melanjutkan studi/kuliah. (II.9) D. KOMPETENSI PROFESIONAL 11. Menguasai konsep dan praksis asesmen untuk memahami kondisi, kebutuhan, dan masalah konseli 12. Menguasai kerangka teoretik dan praksisi bimbingan dan konseling 11.1 Kunjungan rumah atau home visit, misalnya untuk masalah siswa yang sering membolos sekolah. (III.15) 11.2 Menyusun dan mengembangkan instrumen asesmen untuk keperluan bimbingan dan konseling. Cara yang digunakan meliputi observasi, interview, skala penilaian, daftar cek masalah, inventori dan beberapa jenis tes. (I.5) 11.3 Asesmen yang digunakan untuk memahami, menilai, atau menaksir karakteristik, potensi, dan untuk mengungkapkan masalah-masalah konseli. (I.5) 12.1 Mengadakan konferensi kasus. (II.10) 12.2 Mengaplikasikan pendekatan / 15

13. Merancang program bimbingan dan konseling 14. Mengimplementasikan program bimbingan dan konseling yang komprehensif model/jenis pelayanan dan kegiatan pendukung bimbingan dan konseling. (II.10) 13.1 Menganalisis kebutuhan konseli. (II.10) 13.2 Menyusun rencana pelaksanaan program bimbingan dan konseling baru, yaitu Parinting Day, kerjasama orangtua dengan siswa yang. (belum dilaksanakan). (I.5) 13.3 Merencanakan sarana dan biaya penyelenggaraan program bimbingan dan konseling. (I.5) 14.1 Melaksanakan program bimbingan dan konseling dengan memberikan layanan dasar bimbingan, layanan responsif, layanan perencanaan individual dan dukungan sistem. (III.15) 14.2 Melaksanakan pendekatan kolaboratif dalam pelayanaan bimbingan dan konseling. (II.10) 14.3 Melaksanakan konseling individu, konseling kelompok, dan konsultasi. 14.4 Melakukan kerja dalam teamwork dengan kepala sekolah, guru-guru, TU dan pihak-pihak di lingkungan sekolah. (II.10) 14.5 Mengelola sarana dan biaya program bimbingan dan konseling. (III.15) 16

15. Menilai proses dan hasil kegiatan bimbingan dan konseling 16. Memiliki kesadaran dan komitmen terhadap etika profesi 15.1 Melakukan evaluasi hasil, proses, dan program bimbingan dan konseling. (III.15) 15.2 Berkomunikasi langsung dengan kepala sekolah tentang program BK, laporan evaluasi dan permasalah anak di sekolah. Tindak lanjut permasalah siswa misalnya dengan melakukan home visit atau kunjungan rumah dan alih tangan kasus dilakukan dengan izin dari kepala sekolah dan kepala sekolah akan memberikan saran dan pembekalan. (III.15) 15.3 Menggunakan hasil pelaksanaan evaluasi untuk merevisi dan mengembangkan program bimbingan dan konseling. (III.15) 16.1 Loyal terhadap sekolah, dengan setia melaksanakan tugas-tugas guru BK dengan penuh kesadaran tinggi. (III.5) 16.2 Melaksanakan referal sesuai dengan keperluan, misalnya anak yang mengalami stres dan kesehatan mentalnya terganggu dialih tangankan kepada psikolog bekerjasama dengan pusat bimbingan psikolog UKSW. (I.5) 16.3 Menjaga rahasia konseli dan dapat memilah mana permasalahan konseli 17

17. Menguasai konsep dan praksisi penelitian dalam bimbingan dan konseling yang bisa didiskusikan dengan teman sejawat. (III.15) 17.1 Mengadakan Penelitian Tindakan Kelas (PTBK). (I.5) 17.2 Merancang PTBK untuk siswa yang berjudul Upaya Meningkatkan Pemahaman Mata Pelajaran IPS/IPA Melalui Main Map (I.5) 17.3 Dalam PTBK berisi rangkaian kegiatan pengumpulkan data, penyusunan rencana, pelaksanaan rencana dalam bentuk tindakan, evaluasi dan penyempurnaan tindakan yang dilakukan. Kegiatan ini dilakukan secara timbal balik membentuk spiral: rencana, tindakan, pengamatan, dan refleksi. (I.5) Tabel 4.2. KINERJA DAN TANGGUNGJAWAB GURU BK SERTA KERJASAMA GURU BK DENGAN KEPALA SEKOLAH DAN GURU DI SMA KRISTEN 1 SALATIGA 1. Kinerja dan tanggungjawab guru BK Kinerja guru BK di sekolah di nilai baik karena sudah sesuai denga job deskripsi, SOP (Standar Operasional Layanan), tata tertib dan mempunyai tanggungjawab masing-masing di tiap-tiap kelas. Kelas X menjadi tanggungjawab guru BK yang bernama RN, kelas XI menjadi tanggungjawab guru BK yang bernama IDN, dan kelas XII menjadi tanggungjawab guru 18

BK yang bernama YA. Secara keseluruhan ketiga guru BK bertanggungjawab memegang kelas X, XI dan XII. Kepala sekolah, guru BK, guru-guru dan staf seluruh sekolahan menjadi satu team work. (IV.16) 2. Kerjasama kepala sekolah dengan guru BK dan pihak- pihak di lingkungan sekolah Kepala sekolah sebagai mekanisme controlmelakukan pendampingan, penguatan dan mengawal setiap hari di sekolah. Setiap selesai pembelajaran ada kegiatan tutup siang seluruh guru dan staf di sekolah untuk penutupan dan evaluasi seluruh pembelajaran hari itu juga, kalau misal ada masalah atau kendala bisa dibicarakan bersama. Kemudian di tutup dengan doa bersama. Untuk evaluasi program keseluruhan biasanya diadakan setiap 2 X dalam 1 semester. Untuk penanganan kasus siswa secara home visit, guru BK meminta izin kepala sekolah dan kepala sekolah akan memberikan saran dan pembekalan. Hasil dari home visit nanti berupa laporan yang di serahkan kepada sekolah dan dikomunikasikan secara langsung. (IV.17) 4.7. Pembahasan 19

Berdasarkan kompetensi konselor guru BK di SMA Kristen 1 Salatiga yang meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional yang dilakukan guru BK sudah sesuai dengan Permendiknas No.27/2008 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor (SKAKK), dimana ketujuhbelas kompetensi inti yang disebut sebagai Kompetensi Pola 17 telah dilaksanakan guru BK di SMA Kristen 1 Salatiga dengan baik di sekolah bersama kepala sekolah yang mengontrol, melakukan pendampingan, penguatan dan mengawal guru BK dalam menjalankan kerja di sekolah. 20