BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh melalui pengolahan data

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh melalui pengolahan data

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu cara mencerdaskan kehidupan bangsa adalah dengan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi dalam dunia medis, telah membawa banyak

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi merupakan suatu pengaturan individu yang sengaja dibentuk untuk

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Tinggi Theologia adalah suatu lembaga pendidikan setingkat

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Dalam memasuki era globalisasi ini, negara Indonesia dihadapkan pada

ABSTRAK Pearson Alpha Cronbach

Nama : Jenis kelamin : Tempat/ Tanggal lahir : Lama Bekerja : Jabatan yang disandang saat ini :

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan Masyarakat Kristen (BIMAS Kristen, 2010) Departemen Agama Propinsi

Studi Deskriptif Mengenai Causality Orientations pada Anggota AIESEC di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk hidup yang senantiasa berkembang dan

LAMPIRAN I KATA PENGANTAR

Abstrak. i UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BAB II LANDASAN TEORI. Bab ini menguraikan definisi dan teori-teori yang dijadikan landasan berpikir

BAB I PENDAHULUAN. bisa bermacam-macam, berkembang dan berubah, bahkan seringkali tidak

BAB I PENDAHULUAN. Sejak tiga tahun yang lalu, WHO sebagai organisasi kesehatan dunia telah

KATA PENGANTAR. Saya Mahasiswi Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha

UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS PSIKOLOGI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN ORANG TUA DENGAN MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan merupakan salah satu pondasi dasar suatu bangsa, sehingga pendidikan merupakan

ABSTRAK McClelland (1953) Ken & Kate Back (1982)

BAB I PENDAHULUAN. Krisis multidimensional dalam bidang ekonomi, politik, dan budaya yang

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan adanya globalisasi yang berpengaruh pada bidang-bidang

3. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Urbanisasi atau perpindahaan penduduk dari desa ke kota sudah menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB V PENUTUP. Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah motivasi memengaruhi komitmen

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kesejahteraan Psikologis. Ryff (1989) mendefinisikan kesejahteraan psikologis adalah sebuah kondisi

BAB I PENDAHULUAN. Menurut H.Dadang Hawari, permasalahan pengkonsumsian alkohol. kesehatan jiwa maupun psikososial (ekonomi, politik, sosial-budaya,

BAB V KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Akuntansi sejumlah 66 siswa di SMK Yadika 4 berusia tahun. Jumlah

HUBUNGAN ANTARA CAUSALITY ORIENTATION DENGAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MAHASISWA SEKOLAH TINGGI ILMU KEPOLISIAN

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan menengah. Tujuan pendidikan perguruan tinggi ialah untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menjalani peran sebagai penuntut ilmu, mahasiswa pada umumnya selalu

BAB I PENDAHULUAN. 1 Ratna Megawangi, Membiarkan Berbeda?, Bandung, Penerbit Mizan, 1999, p. 101

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya, menurut beberapa tokoh psikologi Subjective Well Being

BAB I PENDAHULUAN. tahun , tergolong tercepat di dunia. Menurut hasil Sensus Penduduk

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pendidikan formal merupakan hal yang sangat dibutuhkan oleh setiap

BAB I PENDAHULUAN. studi di Perguruan Tinggi. Seorang siswa tidak dapat melanjutkan ke perguruan

BAB I PENDAHULUAN. pembagian karyawan menjadi karyawan tetap dan karyawan kontrak, baik perusahaan

Topik : school adjustment remaja ADHD yang bersekolah di sekolah umum. hubungan interpersonal yang positif pada remaja ADHD di sekolah umum

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam era globalisasi saat ini persaingan dalam berbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dan berkualitas agar mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan

Lampiran 1 KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan dirinya sehingga mampu menghadapi setiap perubahan yang terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan seluruh rakyat Indonesia. Sistem pendidikan nasional yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Identity Achievement. (Kartono dan Gulo, 2003). Panuju dan Umami (2005) menjelaskan bahwa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan di dunia industri saat ini semakin tinggi. Tidak heran jika

BAB I PENDAHULUAN. Lapangan pekerjaan di Indonesia saat ini semakin terbatas, hal ini

Pedoman Wawancara. Jawaban

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Disiplin merupakan perasaan taat dan patuh terhadap nilai-nilai yang

BAB I PENDAHULUAN. ada sekitar 730 ribu sarjana menganggur, yang terdiri dari 409 ribu lulusan S1

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia diharapkan memiliki kemampuan untuk beradaptasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Strata 1 (S1) Program Studi Pendidikan Akuntansi

KUISIONER SELF-EFFICACY

Perkembangan Sepanjang Hayat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sepakat untuk hidup di dalam satu keluarga. Dalam sebuah perkawinan terdapat

Lampiran 1. Surat Pernyataan. 1. Tujuan dari kuesioner ini adalah pengambilan data untuk skripsi.

BAB VI MOTIVASI KHALAYAK LANGSUNG ACARA MUSIK DERINGS TRANS TV DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tercermin dalam perilaku yang dianggap menimbulkan masalah di sekolah dan

STUDI DESKRIPTIF MENGENAI DERAJAT RESILIENCE PADA ANAK- ANAK DI NANGGROE ACEH DARUSSALAM PASCA GEMPA BUMI DAN TSUNAMI

PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI SUMBER BELAJAR DALAM MENINGKATKAN MINAT BELAJAR DAN MINAT BACA PADA SISWA. Dosen : Nanik Arkiyah, M.

Kata Kunci: Presentasi, Prestasi Belajar Mahasiswa, Mata Kuliah Perkembangan Peserta Didik, Sistem Undian

LAMPIRAN. Panduan Pertanyaan dalam Wawancara Mendalam. Nama :... Peran di PNPM-MPd :...

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. maka diperlukan partisipasi penuh dari putra-putri bangsa Indonesia di berbagai

BAB I PENDAHULUAN. media juga dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap pelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terpenting di dalamnya. Tanpa adanya manusia, organisasi tidak mungkin dapat

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan selanjutnya. Hal ini sesuai dengan Undang-undang RI Nomor 20

Studi Deskriptif School Engagement Siswa Kelas X, XI Dan XII IPS SMA Mutiara 2 Bandung

Generated by Foxit PDF Creator Foxit Software For evaluation only. ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Motivasi Berprestasi Pada Atlet Sepak Bola. Menurut McClelland (dalam Sutrisno, 2009), motivasi berprestasi yaitu

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. penelitian didapatkan dengan membandingkan skor minat belajar siswa antara kelas

TINGKAH LAKU PROSOSIAL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia melalui kegiatan pembelajaran yang dilaksanakannya ( Oleh

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. peralihan dari satu tahap anak-anak menuju ke tahap dewasa dan mengalami

Lampiran 1 Alat Ukur DATA PRIBADI. Jenis Kelamin : Pria / Wanita IPK :... Semester ke :...

HUBUNGAN SELF-CONTROL DENGAN PERILAKU KONSUMTIF SEPATU BERMEREK PADA MAHASISWA UNIVERSITAS GUNADARMA

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sehingga dapat membentuk generasi-generasi yang dapat bersaing di

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran tertentu, dalam interaksi harus ada perubahan tingkah laku. siswa dari tidak tahu menjadi tahu (Slavin, 2008).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja dikenal sebagai masa peralihan dari anak-anak menuju

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Subyek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin

BAB III METODE PENELTIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lingkungan belajar dalam keluarga adalah merupakan lingkungan belajar yang pertama bagi anak untuk mendapatkan

RESUME PERILAKU DAN PENGEMBANGAN ORGANISASI UNTUK UTS

BAB II LANDASAN TEORI. potensial terjadi sebagai hasil dari praktik atau penguatan (reinforced practice)

BAB I PENDAHULUAN. dengan istilah human capital yang memandang sumber daya manusia atau

Studi Deskriptif Student Engagement pada Siswa Kelas XI IPS di SMA Pasundan 1 Bandung

Transkripsi:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh melalui pengolahan data mengenai Causality Orientation terhadap 192 orang mahasiswa semester I Fakultas Psikologi Universitas X Bandung, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut: 1. Sebagian besar mahasiswa semester I Fakultas Psikologi Universitas X Bandung memiliki Causality Orientation Autonomy, yang artinya sebagian besar mahasiswa tersebut memandang sumber dari bermulanya tingkah laku dan proses pengaturan tingkah lakunya didasarkan pada ketertarikan, minat, serta nilai-nilai yang ada didalam dirinya. Sebagian besar mahasiswa tersebut juga memiliki kecenderungan umum untuk berperilaku berdasarkan motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik yang sudah terintegrasi dengan baik dalam dirinya. 2. Sebagian besar mahasiswa semester I Fakultas Psikologi Universitas X Bandung memiliki needs autonomy, competence dan relatedness yang kuat dan cenderung kuat serta menghayati bahwa needs tersebut terpenuhi dan cenderung terpenuhi namun mahasiswa yang memiliki derajat autonomy orientation tinggi, derajat control orientation rendah, dan derajat impersonal orientation rendah 80

81 menghayati needs tersebut lebih kuat dan lebih terpenuhi apabila dibandingkan dengan mahasiswa yang memiliki derajat autonomy orientation tinggi, derajat control orientation tinggi, dan derajat impersonal orientation rendah. 3. Mahasiswa yang memiliki derajat autonomy orientation tinggi, derajat control orientation rendah, dan derajat impersonal orientation rendah memiliki kecenderungan umum untuk berperilaku berdasarkan motivasi intrinsik, yang artinya mahasiswa tersebut menghayati dirinya memiliki needs autonomy, competence dan relatedness yang kuat dan cenderung kuat serta menghayati bahwa needs tersebut terpenuhi dan cenderung terpenuhi, sekaligus mencerminkan kondisi paling optimal untuk berkembangnya motivasi intrinsik yaitu terpenuhinya needs autonomy, competence dan relatedness. Hal ini juga diperkuat oleh ketidakbergantungan kepada rewards, tengat waktu, struktur, keterlibatan ego dan perintah orang lain dalam berperilaku sehingga dapat dikatakan mahasiswa tersebut memiliki kecenderungan umum untuk berperilaku berdasarkan motivasi intrinsik. 4. Mahasiswa yang memiliki derajat autonomy orientation tinggi, derajat control orientation tinggi, dan derajat impersonal orientation rendah memiliki kecenderungan umum untuk berperilaku berdasarkan motivasi ekstrinsik yang sudah terintegrasi dalam dirinya secara penuh. Ini berarti mahasiswa tersebut menghayati memiliki needs autonomy, competence dan relatedness yang kuat dan cenderung kuat serta menghayati bahwa needs tersebut terpenuhi dan cenderung

82 terpenuhi namun dipengaruhi oleh kebergantungan kepada pada rewards, tengat waktu, struktur, keterlibatan ego dan perintah orang lain yang berarti serta kontrol lingkungan yang kuat sehingga dapat dikatakan mahasiswa tersebut berperilaku berdasarkan motivasi ekstrinsik yang sudah terintegrasi dalam dirinya. 5. Mahasiswi semester I Fakultas Psikologi Universitas X Bandung lebih banyak yang tergolong memiliki derajat autonomy orientation tinggi, derajat control orientation rendah, dan derajat impersonal orientation rendah, sementara mahasiswa semester I Fakultas Psikologi Universitas X Bandung lebih banyak yang tergolong memiliki derajat autonomy orientation tinggi, derajat control orientation tinggi, dan derajat impersonal orientation rendah. 5.2. SARAN Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dikemukakan sebelumnya maka peneliti mengajukan beberapa saran, yaitu: 5.2.1. Saran Untuk Penelitian Lanjutan 1. Dapat dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai causality orientations dengan sampel yang lebih bervariasi dan diharapkan dapat memperoleh gambaran mengenai causality orientations yang lebih luas, terutama control orientation dan impersonal orientation 2. Berdasarkan hasil penelitian ini diperoleh data, terdapat perbedaan control orientation antara laki-laki dan perempuan. Untuk memperjelas hasil ini

83 disarankan melakukan penelitian dengan jumlah sampel yang seimbang antara laki-laki dan perempuan untuk melihat peran jenis kelamin terhadap causality orientation tersebut. 5.2.2. Saran Gunalaksana 1. Disarankan para staf pengajar Fakultas Psikologi Universitas X Bandung dapat memanfaatkan informasi ini untuk dapat menciptakan situasi belajar yang menunjang autonomy orientation yaitu dengan memberi kesempatan pada mahasiswa untuk mengembangkan rasa ingin tahu dan ketertarikan mahasiswa terhadap psikologi sehingga dapat mempertahankan atau bahkan meningkatkan hasil belajar yang optimal dari para mahasiswa. 2. Disarankan para orang tua mahasiswa semester I Fakultas Psikologi Universitas X Bandung dapat memanfaatkan informasi ini untuk dapat menciptakan situasi belajar yang menunjang autonomy orientation yaitu dengan memberi kesempatan pada mahasiswa untuk mengembangkan rasa ingin tahu dan ketertarikan terhadap psikologi sehingga dapat mempertahankan atau bahkan meningkatkan hasil belajar yang optimal dari para mahasiswa. 3. Disarankan para mahasiswa semester I Fakultas Psikologi Universitas X Bandung dapat memanfaatkan informasi tentang autonomy orientation ini untuk meningkatkan rasa ingin tahu dan ketertarikan terhadap ilmu psikologi sehingga dapat mempertahankan atau bahkan meningkatkan hasil belajarnya.

84